Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine Simas Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN MINYAK GORENG SANIA DAN
MARGARINE SIMAS SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA
SAWIT di JABODETABEK

ISTY PRIMA AGUSTINE

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul ANALISIS
EFEKTIVITAS IKLAN MINYAK GORENG SANIA DAN MARGARINE
SIMAS SEBAGAI
PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT di
JABODETABEK adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor,

Mei 2014

Isty Prima Agustine
NIM H24100081

ABSTRAK
ISTY PRIMA AGUSTINE. Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng SANIA
dan Margarine Simas Sebagai Prosuk Turunan Kelapa Sawit
di
JABODETABEK Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh JONO M
MUNANDAR.
Skripsi ini menganalisis iklan produk turunan kelapa sawit yaitu Minyak goreng

“Sania” dan Margarine “Simas”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Mengidentifikasi karakteristik responden JABODETABEK (2) Menganalisis
efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas” (3) Menganalisis
hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistikal
Product and Service Solution)21. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC
Model, Direct Rating Method dan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisis
pengukuran efektivitas bauran promosi dengan menggunakan EPIC Model dan
Direct Rating Method menunjukan bahwa iklan termasuk dalam kategori iklan
yang cukup efektif dan iklan yang baik. Hasil dari uji Chi-Square menunjukan
bahwa untuk produk minyak goreng Sania adanya hubungan antara status
pernikahan dengan dimensi empati 2, persuasi 1, persuasi 2, persuasi 3, dan faktor
perhatian1, kognitif 3, afektif 1, afektif 3. Jenis kelamin dengan faktor perhatian 1,
afektif 2 dan perilaku 2. Tingkat pendidikan dengan dimensi empati 3, persuasi3,
dampak 3, komunikasi 1, komunikasi 2, komunikasi 3, dan faktor perhatian 1,
perhatian 3, pemahaman 2, afektif 3, perilaku 1, perilaku 2. Pekerjaan dengan
dimensi empati 1, persuasi 2, komunikasi 2, dan faktor perhatian 1, perhatian 3,
pemahaman 1, pemahaman 2, kognitif 1, kognitif 2, kognitif 3, afektif 2,
perilaku2. Pendapatan dengan faktor perilaku 2. Pengeluaran dengan faktor
perhatian 1, kognitif 3, perilaku 1. Pada Margarin Simas adanya hubungan antara

status pernikahan dengan dimensi empati 2, persuasi 1, 2, 3, faktor perhatian 3,
perilaku 2. Jenis kelamin dengan faktor afektif 2 dan 3. Tingkat pendidikan
dengan dimensi empati 2, persuasi 2, dampak 3, komunikasi 1 dan 2, faktor
perhatian 1, 2, dan 3, afektif 2 dan 3, dan perilaku 2. Pekerjaan dengan dimensi
empati 2, persuasi 1, faktor pemahaman 1 dan 2, kognitif 3, afektif 3. Pendapatan
dengan faktor perilaku 2 dan 3. Pengeluaran dengan faktor perilaku 1, 2, dan 3.
Kata kunci: Chi-Square , Direct Rating Method, Efektivitas Iklan, EPIC Model,
Produk turunan
kelapa sawit.
ABSTRACT
ISTY PRIMA AGUSTINE. Advertising Efectiveness Analysis on Sania
Cooking Oil and Simas Margarine as Oil Palm Derivative Products at
JABODETABEK Bogor Agricultural University. Supervised by JONO M
MUNANDAR.
This thesis analyzes oil palm derivative product ads which is cooking oil “Sania” and
margarine “Simas”. The purpose of this research is (1) to indetify respondents
characteristic in JABODETABEK (2) To analyse effectiveness of “sania” cooking

oil ads and “simas” margarine (3) To analyse relationship between consumer
characteristics with EPIC and DRM. Data processing was performed using

Microsoft excel 2010 and SPSS (Statistical Product and Service Solution) 21.
Analysing tool used is EPIC Model, the Direct Rating Method and Chi-square test.
Based on analysis result of measurement in promotion mix with EPIC Model and
Direct Rating Method shows that the ad included in the category of effective
advertising and a good ad. Results of chi square test shows sania cooking oil have a
relationship with empathy dimension with marriage status 2, persuasive 1,
persuasive 2, persuasive 3, and attention factor 1, cognitive 3, affective 1,
affective 3. Gender with attention factor 1, affective 2 and behaviour 2. Education
level with ephaty dimension 3, persuasive 3, impact 3, communication 1,
communication 2, communication 3, dan attention factor 1, attention 3,
comprehension 2, affective 3, behaviour 1, behaviour 2. Occupation with
emphaty dimension 1, persuasive 2, communication 2, dan attention factor 1,
attention 3, comprehension 1, comprehension 2, cognitive 1, cognitive 2,
cognitive 3, affective 2, behavior 2. Income with behavioural factors 2. Outcome
with attention factor 1, cognitive 3, behaviour 1. In Simas margarine there are
relationship between marriage status with emphaty dimension 2, persuasive 1, 2,
3, attention factor 3,behaviour 2. Gender with affective factor 2 and 3. Education
level with emphaty dimension 2, persuasive 2, impact 3, communication 1 and 2,
attention factor 1, 2, dan 3, affective 2 and 3, and behaviour 2. Occupation with
emphaty dimension 2, persuasive 1, comprehension factor 1 and 2, cognitive 3,

affective 3. Income with behavioural factors 2 and 3. Outcome with 1, 2,
behavioural factors and 3.

