Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : LILIS ERVINA SIMANULLANG

NIM : 050503129

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “ Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang membuat pernyataan

Nama: Lilis Ervina S


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus kristus yang telah memberikan kasih, hikmat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri Trb MM, Ak. selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Drs. Sucipto MM, Ak. selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas segala saran dan masukan yang telah diberikan.


(4)

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda P. Simanullang dan Ibunda K. Nababan. Terima kasih atas semua kasih sayang, doa, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti buat penulis. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca untuk penulis selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, 2010

Penulis,

Lilis Ervina S NIM : 050503129


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006-2008.. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 17 perusahaan yang diterbitkan di BEI dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci : laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(6)

ABSTRACT

The study analyzed the influence accounting income and component of cash flow statement information to the stock prices of the companies that in Indonesia stocks exchange since 2006 up to 2008. Variable that used in this research are accounting income, cash flows from operating activities, cash flows from investing activities, cash flow from financing activities as independent variable and stock prices as dependent variable.

This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 17 companies that proper over the criterias of sampling taking from 17 consumer goods company that listed in BEI and companies financial data that get from ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling.

This research concludes that all of independent variables have significant influence toward stock price in simultan, but in partial accounting income and cash flow from financing activities have significant to the stock price, whereas cash flow from operating activities and cash flow from investing activities are not influence toward stock price.

Keyword: accounting income, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6


(8)

b. Instrumen Pasar Modal ... 7

2. Laba Akuntansi ... 9

3. Laporan Arus Kas ... 10

a. Pengertian Laporan Arus Kas ... 10

b. Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 11

c. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 14

d. Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham ... 15

4. Teori Sinyal ... 17

5. Teori Asimetris Informasi ... 18

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 23

C. Metode Pengumpulan Data ... 24

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

G. Metode Analisis Data ... 28


(9)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian ... 35

B. Analisis Hasil Penelitian ... 36

1. Analisis Deskriptif ... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 39

a. Uji Normalitas ... 39

b. Uji Multikolinearitas ... 47

c. Uji Heteroskedastisitas ... 49

d. Uji Autokorelasi ... 51

3. Analisis Regresi ... 53

a. Persamaan Regresi ... 53

b. Analisis Koefisien dan Koefisien Determinasi ... 55

c. Pengujian Hipotesis ... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

C. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 21

Halaman Gambar 4.1 Histogram (Sebelum Data Ditrasformasi) ... 41

Gambar 4. 2 Grafik Normal P-P Plot (Sebelum Data Ditrasformasi) ... 42

Gambar 4.3 Histogram (Setelah Data Ditrasformasi) ... 45

Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot (Setelah Data Ditrasformasi) ... 46


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

Halaman Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman ... 26

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

Tabel 3.3 Kriteia Pengambilan Keputusan ... 29

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman... 35

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006-2008... 37

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditrasformasi ... 40

Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditrasformasi ... 44

Tabel 4.5 Coefficients untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP) ... 47

Tabel 4.6 Coefficients Correlations untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI,LG10_AKP) ... 48

Tabel 4.7 Collinearity Diagnostics untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP) ... 48

Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson ... 52

Tabel 4.9 Hasil Runs Test ... 52

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regressi ... 54

Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 56

Tabel 4.12 Hasil Uji t ... 57


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran i Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel ... 68

Halaman Lampiran ii Data Penelitian Laba Akuntansi ... 69

Data Penelitian Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 69

Data Penelitian Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 70

Data Penelitian Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 70

Data Penelitian Harga Saham ... 71

Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi) ... 72

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi) ... 72

Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Sebelum Ditransformasi) ... 73

Lampiran iv Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) ... 74

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi) ... 74

Data Variabel Penelitian Tahun 2008 (Setelah Ditransformasi) ... 75

Lampiran v Statistik Deskriptif Sebelum Ditrasformasi ... 76

Statistik Deskriptif Setelah Ditrasformasi ... 76

Lampiran vi Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi... 77


(13)

Gambar Histogram Sebelum Ditransformasi ... 78

Gambar Histogram Setelah Ditransformasi ... 78

Grafik Normal P-P Plot Sebelum Ditransformasi ... 79

Grafik Normal P-P Plot Setelah Ditransformasi ... 79

Hasil Uji Multikolinearitas... 80

Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 81

Hasil Uji Autokorelasi ... 82

Lampiran vii Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ... 83


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006-2008.. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 17 perusahaan yang diterbitkan di BEI dan ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling.

