Respon Penambahan Tepung Daun Kembag Sepatu dan Ampas Teh terhadap Populasi Mikroba Rumen dan Produksi Gas Metan in vitro.

RESPON PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KEMBANG SEPATU
DAN AMPAS TEH TERHADAP POPULASI MIKROBA RUMEN
DAN PRODUKSI GAS METAN IN VITRO

SKRIPSI
DINDA MULIA UTAMI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

RINGKASAN
DINDA MULIA UTAMI. D24070152. 2012. Respon Penambahan Tepung Daun
Kembang Sepatu dan Ampas Teh Terhadap Populasi Mikroba Rumen dan
Produksi Gas Metan in vitro. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Sri Suharti, S.Pt. M.Si.
Pembimbing Anggota : Dimar Sari Wahyuni, S. Pt.
Gas metan yang dihasilkan dari ternak ruminansia berasal dari aktivitas
mikroba (bakteri, protozoa, dan fungi) rumen pada proses fermentasi pakan terutama

oleh bakteri metanogen. Pembentukan gas metan pada sistem rumen dapat
menyebabkan hewan ruminansia mengalami kehilangan sebagian energi yang
tercerna. Sehingga banyak energi pakan yang seharusnya bisa dimanfaatkan ternak
untuk pertumbuhan dan produksi, namun terkonversi menjadi gas metan. Produksi
gas metan dapat berkurang melalui pemanfaatan agen defaunasi yang dapat menekan
pertumbuhan protozoa dan bakteri metanogen. Selain itu, protozoa mempunyai sifat
memangsa sebagian bakteri oleh karena itu perlu dilakukan defaunasi (penghambatan
pertumbuhan) protozoa sehingga populasi bakteri dapat meningkat. Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu) dan Camelia sinensis (teh) merupakan tanaman yang
berfungsi sebagai agen defaunasi karena mengandung saponin dan tanin. Defaunasi
dengan saponin dan tanin diharapkan dapat meningkatkan populasi bakteri di rumen,
meningkatkan aliran sumber protein mikroba, dan menekan pertumbuhan bakteri
metanogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon penambahan tepung
daun kembang sepatu dan ampas teh serta kombinasinya terhadap populasi mikroba
rumen (protozoa, bakteri amilolitik, selulolitik, proteolitik, dan total) dan produksi
gas metan secara in vitro.
Penelitian ini dilaksanakan di bertempat di Laboratorium Pengembangan
Teknologi Industri Agro dan Biomedika (LAPTIAB), BPPT, Tangerang;
Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi; Laboratorium Nutrisi Ternak
Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor; dan Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, Bogor. Rancangan

yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 4x3 dengan 4
ulangan. Faktor pertama adalah level tepung ampas teh (0; 1; 2; 3) mg/ml cairan
rumen dan faktor kedua adalah level tepung daun kembang sepatu (0; 0,15; 0,3)
mg/ml cairan rumen. Data dianalisis dengan menggunakan analysis of variance
(ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka
dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini
adalah populasi protozoa, bakteri amilolitik, bakteri selulolitik, bakteri proteolitik,
bakteri total, dan produksi gas metan.
Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa tidak ada interaksi antara level
pemberian tepung ampas teh dan daun kembang sepatu. Pemberian tepung ampas teh
cenderung menurunkan populasi protozoa (P