Keyword : Ads effectiveness, Chi-Square, Direct Rating Method, EPIC Model,
Oil Palm Derivative Products.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

2

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian


3

TINJAUAN PUSTAKA

3

Kelapa sawit

3

Industri hasil setengah jadi (Oleo-pangan)
Pemasaran
Strategi pemasaran

3
3
3

Iklan


3

Prinsip – prinsip efektivitas iklan

4

METODE

6

Kerangka Pemikiran

6

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Jenis Data dan Sumber Data


7

Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel

7

Metode Pengolahan dan Analisis Data

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Profil PT. Wilmar

10

Profil PT. Indofood


10

Karakteristik Konsumen

11

Dimensi Promosi

12

EPIC Model

12

Direct Rating Method

14

Tabulasi Silang


16

Implikasi Manajerial

31

SIMPULAN DAN SARAN

32

DAFTAR PUSTAKA

34

LAMPIRAN

36

DAFTAR TABEL

1. Karakteristik konsumen
2. Dimensi promosi
3. Skor dan penjelasan setiap dimensi EPIC
4. Penjelasan kategori iklan yang baik
5. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi
6. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi
7. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman
8. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dab Afektif
9. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku
10. Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
11. Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan
dengan EPIC dan DRM
12. Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
13. Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
14. Penjelasan hubungan pekerjaan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
15. Penjelasan hubungan pendapatan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
16. Penjelasan hubungan pengeluaran yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
17. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi
18. Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi
19. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman
20. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dan Afektif
21. Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku
22. Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan
dengan dengan EPIC dan DRM
23. Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan
dengan EPIC dan DRM
24. Penjelasan hubungan antara jenis kelamin yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
25. Penjelasan hubungan tingkat pendidikan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
26. Penjelasan hubungan pekerjaan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM
27. Penjelasan hubungan pendapatan yang signifikan dengan
EPIC dan DRM

11
12
12
15
16
17
17
17
17
18
2
20
21
22
23
24
24
25
25
25
25
26
27
28
28
29
30

28. Penjelasan hubungan pengeluaran yang signifikan dengan
EPIC dan DRM

31

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pola konsumsi CPO
Kerangka pemikiran
Posisi keputusan EPIC minyak goreng Sania
Posisi keputusan EPIC margarine Simas
Grafik EPIC model minyak goreng Sania
Grafik EPIC model margarine Simas
Skala Direct Rating

1
6
13
13
14
14
15

DAFTAR LAMPIRAN

1a. Pohon industri kelapa sawit
1b. Jumlah penduduk JABODETABEK menurut BPS
2. Hasil uji validitas
3. Hasil uji realibilitas
4. Perhitungan EPIC Model produk Minyak goreng Sania
5. Perhitungan EPIC Model produk Margarine Simas
6. Perhitungan Direct Rating Method Minyak Goreng Sania
7. Perhitungan Direct Rating Method Margarine Simas
8. Foto produk
8a. Perhitungan Chi-square produk minyak goreng Sania
8b. Perhitungan Chi-square produk margarine Simas

37
38
38
40
40
42
43
45
47
49
50

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine Simas
Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mukhamad Najib, STP,
MM selaku Ketua Departemen, Dr Ir Jono M. Munandar, MSc selaku dosen
pembimbing. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Euis
Sunarwati, S.Pd, MM, Ayah Denty Dentrijadi, S.Pd, MM , kedua adik penulis
yaitu Adisty Dwi Ananda dan Muhammad Dennis Arassyid, teman dekat Bayu
Pratama Hadiputra serta sahabat, teman-teman Manajemen IPB 47, SMAN 3
Bogor, dll atas doa, dukungan, kasih sayang dan motivasinya. Selain itu ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Departemen Manajemen yang
meliputi Dosen-dosen, Tata Usaha dan lain-lainya atas bantuannya selama penulis
menuntut ilmu. Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor,

Mei 2014

Isty Prima Agustine

Judul Skripsi : Analisis Efektivitas Iklan Minyak Goreng Sania dan Margarine
Simas Sebagai Produk Turunan Kelapa Sawit di JABODETABEK
Nama

: Isty Prima Agustine

NIM

: H24100081

Disetujui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN MINYAK GORENG SANIA DAN
MARGARINE SIMAS SEBAGAI PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT
di JABODETABEK

ISTY PRIMA AGUSTINE

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya alam yang
melimpah, tanah yang subur dan iklim tropis yang menunjang membuat Indonesia kaya
akan flora dan fauna. Tanah Indonesia yang subur menjadi penunjang flora tumbuh
dengan baik. Salah satu flora unggulan Indonesia yaitu kelapa sawit, bahkan menjadi
komoditi primadona dalam perdagangan baik domestik maupun internasional. Hal ini
disebabkan karena kelapa sawit mempunyai produk turunan yang bervariasi yaitu
daging kelapa sawit yang dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit
yang dapat diolah menjadi inti kelapa sawit, tempurung dan serat yang dapat diturunkan
lagi menjadi beberapa kategori salah satunya adalah Olein. Olein sebagai bahan utama
pembuatan minyak goreng dan margarine untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
seperti pada pohon industri kelapa sawit yang tertera pada lampiran 1a. Permintaan
pasar yang tinggi akan kelapa sawit membuat kelapa sawit menjadi salah satu komoditi
terlaris baik domestic maupun internasional.
Menurut Susila dan Wayan (2003) hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi
CPO dunia sampai dengan tahun 2025 diperkirakan akan berkisar antara 41.45 – 44.45
juta ton. Dengan produksi pada tahun 2004 adalah 25.67 juta ton, peluang peningkatan
produksi sampai dengan tahun 2025 berkisar antara 15.78 – 18.78 juta ton. Indonesia
diperkirakan memperoleh peluang terbesar dengan memanfaatkan sekitar 40% atau
sekitar 6.31 – 7.51 juta atau setara dengan peluang perluasan antara 1.80 – 2.15 juta ha.
Secara keseluruhan, kebutuhan investasi kebun dan pabrik CPO sampai dengan tahun
2020 berikisar antara Rp 57.12 – Rp 67.97 triliun.
Menurut Prasetyani, dkk1 : Konsumsi CPO sekitar 60% dari produk CPO
Indonesia diekspor ke luar negeri, sementara sisanya diserap untuk konsumsi di dalam
negeri. Untuk penggunaan lokal, industri minyak goreng merupakan penyerap CPO
dominan, mencapai 29,6% dari total produksi, sedang sisanya dikonsumsi oleh industri
oleokimia, sabun dan margarine atau shortening (Gambar1). Saat ini terdapat sekitar
215 pabrik CPO di Indonesia (lebih sedikit dibanding Malaysia yang memiliki 374
pabrik). Kapasitas pabrik CPO terbesar terdapat di Sumatera – terdiri dari 199
perusahaan yang mencapai 85% dari kapasitas CPO nasional.

