Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 3 Gram Dengan Pemberian Kalsium Karbonat (Caco3) Pada Salinitas Optimum Dalam Sistem Resirkulasi

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 3 GRAM DENGAN PEMBERIAN
KALSIUM KARBONAT (CaCO3) PADA SALINITAS
OPTIMUM DALAM SISTEM RESIRKULASI

ARDYEN SAPUTRA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Kinerja Produksi
Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 3 Gram dengan Pemberian
Kalsium Karbonat (CaCO3) pada Salinitas Optimum dalam Sistem Resirkulasi
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2016
Ardyen Saputra
NIM C151130701

RINGKASAN
ARDYEN SAPUTRA. Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor
Berukuran Awal 3 Gram dengan Pemberian Kalsium Karbonat (CaCO3) pada
Salinitas Optimum dalam Sistem Resirkulasi. Dibimbing oleh TATAG
BUDIARDI dan EDDY SUPRIYONO.
Ikan sidat merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dan banyak diminati pada pasar lokal dan pasar internasional. Benih (glass
eel) yang digunakan untuk kegiatan budidaya masih diperoleh dari hasil
tangkapan alam dan kendala yang dihadapi adalah pertumbuhan ikan sidat yang
lambat. Salah satu aspek untuk meningkatkan pertumbuhan ikan sidat adalah
perbaikan kualitas air media pemeliharaan. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk menentukan salinitas dan jumlah penambahan kadar kalsium
karbonat (CaCO3) yang optimal untuk meningkatkan kinerja produksi ikan sidat.

Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap I merupakan penelitian
pendahuluan dengan tujuan menentukan salinitas terbaik yang mendukung
pertumbuhan ikan sidat A. bicolor bicolor. Tahap II merupakan penelitian utama
dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian kalsium karbonat
(CaCO3) pada media budidaya terhadap kinerja produksi ikan sidat. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga
ulangan. Perlakuan pada tahap I diaplikasikan untuk menentukan level salinitas
media pemeliharaan ikan sidat yang terdiri dari 0, 2, 4 dan 6 ppt. Pada tahap II
diaplikasikan penambahan kalsium karbonat pada media budidaya dengan dosis
yang berbeda, yaitu 0, 50, 100 dan 150 mg/L. Ikan sidat dengan bobot tubuh
3,00±0,56 gram/ekor dipelihara pada akuarium sistem resirkulasi berukuran
100×50×40 cm3 dengan padat tebar 4 g/L. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 75
hari, yaitu 15 hari untuk penelitian tahap I dan 60 hari untuk penelitian tahap II.
Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan komersil (pakan pasta) dengan
kandungan protein 45% sebanyak tiga kali sehari secara at satiation.
Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa salinitas 0 ppt menunjukkan
hasil terbaik bagi kinerja produksi ikan sidat. Berdasarkan penelitian tahap I,
maka salinitas 0 ppt digunakan pada penelitian tahap II. Hasil penelitian tahap II
menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup 100% untuk semua perlakuan.
Hasil perlakuan terbaik terdapat pada penambahan CaCO3 sebesar 50 mg/L.

Perlakuan tersebut menghasilkan laju pertumbuhan mutlak biomassa 1,77 g/hari
serta rasio konversi pakan 2,27, koefisien keragaman 14,79%, glukosa darah
31,33 mg/dL, tingkat konsumsi oksigen 0,41 mgO2/g/jam dan tingkat kerja
osmotik (0,269 mOsm/L H2O). Kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran
yang optimum untuk pemeliharan ikan sidat, yaitu suhu 29-31oC, pH 7-8, DO 4-5
mg/L. Nilai alkalinitas dan kesadahan kalsium meningkat sesuai dengan
peningkatan dosis pemberian kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat
(CaCO3) pada media dengan dosis 50 mg/L pada salinitas 0 ppt merupakan
perlakuan terbaik untuk meningkatkan kinerja produksi ikan sidat A. bicolor
bicolor.
Kata Kunci:

Anguilla bicolor bicolor, kalsium karbonat (CaCO3), resirkulasi,
pertumbuhan.

SUMMARY
ARDYEN SAPUTRA. Production Performance of Eel Anguilla bicolor bicolor
Weight 3 Gram with the Addition of Calsium Carbonat (CaCO3) into the optimum
salinity on Recirculation System. Supervised by TATAG BUDIARDI and EDDY
SUPRIYONO.

Eel is a commodity that economically high value and more favourable in
demand on the local and international market. The glass eel is used for cultivation
activities and are still obtained from natural capture. The problem is low growth
performance of eel. One aspect to increase growth performance of eel is
improvement of water quality. Therefore this study was conducted to determine of
the salinity and the additional levels of calcium carbonate (CaCO3) to improve
production performance of eel.
This research was conducted with two stage. The first stage was preliminary
experiment which aimed to determine the best media salinity for supporting eel
growth. The second stage was the main research which aimed to evaluate the
additional effect of calcium carbonate (CaCO3) into culture media to eel
production performance. This research used completely randomized design (CRD)
with four treatments and three replications. The treatments in the first stage
applied to determine the levels of media salinity were consisted of 0, 2, 4 and 6
ppt. The treatments of additional calcium carbonate in second stage were applied
into culture media with different doses of 0, 50, 100 and 150 mg/L. The eel with
initial body weight of 3.00±0.56 g were reared in the aquarium (100×50×40 cm3)
recirculation system with 4 g/L of stocking density. Fishes were reared for 75
days consists of 15 days for the first stage (preliminary experiment) and 60 days
for the second stage (primary experiment). During the rear period, the fishes were

