Analisis Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Sarapan, dan Status Gizi pada Siswa SMAN 1 Jatisari Karawang (Jawa Barat)

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN, DAN STATUS GIZI
PADA SISWA SMAN 1 JATISARI KARAWANG
(JAWA BARAT)

WILLI GUMILANG

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengetahuan
Gizi, Kebiasaan Sarapan, dan Status Gizi pada Siswa SMAN 1 Jatisari Karawang
(Jawa Barat) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015
Willi Gumilang
NIM I14100097

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN, DAN
STATUS GIZI PADA SISWA SMAN 1 JATISARI KARAWANG
(JAWA BARAT)
(Analyze Nutritional Knowledge, Breakfast Habits, and Nutritional Status
Among Jatisari 1 High School Karawang West Java)
Willi Gumilang1, Ikeu Ekayanti2
Mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor, 16680. E-mail: gumilangwilli@yahoo.co.id
2
Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, 16680
1

ABSTRACT

The aim of this study was to analyze nutritional knowledge, breakfast habits,
and nutritional status among Jatisari 1 High School Karawang West Java. Results
of Mann-Whitney test there were significant differences (p 0.05)
between nutritional knowledge, breakfast frequency, nutrient intake and nutritional
status.
Keywords: nutritional knowledge, breakfast habits, nutritional status
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan gizi, kebiasaan
sarapan, dan status gizi pada siswa SMAN 1 Jatisari Karawang Jawa Barat. Hasil
uji beda Mann-Whitney terdapat perbedaan yang signifikan (p0.05) antara pengetahuan gizi, frekuensi
sarapan, asupan zat gizi dengan status gizi.
Kata kunci: pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, status gizi.

2

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN, DAN STATUS GIZI
PADA SISWA SMAN 1 JATISARI KARAWANG
(JAWA BARAT)

WILLI GUMILANG


Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

3

4
Judul Skripsi : Analisis Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Sarapan, dan Status Gizi pada
Siswa SMAN 1 Jatisari Karawang (Jawa Barat)
Nama
: Willi Gumilang
NIM

: I14100097

Disetujui oleh

Dr Ir Ikeu Ekayanti M.kes
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Disetujui :

5

6

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat dari penyusunan tugas akhir Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini
bertujuan menganalisis pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, dan status gizi pada siswa
SMAN 1 Jatisari Karawang (Jawa Barat). Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr Ir Ikeu Ekayanti, M.Kes. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus
pembimbing akademik yang telah bersedia membimbing dan memberikan arahan
penulis selama penyusunan.
2. Prof Drh M Rizal Martua Damanik, MrepSc, PHD, selaku dosen pemandu
seminar sekaligus penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukannya
demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
3. Rusi Nurligar dan Wawan Hermawan, S.Pd selaku orangtua penulis yang
senantiasa memberikan dukungan moril dan do’anya yang tulus kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini.
4. Keluarga besar H. Suyoga Firman (kakek) dan Hj. Tuti Nuramah (nenek), tanteku
tercinta Hj. Tati Nurbingah dan Wulan Rupigar beserta saudaraku Intan Solihat
Megasari, Indah Widi Hanifa Sri Dinar, Irgi Aulia Abi, Topik Basrianto, Ega
Agung Nugraha, Adi Wiguna, Galih Nurlambang yang senantiasa tidak hentinya
memanjatkan do’a untuk penulis agar diberikan kemudahan selama penyusunan.

5. Yuni wulansari beserta keluarga selaku tunangan penulis yang selalu sabar
mendampingi dan selalu menyertakan do’a dan dukungannya pada setiap langkah
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Andika Mohamad, Nurisnani Putri Mandarini, Luhur Nugroho, Irwan Setiadi,
Hernawan Prasetyo, dan Iqbar Mahendra selaku sahabat yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan.
7. Dwi Rama Nugraha, Mochamad Nizar Khoerudin, M.Q Aliyyan Wijaya, dan
Ichsan Trisutrisno yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi.
8. Seluruh pihak yang terkait yang belum disebutkan namanya yang telah
memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.