Gambar 1. Pola Konsumsi CPO
(PT. Capricorn Indonesia Consult Inc. 2003)
Setelah melihat pola konsumsi akan CPO, produk minyak goreng merupakan
produk dengan tingkat konsumsi terbesar kedua setelah ekspor. PT.Wilmar Nabati
1

Harian Bisnis Indonesia, edisi 17 April 2003

2

Indonesia (WINA) merupakan produsen dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar
di Indonesia dengan produksi utama minyak goreng. Sania merupakan merek minyak
goreng yang diproduksi PT.WINA. Selain itu pemilihan margarine merek Simas dari
PT.Indofood. PT.Indofood telah mendapat peningkatan peringkat korporasi dari
Pefindo, menjadi idAA+ dari semula idAA dengan outlook stabil yang
menggambarkan bahwa perseroan memiliki pasar yang sangat kuat di industri makanan
dan memiliki portofolio usaha yang sangat terdiversifikasi. Pemilihan produk minyak
goreng dan margarine, karena kedua produk merupakan produk pangan yang banyak
dijumpai di pasar terutama pada kota JABODETABEK. JABODETABEK merupakan
lima kota yang merupakan kawasan metropolitan Jakarta dan sekitarnya yang menjadi
lokasi penelitian yang mempunyai cakupan yang luas dan perkota mempunyai porsi
yang sama yaitu 20 orang konsumen. JABODETABEK terdiri dari Jakarta, Bogor,
Depok, Tanggerang, dan Bekasi.
Dalam rumah tangga, minyak goreng dan margarine menjadi bahan baku utama
untuk memasak baik menumis, menggoreng, memanggang. Dengan melihat tingginya
konsumsi minyak goreng dan margarine menjadi peluang sekaligus ancaman besar bagi
produsen yang memproduksi minyak goreng dan margarine. Peluang besarnya,
perusahaan-perusahaan yang memproduksi minyak goreng dan margarine berlomba
menciptakan produk unggulan dengan menampilkan fitur produk yang berbeda yang
menjadi keunggulan produk tersebut. Jika semua produsen berlaku demikian, maka
tingkat persaingan semakin tinggi. Untuk menjawab peluang dan ancaman dibutuhkan
strategi promosi yang tepat dalam menarik minat konsumen salah satunya seperti
membuat iklan baik iklan media cetak maupun media elektronik. Menurut Kotler dan
Amstrong (2007), Promotion (promosi) Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan-keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Promosi dilakukan untuk menginformasikan pesan yang terkandung dalam produk
kepada konsumen guna membuat konsumen percaya untuk mengkonsumsi produknya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan kondisi tersebut, maka dapat disusun permasalahan yang akan
diteliti, yaitu :
Bagaimana karakteristik konsumen JABODETABEK?
1. Bagaimana efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas”?
2. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik responden JABODETABEK.
2. Menganalisis efektivitas iklan Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas”.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan EPIC dan DRM.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Bagi perusahaan, sebagai masukan mengenai iklan apa yang efektif untuk
perusahaan ,

3

2. Bagi penulis, sebagai sarana pengaplikasian ilmu selama kuliah, dan
3. Bagi peneliti lainnya, sebagai acuan guna melakukan penelitian lebih lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian terbatas yaitu mengidentifikasi karakteristik
responden JABODETABEK, menganalisis efektivitas iklan minyak goreng “Sania”
ROYAL dengan bintang iklan Farah Quin dan margarine “Simas” versi ramadhan
dengan bintang iklan Aril Tatum, serta menganalisis hubungan antara karakteristik
konsumen terhadap EPIC dan DRM. Penelitian dilakukan pada daerah
JABODETABEK, dengan pemilihan responden berdasarkan responden yang
mengetahui produk Minyak goreng “Sania” dan Margarine “Simas” . Pendekatan yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis EPIC, DRM, dan Chi-Square.

TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit
Menurut Pahan (2008), dalam dunia botani semua tumbuhan diklasifikasikan
untuk memudahkan dalam idenifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah
(latin) ini dikembangkan oleh Carolous Linnaeus. Tanaman kelapa sawit
diklasifikasikan sebagai berikut.
Species
:
1. E. guineensis jacq.
2. E. oleifera (H.B.K) Cortes
3. E. odora
Industri hasil setengah jadi (Oleo-pangan)
Oleo-pangan adalah penggunaan minyak sawit untuk produk pangan. Olahan
kelapa sawit yang digolongkan dalam oleo-pangan sebagai berikut.
 Minyak goreng
 Lemak makan: margarine, vanaspati, dan shortering
Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2007), Pemasaran adalah proses dan manajerial
dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2007), strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasar yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Iklan
Menurut Kotler dan Keller (2009), iklan adalah semua bentuk terbayar dari
presentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa melalui sponsor yang jelas.
Menurut Kotler dan Keller (2009) iklan bisa memengaruhi penjualan : konsumen
mungkin percaya bahwa merek yang diiklankan besar-besaran harus menawarkan “nilai

4

yang baik” karena berbagai bentuk dan penggunaan iklan , sulit melakukan generalisasi
tentang hal tersebut. Namun, ada beberapa observasi yang layak :
1. Pengulangan
Iklan memungkinkan penjualan mengulangi pesan berkali-kali. Iklan
juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan sebagai
pesaing. Iklan skala besar mengatakan sesuatu yang positif tentang ukuran,
kekuatan dan keberhasilan penjual.
2. Penguatan ekspresivitas
Iklan menyediakan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan
produknya melalui penggunaan media cetak, suara, dan warna yang
berseni.
3. Impersonalitas
Pemirsa tidak merasa wajib member perhatian atau merespon iklan.
Iklan merupakan dialog satu arah dan bukan dialog dua arah dengan
pemirsa.
Menurut Agus (2012), Periklanan (advertising) adalah semua bentuk penyajian
dan promosi nonpersonal atas ide, barang, atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan
tertentu. Karena banyaknya bentuk dan penggunaan periklanan, sangat sulit untuk
membuat generalisasi yang merangkum semuanya, Namun kualitas khusus berikut
sepatutnya diperhatikan.
1. Presentasi Umum. Periklanan yang bersifat umum itu memberikan
semacam keabsahan pada produk dan menyarankan tawaran yang
terstandarisasi. Karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli
mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan
dimaklumi oleh umum.
2. Tersebar Luas. Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang
memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali. Iklan juga
memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai
pesaing.
3. Ekspresi yang lebih kuat. Periklanan memberikan peluang untuk
mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara,
dan warna yang penuh seni.
4. Tidak Bersifat Pribadi. Khalayak tidak merasa wajib untuk
memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu melakukan monolog,
bukan dialog, dengan khalayak.
Prinsip-prinsip Efektivitas iklan
Menurut Hermawan (2012), Pada saat ini semakin krusial bagi perusahaan untuk
memiliki penyampaian pesan iklan yang efektif. Tujuan dari sebuah kampanye iklan
adalah untuk membawa rekanan, pembeli, pengguna dan pelanggan baru kepada
perusahaan. Hal tersebut tidaklah mudah khususnya di masa kini di mana orang
cenderung lebih berhati-hati dengan yang mereka beli.
Menurut O’Guinn dkk. dalam Hermawan (2008), terdapat 10 prinsip iklan yang
efektif, namun harus diingat bahwa dengan adanya berbagai jenis iklan, prinsip
efektivitas ini belum tentu bisa diterapkan semua iklan.