Hasil penelitian ini adalah keempat variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci : laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, harga saham.


(15)

ABSTRACT

The study analyzed the influence accounting income and component of cash flow statement information to the stock prices of the companies that in Indonesia stocks exchange since 2006 up to 2008. Variable that used in this research are accounting income, cash flows from operating activities, cash flows from investing activities, cash flow from financing activities as independent variable and stock prices as dependent variable.

This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 17 companies that proper over the criterias of sampling taking from 17 consumer goods company that listed in BEI and companies financial data that get from ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling.

This research concludes that all of independent variables have significant influence toward stock price in simultan, but in partial accounting income and cash flow from financing activities have significant to the stock price, whereas cash flow from operating activities and cash flow from investing activities are not influence toward stock price.

Keyword: accounting income, cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, seperti di Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal disebut memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

(investor) atau disebut sebagai lembaga perantaraan (intermediaries).

Adanya pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena melalui pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal disebut memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Pasar modal menyediakan banyak sekali informasi yang tersedia bagi para investor. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan. Seorang investor harus memiliki perencanaan


(17)

investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan di pasar modal. Perencanaan ini meliputi pertimbangan keputusan yang diambil untuk mengalokasikan dana yang dimiliki dalam bentuk aktiva tertentu dengan harapan mendapat keuntungan ekonomis di masa mendatang. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan investor adalah membeli saham, dengan harapan akan memperoleh return baik berupa dividen maupun capital gain.

Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi dalam bentuk saham, investor membutuhkan berbagai informasi mengenai perusahaan issuer. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam hal ini. Laporan keuangan menggambarkan kinerja suatu perusahaan yang merupakan hasil dari serangkaian proses. Adapun salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam PSAK (Pernyataan Stanadar Akuntansi Keuangan) No. 25 yaitu: laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu.

Bentuk tindakan lain dalam pengungkapan laporan keuangan adalah dengan melaporkan arus kas. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian tidak terpisah dari pelaporan keuangan.

Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu entitas untuk satu periode.


(18)

Informasi ini berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan entitas menghasilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkannya dengan kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kemungkinan pembayaran dividen masa depan. Laporan arus kas harus disajikan dengn merinci komponen-komponen arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena masing-masing komponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap harga saham.

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. apakah terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap harga saham?

2. apakah terdapat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham?


(19)

3. apakah terdapat pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham?

4. apakah terdapat pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham?

5. apakah terdapat pengaruh laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara bersama-sama terhadap harga saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh informasi laba akuntansi terhadap harga saham,

2. untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham,

3. untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham,

4. untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham,

5. untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara bersama-sama terhadap harga


(20)

B. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini:

1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti tentang pasar modal khususnya yang berkaitan dengan pengaruh informasi laba akuntansi dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI,

2. bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi alat bantu bagi perusahaan untuk menilai apakah penerbitan laporan keuangan memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan,

3. bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham,

4. bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pasar Modal Indonesia a. Pengertian Pasar Modal

Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Pasar modal yang dalam istilah asingnya disebut “capital market” pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan pembeli dan penjual efek. Tempat penawaran dan penjualan efek ini dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi yang disebut bursa efek, di Indonesia bursa efek ini diberi nama Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kegiatan jual-beli saham dan Obligasi di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada Abad ke-19, yaitu dengan berdirinya cabang bursa efek

Vereniging Voor de Effectenhandel di Batavia pada tanggal 14 Desember

1912. Kegiatan usaha bursa pada saat itu adalah memperdagangkan saham dan obligasi perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang


(22)

beroperasi di Indonesia, Obligasi Pemerintah Kotapraja dan sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh Kantor Administrasi di Belanda. Selain cabang di Batavia, selanjutnya diikuti dengan pembukaan cabang Semarang dan Surabaya. Sejak terjadi perang dunia ke-2, Pemerintah Hindia Belanda menutup ketiga bursa tersebut pada tanggal 17 Mei 1940 dan mengharuskan semua efek disimpan pada bank yang telah ditunjuk.

b. Instrumen Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar bagi instrumen finansial jangka panjang (lebih dari satu tahun jatuh temponya). Instrumen yang dimaksud adalah semua surat berharga (sekuritas) yang diperdagangkan di bursa.