Bogor, Juli 2015
Willi Gumilang

7


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

vi
vi
vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
3
3

3

KERANGKA PEMIKIRAN

4

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu
Teknik Penarikan Subjek
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Analisis Data
Definisi Operasional

7
7
7
8
10
13


HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Karakteristik Subjek
Usia
Uang Saku
Suku

14
14
15
15
15
16

Karakteristik Ekonomi Keluarga
Besar Keluarga
Pendidikan Orangtua
Pekerjaan Orangtua
Pendapatan Orangtua


16
16
17
17
18

Pengetahuan Gizi

19

Sarapan
Frekuensi Sarapan
Waktu Sarapan
Tempat Sarapan
Kebiasaan Sarapan Bersama
Alasan Tidak Sarapan
Jenis Sarapan
Asupan dan Kontribusi Makanan Sarapan

20

21
22
22
23
23
24
25

Konsumsi Pangan dan Kecukupan Gizi
Asupan Energi
Asupan Protein
Asupan Zat Besi (Fe)
Asupan Vitamin A
Asupan Vitamin C
Tingkat Kecukupan Energi
Tingkat Kecukupan Protein
Tingkat Kecukupan Zat Besi (Fe)

27
28
28
28
29
29
30
31
31

8
Tingkat Kecukupan Vitamin A
Tingkat Kecukupan Vitamin C

32
32

Status Gizi

33

Hubungan Antar Variabel
Pendapatan Orangtua dengan Uang Saku
Uang Saku dengan Frekuensi Sarapan
Pendidikan Orangtua dengan Frekuensi Sarapan
Pekerjaan dan Pendapatan Orangtua dengan Frekuensi Sarapan
Besar Keluarga dengan Frekuensi Sarapan
Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi dan Frekuensi Sarapan
Frekuensi Sarapan dengan Status Gizi
Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi

34
34
34
34
35
36
36
37
38

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

38
38
39

DAFTAR PUSTAKA

39

LAMPIRAN

44

RIWAYAT HIDUP

50

9
DAFTAR TABEL
1. Pengkategorian variabel penelitian
2. Sebaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, dan suku
3. Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga
4. Sebaran subjek berdasarkan pendidikan orangtua
5. Sebaran subjek berdasarkan pekerjaan orangtua
6. Sebaran subjek berdasarkan pendapatan orangtua
7. Sebaran subjek berdasarkan jenis pertanyaan pengetahuan gizi
8. Sebaran subjek berdasarkan tingkat pengetahuan gizi
9. Sebaran subjek berdasarkan kebiasaan sarapan
10. Sebaran subjek berdasarkan alasan tidak sarapan
11. Sebaran subjek berdasarkan jenis sarapan
12. Sebaran subjek berdasarkan rata-rata sumbangan energi dan zat gizi
makanan sarapan terhadap asupan den kecukupan subjek
13. Sebaran subjek berdasarkan rata-rata asupan, angka kecukupan,
dan tingkat kecukupan zat gizi
14. Sebaran subjek berdasarkan kategori TKE dan zat gizi
15. Sebaran subjek berdasarkan status gizi

8
15
16
17
18
18
19
20
21
23
24
25
27
30
33

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran analisis pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, status gizi
pada siswa
6
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Dokumentasi Penelitian

44
49

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM yang memiliki sifat
tangguh, mental yang kuat, dan kesehatan yang baik disamping penguasaan terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumberdaya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,
dan produktif sangat dibutuhkan dan perlu dipersiapkan oleh bangsa itu sendiri untuk
mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembangunan nasional yang mampu
bersaing dengan sumberdaya manusia (SDM) dari negara lain. SDM yang berkualitas
akan terlihat ketika ada pada fase pertumbuhan salah satunya adalah fase remaja.
Remaja adalah salah satu periode dalam kehidupan antara pubertas dan maturitas
penuh (10-21 tahun), juga suatu proses pematangan fisik dan perkembangan dari anakanak sampai dewasa. Perkembangan remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu remaja
awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun)
(Indrawagita 2009). Menurut Amelia (2008) untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia, banyak faktor yang harus diperhatikan antara lain faktor pangan (unsur gizi),
kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi, dan lain-lain.
Unsur gizi dan kesehatan remaja merupakan salah satu dari beberapa indikator
yang menjadi perhatian khusus, karena pada masa remaja diperlukan derajat kesehatan
yang tinggi agar terhindar dari permasalahan gizi dan kesehatan yang menghambat
remaja untuk mengukir prestasi dan produktif di masa depan. Arisman (2004)
menyatakan bahwa ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama,
percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang
lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian
masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga,
kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu
tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.
Untuk menghindarkan remaja dari kesalahan kebiasaan makan yang dapat
berakibat pada kesehatan dan gizinya, maka dilakukan pembagian waktu makan.
Khomsan (2002) menyatakan bahwa pembagian waktu makan utama dalam sehari
meliputi makan pagi (sarapan), siang, dan malam. Sarapan adalah suatu kegiatan penting
sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari tersebut, mengingat tubuh tidak
mendapatkan makanan selama sekitar 10 jam sejak malam hari, serta melakukan sarapan
dapat menyumbang 25% dari kebutuhan total energi harian. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hardinsyah et al (2012) bahwa dari segi jumlah zat gizi sarapan akan
menyumbang sekitar seperempat dari asupan zat gizi harian. Hal ini mempertimbangkan
bahwa selain dari sarapan asupan zat gizi harian juga diperoleh dari makan siang (lunch),
makan malam (dinner) dan snack yang dilakukan diantara waktu makan.
Sarapan bermanfaat untuk mencegah kegemukan dan membentuk kebiasaan
makan sehat. Penelitian longitudinal selama 20 tahun pada anak di Australia
menunjukkan kebiasaan tidak sarapan berisiko meningkatkan lingkar pinggang, kadar
total kolesterol darah, dan kadar kolesterol jahat atau LDL (Smith et al. 2010). Penelitian
yang dipublikasikan oleh Nutrition Journal tahun 2006 yang dilakukan pada sejumlah
siswa SMA di Norwegia membuktikan bahwa kelompok siswa yang diberi intervensi
sarapan memiliki status gizi yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Pada
kelompok intervensi menunjukkan adanya peningkatan perilaku sosial serta perhatian
yang lebih baik terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh para guru. Sedangkan