5

1. Buatlah Khalayak Tertarik (Grab People).
Sebuah iklan yang baik harus mampu membuat khalayak tertarik
dengan segera. Tujuan utama iklan perusahaan adalah untuk membuka
kemungkinan sebanyak mungkin dengan iklan yang menarik dalam ruang dan
waktu terbatas.
2. Jadilah Cerdas dan Kreatif (Be Clever and Creative).
Kecerdasan dan kreativitas diperlukan untuk menarik khalayak dan
mewujudkan merk dengan cara positif.
3. Bicaralah dengan Lantang (Speak Loudly).
Semakin lantang kita bicara, semakin banyak orang yang
mendengarkan. Konsep yang sama dapat diterapkan dalam iklan. Hal
tersebut dapat dicapai dengan
berbagai
cara
diantaranya
dengan
meningkatkan intensitas frekuensi iklan, ukuran, warna, dan latar belakang
iklan. Menurut Bernbach dalam Hermawan (2010), hal ini merupakan metode
yang luar biasa untuk membuat produk senatiasa diingat.
4. Jangan Membuat mereka Berpikir.
Pemasar perlu mendapatkan berbagai cara yang tepat, tetapi tidak
seharusnya membuat orang berpikir terlalu banyak. Penyederhanaan isi pesan
penting agar orang mengetahui bahwa iklan sudah memberikan gambaran utuh
dalam otak konsumen ketika mereka melihatnya.
5. Warna yang menarik tetapi tetap masuk akal.
Tergantung pada iklannya, pemasar cenderung ingin warna atau iklan
yang trendi dan tidak ketinggalan zaman. Pilihan warna sangatlah penting
sebagai aspek periklanan.
6. Informatif (Be Informative).
Setiap iklan harus menyatakan suatu pesan. Iklan merupakan
visualisasi pesan. Iklan Gudang Garam, Fed Ex dengan mobil truk bergerak,
dengan penampilan hanya pada merek tanpa pesan lain.
7. Buatlah agar menonjol dan Mudah diingat (Stand out and
Memorable).
Menjadi unik dan mudah diingat adalah dua komponen dari iklan yang
baik. Iklan komersial harus unik dan secara keseluruhan berbeda dari
iklan
yang lain. Kebanyakan iklan-iklan perusahaan besar telah mampu meraih tingkat
penampilan merek yang luar biasa – iklan Apple, Microsoft, McDonald’s
merupakan contohnya.
8. Berikanlah Cita Rasa (Give of a Feeling).
Setiap perusahaan dan merek memiliki suatu perasaan atau nada.
Perusahaan perlu menunjukannya melalui iklan. Orang-orang harus mampu
memahami cita rasa yang dimiliki perusahaan hanya dengan melihat iklan.
9. Tunjukkan, Bukan bercerita (Show, not Tell).
Salah satu ciri iklan yang baik adalah menunjukkan sesuatu alih- alih
menceritakan sesuatu. Caranya adalah dengan memvisualisasikannya sebagai
perwujudan dari konsep yang ada dalam teks.
10. Gunakan Humor.
Humor merupakan teknik yang berguna untuk menarik orang
terhadap suatu iklan. Pengandaian/Metafora dapat menjadi cara yang bagus

6

untuk menambah humor. Namun humor tidak selalu tepat, meski
digunakan untuk sebagian produk.

cocok

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian.

Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di JABODETABEK. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja dan pengumpulan data melalui pengisian kuisioner yang diberikan kepada
responden wanita dan pria di JABODETABEK secara acak. Penelitian dilakukan pada
bulan November 2013.

7

Jenis Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.Data primer didapat
dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden, sedangkan data sekunder didapat
dari situs internet, hasil penelitian terdahulu , kepustakaan dan lainnya.
Metode Pengambilan Sampel dan Jumlah Sampel
Metode yang dipakai dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
non-probability sampling dengan teknik convenience sampling. Dalam penelitian ini,
jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan tingkat
kepercayaan 90% sehingga nilai error (e) adalah sebesar 10 % (0.1) (Umar 2003).
Berdasarkan data jumlah populasi Masyarakat JABODETABEK ada sebanyak
24,383,930. Maka jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan adalah :
=

(1+

……………………………………………...(1)

2)

Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir yaitu
sebesar 10%
Dengan menggunakan rumus Slovin, maka nilai n adalah sebagai berikut :
n=

26.816.124
1+ 26.816.124 (0,10)

=
2

= 99,99 ≈ 100 orang.

Berikut jumlah responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Lampiran 1b
berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Dari 100 sampel dibagi kedalam 5 kota
JABODETABEK, sehingga setiap kota mempunyai porsi 20 orang berdasarkan
perhitungan 100 sampel dibagi 5 kota.
Pengelolaan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas untuk menyatakan sejauh mana data
dalam pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang ingin diukur
(Umar 2003). Sedangkan reliabilitas menurut Umar (2003) adalah suatu ukuran yang
menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Uji validitas
dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistikal Product and
Service Solution).
Pengukuran Efektivitas Iklan dengan EPIC Model
Menurut Durianto et al. (2003) untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan
EPIC model digunakan Analisis tabulasi sederhana dan penghitungan rata- rata
terbobot, sebagai berikut:
1. Analisis Tabulasi Serdehana

8

Dalam analisis ini data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase.
× 100% …………………………………….... (2)
�=
Σ

Keterangan:
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
Σ
= Banyaknya jumlah responden

