26 4. Paraleyrodes minei Iaccarino
Nama umum: nesting whitefly Tanaman inang: Lauraceae: alpukat Persea americana; Myrtaceae: jambu air
Syzigium samarangense; Rutaceae: jeruk nipis Citrus aurantifolia, jeruk bali Citrus maxima.
Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur, Sukabumi. Deskripsi: Imago P. minei berwarna putih dengan ukuran tubuh yang mirip
dengan A. dispersus Gambar 3.6b. Imago betina sering meletakkan telur- telurnya secara melingkar dengan ditutupi oleh lapisan lilin sehingga
menyerupai sarang burung. Kemudian imago tersebut berdiam diri di bagian tengah. Pupa P. minei berwarna kuning hingga transparan Gambar 3.6a.
Permukaan tubuhnya sering tertutupi oleh lapisan lilin yang dihasilkannya. Di sepanjang tepi tubuhnya dikelilingi oleh lilin yang berwarna putih. Pada
eksuvia terdapat enam pasang pori majemuk abdomen dua pasang pori majemuk di bagian anterior ukurannya tereduksi Gambar 3.6c. Kutukebul ini
baru diketahui keberadaannya di Indonesia pada tahun 2011 Nurulalia et al. 2012.
Gambar 3.6 Nimfa a, dan imago b P. minei pada permukaan bawah daun jeruk, serta eksuvia P. minei
b. Subfamili Aleyrodinae
5. Aleurocanthus citriperdus Quaintance and Baker Sinonim: Aleurocanthus cameroni Corbett
Tanaman inang: Rutaceae: jeruk nipis Citrus aurantifolia, jeruk bali Citrus maxima.
Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur.
27 Deskripsi: A. citriperdus merupakan spesies kutukebul yang umum ditemukan
pada tanaman jeruk. Kutukebul ini belum pernah dilaporkan ditemukan pada tanaman selain jeruk. Kutukebul genus Aleurocanthus umumnya ditemukan
hidup secara berkelompok, termasuk A. citriperdus. A. citriperdus dapat dikenali dengan warna tubuh yang hitam mengkilat dengan lilin yang berwarna
putih di bagian tepi tubuhnya. Pada bagian dorsal tubuhnya terdapat duri-duri kaku yang juga berwarna hitam. Pada saat di lapangan, A. citriperdus relatif
sulit dibedakan dengan kutukebul genus Aleurocanthus lainnya. Identifikasi kutukebul Aleurocathus hanya dapat dipastikan berdasarkan karakter eksuvia-
nya, yaitu adanya duri-duri pada bagian submarginal tubuh. Spesies A. citriperdus memiliki duri-duri sebanyak 16 pasang Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Eksuvia A. citriperdus 6. Aleurocanthus spiniferus Quaintance
Sinonim: Aleurocanthus spinifera Quaintance; Aleurodes citricolus Newstead; Aleurocanthus spiniferus Quaintance Baker; Aleurocanthus spiniferus var.
intermedia Silvestri; Aleurocanthus rosae Singh Nama umum: orange spiny whitefly
Tanaman inang: Arecaceae: kelapa Cocos nucifera; Moraceae: nangka Artocarpus heterophyllus; Myrtaceae: jambu biji Psidium guajava;
Rutacaeae: jeruk manis Citrus sinensis. Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur, Bandung.
Deskripsi: A. spiniferus merupakan spesies kutukebul yang umum ditemukan pada tanaman jeruk, kelapa, dan nangka. Seperti halnya A. citriperdus,
28 kutukebul ini juga umumnya hidup secara berkelompok. Jika dilihat secara
langsung pada daun, A. spiniferus sulit dibedakan dari A. citriperdus karena memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu memiliki warna tubuh yang hitam
mengkilat dengan lilin yang berwarna putih di bagian tepi tubuhnya. Pada bagian dorsal tubuhnya terdapat duri-duri kaku yang juga berwarna hitam.
Kadang-kadang di bagian ujung duri tersebut sering terdapat cairan yang lengket berwarna kuning yang kemungkinan merupakan cairan embun madu
yang dihasilkan oleh kutukebul Gambar 3.8. Imago memiliki tubuh berwarna jingga dengan sayap bercorak warna hitam. Seperti halnya A. citriperdus,
identifikasi A. spiniferus hanya dapat dipastikan berdasarkan karakter eksuvia- nya, yaitu adanya duri-duri pada bagian submarginal tubuh sebanyak 11 pasang
yang semua ukuran panjangnya sama.
