BAB I
PENDAHULUAN
l.l Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi lndonesia. Di Indonesia
merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian Negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.
Bahkan,Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia dengan melibas Negara-Negara lain dan Negara asal tanaman karet sendiri di daratan Amerika
Selatan.
Benang karet merupakan karet yang berbentuk benang,lentur jika di tarik dan memiliki ketahanan yang tinggi. Benang karet ini nantinya yang akan
digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil yang menghasilkan produk -produk seperti: pakaian olah raga, pakaian, rok dan lain-lain. Dengan semakin
berkembangnya teknologi dibidang perkaretan menjadikan industri karet dunia semakin berkembangnya teknologi dibidang perkaretan menjadikan industri
karet dunia semakin berkembang. Banyak industri yang menggunakan bahan baku karet, salah satunya adalah industri hilir yang menghasilkan benang karet.
Universitas Sumatera Utara
Pabrik benang karet telah menetapkan beberapa kendali mutu untuk menghasilkan benang karet yang berkualitas. Salah satu kendali mutu kompon
pada tiap tahanan proses benang karet adalah swelling indeks. Nilai swelling indeks ini mempengaruhi salah satu parameter fisik benang karet yang
dihasilkan yaitu resistant at breaksketahanan putus.
Salah satu proses yang penting dalam pembuatan benang karet adalah maturasi pemeraman. Maturasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengetahui umur suatu compound. Pada proses maturasi ini dilakukan penambahan bahan kimia antara lain seperti : ZnO zinc oxide sebagai activator
dan ZDBC zinc dibuthyl dithio carbamat sebagai bahan pencepat accelerator, kemudian dilakukan pemanasan pada suhu dan waktu tertentu.
Untuk menghasilkan benang karet dengan mutu tinggi dan mampu bersaing di pasaran selama proses pembuatan benang karet selalu
memperhatikan factor seperti TSC total solid content, MST mechanical stability time, VTA volatile fatty acid, dan swelling indeks dan bahan
pendukung lainnya.
Melihat analisa dan uraian diatas maka penulis tertarik dan ingin mnembahas masalah tersebut dengan judul yaitu :
”Pengaruh Swelling Indeks Terhadap tengangan Putus Benang Karet Resistant at Breaks Count 42 sw ends 40”
Universitas Sumatera Utara
1.2 Permasalahan