P

2. Skor Rata-rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan
bobot.Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masingmasing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.
Rumus:
Σ .
=
. ……………………………………..(3)
Σ
Keterangan:
= Rata-rata berbobot
= Frekuensi
= Bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian dari 1 sampai 5 untuk
menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap
8ariable. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus berikut:
………………………………… (4)
=
Keterangan:
R (bobot)
= Bobot terbesar – bobot terkecil
M
= Banyaknya kategori bobot
x

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
5−1
4
=
= = 0,8...(5)
5
5

Sehingga posisi keputusannya menjadi:
STE
1

1,8

TE

CE

E

SE

2,6

3,4

4,2

5

Keterangan :
STE : Sangat Tidak Efektif
TE
: Tidak Efektif
CE
: Cukup Efektif
E
: Efektif
SE
: Sangat Efektif
Pengukuran Efektifitas Iklan dengan Direct Rating Method
Direct Rating Method digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah iklan
yang berkaitan dengan kemampuan iklan itu untuk mendapatkan perhatian, mudah

9

tidaknya iklan tersebut untuk dipahami, kemampuan iklan menggungah perasaan dan
kemampuan iklan itu untuk mempengaruhi perilaku. (Durianto et al. 2003)
Konsumen dapat memberi peringkat ke masing-masing iklan, metode ini
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan sebuah iklan yang berkaitan dengan
kemampuan iklan untuk menarik perhatian. Hasil dari peringkat Direct Rating Method
kemudian di konversikan ke dalam posisi keputusan direct rating dengan menggunakan
rumus:
20
g direct rating= X × .....................................................(6)

g = Posisi keputusan direct rating
G = Jumlah skala direct rating
X = Rata-rata setiap faktor DRM
Kemudian lakukan penjumlahan terhadap nilai direct rating untuk mendapatkan
nilai total direct rating sebagai berikut:
0
Iklan
buruk

20
40
Iklan
Iklan
kurang baik rata-rata

60
Iklan
baik

80
Iklan
hebat

100

Tabulasi Silang
Alat uji yang dipakai untuk tabulasi silang pada penelitian ini adalah uji kebebasan
(chi-square). Menurut Malhotra (2006) statistik uji chi square adalah statistik yang
digunakan untuk menguji signifikansi statistik dari asosiasi yang diamati dalam sebuah
tabulasi silang. Uji ini akan menunjukkan keterkaitan antara dua variabel.
Pengujian dilakukan dengan mengitung frekuensi sel yang akan diharapkan jika
ada asosiasi antar variabel, dengan mempertimbangkan total baris dan kolom. Frekuensi
sel yang diinginkan ini disimbolkan ƒe, kemudian dibandingkan dengan frekuensi
pengamatan aktual ƒo, yang ditemukan dalam tabulasi silang untuk memperhitungkan
statistik chi-square. Semakin besar perbedaan antara frekuensi yang diharapkan dengan
frekuensi aktual, semakin besar nilai statistic chi square dengan asumsi bahwa sebuah
tabulasi silang mempunyai r baris dan c kolom sebuah sampel acak dengan n
pengamatan. Maka frekuensi yang diharapkan untuk setiap sel dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
ƒe =

nr nc

.......................................................................(7)

Keterangan:
ƒe = frekuensi yang diharapkan
nr = jumlah total baris
nc = jumlah total kolom
n = jumlah ukuran sampel
Kemudian nilai X2 dihitung sebagi berikut:
X2 = Σ
Keterangan:
X2 = chi square
ƒo = frekuensi aktual



2

................................................................ (8)

10

ƒe
= frekuensi yang diharapkan
Uji Chi-Square termasuk uji Non-parametrik yang mempunyai kelebihan yaitu
perhitungan yang dipergunakan lebih sederhana dan dapat dikerjakan dengan cepat,
datanya tidak harus merupakan pengukuran kuantutatif tetapi dapat berupa respon
kualitatif seperti “ya” atau “tidak” (Walpole 1992)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil PT.Wilmar
PT Wilmar Nabati Indonesia sebelumnya bernama Bukit Kapur Reksa (BKR).
PT.WINA telah berdiri sejak tahun 1989 dengan produksi utama minyak goreng. PT.
WINA sebagai produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di Indonesia karena
mampu mengolah CPO sebesar 4.100 MT/harinya. Manjemen PT WINA telah
menetapkan suatu visi dan misi yaitu mendukung bisnis operasional group sehingga
tercapai kapasitas yang optimal dan kualitas yang sesuai dengan permintaan pelanggan
serta waktu pengiriman yang tepat dengan cara pengembangan kinerja sumberdaya
manusia yang ada. Pada tahun 2009, BKR berubah nama menjadi PT WILMARNABATI
Indonesia sebagai wujud perkembangan usaha yang semakin besar dan mulai
membangun pabrik-pabrik baru di luar kota dumai (Sumatra) dibawah
benderaWILMAR Group.
Profil PT. Indofood
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi
PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (INDF) mendapatkan
peningkatan peringkat korporasi dari Pefindo, menjadi idAA+ dari semula idAA dengan
outlook stabil.
Perseroan membagi bidang usaha-nya dalam empat unit usaha yaitu unit produk
konsumen bermerek (seperti mie instan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus
termasuk bumbu penyedap), unit produksi tepung terigu (Bogasari), unit minyak goreng
dan lemak nabati (perkebunan, minyak goreng dan margarin serta komoditi lainnya) dan
unit distribusi. Sementara peringkat idAA+ menggambarkan bahwa perseroan memiliki
pasar yang sangat kuat di industri makanan, dan memiliki portofolio usaha yang sangat
terdiversifikasi, memiliki operasional yang terintegrasi secara vertikal dan struktur
permodalannya mengalami perbaikan.

Karakteristik Konsumen
Penelitian terhadap karakteristik konsumen dilakukan untuk mengetahui
gambaran umum mengenai responden JABODETABEK. Responden yang digunakan
dalam penelitian ini berjumpal 100 responden. Karakteristik responden yang diteliti
meliputi jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan
pengeluaran yang dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah setiap kota dapat dilihat pada
Lampiran 1b.

11

Tabel 1 Karakteristik Konsumen
No
1.

Karakteristik Konsumen
Jenis Kelamin

2.

Status Pernikahan

3.

Pendidikan

4.

Pekerjaan

6.

Pendapatan (Rp)

7.