Menurut Tandelilin (2001:39), jenis sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah sebagai berikut:

“1) saham biasa, 2) saham preferen,

3) obligasi,

4) obligasi konversi, 5) right issue, 6) waran, 7) reksadana.“


(23)

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer diantara instrumen-instrumen pasar modal lainnya. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa, artinya, disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik saham biasa. Saham biasa sendiri adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan.

Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis (2006:60) “Harga


(24)

pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya”. Dimana Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. harapan dan perilaku investor, b. kondisi keuangan perusahaan, c. permintaan dan penawaran saham, d. tingkat efisiensi pasar modal.

2. Laba Akuntansi

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasikan dari transaksi yang terjadi dibandingakan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Laba merupakan unsur yang paling diminati dalam pasar uang. Unsur-unsur yang menjadi pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya, dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.


(25)

Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menunjukkan kecenderungan adanya informasi asimetri antara manajemen dan pihak di luar perusahaan. Kualitas laba akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen menjadi pusat perhatian pihak eksternal perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

a. Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode.

Kieso (2002:716) memberikan definisi laporan arus kas sebagai berikut:

“The Statements of Cash Flows is a primary statements that reports the cash receipt, cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of and enterprise during a period in a format that reconciles the beginning and ending cash balance.”


(26)

Dari definisi yang dinyatakan oleh Kieso dapat diperoleh pemahaman bahwa laporan arus kas merupakan laporan utama yang melaporkan mengenai penerimaan kas, pembayaran kas dan hasil perubahan dalam nilai bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada suatu periode tertentu.

b. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Menurut PSAK (2007;2,9), laporan arus kas melaporkan 3 klasifikasi aktivitas, yaitu: “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan”.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Ada dua metode yang bisa digunakan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi.

1. Metode Langsung

Dalam metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.

2. Metode Tidak langsung

Dalam metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau


(27)

akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Contoh arus kas dari aktivitas operasi Menurut PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI:2007) antara lain:

“1) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,

2) penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain-lain, 3) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa,

4) pembayaran kas kepada karyawan,

5) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,

6) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus,

7) penerimaa dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.”

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 15 (IAI:2007)adalah:

“1) pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,


(28)

2) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,

3) perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, 4) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan), 5) pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forwad

contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali jika

kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.”

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 15 (IAI:2007)adalah:

“1) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen pasar modal lainnya,

2) pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik saham perusahaan,

3) penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya,

4) pelunasan pinjaman,

5) pembayaran kas sewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.


(29)

c. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

PSAK No. 2 paragraf 1 (IAI:2007) menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah sebagai berikut:

“Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kapasitas perolehannya. Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.”

Arus kas merupakan jiwa bagi setiap perusahaan dan fundamental bagi eksistensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya perusahaan membayar semua kewajibannya. Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya seperti neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk:

1) mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi kas,

2) menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkaan kas dan setara kas,

3) mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan,

4) dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan,


(30)

5) menilai kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Laporan Arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi tersebut akan membantu menunjukkan bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang melaporkan kerugian tetap dapat membeli aktiva tetap atau membayar dividen. Pelaporan kenaikan dan penurunan kas bersih menjadi berguna bagi investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas.

d. Pengaruh Arus Kas terhadap Harga Saham

Harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan contohnya: penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen, dan pengaruh eksternal contohnya: fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi negara bersangkutan, tetapi pada penelitian ini harga saham dilihat secara mikro yaitu kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas.


(31)

Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian setara kas. Aktivitas ini berhubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan seperti pembelian mesin produksi, tanah, dan gedung.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi hutang jangka panjang dan modal perusahaan. Aktivitas ini terkait dengan bagaimana perusahaan memperoleh dana dari pihak luar seperti pinjaman/hutang atau penjualan


(32)

saham apabila dana dari aktivitas operasi tidak mencukupi, untuk mendanai investasi pertumbuhan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjangnya serta pembayaran dividen kepada investor dari kas yang tersisa dari kegiatan operasinya.

Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham, karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham dan obligasi yaitu dengan cara investor bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

4. Teori Sinyal ( Signaling Theory)

Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini


(33)

berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor).

Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan.

Dengan dilaksanakannya analisis terhadap laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.


(34)

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di

mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor.

Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Dengan demikian, penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham antara lain:


(35)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun

Penelitian

Peneliti Judul Hasil Penelitian

2006 Daniati Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor Dan Size Perusahaan Terhadap

Expected Return

Saham.

Pada penelitian yang melakukan pengamatan pada sektor industri textile dan automotive yang terdaftar di BEJ periode tahun 1999-2004, dengan sampel sebanyak 34 perusahaan tersebut ditemukan bahwa variabel arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

expected return saham.

2006 Susanto Relevansi Nilai

Informasi Laba Dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan.

Ditemukan bahwa siklus hidup perusahaan mempengaruhi relevansi informasi laba dan aliran kas terhadap harga saham.

2007 Rico Analisis Pengaruh Perubahan Informasi Laba Akuntansi terhadap Perubahan Harga Saham pada

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara perubahan laba akuntansi dengan perubahan harga saham.


(36)

Industri Dasar dan Kimia di BEJ

Tahun Penelitian

Peneliti Judul Hasil penelitian

2007 Fitra Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume Perdagangan

Saham Pada Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

Menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi dan pendanaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan manufaktur di BEJ periode 2003-2006. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham.

2009 Lenny Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menggambil keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dimiliki, arus kas operasi dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi investor

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Penelitian


(37)

Laporan arus kas diterbitkan oleh suatu perusahaan dan setiap perusahaan memiliki laporan arus kas yang berbeda-beda, sesuai dengan bisnis perusahaan masing-masing. Semakin baru, wajar dan baik informasi laba akuntansi dan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham. Karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham, obligasi yaitu melalui transaksi saham yang dilakukan investor di BEI. Atas dasar pemahaman tersebut, maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu:

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Harga Saham(Y) Laba Akuntansi (X1)

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X2)

Arus Kas Dari Akivitas Investasi (X3)

Arus Kas Dari Pendanaan (X4)


(38)

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermuda dalam menganalisisnya. Dari kerangka teoritis yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham,

H2 : arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham, H3 : arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap harga saham. , H4 : arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap harga saham, H5 : laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas

investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap harga saham.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel independen, serta harga saham sebagai variabel dependen.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004:13), dan data tersebut juga merupakan data sekunder yaitu data / informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2006-2008, melalui situs resmi BEI yait yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory), serta situs dan minuman selama 3 tahun.


(40)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendokumentasi data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan dan ringkasan kinerja yang dipublikasikan oleh BEI.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sularso (2003:67) “Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti.” Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan makanan dan minuman kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 dengan interval 1 tahun. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Dimana sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004:73).

Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi (Sularso, 2003:67). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling).


(41)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004:79). Pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI dengan kategori industri barang konsumsi subbagian makanan dan minuman pada tahun 2006 hingga tahun 2008 sesuai dengan ICMD, dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut,

2. perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2006-2008,

3. periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 Desember,

4. saham perusahaan aktif diperdagangkan selama tahun 2007-2009, 5. harga saham yang dipergunakan adalah closing price.

Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 17 perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut


(42)

Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

No Perusahaan

Kriteria

Sampel 1 2 3 4 5

1 PT. Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 1 2 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk √ √ √ √ √ Sampel 2

3 PT. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ √ Sampel 3

4 PT. Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ √ Sampel 4

5 PT. Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 5 6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ √ Sampel 6

7 PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ √ √ Sampel 7

8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ Sampel 8 9 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk √ √ √ √ √ Sampel 9 10 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ √ Sampel 10

11 PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ √ √ Sampel 11

12 PT. Siantar TOP Tbk √ √ √ √ √ Sampel 12

13 PT. Sierad Produce Tbk √ √ √ √ √ Sampel 13

14 PT. SMART Tbk √ √ √ √ √ Sampel 14

15 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ √ Sampel 15 16 PT. Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ √ Sampel 16 17 PT. Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ √ Sampel 17

F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel


(43)

1. Variabel independen (bebas)

Menurut Umar (2003:50), Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.” Variabel independen (bebas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi dan komponen arus kas. Variabel independen disimbolkan dengan “X”

2. Variabel dependen (terikat)

Menurut Umar (2003:50),” Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Laba

Akuntansi (X1)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran perusahaan yang berasal dari laporan laba rugi tahunan.

