Kriteria biasa Usual Criterion Kriteria Quasi Quasi Criterion

Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria : f : K → R dan tujuan berupa prosedur optimasi Untuk setiap alternatif a ฀ K, f a merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan, a, b ฀ K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya. Penyampaian intesitas P dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga : - P a,b = 0, berarti tidak ada indefferent antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b. - P a,b ~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b. - P a,b ~ 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b. - P a,b = 1 , berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b. Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga : P a,b = P fa-fb. Untuk semua kriteria , suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.

2.3.1.2 Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan aplikasi

Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak , tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif Hd dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi preferensi Brans, 1998.

a. Kriteria biasa Usual Criterion

Hd = ...…………..…….……………...1 Keterangan : Universitas Sumatera Utara Hd = selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria {d=fa - fb} Pada kasus ini , tidak ada beda sama penting antara a dan b jika dan hanya jika f a = fb ; apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik. Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan lari maraton , seorang peserta dengan peserta lain akan memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai waktu yang teramat kecil, dan dia akan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol. Fungsi Hd untuk fungsi preferensi ini disajikan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Kriteria Biasa

b. Kriteria Quasi Quasi Criterion

Hd = 0 jika q Hd = 1 jika d q ............................................ 2 Keterangan: 1. Hd : fungsi selisih kriteria antaralternatif 2. d : selisih nilai kriteria {d = fa – fb} 3. Parameter q : harus merupakan nilai yang tetap Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3, dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H d dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing- masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. -q q d Hd 1 d Hd Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Kriteria Quasi Jika pembuat keputusan menggunakan kriteria quasi, dia harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif diatas q. Misalnya, seseorang akan dianggap mutlak lebih kaya apabila selisih nilai kekayaannya lebih besar dari Rp. 10 juta, dan apabila selisih kekayaannya kurang dari Rp. 10 juta dipandang sama kaya.

c. Kriteria dengan preferensi linier

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa Terbaik Untuk Kelas Unggulan di SMP Negri 6 Semarang Menggunakan Metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment of Evaluations).

1 5 13

Penentuan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

1 12 214

PENDAHULUAN Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Kinerja Karyawan Harian dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation.

0 2 6

TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Kinerja Karyawan Harian dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation.

0 7 8

LANDASAN TEORI Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Kinerja Karyawan Harian dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation.

0 4 8

KESIMPULAN DAN SARAN Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan untuk Penilaian Kinerja Karyawan Harian dengan Menggunakan Metode Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation.

0 26 70

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Bantuan Keluarga Miskin Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process – Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation II (AHP-PROMETHEE II)

0 0 6

EVALUASI KINERJA DOSEN UNIV.SARI MUTIARA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION (PROMETHEE)

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

0 0 17