Latar Belakang Perumusan Masalah

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis Eropa dan Amerika Serikat yang saat ini masih berlangsung dan diduga masih belum akan pulih di tahun 2013 telah memberikan pengaruh pada perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ancaman defisit perdagangan nonmigas. Meningkatnya kinerja impor tidak diiringi oleh penguatan kinerja ekspor. Tingginya konsumsi masyarakat telah berimplikasi pada penguatan kinerja impor. Namun di sisi lain, kinerja ekspor relatif masih lemah akibat rendahnya permintaan dunia sehingga neraca perdagangan cenderung defisit. Situasi ini ikut memengaruhi pasar modal. Lemahnya kinerja ekspor telah memberikan sentimen negatif terhadap harga saham dari sektor-sektor tertentu. Sepanjang tahun 2011 hingga tahun 2012 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia terdapat tiga sektor yang mengalami pelemahan, mereka adalah sektor infrastruktur, pertanian, dan pertambangan. Pergerakan indeks harga saham masing-masing sektor dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pergerakan Indeks Saham Sektoral 2011-2012 IDX Statistic, 2012 Mining, -45.30 Agriculture, -11.10 Infrastructure, 9.80 Finance, 19.38 Basic-Ind, 34.70 Misc-Ind, 38.56 Consumer, 42.88 Trade, 55.42 Property, 60.11 JCI, 15.81 Memasuki akhir tahun 2012, sektor infrastruktur terkoreksi naik sebesar 9,8. Sementara dua sektor lainnya yaitu pertambangan dan pertanian tetap melemah. Sektor pertambangan dipilih sebagai subyek penelitian karena berdasarkan data diketahui bahwa indeks harga saham sektor pertambangan mengalami pelemahan terbesar sepanjang tahun 2011- 2012 yaitu sebesar 45,30. Hingga memasuki tahun 2013, saham sektor pertambangan masih menjadi penahan utama laggard stock kenaikan indeks harga saham gabungan IHSG sepanjang kuartal I 2013.

1.2 Perumusan Masalah

Terkoreksinya harga saham sektor pertambangan hingga memasuki tahun 2013 tidak bisa dipisahkan dari kinerja variabel ekonomi makro dan fluktuasinya akibat krisis. Menurut Gilarso 2004 perdagangan antar negara lebih kompleks daripada perdagangan dalam negeri karena hubungan perdagangan internasional melintasi batas-batas negeri dan berhubungan dengan negara dan pemerintah lain. Hal ini membuat hubungan ekonomi dengan luar negeri ikut memengaruhi kegiatan ekonomi dalam negeri. Keluar masuknya produk ekspor dan impor tidak hanya terkait dengan keluar masuknya uang untuk pembayaran, tetapi juga menyangkut keseimbangan arus barang dan arus uang dalam negeri serta taraf kegiatan perusahaan, keuangan negara, serta kesempatan kerja. Oleh karena itu fluktuasi variabel-variabel ekonomi makro diasumsikan menjadi alasan menurunnya kinerja ekspor yang berimbas pada pelemahan harga saham pada sektor pertambangan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apakah indikator ekonomi makro nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap indeks harga saham pertambangan? b. Apakah ada pengaruh antar indikator ekonomi nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian