Teori Fungsionalisme Struktural Landasan Teori

24 generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. www.Wikipedia.combahasa-Indonesia- ensiklopedia-bebas-untuk-Budaya. Dari definisi diatas dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah suatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstak. Sedangkan wujud kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, sistem mata pencaharian hidup. organisasi sosial, sistem religi dan kesenian. Yang kesemuanya ditinjukan untuk membantu menusia dalam melangsungkan kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini dari ketujuh unsur budaya, hanya sistem kepercayaan yang digunakan, yaitu batu giok dalam ajaran konfusius.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Fungsionalisme Struktural

Dalam membahas fungsi batu giok bagi masyarakat Cina, secara lebih mendetail, penulis menggunakan teori fungsionalisme struktural yang di kemukakan oleh August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Universitas Sumatera Utara 25 Teori fungsionalisme struktural adalah suatu bangunan teori yang peling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional yaitu August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama hal nya dengan pendekatan lainnya, pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial. Teori structural fungsional ini awalnya berangkat dari pemikiran Emile Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh August Comte dan Herbet Spencer. Dengan pemikirannya mengenai analogi organismik kemudian berkembang lagi oleh Herbet Spencer dengan membandingkan dan mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisme, sehingga akhirnya berkembang menjadi apa yang disebut dengan requisite functionalism, dimana ini menjadi panduan bagi analisa substantif Spencer dan penggerak analisa fungsional. Dipengaruhi oleh kedua orang ini, studi Durkheim tertanam kuat terminologi organismik tersebut. Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana didalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim Universitas Sumatera Utara 26 dalam teori Parsons dan Merton mengenai structural fungsional. Dalam penelitian ini teori fungsionalisme mengacu pada beberapa fungsi batu giok, diantaranya fungsi batu giok sebagai penguburan, sebagai ilmu pengobatan, dan benda fungsional. www.Teori_struktural_fungsional-wikipedia-bahasa- indonesia.html

2.3.2 Teori Semiotik