Gambar 3.8 Pupa a dan imago b A. spiniferus pada daun nangka, serta eksuvia A. spiniferus
7. Aleurocanthus woglumi Ashby Sinonim: Aleurocanthus punjabensis Corbett; Aleurocanthus woglumi var
formisana Takahashi Nama umum: citrus blackfly
Tanaman inang: Rutaceae: jeruk manis Citrus sinensis. Tempat ditemukan: Bogor.
Deskripsi: Kutukebul A. woglumi merupakan spesies kutukebul yang biasanya ditemukan pada tanaman jeruk. Seperti halnya spesies dari genus
Aleurocanthus lainnya, A. woglumi juga umumnya hidup secara berkelompok. Jika dilihat secara langsung pada daun, A. woglumi sulit dibedakan dari A.
29 citriperdus dan A. spiniferus karena memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu
memiliki warna tubuh yang hitam mengkilat dengan lilin yang berwarna putih di bagian tepi tubuhya. Pada bagian dorsal tubuhnya terdapat duri-duri kaku
yang juga berwarna hitam. Perbedaan secara pasti hanya dapat dilakukan dengan cara melihat karakter spesifik yang dimiliki oleh masing-masing
eksuvia. Pada eksuvia A. woglumi terdapat duri-duri pada bagian submarginal tubuh sebanyak 11 pasang. Satu pasang duri di bagian posteror tubuh
ukurannya lebih panjang daripada duri-duri lainnya sehingga menyerupai ekor Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Eksuvia A. woglumi 8. Aleuroclava aucubae Kuwana
Sinonim: Aleyrodes aucubae Kuwana; Tetraleurodes aucubae Quaintance and Baker; Aleurotuberculatus aucubae Takahashi
Nama umum: aucuba whitefly, coral whitefly Tanaman inang: Myrtaceae: jambu bol Syzigium malaccense
Tempat ditemukan: Bogor, Sukabumi Deskripsi: Pupa A. aucubae berwarna hitam dengan bentuk menyerupai buah
pir. Pada bagian dorsal pupa terdapat pola-pola rhachis yang permukaannya cembung yang tertutupi oleh lapisan lilin berwarna putih Gambar 3.10.
30
Gambar 3.10 Pupa a dan eksuvia b A. aucubae 9. Aleuroclava canangae Corbett
Sinonim: Martiniella canangae Corbett; Aleurotuberculatus canangae Corbett Tanaman inang: Myrtaceae: jambu biji Psidium guajava
Tempat ditemukan: Bogor Deskripsi: Pada pupa terdapat pigmentasi berwarna cokelat pada bagian-bagian
tertentu, di antaranya pada bagian mulut, anterior abdomen, dan di sekitar vasiform orifice. Ciri kutukebul A. canangae di lapangan tidak begitu jelas
karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Pada eksuvia A. canangae terdapat granul yang sangat banyak yang letaknya
beraturan, terdapat satu pasang seta pada bagian sefalotoraks dan tungkai ketiga yang masing-masing terdiri dari satu ruas Gambar 3.11a, tetapi ada
juga yang seta-nya tidak terlihat Gambar 3.11b.
Gambar 3.11 Eksuvia A. canangae dengan seta a dan tanpa seta b 10. Aleuroclava jasmini Takahashi
Sinonim: Aleurotuberculatus jasmini Takahashi
31 Nama umum: jasmine whitefly
Tanaman inang: Myrtaceae: salam Syzygium polyanthum; Oleaceae: Melati Jasminum sambac; Sapindaceae: rambutan Nephelium lappaceum
Tempat ditemukan: Bogor Deskripsi: A. jasmini merupakan kutukebul yang umumnya ditemukan pada
tanaman melati. Ciri kutukebul A. jasmini di lapangan tidak begitu jelas karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Tepian
eksuvia umumnya bergerigi, dan biasanya ada yang memiliki satu pasang seta pada bagian sefalotoraks dan tungkai ketiga yang masing-masing terdiri dari
satu ruas Gambar 3.12a, dan ada juga yang tidak memiliki seta Gambar 3.12b.
Gambar 3.12 Eksuvia A. jasmini dengan seta a dan tanpa seta b 11. Aleuroclava psidii Singh
Sinonim: Aleurotuberculatus psidii Singh; Aleurotuberculatus psidii Singh Nama umum: asian guava whitefly
Tanaman inang: Myrtaceae: jambu biji Psidium guajava. Tempat ditemukan: Bogor
Deskripsi: Kutukebul A. psidii merupakan kutukebul yang sering ditemukan pada tanaman jambu biji. Pupa A. psidii berwarna kuning hingga transparan.