fed by commercial pellet (pasta feed) with 45% crude protein content three times
daily at satiation level.
The result of first stage showed that 0 ppt salinity was the best treatment for
the eel production performance. According to the result of the first stage, 0 ppt
salinity was used for primary experiment. The result of the second stage showed
that the survival rate were 100% for all treatments. The best result was additional
of CaCO3 as high as 50 mg/L. The treatment (50 mg/L CaCO3) showed the
increasing of absolut growth rate 1.77 g/day, decreased feed convertion ratio 2.27,
coefficient of diversity 14.79%, blood glucose 31.33 mg/dL, oxygen consumption
0.41 mgO2/g/h, and osmotic rate 0.26 mOsm/L H2O. The water quality during this
research was optimum for eel’s rearing, which the temperature range between 2931°C, pH 7-8, dissolved oxygen between 4-5 mg/L. The value of alcalinity and
calcium hardness increased linearly along with additional doses of calcium
carbonate. The additional of 50 mg/L calcium carbonate (CaCO3) into culture
media with 0 ppt salinitiy were the best treatment to increase eel production
performance.
Keyword: Eel Anguilla bicolor bicolor, calsium carbonat (CaCO3), recirculation
system, growth.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

KINERJA PRODUKSI IKAN SIDAT Anguilla bicolor bicolor
BERUKURAN AWAL 3 GRAM DENGAN PEMBERIAN
KALSIUM KARBONAT (CaCO3) PADA SALINITAS
OPTIMUM DALAM SISTEM RESIRKULASI

ARDYEN SAPUTRA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof Dr Ir Muhammad Zairin Junior, MSc

Judul Tesis : Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran
Awal 3 Gram dengan Pemberian Kalsium Karbonat (CaCO3) pada
Salinitas Optimum dalam Sistem Resirkulasi
Nama
: Ardyen Saputra
NIM
: C151130701

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Tatag Budiardi, MSi

Ketua

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Akuakultur

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Widanarni, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 21 Maret 2016

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia dan berkah-Nya sehingga serangkaian karya ilmiah yang berjudul
Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berukuran Awal 3 Gram
dengan Pemberian Kalsium Karbonat (CaCO3) pada Salinitas Optimum dalam
Sistem Resirkulasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Tatag Budiardi, MSi dan Dr Ir
Eddy Supriyono, MSc selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan
dan masukan, baik teknis maupun non teknis kepada penulis sehingga karya
ilmiah ini dapat diselesaikan. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih pada
Prof Dr Ir Muhammad Zairin Junior, MSc sebagai penguji luar komisi dan Dr
Dinamella Wahjuningrum, Ssi, Msi sebagai perwakilan dari Program Studi Ilmu
Akuakultur pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih dan rasa hormat kepada ayahanda
Ibrahim, SPd dan ibunda Hafsah, SPd beserta keluarga besar atas segala
dukungan, kesabaran, pengertian, doa dan kasih sayangnya selama penulis
menyelesaikan studi. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
rekan sepenelitian Andre Rachmat Scabra, begitu juga kerabat dan rekan-rekan
yang selama masa studi menjadi motivasi dan memberikan pengaruh yang positif
bagi penulis; Nur Hikma Mahasu, Radhi Fadhillah, Windu Sukendar, Fahmi

Akbar, Didi Humaedi Yusuf, Muh. Herjayanto, Joharis Silaban, serta keluarga
besar Ilmu Akuakultur 2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya perikanan.
Bogor, April 2016
Ardyen Saputra

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


1

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan dan Manfaat

3

Hipotesis

3

METODE PENELITIAN

3

Penelitian Tahap I

3

2

3

4

Waktu dan Tempat Penelitian

3

Rancangan Percobaan

3

Pelaksanaan Penelitian

3

Parameter Uji

4

Analisis Data

5

Penelitian Tahap II

6

Waktu dan Tempat Penelitian

6

Rancangan Percobaan

6

Pelaksanaan Penelitian

6

Parameter Uji

7

Analisis Data

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Penelitian Tahap I

10

Penelitian Tahap II

12

SIMPULAN DAN SARAN

21

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

25

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1
2
3

4
5
6

7

Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian tahap I
Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian tahap II
Parameter tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak
biomassa dan kadar glukosa darah ikan sidat pada 15 hari
pemeliharaan
Parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat pada konsentrasi
salinitas yang berbeda selama 15 hari pemeliharaan
Kinerja produksi ikan sidat yang dipelihara pada dosis penambahan
CaCO3 (mg/L) yang berbeda selama 60 hari pemeliharaan
Parameter respons stres ikan sidat yang dipelihara pada dosis
penambahan CaCO3 (mg/L) yang berbeda selama 60 hari
pemeliharaan
Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat pada dosis
kalsium karbonat yang berbeda selama 60 hari pemeliharaan

5
9

10
11
12

15
20

DAFTAR GAMBAR
1

2

3

4

Rata-rata laju pertumbuhan ikan sidat selama 60 hari masa
pemeliharaan pada perlakuan penambahan kalsium karbonat
(CaCO3) dengan dosis 0, 50, 100 dan 150 mg/L
Pola kadar glukosa darah ikan sidat selama 60 hari masa
pemeliharaan pada perlakuan penambahan kalsium karbonat
(CaCO3) dengan dosis 0, 50, 100 dan 150 mg/L
Pola konsumsi oksigen (TKO) ikan sidat selama 60 hari masa
pemeliharaan pada perlakuan penambahan kalsium karbonat
(CaCO3) dengan dosis 0, 50, 100 dan 150 mg/L
Kadar kalsium tubuh ikan sidat yang dipelihara selama 60 hari pada
perlakuan penambahan kalsium karbonat (CaCO3) dengan dosis 0,
50, 100 dan 150 mg/L.