Nilai laba akuntansi per lembar saham

Rupiah

Arus Kas Dari Aktivitas

Operasi (X2)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas operasi per lembar saham


(44)

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (X2)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas pendanaan selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas pendanan per lembar saham

Rupiah

Arus Kas Dari Aktivitas

Pendanaan (X3)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham

ketika mereka memperdagangkan saham di

pasar bursa.

Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu Rupiah Harga Saham (Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham

ketika mereka memperdagangkan saham di

pasar bursa.

Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu

Rupiah

G. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS versi 15. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:


(45)

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103) “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut:

(1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

(2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi


(46)

adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilihat dalam tabel 3.3:

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi

positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi

positif No decision dl≤d≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada korelasi positif

atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du Sumber: Ghozali, 2005:96

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005:111) uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.


(47)

Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedasitas menurut Ghozali (2005:110), yaitu:

(1) jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas, (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.

.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (a)koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, (b)nilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.


(48)

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik berikut:

a. Metode Regresi Linear Berganda

Analisia regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan hubungan antara dua variabel dengan membuat asumsi ke dalam suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linear). Dimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual, sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan variabel independen.

Model persamaannya adalah sebagai berikut :

Keterangan

Y : Harga saham.


(49)

α : Konstanta.

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi X1,X2.

X1 : Nilai laba akuntansi per lembar saham.

X2 : Nilai arus kas dari aktivitas operasi perlembar saham.

X3 :Nilai arus kas dari aktivitas investasi perlembar saham.

X4 : Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan perlembar saham.

µ : Tingkat kesalahan pengganggu

b. Uji signifikansi

Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggu nakan uji statistik F dan uji statistik t.

1. Uji t (uji secara parsial)

Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau

independent variable (X) apakah mempunyai pengaruh atau tidak,

terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable (Y).

Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada


(50)

perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Ha : bi ≠ 0, artinya informasi laba akuntansi dan komponen arus kas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung < α 0,05; maka H1 diterima Jika thitung > α 0,05; maka H1 ditolak

2. Uji F (uji secara serentak)

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 artinya informasi laba akuntansi dan arus kas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada


(51)

perusahaan industri barang konsumsi dengan kategori makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati Fhitung pada nilai signifikan (alpha) 5%. Apabila nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka H0 ditolak.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan sebagai berikut:

Table 3.4 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Feb Mar Apr Mei Jun

Penyelesaian Proposal

Pengumpulan Data

Seminar Proposal

Penulisan Laporan


(52)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel

penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri

Tanggal Listing 1. ADES PT. Ades Waters Indonesia

Tbk

06 Mar 1985 13 Jun 1994

2. AQUA PT. Aqua Golden

Mississippi Tbk


(53)

3. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 09 Des 1980 09 Jul 1996

4. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 15 Jun 1970 27 Feb 1984

No .

Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri

Tanggal Listing 5. FAST PT. Fast Food Indonesia

Tbk

19 Jun 1978 11 Mei 1993

6. INDF PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk

14 Agu 1990 14 Jul 1994

7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 17 Feb 1977 04 Jul 1990

8. MLBI k PT. Multi Bintang Indonesia Tb

03 Jun 1929 15 Des 1981

9. PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk

13 Des 1983 30 Mei 1994

10. PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk

16 Apr 1974 18 Okt 1994

11. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 19 Jul 1976 08 Sep 1993

12. STTP PT. Siantar TOP Tbk 12 Mei 1987 16 Des 1996

13. SIPD PT. Sierad Produce Tbk 06 sep 1985 27 Des 1996


(54)

15. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

26 jan 1990 11 Jun 1997

16. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk

22 Des 1973 14 Feb 2000

17. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 02 Nov 1971 02 Jul 1990

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur kategori barang konsumsi subbagian makanan dan minuman dari tahun 2006 sampai tahun 2008 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.


(55)

Variabel dari penelitian ini terdiri dari laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dengan sampel perusahaan makanan dan minuman selama periode 2006 sampai dengan tahun 2008 disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Statistic Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006-2008

N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

LG10_HS 51 1.67 5.11 3.0186 .93593

LG10_LA 51 -1.52 4.17 1.8975 1.27203

LG10_AKO 51 -1.73 4.29 2.0753 1.33371

LG10_AKI 51 -.56 3.57 1.1095 1.50948

LG10_AKP 51 -2.89 3.06 1.5468 1.33601

Valid N

(listwise) 51

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel harga saham (HS) meiliki nilai minimum positif sedangkan laba akuntansi (LA), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), arus kas dari aktivitas


(56)

pendanaan (AKP) memiliki nilai minimum negatif. Masing-masing variabel memiliki nilai maksimum positif. Nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah ditrasformasikan dengan menggunakan LG10.