2
frekuensi asupan makan siang pada kelompok kontrol khususnya laki-laki, mengalami
peningkatan karena melewatkan sarapan (Anne et al. 2006).
Sunarti dkk (2006) menyatakan sarapan juga memiliki manfaat yang lain yaitu pada
anak sekolah yang tidak pernah makan pagi akan mengalami kondisi menurunnya kadar
gula darah sehingga pasokan energi kurang untuk kerja otak. Tubuh memecah simpanan
glikogen untuk mempertahankan kadar gula normal. Apabila cadangan glikogen habis,
tubuh akan kesulitan memasok energi dari gula darah ke otak yang akhirnya
mengakibatkan badan gemetar, cepat lelah, sulit berkonsentrasi dan gairah belajar
menurun.
Affenito et al. (2005) menunjukkan dalam hasil penelitiannya bahwa kebiasaan
sarapan pada usia remaja cenderung menurun dengan bertambahnya usia. Persentase
remaja perempuan yang memiliki kebiasaan sarapan menurun dari 77% pada usia 9 tahun
menjadi kurang dari 32% pada usia 19 tahun. Hasil studi di Indonesia yang dilakukan di
enam kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar)
yaitu sekitar 14-25% remaja yang tidak sarapan (Mudjianto et al 1994). Disamping
begitu pentingnya sarapan bagi remaja agar terhindar dari kelebihan berat badan yang
dapat berdampak pada kesehatan, kebiasaan sarapan yang teratur dan konsisten
diperlukan pada masa remaja dan perilaku tersebut akan bertahan lama apabila ditunjang
oleh pengetahuan gizi.
Pengetahuan tentang gizi pada remaja merupakan hal yang berpengaruh terhadap
status gizinya dan harus menjadi perhatian, menurut Khomsan (2000) pengetahuan gizi
merupakan aspek kognitif yang menunjukkan pemahaman tentang ilmu gizi, jenis zat
gizi, serta interaksinya terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi merupakan
landasan yang penting dalam menentukan konsumsi makanan. Selain dari pengetahuan
gizi, pengetahuan tentang sarapan juga perlu diperhatikan dan diberi pemahaman pada
remaja agar terhindar dari dampak yang telah terjadi seperti menurunnya konsentrasi
belajar hingga terjadinya kegemukan yang memicu peningkatan resiko penyakit
degeneratif.
Berdasarkan pertimbangan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang analisis pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan dan status gizi pada siswa sekolah
menengah atas (SMA) yang termasuk dalam kategori usia remaja. Telah banyak studi
yang menjelaskan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan justru memiliki risiko terhadap
kelebihan berat badan. Sementara itu kelebihan berat badan dikalangan remaja biasanya
berlanjut hingga masa dewasa dan lansia sehingga dapat memicu terjadinya penyakit
degeneratif, hal ini yang perlu dicegah dan diantisipasi. Penelitian ini dirasa sangat
penting dan melalui penelitian ini diharapkan akan mempunyai peranan penting dalam
perbaikan serta peningkatan program kesehatan dan gizi sehingga dapat bermanfaat
untuk mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia.