14

16

18

19

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

6

Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen
Prosedur pengukuran tingkat kerja osmotik
Prosedur pengukuran kadar kortisol
Prosedur pengukuran kadar kalsium tubuh
Analisis statistik parameter kinerja produksi ikan sidat A. bicolor
bicolor berukuran 3 g/ekor pada tingkat penambahan salinitas media
yasng berbeda dalam sistem resirkulasi
Analisis statistik parameter kinerja produksi ikan sidat A. bicolor
bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian kalsium karbonat
(CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi

26
26
27
27

28

28

7

8

Analisis statistik parameter respons stres ikan sidat A. bicolor
bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian kalsium karbonat
(CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi
Analisis statistik parameter kadar kalsium tubuh ikan sidat A. bicolor
bicolor berukuran 3 g/ekor dengan pemberian kalsium karbonat
(CaCO3) pada media budidaya dalam sistem resirkulasi

29

31

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Ikan sidat termasuk ikan yang memiliki kandungan gizi yang penting
terutama DHA dan EPA serta vitamin A yang sangat berguna untuk kesehatan dan
perkembangan tubuh (Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan 2010; Subekti et al.
2011). Ikan sidat merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi. Harga ikan sidat ukuran konsumsi lebih dari 500 gram/ekor pada pasar
lokal berkisar antara Rp 150.000–Rp 300.000/kg (Suitha 2008). Daerah Khusus
Ibu Kota Jakarta membutuhkan pasokan ikan sidat konsumsi mencapai 36
ton/tahun (Subyakto 2012). Pada pasar internasional, ikan sidat sangat diminati
negara Jepang, Jerman, Hongkong, Italia dan beberapa negara lain (Affandi 2005).
Kebutuhan ikan sidat konsumsi pada pasar internasional sebesar 268.234
ton/tahun (FAO 2014).
Tingginya nilai ekonomi serta permintaan ikan sidat konsumsi memacu
pengembangan dalam kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya ikan sidat terdiri dari
beberapa segmentasi, yaitu: 1) pendederan tahap I yaitu pemeliharaan benih ikan
sidat ukuran 0,2 g/ekor dengan target ukuran 2-3 g/ekor yang dipelihara selama 23 bulan; 2) pendederan tahap II yaitu pemeliharaan benih ukuran 3 g/ekor selama
3-4 bulan masa pemeliharaan dengan target ukuran mencapai 10 g/ekor; 3)
pendederan tahap III yaitu pemeliharaan ikan sidat ukuran 10 g/ekor dengan target
ukuran 20-50 g/ekor yang dipelihara selama 3-4 bulan dan 4) pembesaran yaitu
pemeliharaan ikan sidat ukuran 20 g/ekor dengan target ukuran >200 g/ekor yang
dipelihara selama 4-6 bulan (Suitha 2008). Benih awal tebar berupa glass eel
untuk kegiatan budidaya ikan sidat masih diperoleh dari hasil tangkapan alam dan
kendala yang dihadapi adalah pertumbuhan yang lambat.
Salah satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kualitas air
media pemeliharaan. Lingkungan perairan yang optimal dapat mendukung
pertumbuhan ikan dengan baik. Salah satu faktor lingkungan yang penting adalah
salinitas. Salinitas berhubungan erat dengan tekanan osmotik dan ionik air, baik
air sebagai media internal maupun eksternal. Sel tubuh dapat berfungsi dengan
baik apabila komposisi dan konsentrasi ionik dalam tubuh ikan seimbang. Selain
dengan mengatur salinitas, perbaikan kualitas air dapat juga dilakukan dengan
mengatur kadar kalsium. Fungsi utama kalsium selain sebagai pembentuk struktur
tubuh, kalsium dalam jaringan secara fisiologis akan mempertahankan homeostasi
(Piliang 2005). Homeostasi adalah keadaan stabil yang dipertahankan melalui
proses aktif saat terjadinya perubahan. Kalsium merupakan mineral esensial yang
dapat dipenuhi dengan penambahan kapur (Piliang 2005). Oleh karena itu
diperlukan pengaturan mekanisme osmoregulasi dengan pengaturan salinitas dan
kalsium agar tercipta komposisi dan konsentrasi ionik tubuh ikan dengan
lingkungan. Bahan pengapuran yang sering digunakan yaitu CaCO3 (kalsit),
CaMg(CO3)2 (dolomit), dan jenis kapur lainnya seperti Ca(OH)2 dan CaO.
Pengembangan teknologi budidaya ikan sidat terkait pengaturan kadar
kalsium media budidaya untuk meningkatkan produksi ikan sidat belum dilakukan,
pengembangan teknologi budidaya ikan sidat banyak diteliti dengan fokus kajian
mengenai padat tebar yang optimum. Priatna (2013) melakukan penelitian padat