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel LG10_HS memiliki nilai minimum 1,67 dan nilai maksimum 5,11 dengan rata-rata LG10_HS sebesar 3,0186 dengan jumlah sampel 51 perusahaan,

b. variabel LG10_LA memiliki nilai minimum -1,52 dan maksimum 4,17 dengan rata-rata LG10_LA per lembar saham adalah 41,8975 dengan jumlah sampel 51 perusahaan,

c. variabel LG10_AKO memiliki nilai minimum -1,73 dan nilai maksimum 4,29 dengan rata-rata LG10_AKO per lembar saham adalah 2,0753 dengan jumlah sampel 51 perusahaan,

d. variabel LG10_AKI memiliki nilai minimum -0,56 dan nilia maksimum 3,57 dengan rata-rata LG10_AKI per lembar saham adalah 1,1095 dengan jumlah sampel 51 perusahaan,

e. variabel LG10_AKP memiliki nilai minimum -0.29 dan nilai maksimum 3,06 dengan nilai rata-rata LG10_AKP per lembar saham adalah 1,5468 dengan jumlah sampel 51 perusahaan.


(57)

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal.

Ha : Data residua l tidak berdistribusi normal.

Dalam uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

a. jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal, b. jika nilai signifikansi > 0.05 maka distribusi data normal


(58)

Table 4.3

Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 51

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation 11717.2541 0215 Most Extreme

Differences

Absolute .327

Positive .327

Negative -.263

Kolmogorov-Smirnov Z 2.334

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber :Data yang diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 2,334 dan signifikansinya pada 0.000 maka disimpulkan


(59)

Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.

Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (2007:106) yaitu:

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik Normal P-P Plot berikut ini:

Regression Standardized Residual

6 4

2 0

-2 -4

F

re

q

u

e

n

c

y

40

30

20

10

0

Histogram

Dependent Variable: HS

Mean =5.06E-17฀ Std. Dev. =0.959฀N =51


(60)

Histogram (Sebelum Data Ditrasformasi) Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng ke kiri

(positive skewness).

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LG10_HS


(61)

Grafik Normal P-P Plot (Sebelum Data Ditasformasi)

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Demikian juga dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam metode regresi terdistribusi secara normal. Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov_Smirnov (K-S), grafik histogram dan grafik normal plot menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004 : 174), yaitu:

1. dengan melakukan trasformasi data, 2. melakukan trimming,

3. melakukan winsorizing.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model LG10 yaitu dari persamaan HS = f(LA, AKO, AKI, AKP), menjadi LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP). Transformasi data ke dalam bentuk LG10 menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan diganti dengan data mean (rata-rata). Kemudian, data diuji


(62)

ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.4

Uji Normalitas Setelah Data Ditransformsi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 51

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation .36499818 Most Extreme

Differences

Absolute .095

Positive .095

Negative -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .676

Asymp. Sig. (2-tailed) .751

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(63)

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov (K-S) adalah 0,676 dan signifikansi pada 0,751 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya >0,05 (p = 0,751 > 0,05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.

Regression Standardized Residual 2 1 0 -1 -2 F re q u e n c y 10 8 6 4 2 0 Histogram Dependent Variable: LG10_HS

Mean =3.05E-16฀ Std. Dev. =0. 959฀ N =51

Gambar 4.3


(64)

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LG10_HS

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (Setelah Data Ditransformasi)

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar


(65)

garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF), menganalisis matrik korelasi variabel-variabel

independen, melihat nilai Condition Index (CI) serta membandingkan nilai R2 model utama (awal) terhadap nilai R2 dari masing-masing auxilary

regression antar variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang

masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, Variance Inflation Factor (VIF) < 10, Condition Index < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5

Coefficients untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP)

Model Variables

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LG10_LA .252 3.965

LG10_AK


(66)

LG10_AKI .903 1.107

LG10_AKP .724 1.382

a Dependent Variable: LG10_HS

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010 Tabel 4.6

Cofficients Correlations untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP)

Coefficient Correlationsa

1.000 .059 -.078 -.250 .059 1.000 -.153 -.032 -.078 -.153 1.000 -.794 -.250 -.032 -.794 1.000 .004 .000 .000 -.001 .000 .014 -.002 .000 .000 -.002 .008 -.006 -.001 .000 -.006 .008 LG10_AKP

LG10_AKI LG10_AKO LG10_LA LG10_AKP LG10_AKI LG10_AKO LG10_LA Correlations

Covariances Model

1

LG10_AKP LG10_AKI LG10_AKO LG10_LA

Dependent Variable: LG10_HS a.


