6. Keputusan Kepala BPS No.100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata
kerja BPS 7.
Peraturan Pemerintahan No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik
c Tahun 1986 ditetapkan Peraturan Pemerintah No.16 yaitu yang mengatur
Organisasi dan Tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 PP No.6 tahun 1986 diganti. Berdasarkan PP No.6 tahun 1980 ditiap provinsi terdapat
perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi. Di kabupatenkotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor
Statistik KabupatenKotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No.6 dan 7 tentang sensus dan statistic.
Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statsitik sekaligus
mengatur tata kerja dan struktur Organisasi BPS yang baru.
3.2 Visi dan Misi
3.2.1 Visi
Badan Pusat Statistik mempunyai Visi menjadi informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas,
ilmu dan teknologi yang mutahir.
3.2.2 Misi
Dalam menunjang pembangunan nasional BPS mengembangkan Visi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif
dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistic dan pengembangan ilmu pengetahuan statistic dan kehidupan masyarakat.
3.3 Uraian Singkat Tentang Kabupaten Simalungun
Geografi
Kabupaten Simalungun terletak antara 02 36-03
18’ Lintang Utara dan 98 32-
99 35’ Bujur Timur, dan berbatasan dengan 6 kabupaten tetangga yaitu Kabupaten
Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara dan Kota Pematang Siantar.
Luas wilayahnya adalah 4.386,6 km
2
atau 6,12 dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, dan terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 345 desanagori.
Penduduk
Pada dasarnya penduduk adalah merupakan modal dasar pembangunan, oleh karena itu data statistik kependudukan mutlak diperlukan untuk kepentingan
perencanaan pembangunan dengan segala aspeknya. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja, mengakibatkan meningkatnya
jumlah pengangguran.