Pada bagian dorsal terdapat pola pigmentasi berwarna hitam Gambar 3.13a. Pada eksuvia terdapat pola granul yang letaknya beraturan, selain itu di
bagian margin terdapat pola yang bergerigi Gambar 3.13b.
32
Gambar 3.13 Pupa s dan eksuvia b A. psidii 12. Aleurolobus marlatti Quaintance and Baker
Sinonim: Aleurolobus niloticus Priesner and Hosny; Aleyrodes marlatti Quaintance
Nama umum: marlatt whitefly Tanaman inang: Musaceae: pisang Musa paradisiaca
Tempat ditemukan: Bogor Deskripsi: Kutukebul A. marlatti ditemukan pada pohon pisang. Kutukebul
ini memiliki warna tubuh hitam. Permukaan bagian dorsal tubuh tidak rata terdapat pola rhachis atau lekukan-lekukan. Pada bagian lekukan tersebut
biasanya terdapat lapisan lilin berwarna putih. Pada bagian tepi tubuhnya terdapat struktur yang transparan yang mengelilingi tepian tubuhnya. Pada
bagian anterior eksuvia terdapat pola bentuk mata yang berbentuk seperti tanda baca “koma” yang berwarna lebih terang daripada warna eksuvia
Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Pupa a, dan eksuvia b A. marlatti
33 13. Aleurotrachelus sp. 1
Tanaman inang: Fabaceae: kecipir Psophocarpus tetragonolobus. Tempat ditemukan: Bogor.
Deskripsi: Ciri kutukebul Aleurotrachelus sp. 1 di lapangan berwarna hitam dengan permukaan tubuh tertutupi oleh lilin berwarna putih. Permukaan
bagian dorsal tubuh tidak rata terdapat pola rhachis atau lekukan-lekukan. Terdapat lilin-lilin yang berwarna putih yang mengelilingi bagian tepi pupa
Gambar 3.15a. Pada eksuvia di bagian abdomen terdapat pola lekukan rhachis. Terdapat pola lipatan transversal di bagian submargin toraks
hingga ke bagian anterior abdomen Gambar 3.15b.
Gambar 3.15 Pupa a, dan eksuvia b Aleurotrachelus sp. 1 14. Aleurotrachelus sp. 2
Tanaman inang: Annonaceae: srikaya Annona squamosa; Gnetaceae: melinjo Gnetum gnemon.
Tempat ditemukan: Bogor, Sukabumi. Deskripsi: Ciri kutukebul Aleurotrachelus sp. 2 di lapangan tidak begitu jelas
karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Pada eksuvia Aleurotrachelus sp. 2 terdapat alur longitudinal di bagian submargin
toraks, terdapat rhacis pada submargin abdomen, dan terdapat sepasang seta pada masing-masing ruas toraks Gambar 3.16.
34
Gambar 3.16 Eksuvia Aleurotrachelus sp. 2 15. Aleurotrachelus sp. 3
Tanaman inang: Sapindaceae: rambutan Nephelium lappaceum. Tempat ditemukan: Bogor.
Deskripsi: Ciri kutukebul Aleurotrachelus sp. 3 di lapangan tidak begitu jelas karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvianya. Seperti
halnya eksuvia Aleurotrachelus sp. 2, pada eksuvia Aleurotrachelus sp. 3 juga terdapat alur longitudinal di bagian submargin toraks, terdapat rhachis pada
submargin abdomen, tetapi tidak dan terdapat sepasang seta pada ruas toraks Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Eksuvia Aleurotrachelus sp. 3 16. Asiothrixus antidesmae Takahashi
Sinonim: Aleurothrixus antidesmae Takahashi Tanaman inang: Gnetaceae: melinjo Gnetum gnemon; Lauraceae: alpukat
Persea Americana; Rubiaceae: asoka Ixora coccinea; Sapindaceae: rambutan Nephelium lappaceum.