Pengeluaran (Rp)

Uraian
Perempuan
Laki-laki
Menikah
Belum menikah
SMP
SMA
Sarjana
Pasca sarjana
Mahasiswa
PNS
Pegawai swasta
Ibu RT
Pelajar
< 1.000.000
1.000.001- 2.000.000
2.000.001 - 3.000.000
3.000.001 - 4.000.000
4.000.001 - 5.000.000
5.000.000 - 10.000.000
> 10.000.000
< 1.000.000
1.000.001 – 2.000.000
2.000.001 – 3.000.000
3.000.001 - 4.000.000
4.000.001 – 5.000.000
5.000.000 - 10.000.000
> 10.000.000

Persentase %
48
52
64
36
2
41
52
5
24
8
48
17
3
7
16
14
35
9
11
8
9
19
42
13
7
6
4

Berdasarkan Tabel 1 konsumen berjenis kelamin perempuan sebesar 48% dan
laki-laki sebesar 52%, dengan status sudah menikah sebesar 64%.
Hal ini
menggambarkan mayoritas yang sudah menikah memiliki kecendrungan lebih tinggi
membelanjakan pendapatannya untuk kebutuhan pokok sehari-hari seperti membeli
minyak goreng dan margarine dibandingkan yang belum menikah . Latar belakang
pendidikan terakhir S1 sebesar 52%. Hal ini menggambarkan mayoritas konsumen pada
tingkat ini memiliki pola pikir yang lebih cermat untuk mengkonsumsi suatu produk
dengan mempertimbangkan kualitas suatu produk.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat diketahui sebagian besar konsumen
adalah pegawai swasta dengan persentase sebesar 48%. Pendapatan per bulan konsumen
pada penelitian ini sebagian besar berada pada nilai Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000
dengan persentase sebesar 35%, dengan jumlah pengeluaran sebagian besar berada pada
nilai Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 dengan presentase sebesar 42%.
Dimensi Promosi
Dimensi promosi menunjukan respon konsumen antara iklan media cetak atau
media elektronik pada produk minyak goreng Sania dan margarine Simas, dapat dilihat
pada Table 2

12

Tabel 2 Dimensi promosi
Produk
Minyak Goreng Sania
Margarine Simas

Jenis Iklan
Iklan media cetak
Iklan media elektronik
Iklan media cetak
Iklan media elektronik

Persentase %
45
55
43
57

EPIC Model
Efektivitas iklan minyak goreng Sania dan margarine Simas diukur dengan
menggunakan pendekatan EPIC Model yang bertujuan untuk mengetahui dampak
komunikasi iklan terhadap konsumen.Dimensi EPIC Model yang menjadi parameter
efektifitas iklan minyak goreng Sania dan margarine Simas yaitu Empathy (Empati),
Persuasion (Persuasi), Impact (Dampak) dan Communication (Komunikasi).
Dimensi Empati menginformasikan apakah konsumen menyukai iklan dan
apakah konsumen merasakan hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka.
Dimensi Persuasimenginformasikan apakah iklan dapat membujuk konsumen setelah
melihat iklan. Dimensi Dampak menginformasikan apakah iklan telah dapat memberi
pengaruh kepada konsumen setelah melihatnya. Dimensi Komunikasi ditujukan agar
kita dapat mengetahui apakah iklan tersebut sudah dapat menyampaikan isi dan pesan
kepada konsumen secara jelas. Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui EPIC
rate (Lampiran 4 dan 5), maka diperoleh skor dan penjelasan untuk setiap dimensi EPIC
pada Table 3.
Tabel 3 Skor dan penjelasan setiap dimensi EPIC
Produk
EPIC

Minyak
goreng Sania

Margarine
Simas

Keterangan

E

3,47

3,41

Efektif

P

3,13

3,20

Cukup Efektif

I

C

3,22

3,19

3,18

3,16

Cukup Efektif

Cukup Efektif

Penjelasan
Konsumen telah cukup merasakan
hubungan antara iklan dan pribadi
mereka dan iklan telah berhasil dalam
menciptakan perasaan dimana
konsumen menyukai dan merasa
dimengerti oleh iklan.
Iklan belum cukup memperngaruhi
konsumen dan iklan belum cukup
berhasil dalam memberi penguatan
karakter produk.
Iklan belum cukup maksimal dalam
memberikan pengaruh dan ingatan
dalam pikiran konsumen setlah
melihat iklan.
Iklan belum cukup berhasil dalam
menyampaikan pesannya kepada
konsumen karena penyampaian yang
kurang jelas atau sulit dimengerti.

13

Selanjutnya hasil analisis pengukuran efektivitas iklan dimasukkan ke dalam
posisi keputusan EPIC Model yang dapat dilihat di Gambar 3 untuk produk minyak
goreng Sania dan Gambar 4 untuk produk margarine Simas dibawah ini
STE
TE
CE
E
SE
1
1,8
2,6
3,4
4,2
E………………………………………………….….…..3,47
P…………………………………..….3,13
I……………………………………...….…..3,22
C…………………………………….….3,19
Gambar 3 Posisi keputusan EPIC minyak goreng Sania

STE
1

TE

CE

E

5

SE

1,8
2,6
3,4
4,2
E………………………………………….3,41
P………………………………….....3,20
I…………………………………...3,18
C…………………………………3,16
Gambar 4 Posisi keputusan EPIC margarine Simas

5

Berikutnya hasil dari masing-masing dimensi EPIC Model dirata-ratakan untuk
mengetahui nilai EPIC rate, sebagai berikut:
���

���

���

+

=

+

+
4



3,47 + 3,13 + 3,22 + 3,19
=
= 3,25
4
3,41 + 3,20 + 3,18 + 3,16
=
= 3,23
4

Hasil akhir dari rata-rata seluruh skor dimensi EPIC Model menunjukan skor
yang cukup efektif dengan nilai skor 3,25 (minyak goreng Sania) dan 3,23 (margarine
Simas). Keempat dimensi EPIC menunjukan hasil skor yang tidak seimbang. Ada
beberapa dimensi yang memiliki skor lebih tinggi dari dimensi lain. Hal ini
memperlihatkan bahwa kinerja iklan minyak goreng Sania dan margarine Simas belum
maksimal. Grafik hasil analisis efektivitas iklan dengan EPIC Model dapat dilihat di
Gambar 5 untuk minyak goreng Sania dan Gambar 6 untuk margarine Simas dibawah.