3
Perumusan Masalah
Berbagai hasil penelitian mengenai sarapan yang dilakukan pada tahun
2002 hingga 2011 di Indonesia menunjukkan kisaran 16.9—59% anak sekolah di
berbagai kota besar tidak sarapan dengan berbagai faktor penyebab (Hardinsyah,
Muhammad Aries, 2012). Di Indonesia, menurut Khomsan (2005) alasan
banyaknya anak yang tidak biasa sarapan sebelum berangkat ke sekolah adalah
karena tidak tersedia pangan untuk disantap, pangan tidak menarik, jenis pangan
yang disediakan monoton (membosankan), tidak cukup waktu (waktu terbatas)
karena harus berangkat pagi. Di perkotaan tidak sarapan seringkali disebabkan
kesibukan ibu bekerja, dan waktu yang amat terbatas dipagi hari karena harus
segera meninggalkan rumah. Bagi orangtua, khususnya ibu, masalah utama untuk
membiasakan sarapan pada anak adalah sulitnya membangunkan anak dari
tidurnya untuk sarapan (59%), sulit mengajak anak untuk sarapan (19%), sulit
meminta anak menghabiskan sarapan (10%), dan kuatir anak telat sekolah (6%)
(Hardinsyah et al. 2012).
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengetahuan gizi,
kebiasaan sarapan, dan status gizi pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
1 Jatisari Karawang.
Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik individu (jenis kelamin,usia, uang saku dan suku),
karakteristik keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan besar keluarga)
2. Mengidentifikasi pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu, tempat,
kebiasaan sarapan bersama, alasan tidak sarapan, jenis menu sarapan), konsumsi
pangan, dan status gizi
3. Menganalisis hubungan karakteristik individu dan karakteristik keluarga dengan
frekuensi sarapan
4. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan frekuensi sarapan dan status gizi
5. Menganalisis hubungan frekuensi sarapan, asupan zat gizi, dan status gizi
Manfaat Penelitian
Beberapa kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Bagi orangtua diharapkan dapat memberikan informasi/gambaran dan manfaat dari
sarapan. Sehingga diharapkan dapat membangun kebiasaan sarapan putra-putrinya
secara teratur.
2. Bagi remaja penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pentingnya sarapan yang ditunjang oleh pengetahuan gizi dapat menghindarkan
mereka dari permasalahan gizi dan kesehatan.
3. Bagi perusahaan bidang foodservice, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai jenis makanan sarapan yang sehat dan berkualitas sehingga
memberikan peluang bisnis terkait penyediaan makanan sarapan untuk anak sekolah.
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
dan menjadi landasan bagi pengembangan penelitian-penelitian sejenis di masa yang
akan datang, terutama dalam bidang gizi untuk remaja.

4

KERANGKA PEMIKIRAN
Perkembangan seseorang dari anak menjadi dewasa melalui beberapa fase, salah
satunya adalah fase remaja. Pada fase ini fisik maupun psikologis seseorang terus
berkembang. Perubahan ini juga didukung oleh lingkungan tempatnya berada seperti
keluarga dan teman sebaya. Pada aspek lingkungan dan teman sebaya remaja
berpengaruh dalam memutuskan makanan apa yang akan dikonsumsi dan frekuensinya
yang akan berpengaruh pada keadaan gizinya hal ini didukung oleh pernyataan
Sediaoetama (2006) bahwa remaja dalam fase pertumbuhan yang pesat, sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Asupan zat gizi yang diperoleh
remaja tentu diharapkan tidak berlebih ataupun kurang, hal ini dapat terlihat dari
kebiasaan makan mereka.
Kebiasaan makan remaja sekarang yang cenderung mengikuti trend modern
seperti makan makanan tinggi lemak berupa makanan cepat saji dan jarangnya makan
pagi atau yang kita sebut sarapan. Sedangkan telah banyak ditemukan study yang
menemukan bahwa makan pagi atau sarapan dapat mencegah terjadinya berat badan
berlebih sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit tertentu. Smith et al
(2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sarapan bermanfaat untuk mencegah
kegemukan dan membentuk kebiasaan makan sehat. Penelitian longitudinal yang
dilakukan selama 20 tahun pada anak di Australia menunjukkan kebiasaan tidak sarapan
berisiko meningkatkan lingkar pinggang, kadar total kolesterol darah, dan kadar
kolesterol jahat atau LDL. Hal ini diduga tidak lepas dari semakin berkembangnya
teknologi pangan yang menyebabkan banyaknya variasi berbagai makanan tinggi lemak
seperti fast food dan junk food sehingga tidak sedikit remaja mengonsumsi makanan yang
tidak sehat. Semakin berkembangnya teknologi media cetak maupun elektronik juga
diduga dapat menjadi sebagai media promosi bagi makanan yang tidak sehat tersebut
sehingga mengakibatkan remaja cenderung untuk mengabaikan sarapan dan lebih
memilih makanan yang sering dijumpai dikalangan usia mereka. Tentunya ini dapat
menjadi ancaman bagi remaja terkait status gizinya yang dapat berlebih/overweight
hingga obesitas dan dapat berdampak pada status kesehatannya yang rawan terkena
penyakit diakibatkan kebiasaannya mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Kebiasaan makan remaja yang seperti ini tentu akan bepengaruh pada
pertumbuhan fisiknya. Kebiasaan makan yang buruk serta kurangnya pengetahuan gizi
dapat menyebabkan masalah gizi pada remaja. Menurut beberapa kajian frekuensi makan
yang baik adalah tiga kali dalam sehari termasuk makan pagi atau yang biasa disebut
sarapan. Sarapan adalah kegiatan makan yang dilakukan pagi hari sebelum melakukan
aktivitas hal ini berdasarkan pernyataan Khomsan (2002) Seseorang sebaiknya makan
utama beberapa kali dalam sehari. Secara kuantitas dan kualitas rasanya sulit untuk
memenuhi kebutuhan gizi apabila hanya dari satu atau dua kali makan sehari.
Keterbatasan volume lambung menyebabkan tidak bisa makan sekaligus dalam jumlah
banyak. Hal inilah yang menyebabkan makan dilakukan secara frekuentif yakni 3 kali
sehari termasuk makan pagi.
Salah satu manfaat yang diperoleh dari kebiasaan sarapan antara lain
menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah
sehingga dapat berkonsentrasi lebih baik pada saat menerima pelajaran di sekolah, serta
mengurangi kemungkinan makan siang dan makan malam lebih banyak yang dapat

