Efektivitas Tanaman Herbal Terhadap Fermentasi Rumen, Emisi Gas Metan Dan Populasi Protozoa In Vitro

EFEKTIVITAS TANAMAN HERBAL TERHADAP
FERMENTASI RUMEN, EMISI GAS METAN DAN POPULASI
PROTOZOA IN VITRO

NURSANTI LAIA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis efektivitas tanaman herbal
terhadap fermentasi rumen, emisi gas metan dan populasi protozoa in vitro adalah
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
.
Bogor, September 2016
Nursanti Laia
D251140121

RINGKASAN
NURSANTI LAIA. Efektivitas Tanaman Herbal terhadap Fermentasi
Rumen, Emisi Gas Metan dan Populasi Protozoa In Vitro. Dibimbing oleh
MUHAMMAD RIDLA, SRI SUHARTI dan ANURAGA JAYANEGARA.
Sektor peternakan khususnya ternak ruminansia, memegang peranan besar
terhadap laju emisi gas metan yang berkontribusi terhadap pemanasan global
sekaligus merupakan bentuk representasi dari sejumlah kehilangan energi bagi ternak .
Salah satu pendekatan meminimalisasi emisi gas metan pada ternak ruminansia
adalah melalui strategi pemberian pakan. Kelor, kunyit dan kedawung merupakan
tanaman herbal yang mampu menurunkan populasi bakteri metagonenik.
Tanaman-tanaman herbal mengandung saponin yang mampu menurunkan
protozoa dan meningkatkan bakteri rumen, sehingga memperbaiki metabolisme
rumen.
Penelitian ini menggunakan teknik fermentasi in vitro. Media inkubasi yang

digunakan adalah cairan rumen + larutan buffer bikarbonat yang ditempatkan dalam
botol dan diinkubasi dalam water bath bersuhu 39-41ᵒC selama 72 jam. Cairan rumen
diambil dari sapi peranakan Friesian Holstein berfistula di BALITNAK Ciawi, Bogor.
Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap 1 adalah screening terhadap tujuh tanaman
herbal yang dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 7
perlakuan dan 3 ulangan. Kriteria screening berdasarkan tanaman yang dapat
menghasilkan produksi gas yang tinggi serta populasi protozoa yang rendah.
Tahap 2 adalah pengujian 3 tanaman herbal berdasarkan hasil yang didapat dari
pengujian tahap 1 yang dirancang dengan menggunakan rancangan acak
kelompok dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Rancangan perlakuannnya adalah
R1= 100% bungkil inti sawit, R2 = 70% bungkil inti sawit + 30 % tepung daun
kelor, R3 = 70% bungkil inti sawit + 30 % tepung kunyit, R4 = 70% bungkil inti
sawit + 30 % tepung biji kedawung, R5 = 70% bungkil inti sawit + 15% tepung
kelor + tepung kunyit, R6 = 70% bungkil inti sawit + 15% tepung kelor + 15%
tepung kedawung, R7 = 70% bungkil inti sawit + 15% tepung kunyit + 15%
tepung kedawung, R8 = 70% bungkil inti sawit+ 10% tepung kelor + 10% tepung
kunyit + 10% tepung kedawung.
Hasil tahap 1 menunjukkan bahwa dari 7 tanaman herbal didapatkan 3
tanaman herbal yang dapat meningkatkan produksi gas dan populasi protozoa
yang rendah secara in vitro yaitu kelor, kunyit dan biji kedawung. Hasil produksi

gas total antar setiap tanaman menunjukkan adanya perbedaan (P