35 Tempat ditemukan: Bogor.
Deskripsi: Di lapangan, pupa A. antidesmae berwarna putih hingga transparan dengan lilin berwarna di bagian median tubuhnya yang memanjang mulai dari
toraks hingga ke abdomen. Pada sepanjang tepian pupa terdapat barisan lilin yang berwarna putih hingga transparan Gambar 3.18a. Tepian eksuvia
bergerigi sebanyak dua baris Gambar 3.18b. Di bagian anterior abdomen terdapat dua pasang seta dengan ujung yang melekuk ke arah dalam.
Gambar 3.18 Pupa a dan eksuvia b A. antidesmae 17. Bemisia tabaci Gennadius
Sinonim: Bemisia gossypiperda Misra Lamba; Bemisia longispina Priesner Hosny; Bemisia nigeriensis Corbett
Nama umum: Tobacco whitefly, sweet potato whitefly, cotton whitefly, cassava whitefly. B. tabaci biotipe-B dikenal dengan nama B. argentifolia
atau silverleaf whitefly Tanaman inang: Cucurbitaceae: mentimun Cucumis sativus; Euphorbiaceae:
singkong Manihot esculenta; Fabaceae: kacang panjang Vigna unguiculata sesquivedalis, kedelai Glycine max, kecipir Psophocarpus
tetragonolobus; Solanaceae: terung Solanum melongena, cabai merah keriting Capsicum annuum, tomat Lycopersicon esculentum.
Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur, Garut. Deskripsi: Pada daun, pupa B. tabaci berwarna putih hingga kekuningan. Di
bagian anterior terdapat pola mata berwarna merah. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat pola warna kuning. Jika dilihat secara keseluruhan,
36 pupa B. tabaci menyerupai buah pir Gambar 3.19a. Vasiform orifice B.
tabaci berbentuk segitiga. Di bagian posterior tubuhnya terdapat satu pasang seta kauda yang strukturnya kokoh Gambar 3.19b.
Gambar 3.19 Pupa a dan eksuvia b B. tabaci pada daun singkong 18. Cockerelliella psidii Corbett
Sinonim: Dialeurodes psidii Corbett; Dialeurodes lumpurensis Corbett Tanaman inang: Myrtaceae: jambu biji Psidium guajava, salam Syzygium
polyanthum Tempat ditemukan: Bogor, Bandung, Sukabumi
Deskripsi: Ciri pupa kutukebul C. psidii di lapangan berwarna putih hingga transparan. Pada bagian permukaan dorsal terdapat tiga baris pola lilin yang
memanjang mulai dari toraks hingga ke abdomen. Di sepanjang tepian pupa terdapat barisan lilin berwarna putih Gambar 3.20a. Pada eksuvia terdapat
sutura longitudinal dan transversal yang terlihat jelas sebagai jalan keluar imago ketika akan keluar dari pupa Gambar 3.20b.
Gambar 3.20 Koloni pupa a dan eksuvia b C. psidii
37 19. Cockerelliella sp. 1
Tanaman inang: Myrtaceae: salam Syzygium polyanthum, jambu bol Syzigium malaccense
Tempat ditemukan: Bogor Deskripsi: Ciri kutukebul Cockerelliella sp. 1 di lapangan tidak begitu jelas
karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Bentuk eksuvia lebih memanjang daripada C. psidii. Pada eksuvia terdapat sutura
longitudinal dan transversal yang terlihat jelas sebagai jalan keluar bagi imago ketika keluar dari pupa Gambar 3.21.
Gambar 3.21 Eksuvia Cockerelliella sp. 1 20. Cockerelliella sp. 2
Tanaman inang: Gnetaceae: melinjo Gnetum gnemon; Rubiaceae: kopi Coffea arabica; Sapotaceae: sawo Manilkara zapota
Tempat ditemukan: Bogor, Sukabumi Deskripsi: Ciri kutukebul Cockerelliella sp. 2 di lapangan tidak begitu jelas
karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Eksuvia Cockerelliella sp. 2 berbentuk bulat. Seperti halnya genus Cockerelliella
lainnya, pada eksuvia Cockerelliella sp. 2 juga terdapat sutura longitudinal dan transversal sebagai jalan keluar dari imago ketika keluar dari pupa
Gambar 3.22.
38
Gambar 3.22 Eksuvia Cockerelliella sp. 2 21. Dialeurodes kirkaldyi Kotinsky
Sinonim: Aleyrodes kirkaldyi Kotinsky Nama umum: arabian jasmine whitefly, kirkaldyi whitefly
Tanaman inang: Oleaceae: Melati Jasminum sambac Tempat ditemukan: Bogor
Deskripsi: Ciri kutukebul D. kirkaldyi di lapangan tidak begitu jelas karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Pada eksuvia D.
kirkaldyi terdapat pola pigmentasi berwarna gelap yang memanjang mulai dari bagian toraks hingga ke abdomen. Vasiform orifice biasanya berbentuk
setengah lingkaran Gambar 3.23.