5
meningkatkan resiko kelebihan berat badan pada remaja. Cueto S & Chinen M (2008)
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa anak sekolah yang sarapan meraih skor tes
memori, tes penyelesaian masalah dan prestasi belajar yang lebih baik dibanding anak
yang tidak sarapan.
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kebiasaan sarapan adalah
karakteristik individu, karakteristik keluarga, pengetahuan gizi, dan status gizi.
Kebiasaan sarapan remaja yang diteliti meliputi frekuensi, waktu, tempat, kebiasaan
sarapan bersama, alasan tidak sarapan, dan jenis makanan sarapan. Bagi remaja, sarapan
berperan penting dalam meningkatkan konsentrasi belajar. Selain itu, diduga terbiasa
sarapan juga dapat mempertahankan status gizinya yang normal dengan mengurangi
kemungkinan konsumsi makanan yang tidak sehat ketika di sekolah.
Berdasarkan beberapa kajian penelitian, pekerjaan orangtua khususnya pekerjaan
seorang ibu mempengaruhi frekuensi sarapan anaknya. Diduga faktor kesibukan ibu
khususnya yang bekerja mengakibatkan ibu tidak sempat membuat sarapan untuk
anaknya. Besar keluarga juga dapat mempengaruhi konsumsi seorang anak, dimana
semakin besar keluarga maka semakin kecil terpenuhinya kebutuhan seorang individu.
Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga maka perhatian pada anak akan terbagi
sehingga kehangatan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah anak
(Hastuti 2006). Pada penelitian ini pengaruh perkembangan teknologi pangan, pengaruh
info pangan dan teman sebaya terhadap kebiasaan sarapan, dan pengaruh status gizi
terhadap status kesehatan remaja tidak diteliti.

6

Karakteristik Individu :
- Jenis kelamin
- Usia
- Uang saku
- Suku

Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga :
- Besar Keluarga
- Pendidikan ayah dan ibu
- Pekerjaan ayah dan ibu
- Pendapatan ayah dan ibu
Perkembangan Teknologi Pangan

Teman Sebaya

-

Pengetahuan Gizi

Info Pangan :
- Media Cetak
- Media Elektronik

Kebiasaan Sarapan :
Frekuensi
Waktu
Tempat
Kebiasaan sarapan bersama
Alasan tidak sarapan
Jenis sarapan

Asupan Zat Gizi :
Tingkat kecukupan Gizi

Konsumsi Pangan

Status Gizi

Status Kesehatan

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, status gizi
pada siswa
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
: Hubungan antar variabel yang dianalisis

7

METODE
Desain, Lokasi dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu pengamatan yang
dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga
bulan Maret 2015 yang berlokasi di Karawang Jawa Barat. Penelitian sudah dilakukan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Jatisari Karawang Jawa barat. Penentuan sekolah ini
dilakukan secara purposive dengan pertimbangan SMA Negeri 1 jatisari merupakan
salah satu sekolah yang terletak di daerah pedesaan dengan karakteristik sosial ekonomi
keluarga yang beragam, diduga kondisi tersebut dapat menjadi salah satu faktor
pendorong/faktor penguat (reinforcing factors) sehingga dapat memberikan gambaran
yang beragam tentang perilaku/kebiasaan sarapan putra-putrinya.
Teknik Penarikan Subjek
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Jatisari. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa SMA yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Jumlah siswa di SMA tersebut adalah kelas X sebanyak 486 siswa, kelas XI sebanyak
437 siswa dan kelas XII sebanyak 464 siswa. Total populasi SMA Negeri Jatisari
berjumlah 1387 orang. Penarikan subjek dihitung menggunakan rumus jumlah sampel
untuk estimasi proporsi dengan derajat penyimpangan 10 % (Lemeshow et al 1997).
n=
Keterangan
n
Z 1-a/2
P
d2