14

Gambar 5 Grafik EPIC Model minyak goreng Sania

Gambar 6 Grafik EPIC Model margarine Simas
Direct Rating Method
Bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan iklan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mendapatkan perhatian, pemahaman, menggugah perasaan, dan
kemampuan iklan tersebut untuk mempengaruhi perilaku konsumen.Pengukuran
dilakukan untuk mendapatkan nilai tingkat perhatian, pemahaman, respon kognitif,
respon afektif dan perilaku.
Faktor Perhatian menginformasikan apakah iklan sudah dapat menarik atensi
dari konsumen. Faktor Pemahaman menginformasikanapakahpesan yang ada di dalam
iklan telah dapat dipahami dan dimengerti. Faktor Respon Kognitif, pada faktor ini

15

kita dapat mengetahui persepsi konsumen setelah melihat iklan. Faktor Respon
Afektif, pada factorini kita dapat mengetahui perasaan dan emosi yang timbul setelah
melihat iklan. Faktor Perilaku menginformasikan perilaku yang akan dilakukan
setelah melihat iklan.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan Direct Rating Method, maka seluruh
hasil perhitungan terhadap faktor-faktor penilaian dalam direct rating method
dijumlahkan untuk mengetahui nilai total direct rating , hasil perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Direct Rating = Faktor Attention + Faktor Understanding+ Faktor Respon
Cognitive+ FaktorRespon Afektif + Faktor Behaviour
Direct Rating = 11,70 + 12,68 + 13,08 + 12,61 + 12,72
= 62,80 (minyak goreng Sania)
Direct Rating = 11,62 + 12,69 + 13,25 + 12,8 + 12,38
= 62,74 (margarine simas)
Dari hasil nilai total direct rating didapat nilai sebesar 62,80 (minyak goreng
Sania) dan 62,74 (margarine simas). Setelah dimasukan ke skala direct rating yang
dapat dilihat di Gambar 7.
0
20
40
60
80
100
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
Iklan
buruk
kurang baik rata-rata baik
hebat
Minyak goreng Sania………………….62,80
Margarine Simas………………….…62,74
Gambar 7 Skala direct rating
Hasil menunujukan bahwakedua iklan telah termasuk dalam kategori iklan
baik. Penjelasan iklan dengan kategori baik secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4
dibawah ini.
Tabel 4 Penjelasan kategori iklan yang baik
Direct Rating Method (DRM)
Penjelasan
Faktor Perhatian
Iklan telah berhasil menarik perhatian
Faktor pemahaman

Konsumen telah memahami isi dan pesan dalam
iklan

Faktor respon kognitif

Konsumen telah memiliki persepsi positif
terhadap iklan
Konsumen menyukai iklan dan merasa iklan
tersebut adalah iklan yang baik

Faktor respon afektif

Faktor perilaku

Iklan mampu mengarahkan konsumen untuk
melalukan pembelian namun belum tentu
pembelian dilakukan secara berulang dalam
jangka waktu lama.

16

Hubungan alat analisis EPIC dan DRM
EPIC merupakan alat analisis untuk melihat keefektivan sebuah iklan dengan
menampilkan iklan yang dapat memberikan pengaruh pada calon konsumennya,
sedangkan DRM untuk melihat kekuatan iklan tersebut seperti mengelompokan iklan
dalam beberapa kategori yaitu iklan buruk, kurang baik, rata-rata, baik, dan hebat
yang fungsinya menggugah atau mendorong calon konsumen sampai pada tahap
keputusan membeli sebuah produk.Apabila EPIC mempunyai nilai yang positif maka
DRM juga mempunyai nilai yang positif, dalam artian apabila pada EPIC iklan sudah
mampu untuk mempengaruhi calon konsumen setelah meliat iklannya maka pada
DRM calon konsumen tergugah untuk membeli sebuah produk tersebut karena merasa
sudah terpengaruh oleh iklan yang dilihatnya.
Tabulasi Silang
Tabulasi silang pada penelitian ini digunakan untuk menguji keterkaitan antara
karakteristik konsumen (jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan dan pengeluaran) dengan beberapa variabel, yaitu: EPIC (Empati, Persuasi,
Dampak,dan Komunikasi) dan Direct Rating Method (Perhatian, Pemahaman, Respon
Kognitif, Respon Afektif, dan Perilaku) pada produk minyak goreng Sania dan
margarine Simas. Pada tabulasi silang yang diolah dengan menggunakan SPSS dapat
dilihat dengan melihat nilai chi-square. Nilai α yang digunakan pada penelitian ini
adalah 10% atau 0,10. Nilai crosstabulation (Asy sig.) yang korelasinya berada kurang
dari 0,10 maka dapat dinyatakan adanya korelasi atau hubungan pada variabel tersebut
(Signifikan).
Hubungan antara Karakteristik Konsumen Minyak goreng Sania terhadap 4
dimensi EPIC dan 5 faktor DRM
Tabulasi silang pada kedua variabel ini dilakukan untuk melihat adakah korelasi
atau hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania dengan EPIC dan
DRM
Uji tabulasi silang dilakukan dengan hipotesa berikut:
H0
: Tidak ada hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania
dengan EPIC dan DRM
H1
: Ada hubungan antara karakteristik konsumen minyak goreng Sania
dengan EPIC dan DRM
Dari hasil analisis tabulasi silang, nilai Asymp. Sig. (2-sided) yang didapat
adalah
Tabel 5 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Empati dan Persuasi
Status
Pernikahan
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran

Sig.

E1
,110

E2
,063

E3
,583

P1
,022

P2
,027

P3
,004

Sig.
Sig.
Sig.
Sig.
Sig.

,319
,364
,038
,139
,129

,630
,162
,069
,394
,081

,595
,063
,104
,896
,843

,835
,591
,104
,239
,581

,380
,179
,011
,526
,184

,415
,036
,110
,659
,722

17

Tabel 6 Nilai (Sig 2-sided) Dimensi Dampak dan Komunikasi
Status
Pernikahan
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran

Sig.

I1
,180

I2
,206

I3
,379

C1
,156

C2
,121

C3
,345

Sig.
Sig.
Sig.
Sig.
Sig.

,805
,114
,683
,154
,235

,163
,161
,105
,761
,534

,475
,087
,261
,577
,536

,595
,001
,419
,200
,128

,866
,064
,017
,814
,599

,352
,091
,510
,158
,852

Tabel 7 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perhatian dan Pemahaman

Status
Pernikahan
Jenis
Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran

Sig.

Perhatian
1
,094

Perhatian
2
,216

Perhatian
3
,514

Pemahaman
1
,459

Pemahaman
2
,202

Pemahaman
3
,264

Sig.

,092

,631

,906

,255

,485

,199

Sig.
Sig.
Sig.
Sig.

,000
,001
,500
,069

,157
,476
,620
,897

,001
,001
,359
,766

,782
,000
,517
,620

,005
,001
,883
,762

,520
,588
,621
,462

Tabel 8 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Kognitif dan Afektif

Status
Pernikahan
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran

Sig.

Kognitif
1
,318

Kognitif Kognitif Afektif
2
3
1
,151
,056
,032

Afektif
2
,699

Afektif
3
,052

Sig.
Sig.
Sig.
Sig.
Sig.

,656
,109
,002
,277
,254

,379
,501
,015
,269
,979

,034
,298
,031
,429
,587

,126
,000
,339
,420
,149

,629
,320
,006
,769
,085

,599
,110
,618
,382
,723

Tabel 9 Nilai (Sig 2-sided) Faktor Perilaku
Status
Pernikahan
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Pengeluaran

Sig.

Perilaku 1
,547

Perilaku 2
,233

Perilaku 3
,443

Sig.
Sig.
Sig.
Sig.
Sig.

,533
,005
,723
,651
,094

,058
,018
,000
,037
,331

,850
,605
,852
,555
,298

Hasil diatas yang menunjukan nilai alpha kurang dari 10% atau 0,10 yaitu pada
tabel diatas yang bercetak tebal. Hal ini menunjukan bahwa H1 diterima, dan dapat

18

disimpulkan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10 Penjelasan hubungan karakteristik konsumen yang signifikan dengan EPIC
dan DRM
Karakteristik konsumen
minyak goreng Sania
Status pernikahan

Jenis kelamin

Tingkat pendidikan

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC
dan faktor-faktor DRM
Iklan yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi
(dimensi empati 2)
Iklan yang membuat konsumen terbujuk (dimensi persuasi 1)
Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan
konsumen (dimensi persuasi 2)
Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi
persuasi 3)
Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya
yang memukau (faktor perhatian1)
Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui
konsumen seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)
Iklan yang dapat menambah keyakinan konsumen terhadap
produk tersebut (faktor afektif 1)
Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini
(faktor afektif 3)
Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya
yang memukau (faktor perhatian 1)
Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini
setelah melihat iklannya (faktor afektif 2)
Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan,
dengan menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor
perilaku 2)
Iklan yang sesuai dengan kebutuhan saya (dimensi empati 3)
Iklan yang memiliki daya pikat dibanding produk lain (dimensi
persuasi 3)
Iklan yang dapat memberikan efek positif (dimensi dampak 3)
Iklan yang informative dan member rangsangan untuk
mencobanya (dimensi komunikasi 1)
Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2)
Iklan yang memberikan umpan balik yang bermanfaat (dimensi
komunikasi 3)
Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya
yang memukau (faktor perhatian1)
Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor
perhatian 3)
Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan

19

Lanjutan Tabel 10
Karakteristik
konsumen minyak
goreng Sania

Tingkat pendidikan

Ada hubungan yang signifikan dengan dimensi–dimensi EPIC dan
faktor-faktor DRM
dengan menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan
konsumen (faktor pemahaman 2)
Iklan yang dapat membuat konsumen menyukai produk ini (faktor
afektif 3)
Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
ini karena iklannya (faktor perilaku 1)
Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan
menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pekerjaan

Iklan yang sesuai dengan yang dirasakan dan difikirkan konsumen
(dimensi empati 1)
Iklan yang selalu menampilkan promosi yang dibutuhkan konsumen
(dimensi persuasi 2)
Iklan yang memberikan pesan yang jelas (dimensi komunikasi 2)
Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya
yang memukau (faktor perhatian1)
Iklan yang menjadi perhatian utama konsumen (faktor perhatian 3)
Iklan yang sudah memberikan informasi yang terbaik (faktor
pemahaman 1)
Iklan yang memiliki kinerja produk yang ditawarkan dengan
menyediakan informasi yang jelas untuk memudahkan konsumen
(faktor pemahaman 2)
Iklan yang membuat konsumen menyadari telah menampilkan
atribut produk seperti label halal, merk, rasa, dll (faktor kognitif 1)
Iklan yang mempu menjelaskan atribut produk seperti label halal,
merk, rasa, dll (faktor kognitif 2)
Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen
seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)
Iklan yang membuat konsumen cendrung memilih produk ini setelah
melihat iklannya (faktor afektif 2)
Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan
menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pendapatan

Iklan yang membuat konsumen bersedia menjadi pelanggan, dengan
menampilkan kemudahan memperolehnya (faktor perilaku 2).

Pengeluaran

Iklan yang membuat konsumen tertarik karena melihat iklannya
yang memukau (faktor perhatian1)
Iklan yang menyajikan promosi penting untuk iketahui konsumen
seperti diskon, bundling, dll (faktor kognitif 3)
Iklan yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
ini karena iklannya (faktor perilaku 1)

Perilaku konsumen yang sudah menikah cendrung berbelanja kebutuhan seharihari seperti produk minyak goreng Sania sebagai bahan baku kegiatan rutinnya yaitu

20

memasak menjadi kegiatan rutin oleh karena itu mereka cendrung setuju dibandingkan
dengan perilaku konsumen yang belum menikah yang cendrung tidak setuju terhadap
EPIC dan DRM yang signifikan. Berikut penjelasan kecendrungan jawaban dari
karakteristik konsumen minyak goreng Sania yang belum dan sudah menikah , dapat
dilihat pada tabel 11.
Tabel 11 Penjelasan hubungan antara status pernikahan yang signifikan dengan EPIC
dan DRM
Belum
Sudah
Penjelasan
menikah
menikah
Cukup
Setuju
Iklan yang memberi kemudahan dalam
setuju
mengakses informasi (dimensi empati 2)
Tidak
Setuju
Iklan yang membuat konsumen terbujuk
setuju
(dimensi persuasi 1)
Tidak
Setuju
Iklan yang selalu menampilkan promosi yang
Kecendrungan
setuju
dibutuhkan konsumen (dimensi persuasi 2)
jawaban
Tidak
Setuju
Iklan yang memiliki daya pikat dibanding
setuju
produk la