2
tebar ikan sidat A. marmorata pada sistem resirkulasi berukuran 1,2 g/ekor
dengan kepadatan 1, 2 dan 3 ekor/L. Harianto et al. (2014) melakukan penelitian
terkait padat tebar ikan sidat A. marmorata ukuran 7 g/ekor menggunakan sistem
resirkulasi dengan kepadatan 2, 3 dan 4 g/L serta Diansyah et al. (2014)
melakukan penelitian terkait padat tebar ikan sidat A. bicolor bicolor ukuran 3
g/ekor menggunakan sistem resirkulasi dengan kepadatan 2, 3 dan 4 g/L. Selain
itu, Sutrisno (2008) melakukan penelitian terkait salinitas dan pakan pada
pemeliharaan ikan sidat A. bicolor. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sistem resirkulasi mampu mempertahankan tingkat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan sidat yang dipelihara.
Hasil penelitian pada komoditas perikanan yang lain menunjukkan bahwa
penambahan kalsium pada media budidaya dapat meningkatkan pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan hidup ikan yang dipelihara. Hasil penelitian Scabra et al.
(2016) menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan sidat A. bicolor bicolor
terjadi secara optimal pada penambahan kalsium karbonat (CaCO3) sejumlah 50
mg/L. Kadarini (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan benih ikan balashark
Balanthiocheilus melanopterus terjadi secara optimal pada pemeliharaan media
yang ditambahkan dengan kalsium Ca(OH)2 sebanyak 20 mg/L. Hastuti et al.
(2014) pertumbuhan benih ikan patin Pangasius sp. terjadi secara optimal pada
pemeliharaan media yang ditambahkan dengan kalsium CaCO3 sebanyak 250
mg/L. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan kalsium pada
media pemeliharaan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan yang dipelihara.
Berdasarkan hal tersebut, untuk meningkatkan produksi, maka diperlukan
suatu kajian ilmiah mengenai salinitas optimum dan penambahan kalsium pada
media pemeliharaan ikan sidat.

Perumusan Masalah
Potensi permintaan pasar yang sangat besar untuk ikan sidat saat ini masih
belum terpenuhi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yang ditemukan
dalam budidaya ikan sidat. Salah satunya adalah pertumbuhan ikan sidat yang
masih lambat, karena belum optimalnya kondisi lingkungan dalam mendukung
pertumbuhan ikan sidat. Ikan sidat yang dipelihara pada media di luar kisaran
yang sesuai antara konsentrasi cairan tubuh dengan konsentrasi media akan
melakukan kerja osmotik yang berat. Pada kondisi demikian, maka proses-proses
fisiologis dalam tubuh tidak maksimal. Penurunan laju metabolisme menyebabkan
pasokan pakan ke dalam tubuh berkurang sehingga pasokan energi ke dalam
tubuh juga berkurang.
Pengaturan tekanan osmotik dibutuhkan untuk keseimbangan antara cairan
tubuh ikan dan lingkungan. Pengaturan tekanan osmotik dipengaruhi oleh salinitas
dan mineral kalsium di lingkungan. Salinitas dan mineral kalsium berhubungan
erat dengan tekanan osmotik dan ionik air, baik air sebagai media internal maupun
eksternal. Selain sebagai pembentuk struktur tubuh, kalsium dalam jaringan secara
fisiologis akan mempertahankan homeostasi. Ketersediaan kalsium dalam air
media yang optimal berpengaruh terhadap proses fisiologis dan pemanfaatan
pakan sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan akan meningkat.

3
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan salinitas dan jumlah penambahan
kadar kalsium karbonat (CaCO3) yang optimal untuk meningkatkan kinerja
produksi ikan sidat A. bicolor bicolor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
diterapkan dalam kegiatan budidaya dan sebagai acuan untuk penelitian lanjutan.

Hipotesis
Jika penambahan kadar kalsium karbonat pada salinitas yang optimal tepat,
maka metabolisme dan konsumsi pakan meningkat sehingga kinerja produksi ikan
sidat akan meningkat.

2

METODE PENELITIAN

Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu penelitian tahap I (pendahuluan) dan
tahap II (utama). Penelitian tahap I bertujuan untuk menentukan salinitas media
yang optimal untuk mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan sidat.
Penelitian tahap II bertujuan untuk menentukan dosis penambahan kalsium
karbonat (CaCO3) yang dapat meningkatkan kinerja produksi ikan sidat.