Gambar 3.23 Eksuvia D. kirkaldyi
39 22. Dialeurodes sp. Cockerell
Tanaman inang: Myrtaceae: jambu air Syzigium samarangense, jambu bol Syzigium malaccense
Tempat ditemukan: Bogor Deskripsi: Pupa Dialeurodes sp. berwarna kekuningan hingga transparan.
Pada bagian tracheal fold terdapat pola warna kuning yang lebih gelap. Menjelang menjadi imago, pada pupa akan terlihat pola bentuk mata
berwarna gelap Gambar 3.24a. Vasiform orifice umumnya berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran yang relatif kecil. Bagian tepi posterior
tubuh biasanya melekuk ke arah dalam Gambar 3.24b.
Gambar 3.24 Pupa a dan eksuvia b Dialeurodes sp. 23. Dialeuropora decempuncta Quaintance and Baker
Sinonim: Dialeurodes decempuncta Quaintance and Baker; Dialeurodes setigerus Takahashi; Dialeurodes dothioensis Dumbelton
Nama umum: breadfruit whitefly Tanaman inang: Anacardiaceae: mangga Mangifera indica; Lauraceae:
alpukat Persea
americana; Moraceae:
nangka Artocarpus
heterophyllus; Myrtaceae: jambu biji Psidium guajava; Sapindaceae: rambutan Nephelium lappaceum
Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur, Bandung, Garut Deskripsi: Secara langsung, D. decempuncta dapat dikenali dengan adanya
lilin yang berwarna biru mengkilat di sekitar nimfa dan pupanya Gambar 3.25c. Bentuk pupa D. decempuncta dipengaruhi oleh struktur permukaan
daun tanaman inangnya. Pada daun mangga yang permukaannya halus, eksuvia D. decempuncta memiliki tepian yang bentuknya rapi dan sering
40 ditemukan hidup secara berkelompok Gambar 3.25a dan b, sedangkan pada
daun jambu biji biasanya ditemukan hidup soliter dengan tepian pupa agak berkerut Gambar 3.25d. Kutukebul spesies D. decempuncta pernah
dilaporkan oleh Bintoro dan Hidayat 2008.
Gambar 3.25 Koloni pupa a dan eksuvia b D. decempuncta pada permukaan daun yang halus mangga, pupa c dan eksuvia
d pada permukaan daun kasar jambu biji
24. Lipaleyrodes sp. Takahashi Tanaman inang: Euphorbiaceae: meniran Phyllanthus niruri, katuk
Sauropus androgynus Tempat ditemukan: Bogor
Deskripsi: Berdasarkan hasil pengambilan sampel, kutukebul Lipaleyrodes merupakan spesies kutukebul yang biasanya dapat ditemukan pada tanaman
dari famili Euphoriaceae, terutama meniran dan katuk. Pupa kutukebul ini berwarna kuning hingga transparan dengan permukaan tertutupi oleh lapisan
lilin berwarna putih Gambar 3.26a. Imago memiliki tubuh berwarna kuning dengan sayap berwarna putih yang sekilas mirip dengan imago B. tabaci
Gambar 3.26b. Pada bagian submargin eksuvia terdapat pola tuberkel yang berbentuk bulat Gambar 3.26c. Lipaleyrodes merupakan spesies kutukebul
41 yang biasanya dapat ditemukan pada tanaman dari famili Euphorbiaceae,
terutama meniran dan katuk. Genus Lipaleyrodes Takahashi merupakan sinonim junior dari genus Bemisia Quaintance and Baker Dubey et al. 2009.
Gambar 3.26 Pupa a, imago b, dan eksuvia c Lipaleyrodes sp. 25. Minutaleyrodes minuta Singh
Sinonim: Aleurotuberculatus minutus Singh; Dialeurodes minuta Singh Tanaman inang: Myrtaceae: jambu bol Syzigium malaccense; Rubiaceae:
asoka Ixora coccinea Tempat ditemukan: Bogor
Deskripsi: Ciri kutukebul M. minuta di lapangan tidak begitu jelas karena pada saat pengambilan sampel hanya ditemukan eksuvia-nya. Eksuvia dari
genus Minutaleyrodes berukuran sangat kecil jika dibandingkan dengan eksuvia kutukebul lainnya dan memiliki ciri yang sangat unik yang sekilas
mirip dengan bentuk bunga Gambar 3.27.
