Uji Antagonisme Bacillus sp. Galur G3, B.
firmus E65
dan Bakteri Metanotrof
terhadap X. oryzae pv. oryzae
Antagonisme Bacillus sp. galur G3, B. firmus
E65, SKM 14, dan BGM 9 terhadap X. oryzae pv. oryzae
diuji secara in vitro dengan metode
agar dua lapis Lisboa et al. 2006. Keempat bakteri tersebut masing - masing
ditumbuhkan pada media cair sambil dicampur dengan kecepatan 80 putaran per
menit pada suhu ruang 29°C. Isolat SKM 14 dan BGM 9 diinkubasi selama sepuluh hari,
sedangkan isolat yang lainnya diinkubasi selama 3 hari. Sebanyak 1 ml kultur cair X.
oryzae
pv. oryzae
berumur 3
hari diinokulasikan ke dalam 100 ml Trypticase
Soy Agar semi padat lalu dituangkan pada
permukaan cawan Trypticase Soy Agar padat masing - masing sebanyak 10 ml. Setelah
media Trypticase Soy Agar dua lapis memadat, kultur Bacillus sp. Galur G3 dan B.
firmus
E65 yang berumur 2 hari ditotolkan diatasnya dengan menggunakan tusuk gigi
steril lalu diinkubasi pada suhu 30ºC. Pengamatan dan pengukuran zona hambat
dilakukan setelah 48 jam untuk uji terhadap Bacillus
sp. galur G3 dan B. firmus E65. Uji antagonisme untuk isolat BGM 9 dan SKM 14
dilakukan pada media Nitrat Mineral Salts padat + 1 metanol yang di lapis dengan
media Trypticase Soy Agar semi padat dan telah diinokulasikan dengan X. oryzae pv.
oryzae
di bagian atasnya. Pengamatan hasil uji antagonis oleh kedua bakteri metanotrof
tersebut dilakukan setelah 6 hari inkubasi. Indeks penghambatan dihitung dengan
persamaan berikut:
Keterangan: IP
= Indeks Penghambatan Ø zona bening = diameter zona hambat cm
Ø koloni = diameter koloni cm
Uji Antagonisme Bacillus sp. Galur G3 dan
B. firmus E65 terhadap Bakteri Metanotrof BGM 9 dan SKM 14
Bacillus sp. galur G3 dan B. firmus E65
diuji antagonismenya terhadap bakteri
metanotrof BGM 9 dan SKM 14 pada media campuran agar Nitrat Mineral Salts + metanol
1 dan Agar Nutrien 1:1 dengan menggunakan metode cawan sebar. Dua lup
inokulum BGM 9 dan SKM 14 masing- masing disuspensikan ke dalam 4 ml air steril
lalu dihomogenkan menggunakan vortex. Sebanyak 100 µl suspensi disebar ke atas
cawan berisi media campuran yang telah padat lalu diinkubasi selama 4 hari.
Selanjutnya di bagian tengah permukaan media tersebut masing - masing diinokulasi
dengan kultur Bacillus sp. galur G3 dan. B. firmus
E65 berumur 48 jam menggunakan tusuk gigi steril. Cawan - cawan tersebut
kemudian diinkubasi lagi selama 3 hari pada suhu ruang 29°C. Zona hambat di sekitar
koloni Bacillus diukur untuk menentukan nilai indeks penghambatannya menggunakan
persamaan di atas. Uji Antagonisme
Bacillus sp. Galur G3, B. firmus E65, dan Bakteri Metanotrof SKM
14
dan BGM9 terhadap R. solani pada Media Padat
Bacillus sp. galur G3 dan B. firmus E65
masing -masing digores lurus sepanjang 3 cm berhadapan dengan inokulum R. solani d =
0,8 cm yang diletakkan di tengah cawan. Jarak antara R. solani dan bakteri uji sejauh 2
cm Anjaiah et.al 1998. Sedangkan isolat BGM 9 dan SKM 14, diuji antagonismenya
terhadap R. solani pada media campuran Potato Dextrose Agar
dan Nitrat Mineral Salts
Padat + metanol 1 1:1. BGM 9 dan SKM 14 digores 3 hari lebih awal dari
inokulasi R. solani. Cawan - cawan uji untuk Bacillus
sp. galur G3 dan B. firmus E65 kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama
3 hari, sedangkan untuk bakteri metanotrof diinkubasi selama 5 hari. Penghambatan
pertumbuhan radial cendawan oleh bakteri dihitung dengan rumus berikut ini Dikin et
al.
2006:
Penghambatan Pertumbuhan Radial = 1 – a b
Keterangan: a = Jarak antara miselia terluar dengan blok
inokulasi pada sisi bakteri. b = Jarak antara miselia terluar dengan blok
inokulasi pada sisi berlawanan tanpa bakteri.
Uji Antagonisme Bacillus sp. Galur G3, B.
firmus E65, dan Isolat Metanotrof SKM 14 terhadap
R. solani pada Media Cair