4. Anestesi disesuaikan dengan lesi.
Pemilihan anestesi disesuaikan dengan keadaan lesi, anestesi dapat berupa anestesi topikal EMLA, gelkrim lidokain atau injeksi lidokain dengan atau tanpa adrenalin.
Anestesi diaplikasikan sampai dengan beberapa milimeter diluar lesi. 5.
Jika diperlukan pemeriksaan biopsi histopatologis, ambil jaringan dengan skalpel atau kuret tajam terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan tindakan bedah listrik.
6. Pilih elektroda yang sesuai dengan lesi, dan bagian tangan yang tak memegang elektroda
aktif sebaiknya kontak dengan kulit sekitar lesi. 7.
Tindakan bedah listrik dan kuret dilakukan bergantian. 8.
Jika masih ada perdarahan kecil, hentikan dengan penekanan selama beberapa saat. Jika perdarahan belum berhenti, dapat diberikan hemostasis kimia atau dengan sentuhan
elektroda aktif lagi. 9.
Luka diolesi dengan krimsalap antibiotik dan sebaiknya ditutup dengan kasa dan diganti setiap hari sampai luka sembuh.
10. Penyembuhan luka secara sekunder biasanya berlangsung selama 3-4 minggu.
X. Keuntungan bedah listrik
1. Sederhana dan mudah dipakai di tempat praktek sehari-hari.
10
2. Tidak memerlukan waktu lama.
3. Tidak perlu antiseptik yang berlebihan.
4. Efek hemostasis baik.
5. Parut hipertrofik dapat dihindarkan dengan arus yang rendah.
6. Trauma minimal, secara kosmetik hasil dapat diterima dengan baik.
7. Tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
XI. Kerugian bedah listrik
1. Penyembuhan luka lebih lama.
10
2. Hanya dapat digunakan untuk lesi-lesi kecil.
3. Harga relatif mahal.
XII. Aplikasi klinis bedah listrik
- Hemostasis
15
Aplikasi bedah listrik yang paling umum ialah penggunaannya dalam menjaga hemostasis pada lapangan operasi. Tehnik bedah listrik yang berbeda dapat digunakan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
jenis dari unit bedah listrik yang digunakan selama prosedur pembedahan. Koagulasi dapat dicapai dengan menggunakan elektrofulgurasi, elektrodesikasi, atau
elektrokoagulasi dengan aplikasi elektroda secara langsung pada pembuluh darah yang mengalami perdarahan.
- Bedah listrik pada lesi-lesi jinak Elektrodesikasi merupakan sebuah modalitas terapi yang efektif untuk tumor-tumor
epidermis yang berbentuk papul atau plak, seperti keratosis seboroik, veruka, dermatosis papulosis nigra, moluskum, atau kutil datar. Pertama-tama, area di sekitar lesi dianastesi
dengan menggunakan lidokain yang mengandung epinefrin. Kemudian lesi dipaparkan dengan elektroda berkekuatan rendah sampai lapisan superfisial lesi berwarna keabuan
karena hangus terbakar. Jaringan yang hangus kemudian dibuang dari lesi dengan menggunakan kasa steril atau kuretase. Proses ini diulangi sampai lesi menghilang pada
kulit sekitarnya. Metode ini menyebabkan perdarahan dan jaringan parut yang minimal karena komponen epidermal yang dibuang.
- Elektrodesikasi dan kuretase pada lesi-lesi ganas Kuretase dan elektrodesikasi merupakan pilihan terapi yang paling sering digunakan pada
karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Karakteristik tumor tertentu, bagaimanapun harus ditemukan untuk memastikan angka kesembuhan yang tinggi dan
hasil kosmetik yang dapat diterima. Tumor harus bersifat primer, memiliki batas yang tegas, terletak pada tempat dengan angka rekurensi yang rendah seperti pada tubuh,
ekstremitas atau regio zona non-“H” pada wajah, memiliki sub tipe histologis superfisial atau nodular dan memiliki diameter 1cm pada daerah wajah dan 2cm pada batang
tubuh dan ekstremitas. Sebagai tambahan, kuretase dan elektrodesikasi merupakan pilihan terapi yang viabel pada pasien dengan kofaktor morbiditas yang tinggi yang
menyebabkan eksisi bedah terlalu beresiko, atau pada pasien yang tidak dapat melakukan kunjungan follow up secara teratur.
Tumor yang tidak sesuai untuk kuretase dan elektrodesikasi termasuk tumor dengan batas tak jelas, tumor zona “H” pada wajah, tumor dengan pola histologis yang agresif,
tumor dengan potensi metastasis yang tinggi, dan tumor yang memerlukan diagnostik histologis. Pasien-pasien dengan alat pacu jantung, elektrodesikasi dapat diganti dengan
elektrkauter.
Universitas Sumatera Utara
Batas tumor harus ditandai, dan lidokain dengan epinefrin harus diinjeksikan untuk menghasilkan anastesi lokal yang adekuat. Dengan tekanan yang kuat dan berlawanan,
lesi dikuret dengan pola checkerboard sampai tampilan klinis dari lesi menghilang. Kemudian dilanjutkan dengan elektrodesikasi dengan kekuatan tinggi pada daerah basal
dan perifer lesi. Beberapa menyarankan batas inklusi sebesar 2-4 mm dari kulit yang normal selama prosedur kuretase dan elektrodesikasi, dan variasi protokol individual
telah ditetapkan. Jika kuretase karsinoma sel basal meluas sampai ke subkutis, maka telah timbul ekstensi invasif dari karsinoma sel basal, dan eksisi harus dilakukan.
Tabel 1. Lesi pada kulit yang dapat diterapi dengan bedah listrik
dikutip sesuai dengan aslinya dari kepustakaan 3
XIII. Komplikasi dan pencegahan