Induksi Maturasi Ikan Ringau Datnioides Microlepis Secara Hormonal

INDUKSI MATURASI IKAN RINGAU Datnioides microlepis
SECARA HORMONAL

BASTIAR NUR

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Induksi Maturasi Ikan
Ringau Datnioides microlepis secara Hormonal adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016

Bastiar Nur
NIM C151120301

RINGKASAN
BASTIAR NUR. Induksi Maturasi Ikan Ringau Datnioides microlepis secara
Hormonal. Dibimbing oleh AGUS OMAN SUDRAJAT dan MELTA RINI
FAHMI.
Ikan ringau (Datnioides microlepis) merupakan salah satu spesies ikan dari
famili Datnioididae yang hidup di perairan sungai dan danau di daerah Sumatera
dan Kalimantan (Kottelat et al. 1993). Ikan ini memiliki potensi untuk
dikembangkan karena merupakan salah satu ikan hias endemik komoditas ekspor
yang memiliki harga yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan ekspor masih
mengandalkan dari hasil tangkapan alam sehingga menyebabkan ketersediaannya
di alam menurun. Kegiatan budidaya ikan ringau dapat mengatasi kelangkaan dan
menjaga kelestarian populasinya dalam jangka panjang, namun terkendala oleh
ketersediaan induk matang gonad dari hasil penangkaran.
Aktivitas reproduksi ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan dikontrol
oleh sistem endokrin reproduksi melalui jalur hipotalamus, kelenjar pituitari dan
gonad. Perlakuan hormon menjadi salah satu solusi untuk induk ikan yang sulit
matang gonad dalam lingkungan budidaya seperti halnya yang terjadi pada ikan

ringau. Kombinasi hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) dan
antidopamin (AD) atau Oodev telah diketahui dapat menginduksi kematangan
gonad ikan-ikan tropis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
penggunaan serotonin (5-HT) dalam formulasi hormon Pregnant Mare Serum
Gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) terhadap perkembangan gonad ikan
ringau.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan
penyuntikan hormon per kg bobot tubuh yaitu: (P1) 1 ml NaCl 0,9% (kontrol); (P2)
20 IU PMSG + 0.01 mg AD; (P3) 20 IU PMSG + 0,01 mg AD + 0,2 mg 5-HT; (P4)
20 IU PMSG + 0,01 mg AD + 2 mg 5-HT; dan (P5) 20 IU PMSG + 0,01 mg AD +
4 mg 5-HT. Setiap perlakuan diujikan pada lima ekor ikan sebagai ulangan individu.
Ikan yang digunakan merupakan hasil tangkapan alam dengan ukuran panjang total
17,5-33,0 cm dan bobot tubuh 118-926 g. Penyuntikan hormon dilakukan setiap 10
hari dengan lama penelitian 60 hari. Hormon disuntikkan secara intramuskular pada
bagian bawah sirip punggung ikan uji. Selama penelitian, ikan uji dipelihara dalam
bak beton dan diberi pakan berupa udang dan ikan-ikan kecil (hidup) dua kali sehari
secara satiasi (pukul 08.00 dan 16.00). Pengambilan sampel darah untuk mengukur
konsentrasi hormon estradiol-17β (E2) dalam plasma darah dilakukan setiap 10 hari
sebelum penyuntikan hormon perlakuan. Pada akhir penelitian dilakukan
pembedahan ikan uji untuk mengetahui indeks gonadosomatik (IGS), indeks

hepatosomatik (IHS) dan tingkat kematangan gonad berdasarkan morfologi dan
histologi gonadnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyuntikan hormon dapat
merangsang perkembangan gonad ikan ringau, meningkatkan nilai IGS dan IHS
serta mempengaruhi konsentrasi hormon E2 dalam darah. Nilai IGS yang diperoleh
pada masing-masing perlakuan sebesar 0,76±0,09% (P1); 1,41±0,05% (P2);
1,62±0,04% (P3); 2,38±0,06% (P4); dan 1,70±0,05% (P5), nilai IGS perlakuan P4
berbeda nyata (p