Penerimaan lateks Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas lateks

2.4 Penerimaan lateks

Setiap satuan bobot karet kering,atau diberikan suatu premi tambahan untuk kelebihan hasil yang diperoleh diatas ketetapan yang sudah ditentukan, maka sudah seharusnya untuk kedua keadaan tersebut ditentukan pendapatan tiap hari untuk tiap penyadap. Walaupun penyadapan dilakukan dengan upah harian, pengawasan atas tiap penyadap seseorang, baik pemeriksaan atas produksi maupun kadar karet dari lateks hasil sadapannya. a Bobot atau isi lateks Caranya adalah : Penentuan hasil penyadapan atas dasar volume, dapat juga ditetapkan beratnya. Untuk hasil lateks ditimbang sehingga diketahui bobotnya . b Kadar karet kering KKK Koagulasi berlangsung dengan cepat, lembaran dikeringkan dengan menggunakan sehelai kain. Setelah ditimbang akan diketahui berat basahnya. Dengan menggunakan “angka faktor pengeringan “. c Pengangkutan lateks Dalam ppengangkutan lateks ke pabrik harus dijaga agar lateks tidak terlalu tergoncang dan terlalu kepanasan karena dapat berakibat terjadinya prakoagulasi di dalam tangki. Dalam keadaan keadaan Universitas Sumatera Utara tertentu, lateks dalam tangki tersebut perlu diberi obat anti koagulan untuk mencegah terjadinya prakoagulasi di dalam tangki.

2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas lateks

Lateks sebagai bahan baku hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, diantaranya adalah : a Faktor di kebun jenis klon,system sadap, kebersihan pohon, dan lain- lain b Iklim musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil c Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat. d Pengankutan goncangan,keadaan tangki,jarak,jangka waktu. e Kualitas air dalam pengolahan. f Bahan-bahan kimia yang digunakan. g Komposisi lateks. Dari bahan yang terkandung dalam lateks segar masih terdapat fraksi kuning latoid 2-0 ppm, enzim peroksidase dan tyrozinese. Fraksi kuning dianggap normal bila mencapai 0,1 – 1,0 mg tiap 100 gram lateks kering. Spillane,J.J,1989 Universitas Sumatera Utara

2.6 Pembuatan Lateks Pusingan