Gambar 3.27 Eksuvia M. minuta 26. Orchamoplatus mammaeferus Quaintance and Baker
Sinonim: Aleuroplatus Orchamus mammaeferus Quaintance and Baker; Aleuroplatus Orchamus samoanus Liang
42 Nama umum: croton whitefly
Tanaman inang: Euphorbiaceae: puring Codiaeum variegatum Tempat ditemukan: Bogor, Bandung
Deskripsi: O. mammaeferus merupakan spesies kutukebul yang umum dapat ditemukan pada tanaman puring. Kutukebul ini memiliki pupa berwarna putih
dan dengan sedikit lilin pada permukaan atas tubuhnya Gambar 3.28b. Di sepanjang tepian pupa biasanya terdapat lilin transparan yang membantu
untuk melekat pada permukaan daun. Ketika pupa diambil dari daun, lapisan lilin ini akan ikut terangkat. O. mammaeferus hidup secara berkelompok
dibagian daun tua dari tanaman puring Gambar 3.28a. Pada populasi yang sangat tinggi, massa dari kutukebul O. mammaeferus biasanya dapat
menutupi hampir seluruh bagian permukaan bawah daun. Pada bagian submargin eksuvia terdapat satu baris pola berbentuk seperti gigi. Pada
abdomen ruas pertama biasanya terdapat satu pasang seta. Memiliki pori trakea yang berbentuk seperti sisir. Kutukebul O. mammaeferus pertamakali
dilaporkan di Indonesia oleh Watson 2007.
Gambar 3.28 Koloni O. mammaeferus pada daun puring a, pupa b, dan eksuvia c O. mammaeferus
43 27. Rusostigma sp. Quaintance and Baker
Tanaman inang: Anacardiaceae: mangga Mangifera indica; Myrtaceae: jambu air Syzigium samarangense, jambu bol Syzigium malaccense;
salam Syzigium polyanthum Tempat ditemukan: Bogor, Bandung, Cianjur, Sukabumi
Deskripsi: Kutukebul Rusostigma sp. sering ditemukan pada tanaman dari famili Myrtaceae, seperti jambu air dan jambu bol. Imago memiliki sayap
berwarna kelabu dengan ukuran tubuh realtif besar 3.29b. Ukuran pupa dan eksuvia Rusostigma sp. juga berukuran relatif besar dan umumnya berwarna
kecokelatan Gambar 3.29c. Pada eksuvia dapat terlihat adanya pola granul hampir di seluruh bagian tubuhnya yang letaknya agak berjauhan satu sama
lain. Terdapat pola toraks yang biasanya terlihat berwarna lebih terang daripada bagian tubuh lainnya setelah eksuvia diwarnai dan dibuat menjadi
preparat mikroskop Gambar 3.29d.
Gambar 3.29 Koloni Rusostigma sp. pada daun salam a, imago b, pupa c, dan eksuvia d Rusostigma sp.
Rusostigma sp. hidup secara berkelompok sehingga pada populasi yang tinggi biasanya pupa dapat menyebar hampir di seluruh permukaan daun. Pada
populasi yang tinggi, kutukebul ini juga dapat ditemukan pada bagian permukaan atas daun Gambar 3.29a. Tempat pupa menempel biasanya akan
44 membentuk cekungan sehingga jika dilihat dari bagian permukaan daun
lainnya akan terlihat tonjolan-tonjolan kecil seperti puru. Kutukebul genus Rusostigma sp. pernah dilaporkan keberadaannya di Indonesia oleh Bintoro
dan Hidayat 2008.