Penelitian Tahap I
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April−Mei 2015. Pemeliharaan ikan
dilakukan di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur. Analisis
kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah tingkat salinitas
media berbeda yaitu 0, 2, 4 dan 6 ppt.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Wadah Pemeliharaan
Wadah yang digunakan berupa 12 unit akuarium bersekat dengan sistem
resirkulasi. Sekat berfungsi untuk memisahkan bagian filter dan bagian

4
pemeliharaan. Akuarium berukuran 100×50×40 cm3, dengan bagian pemeliharaan
berukuran 90×50×40 cm3 dan bagian filter berukuran 10×50×30 cm3. Volume air
yang digunakan untuk pemeliharaan adalah 90 L. Filter yang digunakan berupa
satu unit filter yang berfungsi sebagai filter fisik (kapas), kimia (karang jahe,
karbon aktif dan zeolit), dan biologi (bioball). Setiap akuarium diberikan satu titik
aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut.
Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan masuk ke dalam
filter melalui pipa serapan dan dialirkan secara gravitasi. Air yang keluar langsung
memasuki media filter secara berurutan, yaitu kapas, karbon aktif, zeolit, karang
jahe dan bioball. Air yang telah melewati filter akan mengalir ke dalam sekat
penampungan air, selanjutnya air tersebut dipompa ke dalam akuarium
pemeliharaan melalui pipa inlet.
Akuarium pemeliharaan terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan
air dan deterjen kemudian dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Masing-masing
akuarium diisi media bersalinitas dengan penambahan garam krosok sesuai
salinitas media perlakuan. Terlebih dahulu garam krosok dilarutkan ke dalam
empat buah bak tandon sesuai jumlah perlakuan yaitu 0, 2, 4 dan 6 ppt. Air media
bersalinitas yang telah dipersiapkan dimasukkan kedalam akuarium sebanyak 90
liter sesuai dengan volume air pemeliharaan.
Pemeliharaan Ikan Uji
Benih sidat yang digunakan memiliki bobot awal 3,00±0,56 g/ekor yang
berasal dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Padat tebar ikan sidat pada setiap
akuarium yaitu 4 g/L atau 360 g/akuarium dan dipelihara selama 15 hari. Pakan
yang diberikan berupa pakan komersil berbentuk pelet berkadar protein sebesar
45%. Pelet tersebut diubah menjadi bentuk pasta dengan cara pelet dihaluskan,
kemudian ditambahkan air dan perekat berupa CMC sebesar 0,2%. Pakan
diberikan tiga kali sehari diberikan secara at satiation yaitu pagi (pukul 08.00),
sore (pukul 16.00) dan malam (pukul 24.00). Penambahan media salinitas
dilakukan setiap hari saat penyifonan dan pergantian air sebanyak 20% dari total
volume air pemeliharaan (90 liter) untuk mempertahankan kualitas air.
Pengukuran parameter penelitian yang meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan mutlak biomassa, dan kadar glukosa darah serta parameter kualitas
air dilakukan pada awal dan akhir menelitian.

Parameter Uji
Parameter yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju
pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), kadar glukosa darah dan parameter
kualitas air.
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan rumus Goddard
(1996):
TKH (%) =

Nt
N0

× 100

5
Keterangan:
TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada waktu t (ekor)
N0
= Jumlah ikan pada awal percobaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Mutlak Biomassa
Laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB) dihitung berdasarkan rumus
Goddard (1996):
LPMB =

Wt - W0
× 100
T

Keterangan:
LPMB = Laju pertumbuhan mutlak biomassa (g/hari)
Wt
= Biomassa pada akhir pemeliharaan (g)
W0
= Biomassa pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Glukosa Darah
Glukosa darah (GD) ikan sidat dihitung melalui proses enzimatik
menggunakan tool kit blood glucose test meter (Gluco Dr Auto AGM 4000).
Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian tahap I meliputi salinitas,
suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman, total ammonia nitrogen (TAN) dan
alkalinitas (Tabel 1).
Tabel 1 Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian tahap I
Parameter
Salinitas
Suhu
Oksigen terlarut
Derajat keasaman
TAN
Alkalinitas

Satuan
Ppt
o
C
mg/L
mg/L
mg/L

Alat ukur/Metode
Salinometer
Termometer digital
DO-meter
pH-meter
Spektrofotometer
Titrimetrik

Analisis Data
Parameter tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak biomassa
dan kadar glukosa darah ditabulasi menggunakan Microsoft Excel 2013 kemudian
dilakukan analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dengan
perangkat lunak (software) SPSS 17.0. Data yang berbeda nyata dilakukan uji
lanjut dengan menggunakan uji Tukey. Parameter kualitas air dibahas secara
deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel.

6
Penelitian Tahap II
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni−Agustus 2015. Pemeliharaan
ikan dilakukan di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur.
Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Analisis
kadar kortisol dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan analisis osmolaritas media
dan cairan tubuh dilakukan di Laboratorium Embriologi, Departemen Anatomi,
Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan. Analisis kandungan kalsium tubuh
dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah penambahan
kalsium karbonat (CaCO3) yang berbeda yaitu 0, 50, 100 dan 150 mg/L.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Penelitian
Kadar salinitas media pemeliharaan ikan sidat yang digunakan pada
penelitian tahap II mengacu pada hasil penelitian tahap I. Persiapan yang
dilakukan pada penelitian tahap II sama pada persiapan yang dilakukan pada
penelitian tahap I, kecuali penyiapan media pemeliharaan yang merupakan
perlakuan dalam penelitian tahap II, yaitu penambahan kalsium karbonat pada
media budidaya dengan dosis yang berbeda. Terlebih dahulu kalsium karbonat
dilarutkan ke dalam empat buah bak tandon sesuai jumlah perlakuan yaitu 0, 50,
100 dan 150 mg/L. Media berkalsium diberi aerasi dan endapan kalsium yang
terbentuk dibersihkan dengan cara disifon. Air media berkalsium yang telah
dipersiapkan dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak 90 liter sesuai dengan
volume air pemeliharaan.
Pemeliharaan Ikan Uji
Pemeliharan ikan uji yang dilakukan selama penelitian tahap II sama dengan
penelitian pada tahap I. Pengukuran parameter penelitian dilakukan setiap 15 hari
sekali yang meliputi parameter kinerja produksi (tingkat kelangsungan hidup, laju
pertumbuhan mutlak biomassa, rasio konversi pakan dan koefisien keragaman),
kadar glukosa darah, tingkat konsumsi oksigen dan kualitas air. Pengukuran
parameter kadar kortisol, tingkat kerja osmotik dan kadar kalsium tubuh dilakukan
setiap 30 hari. Ikan dipelihara selama 60 hari.