Z 1-a/2 . P (1-P)
d2

= Besar sampel
= Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1.96)
= Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak
diketahui proporsinya, ditetapkan 50% (0.50)
= derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10%
(0.10)

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Hardinsyah (2012), di Indonesia sekitar
20%-40% anak-anak Indonesia tidak terbiasa untuk sarapan. Namun, belum didapatkan
hasil studi untuk proporsi remaja Indonesia yang terbiasa sarapan. Jadi, proporsi untuk
remaja Indonesia yang terbiasa sarapan yaitu ditetapkan 50% (0.50). Dibutuhkan paling
sedikit 96 siswa, yang dipilih secara acak dari populasi. Namun untuk menghindari hal
yang tidak diinginkan maka dilakukan penambahan sebanyak +10% dari sampel yang
dibutuhkan menjadi 108 siswa yang terdiri dari 54 siswa laki-laki dan 54 siswa
perempuan. Apabila nilai yang diketahui dimasukan ke dalam rumus maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
n = (1.96)2 x 0.5 x 0.5 = 96
(0.1)2

8
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui teknik wawancara langsung dan self report dengan alat bantu
kuesioner yang diisi oleh subjek setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Data sekunder
didapat dari pihak sekolah berupa gambaran umum sekolah dan data siswa, sementara
itu data primer meliputi
1. Data karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, dan suku diisi
oleh subjek dan didampingi oleh peneliti. Sementara itu data tinggi badan dan
berat badan diperoleh melalui pengukuran langsung sehingga didapatkan data
status gizi subjek.
2. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan
orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua yang diisi oleh subjek dan
didampingi oleh peneliti.
3. Data pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan bersama, dan alasan tidak sarapan
subjek diperoleh dengan alat bantu kuesioner yang diisi oleh subjek dan
didampingi oleh peneliti.
4. Data kebiasaan sarapan meliputi frekuensi, waktu, tempat, dan jenis sarapan
diperoleh dengan menggunakan kuesioner food record selama 1 minggu. Data
frekuensi sarapan digambarkan dengan frekuensi sarapan subjek dalam satu
minggu yang diisi oleh subjek.
5. Data asupan zat gizi dan konsumsi pangan subjek diperoleh menggunakan
kuesioner food record selama 1 minggu.
Tabel 1 Pengkategorian variabel penelitian
No
1

Variabel
Jenis kelamin

Kategori dan kelompok
1. Laki-laki
2. Perempuan

2

Uang saku/minggu

1. Rendah (< Rp.70000)
2. Sedang (Rp. 70000 - 140000)

Sumber
Ketentuan Peneliti
Kusumaningsih
(2007)

3. Tinggi (> Rp. 140000)
3

Suku

Sunda
Jawa
Batak
Betawi

Ketentuan Peneliti

Lampung
Lainnya
4

Besar Keluarga

1. Kecil (< 4 orang)
2. Sedang (5 - 7 orang)

Hurlock (1998)

3. Besar (> 7 orang)
5

Pendidikan Orangtua

1. Tidak sekolah
2. SD/sederajat
3. SMP/sederajat
4. SMA/sederajat
5. Perguruan tinggi

Ketentuan Peneliti

9
Tabel 1 Pengkategorian variabel penelitian (lanjutan)
No
6

Variabel
Pekerjaan Orangtua

Kategori dan kelompok
1. Tidak bekerja
2. PNS/TNI/POLRI
3. Wiraswasta
4. Buruh/Karyawan
5. Jasa
6. Lainnya

7

Pendapatan Orangtua

1. Rendah (< Rp.2000000)
2. Sedang (Rp. 2000000-4000000)
3. Tinggi (> Rp. 4000000)

8

Pengetahuan Gizi

1. Rendah ( 80%)

9

Kebiasaan sarapan
a. Frekuensi
b. Waktu

c. Tempat

d. Kebiasaan sarapan bersama

e. Alasan tidak sarapan

f. Jenis sarapan

10

Status Gizi (IMT/U)

