III. Dasar-dasar kelistrikan
Listrik merupakan fenomena yang muncul dari keberadaan partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif di dalam sebuah zat. Semua zat tersusun dari atom-atom yang
terdiri dari elektron muatan negatif, proton muatan positif dan neutron muatan netral. Atom – atom yang mengandung jumlah elektron dan proton yang sama dianggap bermuatan
netral. Arus adalah jumlah elektron yang bergerak melewati suatu titik tertentu dalam satu
detik satuannya Ampere. Arus, baik yang searah maupun bolak balik diukur dalam ampere atau untuk arus yang lebih kecil diukur dalam miliampere. Kuatnya arus yang mendorong
elektron-elektron dari satu atom ke atom yang lain disebut voltase dan diukur dalam satuan volt. Usaha yang dibutuhkan untuk mendorong arus melalui konduktor atau tubuh manusia
disebut hambatan dan diukur dalam satuan ohm. Elemen – elemen ini, arus, voltase dan hambatan dikombinasikan membentuk sebuah sirkuit. Bedah listrik tidak menggunakan arus
searah, tetapi menggunakan arus bolak-balik.
9
Sebuah sirkuit merupakan aliran elektron yang berkelanjutan yang komponennya terdiri dari voltase, tahanan dan arus. Sistem listrik ini dapat dianalogikan seperti sistem
kardiovaskular manusia. Arus dapat dilihat seperti aliran listrik, sumber voltase adalah jantung, tahanan adalah dinding pembuluh darah kecil dan kapiler.
2,9
Aliran arus melalui sebuah konduktor ditentukan oleh hukum Ohm, yang menyatukan bersama arus I,voltase V, dan hambatan R : I = VR
9
Hal tersebut menyatakan bahwa arus sama dengan voltase dibagi dengan hambatan. Dengan kata lain, arus meningkat seiring dengan meningkatnya voltase dan arus menurun
seiring dengan meningkatnya hambatan.
4,9
9
IV. Alat bedah listrik Electrosurgical Unit = ESU
Alat bedah listrik terdiri dari 3 bagian :
1,2,10,11
1. Sumber tenaga mengandung satu atau lebih transformator
Sebuah transformator terdiri dari dua atau lebih koil lilitan yang berdekatan satu sama lain. Arus listrik yang mengalir melalui koil lilitan pertama akan menginduksi aliran arus
koil lilitan yang kedua. Voltase tenaga arus yang diinduksi melalui koil lilitan yang kedua tergantung pada jumlah loop pada lilitan. Apabila jumlah lilitan pertama lebih
sedikit dari lilitan kedua, voltase akan dinaikkan atau disebut dengan transformator step- up dan apabila jumlah lilitan pertama lebih banyak dari lilitan kedua maka voltase
diturunkan atau disebut dengan transformator step-down.
Universitas Sumatera Utara
2. Sirkuit osilasi mengatur frekuensi
Apabila voltase telah dinaikkan pada level yang sesuai untuk bedah listrik, maka diperlukan sirkuit osilasi untuk meningkatkan frekuensi.
Terdapat beberapa bentuk, yaitu : a.
Spark gap Spark gap terdiri dari kondensator area tempat penyimpanan energi listrik, sebuah
air gap yang kecil spark gap, dan sebuah transformator induktor. Kondensator akan bermuatan voltase tinggi yang dihasilkan oleh lilitan sekunder pada
transformator yang bervoltase tinggi. Setelah energi penuh, kondensator akan melepaskan energi melalui udara. Akibatnya menimbulkan efek pada arus dan
menghasilkan osilasi. Arus yang kemudian mengalir melalui transformator yang menopang osilasi dihubungkan dengan sirkuit pasien.
b. Sirkuit tabung hampa udara
Sirkuit tabung hampa udara menggunakan tabung hampa udara termionik sebagai pengganti spark gap. Arus listrik yang dihasilkan berbentuk gelombang tanpa
hambatan undamped. Sirkuit tabung hampa udara digunakan untuk elektrokoagulasi dan elektroseksi atau kombinasi keduanya.
3. Sirkuit pasien
Terdapat sebuah kapasitor penghambat pada sirkuit pasien untuk mencegah lewatnya cadangan voltase dengan frekuensi rendah yang dapat menimbulkan syok atau terbakar
karena kesalahan pemakaian alat. Mempunyai elektroda pegangan elektoda aktif dan elektroda dispersif ground plate.
V. Istilah penting dalam prosedur bedah listrik