7
Parameter Uji
Parameter yang diamati pada penelitian tahap II meliputi tingkat
kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB),
koefisien keragaman (KK), rasio konversi pakan (RKP), tingkat konsumsi oksigen
(TKO), tingkat kerja osmotik (TKOs), kadar glukosa darah, kadar kortisol, kadar
kalsium tubuh dan kualitas air. Rumus yang digunakan untuk menghitung setiap
parameter dirinci di bawah ini.
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (TKH) dihitung berdasarkan rumus Goddard
(1996):
TKH (%) =

Nt
N0

× 100

Keterangan:
TKH = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan pada waktu t (ekor)
N0
= Jumlah ikan pada awal percobaan (ekor)
Laju Pertumbuhan Mutlak Biomassa
Laju pertumbuhanmutlak biomassa (LPMB) dihitung berdasarkan rumus
Goddard (1996):
LPMB =

Wt - W0
t

× 100

Keterangan:
LPMB = Laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)
Wt
= Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
W0
= Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
t
= Periode pemeliharaan (hari)
Koefisien Keragaman
Koefisien keragaman (KK) yang dihitung pada penelitian ini berupa variasi
bobot ikan sidat pada akhir pemeliharaan yang dihitung menggunakan rumus
Steel dan Torrie (1993):
KK =

S
Y

× 100

Keterangan:
KK
= Koefisien keragaman (%)
S
= Simpangan baku
Y
= Rata-rata contoh
Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan (RKP) dihitung berdasarkan rumus Goddard (1996):
RKP =

F
(Wt + Wd) – W0

× 100

8
Keterangan:
RKP = Rasio konversi pakan (%)
Wt
= Bobot ikan pada waktu t (g)
W0
= Bobot ikan pada awal percobaan (g)
Wd
= Bobot ikan yang mati selama penelitian (g)
F
= Jumlah total pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)
Tingkat Konsumsi Oksigen
Tingkat konsumsi oksigen (TKO) dihitung berdasarkan rumus Liao dan
Huang (1975). Prosedur pengukuran tingkat konsumsi oksigen disajikan pada
Lampiran 1.
V × (DO0 – DOt)
TKO =
× 100
w×t
Keterangan:
TKO = Tingkat konsumsi oksigen (mgO2/g/jam)
V
= Volume air dalam wadah (L)
DO0 = Konsentrasi oksigen terlarut pada awal pengamatan (mg/L)
DOt = Konsentrasi oksigen terlarut pada waktu t (mg/L)
w
= Bobot ikan uji (g)
t
= Periode pengamatan (jam)
Tingkat Kerja Osmotik
Tingkat kerja osmotik (TKOs) dihitung berdasarkan rumus Anggoro (1992).
Prosedur pengukuran tingkat kerja osmotik disajikan pada Lampiran 2.
TKOs = [Osmolaritas cairan tubuh (mOsm/L H2O) – Osmolaritas media (mOsm/L
H2O)]
Glukosa Darah
Glukosa darah (GD) ikan sidat dihitung melalui proses enzimatik
menggunakan tool kit blood glucose test meter (Gluco Dr Auto AGM 4000).
Kortisol
Pengukuran kadar kortisol dilakukan dengan mengekstraksi sampel yang
kemudian dilakukan pembacaan opyical density dengan menggunakan alat baca
radio immuno assay (RIA) yang diatur dengan filter dengan panjang gelombang
450 nm. Pengukuran konsentrasi hormon kortisol yang tidak dilabel dan kortisol
yang dilabel 125I (tracer) dalam jumlah yang tetap pada tempat pengikatan
antibodi spesifik kortisol yang terbatas. Prosedur pengukuran kadar kortisol
disajikan pada Lampiran 3.
Kadar Kalsium Tubuh
Pengukuran kadar kalsium tubuh dilakukan menggunakan peralatan atomic
absortion spectrophotometer (AAS). Prosedur pengukuran kadar kalsium tubuh
disajikan pada Lampiran 4.
Kadar Ca (mg/kg) =

(a‒b)×V×FP×1000
W

9
Keterangan:
a
= Konsentrasi larutan sampel (mg/L)
b
= Konsentrasi larutan blanko (mg/L)
V
= Volume ekstrak
FP
= Faktor pengenceran
w
= Berat sampel (g)
Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian tahap II meliputi suhu,
oksigen terlarut, derajat keasaman, nitrit, total ammonia nitrogen (TAN),
alkalinitas dan kesadahan (Tabel 2).
Tabel 2 Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian tahap II
Parameter
Suhu
Oksigen terlarut
Derajat keasaman
Nitrit (NO2-)
TAN
Alkalinitas

Satuan
o
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Alat ukur / Metode
Termometer digital
DO-meter
pH-meter
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Titrimetrik

Analisis Data
Parameter kinerja produksi, tingkat konsumsi oksigen (TKO), tingkat kerja
osmotik (TKOs), kadar glukosa darah, kadar kortisol dan kadar kalsium tubuh
ditabulasi menggunakan Microsoft Excel 2013 kemudian dilakukan analisis ragam
(ANOVA) pada selang kepercayaan 95% dengan perangkat lunak (software)
SPSS 17.0. Data yang berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji
Tukey. Parameter kualitas air dibahas secara deskriptif yang disajikan dalam
bentuk tabel.

