1.2 Permasalahan
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah : Bagai mana pengaruh swelling indeks terhadap tegangan putus benang karet
resistant at breaks Count 42 SW ENDS 40.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui nilai swelling indeks terhadap tegangan putus benang karet resistant at breaks count 42 SW ENDS 40.
1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi pengaruh swelling indeks terhadap tegangan putus benang karet resistant at breaks Count 42 SW ENDS 40.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karet Alam
Karet sudah lama sekali digunakan orang, penggunaannya meningkat sejak Googyear pertama kali memvulkanisasinya pada tahun 1839 dengan cara
memanaskan campuran karet dan belerang. Havea brasiliensis merupakan jenis pohon karet yang paling berhasil, produksinya sangat berfluktuasi.
Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan – bahan yang
bersifat elastis rabberiness. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil, dan dapat dibentuk dengan panas yang renda. Daya tahan karet
terhadap benturan, goresan, dan koyakan sangat baik. Namun karet tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon. Karet alam
juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan kimia seperti bensin, minyak tanah, bensol, pelarut lemak degreaser, pelarut, pelumas
sintetis, dan cairan hidrolik. Karena sifat fisik dan daya tahannya, karena alam dipakai untuk produksi-produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang
tinggi dan panas yang rendah misalnya ban pesawat terbang, ban truk dan ban –
Universitas Sumatera Utara
ban kendaraan dan produksi-produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi.
2.2. Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual dipasaran ada
yang dibuat melalui proses pendadihan atau Creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau Centrifuged lateks.
Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Standar mutu lateks pekat baik lateks
pusingan atau lateks dadih dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tim Penulis PS,1999
Universitas Sumatera Utara
Standar Mutu Lateks Pekat
No Standar Mutu Lateks Pekat
Lateks Pusingan Centrifuget
Lateks Lateks Dadih
Creamed Lateks
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Jumlah padatan total solids
minimum Kadar karet kering kkk minimum
Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum
Kadar amoniak berdasarkan jumlah air yang terdapat dalam lateks
pekat minimum Viskositsas maksimum pada suhu
25
o
61,5
60,0
2,0
1,6
50 centipoise
0,10
0,08
0,80
475 detik C
Endapan sludge dari berat basah maksimum
Kadar koagulum dari jumlah padatan,maksimum
Bilangan KOH Kalium hidroksida maksimum
Kemantapan mekanis mechanical stability minimum
64,0
62,0
2,0
1,6
50 centipoise
0,10
0,08
0,80
475 detik
Universitas Sumatera Utara
10
11
12
13 Persentase kadar tembaga
darijumlah padatan maksimum Persentase kadar mangan dari
jumlah padatan maksimum Warna
Bau setelah dinetralkan dengan asam borax
0,001
0,001
Tidak biru Tidak kelabu
Tidak boleh Berbau busuk
0,001
0,001
Tidak biru Tidak kelabu
Tidak boleh berbau busuk
Sumber : Thio Goan Loo,1980.
2.3. Penggumpalan Lateks