(67)

Tabel 4.7

Collinearity Diagnostics untuk LG10_HS = f(LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP)

Collinearity Diagnosticsa

4.470 1.000 .01 .00 .00 .01 .01 .248 4.247 .10 .06 .02 .21 .08 .172 5.101 .02 .06 .05 .02 .76 .073 7.822 .84 .00 .01 .76 .14 .037 10.964 .03 .88 .91 .00 .01 Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condition

Index (Constant) LG10_LA LG10_AKO LG10_AKI LG10_AKP Variance Proportions

Dependent Variable: LG10_HS a.

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel LG10_LA yang mempunyai korelasi cukup tinggi dengan variabel LG10_AKO dengan tingkat korelasi sebesar -0,794 atau sekitar 79,4%. Sedangkan variabel yang masing-masing variabel LG10_LA mempunyai korelasi dengan variabel LG10_AKI sebesar -0,034 atau sekitar 0,34%, variabel LG10_LA mempunyai korelasi dengan variabel LG10_AKP sebesar -0.250 atau sekitar 25%, variabel LG10_AKO mempunyai korelasi dengan LG10_AKP sebesar -0,078 atau sekita 7,8%, variabel LG10_AKO mempunyai korelasi dengan LG10_AKI sebesar -0,153 atau sekitar 15,3%, variabel LG10_AKI mempunyai korelasi dengan LG10_AKP sebesar 0,059 atau sekitar 5,9%. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikorelinearitas yang serius.


(68)

Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dimana nilai 0,252 untuk LG10_LA, LG10_AKO sebesar 0,262, LG10_AKI sebesar 0,903, LG10_AKP sebesar 0.724 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95% (umumnya diatas 0,95). Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

b. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.


(69)

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 Re gr es si on S tu de nt iz ed R es id ua l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: LG10_HS

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (Setelah Data Ditransformasi)

Sumber : Data olahan penulis, 2010

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi HS berdasarkan masukan variabel independen LA, AKO, AKP,dan AKI. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.


(70)

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dan Runs Test. Untuk uji Durbin

Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl, 2) tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du, 3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4, 4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du. Tabel 4.8

Hasil Uji Durbin Watson

Model Summaryb

.921a .848 .835 .38054 2.269 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_AKI, LG10_AKO, LG10_LA a.

Dependent Variable: LG10_HS b.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.


(71)

Hasil Runs Test

Runs Test

-.05832 25 26 51 32 1.559 .119 Test V aluea

Cases < Test V alue Cases >= Test Value Total Cases

Number of Runs Z

As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Median a.

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Hasil Uji Durbin Watson memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,791 (d), untuk k = 4 nilai du = 1,721, maka 1,721 (du) < 1,791 (d) < 2,279 (4 – du) dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif. Hasil output SPSS untuk

runs test menunjukkan nilai test sebesar -0,05832 dengan probabilitas

0,119 signifikan pada 0,050 ( p=0,000 > 0,050) yang berarti H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang


(72)

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP terhadap LG10_HS. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 410. berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi

Coefficients(a)

Model Variables Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta 1 (Constant)

1.871 .158 11.86

6 .000 LG10_LA .819 .088 1.067 9.323 .000

LG10_AK

O -.048 .089 -.060 -.535 .595

LG10_AK

I .234 .119 .119 1.973 .055

LG10_AK

P -.366 .066 -.377

-5.580 .000 a Dependent Variable: LG10_HS


(73)

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

LG10_HS = 1,871+0,819 LG10_LA – 0,048 LG10_AKO + 0,234 LG10_AKI – 0,366 LG10_AKP + ε

Setelah diantilogkan, diperoleh persamaan:

HS = 74,3019 + 6,5917LA + 0,8953 AKO+ 1,7139 AKI+ 0,4305 AKP + ε

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 74,3019 menunjukan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, dan X4 = 0) maka harga saham sebesar 74,3019,

2) β1 sebesar 6,5917 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 6,5917 dengan asumsi variabel lain tetap,

3) β2 sebesar 0,8953 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,8953 dengan asumsi variabel lain tetap,

4) β3 sebesar 1,7139 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,7139 dengan asumsi variabel lain tetap.