10

3

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tahap I

Hasil pengamatan selama percobaan diperoleh data tingkat kelangsungan
hidup (TKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), glukosa darah (GD)
disajikan pada Tabel 3. Analisis statistik disajikan pada Lampiran 5.
Tabel 3 Parameter tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak
biomassa dan glukosa darah ikan sidat pada 15 hari pemeliharaan
Parameter
TKH (%)
LPMB (g/hari)
GD (mg/dL)

0
100±0,00a
2,95±0,33a
41,19±0,20a

Perlakuan salinitas (ppt)
2
4
100±0,00a
100±0,00a
0,72 ±0,23b
1,51 ±0,55ab
44,27±0,26a
49,36±0,22a

6
100±0,00a
1,19 ±0,62b
49,47±0,06a

Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (P0,05) terhadap TKH selama 15 hari masa
pemeliharaan. TKH pada semua perlakuan sebesar 100% (Tabel 3). Tingginya
TKH pada perlakuan salinitas 0, 2, 4 dan 6 ppt menunjukkan bahwa ikan sidat
mampu beradaptasi pada berbagai tingkat salinitas media yang berbeda. Sesuai
dengan pernyataan Usui (1974), bahwa ikan sidat mampu hidup dan beradaptasi
pada kisaran salinitas yang luas (euryhaline). Ikan sidat yang dipelihara pada
media dengan salinitas 0, 2, 4 dan 6 ppt masih memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan stres yang dialami diduga
masih dalam keadaan yang dapat ditolerir dan tidak menyebabkan kematian.
Menurut Affandi dan Riani (1994), kemampuan organisme dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis ikan, umur,
kepadatan dan kondisi air media pemeliharaan. Menurut Holiday (1969),
kelangsungan hidup ikan bergantung pada kemampuan mengatur ion-ion cairan
tubuh dan toleransi jaringan terhadap garam-garam yang ada di lingkungan
hidupnya.
Laju pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beban osmotik yang diterima.
Semakin besar beban osmotik yang diterima akan menyebabkan pertumbuhan
menurun. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan salinitas media
yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P0,05) terhadap kadar glukosa darah
ikan sidat selama 15 hari masa pemeliharaan. Kadar glukosa darah paling rendah
diperoleh pada perlakuan salinitas 0 ppt yakni 41,19 mg/dL, sedangkan perlakuan
media salinitas 6 ppt menghasilkan kadar glukosa yang paling tinggi yakni 49,47
mg/dL. Adanya perbedaan antara ion di air dan ion dalam darah menyebabkan
ikan sidat stres dan melakukan proses osmoregulasi untuk mengatasinya. Pada
kondisi stres, glukosa akan ditingkatkan untuk mengakomodir keperluan energi
yang digunakan untuk kestabilan homeostatis (aktivitas untuk memperbaiki
homeostasi). Hastuti et al. (2003) menyatakan, stres menyebabkan peningkatan
kadar glukosa darah. Selanjutnya kebutuhan energi untuk memperbaiki
homeostasi selama stres dipenuhi melalui proses glikogenolisis dan
glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa (Hastuti et al. 2004).
Kualitas Air
Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat yang diukur selama
penelitian tahap I disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan ikan sidat pada konsentrasi
salinitas media yang berbeda selama 15 hari pemeliharaan
Parameter
Salinitas (ppt)
Suhu (oC)
Derajat keasaman
Oksigen terlarut (mg/L)
TAN (mg/L)
Alkalinitas (mg/L)

0
0
28,2-30,0
6,8-7,5
4,6-6,0
0,15-0,45
5,4-16,1

Perlakuan salinitas (ppt)
2
4
2
4
28,0-29,4
28,5-29,5
7,4-7,5
6,9-7,2
5,5-5,8
4,3-6,4
0,30-0,60
0,18-0,28
21,4-26,8
16,1-21,4

6
6
28,4-29,0
6,6-7,2
5,2-6,4
0,25-0,26
16,1-21,4

Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian tahap I
menunjukkan bahwa kualitas air media pemeliharaan pada setiap perlakuan
salinitas media yang berbeda masih dalam kisaran yang dapat mendukung
pertumbuhan ikan sidat. Penggunaan sistem resirkulasi pada penelitian ini

12
menyebabkan kualitas air media selama penelitian berada dalam kisaran yang baik
untuk pertumbuhan ikan sidat. Pada sistem resirkulasi terdapat bagian filter yang
berfungsi sebagai filter fisik, kimia dan biologi.
Suhu air media selama pemeliharaan masih dalam kisaran yang optimal
untuk menunjang pertumbuhan ikan sidat. Usui (1974), kisaran suhu yang optimal
untuk menunjang pertumbuhan ikan sidat yakni 23,0-31,0oC. Sama halnya dengan
parameter derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan total ammonia
nitrogen (TAN) masih dalam kisaran yang dapat ditolerir. Ritonga (2014),
Herianti (2005), Yamagata & Niwa (1982), kisaran pH dan oksigen terlarut untuk
mendukung pertumbuhan ikan sidat adalah pH (6,0-8,0), oksigen terlarut (>3,0oC).