11

Asupan zat gizi
a. Energi dan Protein

b. Vitamin dan Mineral

1. Tidak teratur (< 4 kali/minggu)
2. Teratur (> 4 kali/minggu)
1. 05.00 - 05.59
2. 06.00 - 06.59
3. 07. 00 - 07.59
4. 08.00 - 09.00
1. Rumah
2. Perjalanan
3. Sekolah
4. Kosan
1. Diri sendiri
2. Anggota keluarga (sebagian)
3. Anggota keluarga (seluruh)
4. Teman
1. Tidak sempat
2. Tidak merasa lapar
3. Tidak terbiasa sarapan
4. Tidak setiap hari sarapan tersedia
1. Makanan pokok
2. Makanan pokok dan hewani
3. Makanan pokok dan nabati
4. Makanan pokok, hewani, dan nabati
5. Makanan pokok,hewani, dan sayuran
6. Makanan pokok, nabati, dan sayuran
7. Makanan jajanan
8. Buah
9. Susu
10. Roti + Susu
11. Teh manis
1. Sangat kurus (Z score < -3.0)
2. Kurus (Z score >-3.0 s/d < -2.0)
3. Normal (Z score >-2.0 s/d < 1.0)
4. Gemuk (Z score > 1.0 s/d < 2.0)
5. Obesitas (Z score > 2.0)
1. Defisit tingkat berat ( 120% AKG)
1. Defisit (< 77% AKG)
2. Cukup (> 77% AKG)

Sumber
Ketentuan Peneliti

Kusumaningsih
(2007)

Khomsan (2000)

Yang et al. (2006)
Ketentuan Peneliti

Ketentuan Peneliti

Khan (2005)

Khomsan (2005)

Ketentuan Peneliti

WHO (2007)

Depkes (1996)

Gibson (2005)

10
Prosedur Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft
Excel 2013 dan program SPSS versi 16.0 for windows. Prosedur yang dilakukan antara
lain adalah pemeriksaan data, klasifikasi data, tabulasi data, menghitung jumlah atau
frekuensi data, perhitungan sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai (persen, ratarata, dan SD), memvisualisasikan data (Tabel), dan menafsirkan data sesuai pertanyaan
atau permasalahan penelitian. Pada akhirnya semua jawaban permasalahan penelitian
akan dibahas dan dijawab dalam satu kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian.
Pengolahan data primer maupun sekunder yang telah dikumpulkan diolah melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Data yang dikumpulkan diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu. Data dicek
dan diperiksa untuk memastikan semua variabel sudah diisi lengkap.
2. Coding
Sebelum dimasukkan ke komputer, dilakukan proses pemberian kode pada setiap
variabel yang telah terkumpul untuk memudahkan dalam pengolahan selanjutnya.
Coding digunakan untuk mempermudah analisis dengan melakukan perubahan data
yang berbentuk huruf menjadi angka.
a. Untuk variabel karakteristik individu (jenis kelamin, usia, uang saku, suku)
dilakukan pengkodingan untuk jenis kelamin 1=laki-laki dan 2=perempuan.
untuk usia yaitu 1=15th, 2=16th, 3=17th, 4=18th, 5=19th. Uang saku dilakukan
pengkodingan yaitu 1=rendah, jika uang saku Rp.140000. Sementara
itu untuk suku yaitu 1=Sunda, 2=Jawa, 3=Batak, 4=Betawi, 5=Lampung,
6=Lainnya.
b. Untuk variabel karakteristik sosial ekonomi keluarga yaitu meliputi besar
keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua,
dilakukan pengkodingan. Untuk besar keluarga 1=Kecil (7 orang). Untuk pendidikan orangtua 1=Tidak sekolah,
2=SD/sederajat, 3=SMP/sederajat, 4=SMA/sederajat, 5=Perguruan tinggi.
Pekerjaan orangtua 1=Tidak bekerja, 2=PNS/TNI/POLRI, 3=Wiraswasta,
4=Buruh/karyawan, 5=Jasa, 6=Lainnya. Untuk pendapatan orangtua 1=Rendah
Rp.4000000.
c. Pengetahuan gizi dengan koding 1=Kurang, jika nilai 80
d. Konsumsi pangan dapat diukur melalui tingkat kecukupannya. Untuk energi,
1=Defisit berat (120%). Untuk tingkat kecukupan protein
1=Defisit berat (120%). Sementara itu untuk tingkat
kecukupan vitamin dan mineral 1=Defisit (77%).
e. Sarapan dapat diukur melalui frekuensinya. 1= tidak teratur (frekuensi sarapan
4 kali/minggu).
3. Entry
Memasukkan data dengan menggunakan komputer. Untuk pertanyaanpertanyaan pada kuesioner yang telah diisi berdasarkan kode-kode yang telah ada
oleh responden dimasukkan kedalam Microsoft Excel 2013.

