ini terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Uji autokorelasi tidak dilakuka dalam penelitian ini karena regresi yang digunakan
adalah regresi cross section. Uji autokorelasi hanya digunakan apabila model regresi adalah regresi dengan runtut waktu.
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan merupakan uji Kolmogorov Smirnov satu arah. Hain et al 1996 mengemukakan bahwa normalitas data dapat dilihat dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai Z statistiknya tidak signifikan maka suatu data disimpulkan terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov
Smirnov dipilih dalam peneliti ini karena uji ini dapat secara langsung menyimpulkan apakah data yang ada terdistribusi secara normal secara
statistik atau tidak.
2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Bila
terjadi gejala heteroskedastisitas akan menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar
sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak valid lagi. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan uji Glejser. Dalam uji
Glejser model regresi linier yang digunakan dalam peneliti ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian nilai
Universitas Sumatera Utara
residual tersebut diabsolutkan dan dilakukan regresi dengan semua variabel independen, bila terdapat variabel independen yang berpengaruh
secara signifikansi terhadap residual absolut maka terjadi heteroskedastos dalam model regresi ini.
3. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan linier antara independen variabel yang tinggi, standard error koefisien regresi akan
semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk perdugaan parameter semakin lebar, dengan demikian terbuka kemungkinan terjadi
kekeliruan menerima hipotesis yang salah dan menolak hipotesis yang benar. Uji asumsi klasik seperti multikolinearitas dapat dilaksanakan
dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara independen variabel dengan menggunakan Tolerance Value
Vanance Inflation Factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Jika nilai tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF
diatas 10 maka terjadi multikolinearitas. Dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat inter korelasi yang
sempurna diantara beberapa variabel bebas yang digunakan dalam model. Apabila terjadi gejala multikolinearitas maka dapat mengakibatkan hal-
hal sebagai berikut : 1.
Nilai koefisien regresi menjadi kurang dapat dipercaya 2.
Kesulitan dalam menghasilkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antara variabel variabel bebas yang akan digunakan dalam persamaan regresi.
Apabila sebagian atau seluruh variabel bebas berkorelasi kuat berarti terjadi multikolinearitas.
4. Pengujian Hipotesis