Penelitian Tahap II
Hasil yang diamati pada penelitian tahap II meliputi tiga parameter utama
yakni parameter kinerja produksi yang meliputi tingkat kelangsungan hidup
(TKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), rasio konversi pakan (RKP)
dan koefisien keragaman (KK); parameter respons stres meliputi kadar glukosa
darah, kortisol, tingkat konsumsi oksigen (TKO) dan tingkat kerja osmotik
(TKOs); serta parameter kualitas air meliputi suhu, oksigen terlarut, derajat
keasaman, total ammonia nitrogen, nitrit dan alkalinitas.
Kinerja Produksi
Hasil pengujian parameter kinerja produksi ikan sidat terdiri dari tingkat
kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan mutlak biomassa (LPMB), rasio
konversi pakan (RKP) dan koefisien keragaman (KK) disajikan pada Tabel 5.
Analisis statistik disajikan pada Lampiran 6.
Tabel 5 Kinerja produksi ikan sidat yang dipelihara pada dosis penambahan
kalsium karbonat (CaCO3) yang berbeda selama 60 hari pemeliharaan
Parameter kinerja
produksi
TKH (%)
LPMB (g/hari)
RKP
KK (%)

0
100±0,00a
0,92±0,16b
4,11±0,65b
22,18±4,41b

Dosis penambahan CaCO3 (mg/L)
50
100
150
100±0,00a
100±0,00a
100±0,00a
1,77±0,21a
1,11±0,10b
0,86±0,13b
2,27±0,25a
3,41±0,27ab
4,31±0,54b
ab
a
14,79±2,20
10,95±1,20
19,35±3,61b

Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh perlakuan yang
berbeda nyata (P0,05) terhadap TKH ikan sidat selama 60 hari masa pemeliharaan. Nilai TKH
ikan sidat semua perlakuan sebesar 100%. Tingginya nilai TKH ini disebabkan
faktor kondisi media lingkungan pemeliharaan ikan sidat dengan penambahan
dosis CaCO3 yang berbeda masih dalam kisaran yang sesuai dengan keadaan

13
tempat ikan sidat hidup sehingga tingkat kerja osmotik minimal. Menurut Holiday
(1969), kelangsungan hidup ikan bergantung pada kemampuan mengatur ion-ion
cairan tubuh dan toleransi jaringan terhadap garam-garam yang ada di lingkungan
hidupnya. Tingkat stres yang dialami ikan sidat diduga masih dalam keadaan yang
dapat ditolerir sehingga tidak menyebabkan kematian. Menurut Affandi dan Riani
(1994), kemampuan organisme dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis ikan, umur, kepadatan ataupun kondisi
air media tempat ikan itu hidup.
Pertumbuhan merupakan salah satu komponen yang penting dalam produksi
akhir kegiatan budidaya. Pertumbuhan akan berjalan dengan baik apabila tubuh
ikan mendekati keadaan isoosmotik. Pada keadaan yang mendekati isoosmotik,
fungsi sel akan berjalan dengan normal termasuk kegiatan metabolismenya.
Secara umum pertumbuhan merupakan ekspresi dari pertambahan volume, bobot
basah, ataupun bobot kering terhadap suatu satuan waktu tertentu (Hartnoll 1982).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan dosis CaCO3
yang berbeda berpengaruh nyata (P

Dokumen yang terkait

Produksi Ikan Sidat Anguilla marmorata Stadia Elver dan Anguilla bicolor bicolor Stadia Yellow Eel dengan Padat Tebar 0.5, 1.0, 1.5 g/l pada Sistem Resirkulasi

0 8 41

Kinerja Produksi Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Berukuran Awal 3 Gram dengan Kepadatan Tinggi pada Sistem Resirkulasi Melalui Kajian Fisiologis

0 8 44

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 10 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L dan 4 g/L pada Sistem Resirkulasi.

0 6 27

Kinerja Produksi Glass Eel Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor dengan Padat Tebar 1,5 g/L, 2,0 g/L, dan 2,5 g/L pada Sistem Resirkulasi

1 14 27

Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi

0 5 25

Kinerja Produksi Ikan Sidat (Anguilla Bicolor Bicolor) Ukuran Awal 2 G/Ekor Dengan Pergantian Air 5%, 10%, 15%, Dan 20% Per Hari Pada Sistem Resirkulasi

0 4 29

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Diberi Pakan Berprotein 38,5%, 42,5%, dan 46,5% pada Sistem Kolam Air Mengalir

0 3 31

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 10 G.Ekor-1 Pada Media Budidaya Dengan Salinitas Dan Kalsium Karbonat (Caco3) Yang Berbeda

1 13 57

Kinerja Produksi Ikan Sidat Anguilla Bicolor Bicolor Berukuran Awal 3 Gram Pada Sistem Resirkulasi Dengan Salinitas Berbeda

0 9 39

Kinerja Produksi dan Respons Fisiologis Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Fingerling Terhadap Salinitas Berbeda pada Sistem Resirkulasi

0 4 38