11
4. Cleaning
Pengecekkan kembali, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data
tersebut, baik dalam pengkodean maupun dalam kesalahan dalam membaca kode.
Dengan demikian data telah siap dianalisis.
5. Analisis
Memasukan data yang telah di entry pada Microsoft Excel 2013 kedalam uji
analisis hubungan dan uji beda pada program SPSS versi 16.0 for windows untuk
menentukan keterhubungan antar variabel dan perbedaan antar subjek.
Tahapan pengolahan data dimulai dari editing, coding, entry, cleaning, dan
analisis. Pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
2013 dan program SPSS versi 16.0 for windows. Data primer terdiri dari karakteristik
individu (jenis kelamin, usia, uang saku, suku), karakteristik sosial ekonomi keluarga
(besar keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan orangtua).
Kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu, tempat, kebiasaan sarapan bersama, alasan
tidak sarapan, jenis sarapan), Uang saku dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu 0.05) antara uang saku subjek laki-laki dan subjek perempuan.
Suku
Suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain tanpa terkecuali
dalam memilih dan mengolah makanan. Hal ini juga mempengaruhi jenis pangan yang
di produksi, cara pengolahannya, penyaluran, hingga penyediaannya (Sukandar 2007).
Suku yang biasa dikenal masyarakat pada umumnya yaitu suku Sunda, Jawa, Batak,
Betawi, Lampung, dan Lainnya. Berdasarkan Tabel 2 hampir seluruh subjek laki-laki
(94.4%) berasal dari suku sunda, dan hanya (5,6%) berasal dari suku jawa. Sedangkan
hampir seluruh subjek perempuan (98.1%) berasal dari suku sunda dan hanya (1.85%)
berasal dari suku jawa. Berdasarkan uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (p>0.05) antara suku subjek laki-laki dan subjek perempuan.
Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
Besar Keluarga
Besar keluarga merupakan sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan
anggota keluarga lainnya yang hidup dari pengeluaran sumberdaya yang sama dan
tinggal dalam satu rumah (World Bank 2006). Besar keluarga menurut Hurlock (1998)
dikategorikan menjadi tiga, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-7 orang),
dan keluarga besar (>7 orang). Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Sebaran subjek berdasarkan besar keluarga
Besar Keluarga
Kecil
Sedang
Besar
Total
Rata-rata + SD
P

n
33
15
6
54

Laki-laki
%
61.1
27.7
11.1
100
4.56 + 1.40

Perempuan
n
%
20
37
28
51.9
6
11.1
54
100
4.91 + 1.29

Total
n
53
43
12
108

%
49
39.8
11.1
100
4.73 + 1.35

0.034

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui secara keseluruhan baik subjek laki-laki
maupun subjek perempuan sebagian besar (49%) memiliki keluarga kecil (7 orang)
antara subjek laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan (11.1%). Banyaknya jumlah
anggota keluarga dapat berpengaruh pada distribusi pangan keluarga dan akhirnya
mempengaruhi status gizi anggota keluarga World Bank (2006).
Berdasarkan uji Mann- Whitney terdapat perbedaan yang signifikan (p

Dokumen yang terkait

Kebiasaan Sarapan, Konsumsi Buah dan Sayur, dan Status Gizi Siswa Sekolah Menengah Pertama di Bogor

0 6 53

Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Status Gizi dan Prestasi Siswa SMA N 1 Pangururan Kabupaten Samosir

4 17 39

Kebiasaan sarapan pada mahasiswa Tpb Ipb dengan status gizi normal dan Obes

0 2 40

Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Sarapan, Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Remaja Di Sma X Bogor

0 5 71

Analisis Penggunaan Media pada Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Kebiasaan Sarapan Siswa Sekolah Dasar

0 4 145

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Siswa SMAN I Jatisari Karawang Jawa Barat

0 8 66

PERBEDAAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN KEBIASAAN SARAPAN ANTARA STATUS GIZI SISWA OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT DI Perbedaan Asupan Karbohidrat Dan Kebiasaan Sarapan Antara Status Gizi Siswa Overweight Dan Non-Overweight Di SMK2 Muhammadiyah Surakarta.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

7 30 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGANPRESTASI BELAJAR ANAK DI SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak Di SD Muhammadiyah 16 Surakarta.

0 1 16

EVALUASI PENGETAHUAN GIZI, STATUS GIZI DAN KEMAMPUAN DAYA INGAT DITINJAU DARI KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (SD) LAMPER TENGAH 01 SEMARANG - Unika Repository

0 0 5