Dampak Suhu Tinggi terhadap Respons Fisiologi, Profil Darah dan Performa Produksi Dua Bangsa Ayam Berbeda

DAMPAK SUHU TINGGI TERHADAP RESPONS FISIOLOGI,
PROFIL DARAH DAN PERFORMA PRODUKSI
DUA BANGSA AYAM BERBEDA

LAELI KOMALASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Dampak Suhu Tinggi
terhadap Respons Fisiologi, Profil Darah dan Performa Produksi Dua Bangsa
Ayam Berbeda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Laeli Komalasari
NIM D151110081

RINGKASAN
LAELI KOMALASARI. Dampak Suhu Tinggi terhadap Respons Fisiologi, Profil
Darah dan Performa Produksi Dua Bangsa Ayam Berbeda. Dibimbing oleh
MULADNO dan RUDI AFNAN.
Ayam kampung merupakan salah satu ayam lokal Indonesia dengan
produksi telur yang rendah. Di sisi lain, ayam kampung telah terbiasa dengan suhu
lingkungan Indonesia dan berbeda dengan ayam ras yang merupakan breed
sintetis yang didatangkan dari negara beriklim empat musim. Selama ini belum
ada laporan kematian ayam kampung karena suhu lingkungan tinggi. Perbedaan
respons terhadap suhu tinggi antara ayam kampung dan ayam ras petelur dapat
terjadi.
Ayam memiliki mekanisme untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil
dengan menjaga keseimbangan antara panas yang diproduksi tubuh dengan panas
yang dilepaskan ke lingkungan. Pengeluaran panas tubuh pada ayam dapat
melalui radiasi, konduksi dan konveksi. Radiasi, konduksi dan konveksi tidak

mampu melepaskan panas yang diproduksi tubuh pada saat suhu lingkungan
tinggi, sehingga mekanisme berikutnya yang digunakan adalah panting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons ayam kampung betina
maupun ayam ras petelur terhadap suhu lingkungan tinggi berdasarkan respons
fisiologi, profil darah dan performa produksi. Sebanyak masing-masing 36 ekor
ayam kampung betina dan ayam ras petelur umur 22 minggu ditempatkan secara
acak dalam 3 unit kandang tertutup selama 4 minggu pada suhu 22 °C, 28 °C dan
34 °C. Rentang suhu diatur selama lima jam setiap hari mulai pukul 10.00
sampai 15.00 WIB.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah respons fisiologi (suhu
rektal, suhu permukaan tubuh dan panting), performa produksi (konsumsi pakan,
produksi telur, berat telur, konversi pakan, mortalitas dan kualitas telur) serta
profil darah (eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit dan rasio heterofil limfosit
(H/L)). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) pola faktorial dengan perlakuan suhu kandang dan bangsa ayam dan
dilakukan uji least square means apabila terdapat perbedaan yang nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa ayam dan suhu kandang
berpengaruh nyata (P0.05) terhadap profil darah dan performa
produksi. Suhu tinggi menurunkan tinggi albumen, haugh unit dan ketebalan
kerabang telur ayam ras tetapi tidak terjadi pada ayam kampung.

Kata kunci: ayam kampung betina, ayam ras petelur, suhu tinggi

SUMMARY
LAELI KOMALASARI. Effect of High Ambient Temperature on Physiological
Responses, Blood Profil and Productive Performance of Two Different Chicken
Breeds. Supervised by MULADNO and RUDI AFNAN.
Kampung hens belong to Indonesian native chicken that produce low
number of egg but well adapted to tropical climate of Indonesia. High mortality
rate of kampung hens caused by high temperature is not reported. These
conditions are contradicted with commercial laying hens which are synthetic
breed originated from temperate region.
The chicken has certain mechanism to arrange stable body temperature by
maintaining the equilibrium between heat production in the body and heat
dissipation to the environment. Heat is dissipated through radiation, conduction
and convection. These sensible heat loss method are not adequate to release heat
from the body to the environment when the ambient temperature is high.
Therefore, insensible heat loss method such as panting mechanism becomes a
major avenue.
This research aimed to study the influence of high ambient temperature on
the physiological response, blood profile and production performance of kampung

hens and commercial laying hens. A total of 36 hens of 22 weeks old from each
breed were randomly allocated to separate house with different ambient
temperatute of 22 °C, 28 °C and 34 °C. Temperature treatment was applied for 4
weeks and set up for 5 hours a day starting from 10.00 until 15.00 west
Indonesian time.
Traits measured were physiological responses (rectal as well as body surface
temperature and latency to panting), productive performances (feed intake, henday
production, egg weight, feed conversion, mortality and egg quality) and blood
profiles (erythrocyte, hemoglobin, hematocrite value, leukocyte and heterophilelymphocyte ratio (H/L). The factorial completely randomized design was applied.
Differences between treaments were subjected to least square mean test.
The research showed that chicken breed and the housing temperature have
significantly affected (p