Pengertian Ekstraksi Metode Ekstraksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Standardisasi suatu simplisia mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen Kesehatan Materia Media Indonesia. Sedangkan sebagai produk yang langsung dikonsumsi serbuk jamu dsb. masih harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku Depkes RI, 2000.

2.4 EKSTRAKSI

2.4.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Pengetahuan mengenai golongan senyawa aktif yang dikandung dalam simplisia akan mempermudah proses pemilihan pelarutan dan cara ekstraksi yang tepat Depkes, 2000. Ekstraksi dilakukan untuk mengambil zat-zat yang terkandung dalam suatu campuran. Ekstraksi merupakan proses yang secara selektif mengambil zat terlarut dengan bantuan pelarut. Metode pemisahan pada ekstraksi pelarut menggunakan prinsip kelarutan. Prinsip kelarutan adalah like dissolve like, yaitu pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar Harborne, 1987.

2.4.2 Metode Ekstraksi

Ekstraksi dengan menggunakan pelarut 1. Cara dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Depkes RI, 2000. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya penetesan penampungan ekstrak, terus menerus sampai di peroleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Depkes RI, 2000. 2. Cara panas a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes RI, 2000. b. Soxhlet Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000. c. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50 o C Depkes RI, 2000. d. Infusa Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96- 98 o C selama waktu tertentu 15- 20 menit Depkes RI, 2000. e. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 o C dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 EKSTRAK

Dokumen yang terkait

Angsana (pterocarpus indicus) sebagai bioindikator untuk polusi di sekitar terminal lebak bulus

0 5 5

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

4 21 30

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Populasi Sel-p Pankreas Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

3 10 27

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) DENGAN PROBIOTIK TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR

0 0 75

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus WILLD) TERHADAP MENCIT (Mus musculus)

0 1 103

UJI HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) PADA KELINCI JANTAN TERBEBANI GLUKOSA DENGAN PEMBANDING GLIBENKLAMID SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

0 0 18

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA YANG TERKANDUNG DALAM DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) TERHADAP PPARγ (2XKW)

0 54 14

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 14

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10