(74)

5) β4 sebesar 0,4305 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,4305 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan

meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.11


(75)

Model Summaryb

.921a .848 .835 .38054 2.269 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_AKI, LG10_AKO, LG10_LA a.

Dependent Variable: LG10_HS b.

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,921 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (LG10_HS) dengan variabel independennya (LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP) kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,835. Hal ini berarti 83,5% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, sedangkan sisanya (16,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,38054, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).


(76)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil sebagai berikut .

Tabel 4.12 Hasil Uji t

Model Variables

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta 1 (Constant)

1.871 .158 11.86

6 .000

LG10_LA .819 .088 1.067 9.323 .000

LG10_AK

O -.048 .089 -.060 -.535 .595

LG10_AK

I .234 .119 .119 1.973 .055

LG10_AK

P -.366 .066 -.377 -5.580 .000

Sumber : Data yang diolah penulis, 2010.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel laba akuntansi sebesar 9,323 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan t


(77)

tabel adalah 2,00758, sehingga thitung > ttabel ( 9,323 > 2,00758), maka laba akuntansi secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka <0,05 ((0,000 > 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi sebesar -0,535 sedangkan ttabel adalah 2,00758, sehingga thitung < ttabel (-0,535 < 2,00758), maka arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,595 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian >0,05 (0,595 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1,973 sedangkan ttabel adalah 2,00758, sehingga thitung < ttabel (1,973 < 2,00758), maka arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,055 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,683 < 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 5,580 sedangkan ttabel adalah 2,00758, sehingga thitung < ttabel (1,973 > 2,00758), maka arus kas dari


(1)

a Dependent Variable: LG10_HS

Coefficient Correlations(a)

Model LG10_AKP LG10_AKI LG10_AKO LG10_LA

1 Correlations LG10_AKP 1.000 .059 -.078 -.250

LG10_AKI .059 1.000 -.153 -.032

LG10_AKO -.078 -.153 1.000 -.794

LG10_LA -.250 -.032 -.794 1.000

Covariances LG10_AKP .004 .000 .000 -.001

LG10_AKI .000 .014 -.002 .000

LG10_AKO .000 -.002 .008 -.006

LG10_LA -.001 .000 -.006 .008

a Dependent Variable: LG10_HS

Collinearity Diagnosticsa

4.470 1.000 .01 .00 .00 .01 .01

.248 4.247 .10 .06 .02 .21 .08

.172 5.101 .02 .06 .05 .02 .76

.073 7.822 .84 .00 .01 .76 .14

.037 10.964 .03 .88 .91 .00 .01

Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condition

Index (Constant) LG10_LA LG10_AKO LG10_AKI LG10_AKP Variance Proportions

Dependent Variable: LG10_HS a.


(2)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti ze d R e s id u a l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: LG10_HS


(3)

Lampiran vi (lanjutan)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .921(a) .848 .835 .38054 2.269

a Predictors: (Constant), LG10_AKP, LG10_AKI, LG10_AKO, LG10_LA b Dependent Variable: LG10_HS

Runs Test

Unstandardiz ed Residual Test Value(a) -.05832 Cases < Test Value 25


(4)

Value

Total Cases 51

Number of Runs 32

Z 1.559

Asymp. Sig.

(2-tailed) .119

a Median

Lampiran vii


(5)

Coefficients(a)

Model Variables

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.871 .158 11.866 .000

LG10_LA .819 .088 1.067 9.323 .000

LG10_AKO -.048 .089 -.060 -.535 .595

LG10_AKI .234 .119 .119 1.973 .055

LG10_AKP -.366 .066 -.377 -5.580 .000

a Dependent Variable: LG10_HS

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.137 4 9.284 64.114 .000(a)

Residual 6.661 46 .145

Total 43.798 50


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia

3 82 75

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 89 104

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 5 22

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 0 106

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 79

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH INFORMASI LABA, ALIRAN KAS DAN KOMPONEN ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 108

PENGARUH LABA BERSIH, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

0 1 19

PENGARUH INFORMASI LABA, ALIRAN KAS DAN KOMPONEN ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20