28. Trialeurodes vaporariorum Westwood Sinonim: Aleurodes nicotianae Maskell; Aleurodes papillifer Maskell;
Aleurodes vaporariorum Westwood; Aleyrodes sonchi Kotinsky; Asterochiton lecanoides Maskell; Trialeurodes mossopi Corbett;
Trialeurodes natalensis Corbett; Trialeurodes sesbaniae Corbett Nama umum: greenhouse whitefly
Tanaman inang:
Fabaceae: kacang
panjang Vigna
unguiculata sesquivedalis;
Solanaceae: terung
Solanum melongena, tomat
Lycopersicon esculentum Tempat ditemukan: Bogor, Cianjur, Bandung, Garut
Deskripsi: T. vaporariorum merupakan spesies kutukebul yang banyak ditemukan pada tanaman famili Solanaceae di daerah dataran sedang hingga
tinggi. Secara sekilas, imago kutukebul ini mirip dengan B. tabaci. Namun imago T. vaporariorum memiliki sayap yang lebih melebar daripada B. tabaci
ketika hinggap pada tanaman Gambar 3.30b. Pupa T. vaporariorum berbentuk memanjang dan biasanya terdapat seta-seta di bagian tepi lateral
tubuh pupa Gambar 3.30a. Pada eksuvia T. vaporariorum biasanya terdapat barisan tuberkel kecil di bagian margin dan beberapa tuberkel berukuran
besar di bagian toraks dan abdomen Gambar 3.30c.
Gambar 3.30 Pupa a, imago b, dan eksuvia c T. vaporariorum pada daun tomat
45
Kunci Identifikasi Kutukebul pada Tanaman Pertanian
Kunci identifikasi kutukebul yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu panduan dalam identifikasi kutukebul yang
dapat ditemukan pada tanaman pertanian. Selain itu, kunci identifikasi kutukebul yang dilengkapi dengan gambar berwarna dan dibuat dalam format digital juga
diharapkan dapat mempermudah proses identifikasi. Kunci identifikasi juga dapat dibuat dengan sistem on-line sehingga dapat diakses oleh semua pihak yang
memerlukannya selama ada akses dengan internet. Seringkali pengguna kunci identifikasi hanya memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang relatif terbatas pada taksa tertentu sehingga dapat mengalami sedikit kesulitan pada awal penggunaan kunci identifikasi. Adanya kata-kata yang
bersifat ambigu dapat menuntun pada ketidakpastian terhadap arti dari karakter yang disebutkan pada suatu kaplet. Oleh karena itu, diperlukan karakter yang
kontras dan tidak saling tumpang tindih. Pada kunci identifikasi yang umumnya tidak dilengkapi dengan gambar atau jika terdapat gambar, gambarnya tidak
terlalu jelas. Kunci identifikasi sebaiknya dilengkapi dengan gambar yang jelas sehingga tidak menyebabkan kesalahan identifikasi. Pemakaian suatu kunci
identifikasi juga tergantung pada penulisan yang jelas dan sederhana mudah dimengerti. Kunci dikotom dirasakan merupakan bentuk kunci yang lebih baik
daripada kunci polikotom yang akan membuat keputusan menjadi sulit karena terlalu banyak karakter yang digunakan. Kunci yang sudah dibuat sebaiknya diuji
terlebih dahulu oleh orang lain sebelum dipublikasikan. Hal ini berguna untuk mengurangi kesalahan error, keambiguan kalimat, dan ketidak konsistenan
Quicke 1993.
Kesimpulan
Sebanyak 28 spesies kutukebul pada tanaman pertanian dari lima daerah di Jawa Barat telah teridentifikasi. Sebagian besar dari spesies kutukebul yang
ditemukan merupakan anggota dari subfamili Aleyrodinae. Adanya kunci identifikasi kutukebul dalam bahasa Indonesia yang mencakup kisaran wilayah
yang lebih spesifik dapat memudahkan proses identifikasi dalam upaya
46 pengendalian kutukebul di tanaman pertanian. Kutukebul banyak ditemukan pada
komoditas tanaman buah-buahan. Terdapat tiga spesies kutukebul yang memiliki kisaran tanaman inang yang sangat luas, yaitu A. dispersus, A. dugesii, dan B.
tabaci.
Daftar Pustaka
Bintoro D, Hidayat P. 2008. Keanekaragaman dan tanaman inang kutukebul Hemiptera: Aleyrodidae di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor
[abstrak]. Di dalam: Buku Panduan Seminar Nasional V Perhimpunan Entomologi Indonesia PEI Cabang Bogor; 2008 Mar 18-19; Bogor ID:
PEI. Abstr O31.
Dammerman KW. 1929. The Agricultural Zoology of The Malay Archipelago: The Animals Injurious and Beneficial to Agriculture, Horticulture, and
Forestry in The Malay Peninsula, The Dutch East Indies and The Philippines. Amsterdam UK: JH de Bussy Ltd.
Dino Capture. 2009. Dino Capture Application for Digital Microscope 3.3.0.0. Hsinchu
TA: AnMo
Electronics Corporation.
Tersedia pada
http:www.anmo.com.tw. Dooley J. 2007. Key to the Commonly Intercepted Whitefly Pests [internet],
[diunduh 2011 Mar 14]. Tersedia pada: http:keys.lucidcentral.orgkeys v3whiteflyPDF_PwP20ETCKey20to20commonly20intercepted
20pests20embedded20images20.pdf
.
Dubey AK, Ko CC, David BV. 2009. The genus Lipaleyrodes Takahashi, a junior synonym of Bemisia Quaintance and Baker Hemiptera: Aleyrodidae: a
revision based on morphology. Zoological Studies [internet], [diunduh 2012 Feb 2]; 484:539-557. Tersedia pada: http:zoolstud.sinica.edu.twJournals
48.4539.pdf.
Gullan PJ, Martin JH. 2003. Sternorrhyncha Jumping Plant Lice, Whiteflies, Aphids, and Scale Insects. Resh VH, Carde RT. 2003. Encyclopedia of
Insect. Florida US: Elsevier Inc. Hidayat P, Watson GW. 2008. Recognition of Giant Whitefly, Aleurodicus
dugesii Cockerell Hemiptera: Aleyrodidae, a Potential Pest Newly Introduced to Indonesia. Poster Seminar Nasional V Perhimpunan
Entomologi Indonesia
PEI, Cabang
Bogor: Pemberdayaan
Keanekaragaman Serangga
untuk Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat. LIPI Cibinong, Bogor, 2008 Mar 2008.
Kajita H, Samudra IM, Naito A. 1991. Discovery of the spiraling whitefly Aleurodicus dispersus Russell Homoptera: Aleyrodidae from Indonesia,
with notes on its host plants and natural enemies. Japanese Society of Applied Entomology and Zoology [internet], [diunduh 2011 Jun 23]; 26:397-
400. Tersedia pada: http:ci.nii.ac.jpels110001105211.pdf?id= ART0001 268496type=pdflang=enhost=ciniiorder_no=ppv_type=0lang_s
w=no=1308798020cp=
47 Kalshoven LGE, Vecht JVD. 1950. De Plagen Van De Cultuurgewassen in
Indonesie [dalam bahasa Belanda]. Deel 1. Bandung ID: NV Uitgeverij W. Van Hoeve.
Lucid Key Phoenix 1.0. 2004. CBIT Quensland University. Tersedia pada: http:www.lucidcentral.orgphoenix
. Koningsberger JC. 1908. Tweede Over Zicht der Schadelijke en Nuttige Insecten
van Java [dalam bahasa Belanda]. Jakarta ID: G. Kolff and Co. Martin JH. 1985. The whitefly of New Guinea Homoptera: Aleyrodidae.
Bulletin of the British Museum Natural History Entomology [internet]. [diunduh 2012 Mar 9]; 503:303-351. Tersedia pada: http:biostor.org
reference151. Martin JH. 1987. An identification guide to common whitefly species of the world
Homoptera: Aleyrodidae. Tropical Pest Management 334:298-322. Murgianto F. 2010. Kisaran inang kutukebul Aleurodicus destructor Mackie,
Aleurodicus dispersus Russell, dan Aleurodicus dugesii Cockerell Hemiptera: Aleyrodidae di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan
daerah lain di sekitarnya [skripsi]. Bogor ID: IPB. Nurulalia L, Hidayat P, Buchori D. 2012. Hama baru kutukebul Paraleyrodes
minei Iaccarino Hemiptera: Aleyrodidae di Jawa. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia PEI; 2012 Jan 24-25; Bogor.
Bogor ID: PEI. hlm 110.
Quicke DLJ. 1993. Principles and Techniques of Contemporary Taxonomy. Glasgow UK: Blackie Academic and Professional.
Russell LM. 1964. Dialeurodes kirkaldyi Kotinsky, a whitefly new to the United States Homoptera: Aleyrodidae. The Florida Entomologist [internet].
[diunduh 2011 Ags 8]; 471:1-4. Tersedia pada: http:journals.fcla.edu flaentissueview2698.
Watson GW. 2007. Identification of whiteflies Hemiptera: Aleyrodidae. APEC Re-entry Workshop on Whiteflies and Mealybugs, Kuala Lumpur, Malaysia,
2007 Apr 16-26. Institute of Biological Sciences, University Malaya.
48
49
BAB IV KEANEKARAGAMAN SPESIES KUTUKEBUL PADA