WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ALAT Parameter spesifik Depkes RI, 2000

21

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama ± 6 bulan, Februari-Juli di Laboratorium bahan alam Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PUSPITEK, Serpong dan Laboratorium Farmakognosi dan Penapisan Fitokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 BAHAN

3.2.1 TANAMAN

Tanaman yang diteliti adalah Pterocarpus indicus Willd yang diperoleh dari tiga tempat tumbuh yang berbeda, yaitu Tangerang selatan dari daerah Puspitek , Bogor dari kelurahan Mekarwangi Tanah Sereal dan Yogyakarta dari daerah Tirtomartani Kalasan Sleman. Masing-masing Tanaman yang diambil berumur 6 tahun. Bagian yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dari tanaman tersebut yang sudah tua.

3.2.2 BAHAN KIMIA

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70, metanol, ammonia, kloroform, pereaksi dragendroff, pereaksi meyer, Mg, HCl, amil alcohol, FeCl 3 , NaOH, aquadest, asam sulfat encer, AlCl 3 , standar Kuersetin, Na asetat, Nutrient Agar NA, Potato Dextrose Agar PDA, kertas saring dan kapas.

3.3 ALAT

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, hot plate, corong, gelas ukur, botol timbang, batang pengaduk, piknometer, timbangan analitik, cawan petri, labu titrasi, oven, krus silikat, alat destilasi, pipet tetes, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta erlenmeyer, blender, mikropipet, rotary evaporator, labu ukur, ultrasonik, furnace, Spektrofotometer UV Vis, Spektroskopi Serapan Atom.

3.4 PROSEDUR PENELITIAN

Standardisasi dari ekstrak etanol daun Pterocarpus indicus Willd dilakukan melalui beberapa tahapan penelitian yang meliputi : 3.4.1 Persiapan Bahan Uji a. Determinasi Tanaman b. Penyiapan sampel c. Pembuatan ekstrak 3.4.2 Standardisasi ekstrak etanol daun Pterocarpus indicus Willd a. Penetapan parameter spesifik 1. Identitas 2. Organoleptik 3. senyawa terlarut dalam pelarut tertentu 4. Uji kandungan kimia ekstrak etanol b. Penetapan parameter non spesifik 1. Penetapan Susut Pengeringan 2. Bobot Jenis 3. Penetapan Kadar Air 4. Penetapan Kadar Abu 5. Penentuan cemaran bakteri dan cemaran kapang 6. Penentuan Cemaran Logam

3.4.1 PERSIAPAN BAHAN UJI

a. Determinasi Tanaman Pemeriksaan atau determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor, Jawa Barat. b. Penyiapan Simplisia Simplisia yang berasal dari ketiga tempat tumbuh yang berbeda dipisahkan terlebih dahulu dari masing-masing lokasi agar dalam penyiapan simplisia tidak tercampur. Penyiapan simplisia daun P.indicus Willd UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan dengan cara sortasi basah untuk memisahkan kotoran atau bahan- bahan asing lainnya dari daun. Kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan pengotor yang masih menempel pada bahan. Tahap selanjutnya adalah pengeringan, sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 45 o C selama 24 jam. Kemudian dilakukan sortasi kering, tujuannya untuk menghilangkan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering, kemudian dilakukan penggilingan untuk mendapatkan serbuk simplisia. c. Pembuatan Ekstrak Serbuk simplisia P.indicus Willd yang diperoleh ditimbang sebagai bobot awal. Proses ekstraksi simplisia angsana menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70 hingga terendam dalam wadah tertutup rapat selama 24 jam. Proses ekstraksi dilakukan sampai hasil larutan maserasi mendekati tidak berwarna. Filtrat yang didapat kemudian disatukan dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60 o C sampai didapat ekstrak kental. rendemen ekstrak = berat ekstrak yang didapat g x 100. berat simplisia yang di ekstrak g

3.4.2 STANDARDISASI EKSTRAK ETANOL

a. Parameter spesifik Depkes RI, 2000

1. Identitas Deskripsi tata nama dan senyawa identitas yang terkandung 2. Organoleptik Mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa 3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu a. Kadar senyawa yang larut dalam air Sejumlah 1 gram ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 20 mL air-kloroform kemudian dibiarkan selama 18 jam, saring. Diuapkan 4 mL filtrat hingga kering dalam cawan penguap, residu dipanaskan pada suhu 105 o C. Keluarkan, lalu dimasukan ke dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta desikator kemudian ditimbang. Ulangi perlakuan sampai didapatkan bobot tetap. Dihitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam air terhadap berat ekstrak awal. senyawa terlarut air = − 100 Ket : A1 = Bobot cawan + ekstrak setelah pemanasan g Ao = Bobot cawan kosong g B = Bobot sampel awal g b. Kadar senyawa yang larut dalam etanol Sejumlah 1 gram ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 20 mL etanol 95 kemudian dibiarkan selama 18 jam, saring. Diuapkan 4 mL filtrat hingga kering dalam cawan penguap, residu dipanaskan pada suhu 105 o C. Keluarkan, lalu dimasukan ke dalam desikator kemudian ditimbang. Ulangi perlakuan sampai didapatkan bobot tetap Dihitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam air terhadap berat ekstrak awal. senyawa terlarut etanol = − 100 Ket : A1 = Bobot cawan + ekstrak setelah pemanasan g Ao = Bobot cawan kosong g B = Bobot sampel awal g 4. Uji kandungan kimia a. Pola kromatogram Ekstrak sebanyak 1 mg dilarutkan dalam 1 mL metanol, kemudian ditotolkan pada lempeng KLT selanjutnya dielusi dengan fase gerak yang sesuai. b. Penapisan golongan kimia ekstrak etanol Nurhimah A, 2008  Identifikasi steroid dan triterpenoid Ekstrak etanol pekat sebanyak 1g dimaserasi dengan 10 mL dietil eter selama 10 menit. Lapisan eter dipisah lalu ditambah 3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H 2 SO 4 . warna merah atau ungu menunjukkan kandungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta triterpenoid pada sampel sedangkan warna hijau menunjukkan kandungan steroid  Identifikasi flavonoid Ekstrak etanol pekat sebanyak 1gram dilarutkan dengan 100 mL air panas dan didihkan selama 10 menit. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan 0.5 mg serbuk Mg, 2 mL larutan HCl, dan 2 mL amil alkohol lalu dikocok kuat. Warna jingga yang terbentuk menunjukkan terdapatnya senyawa flavonoid  Identifikasi saponin Ekstrak etanol pekat sebanyak 1 gram dilarutkan dengan 100 mL air panas dan didihkan selama 10 menit. Sebanyak 5 mL, filtrat yang diperoleh dikocok. Timbulnya busa hingga selang waktu 10 menit menunjukkan adanya saponin.  Identifikasi tanin Ekstrak etanol sebanyak 1gram dilarutkan dengan 100 mL air panas dan didihkan selama 10 menit. Ditambahkan beberapa tetes FeCl 3 . Terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan terdapatnya tannin  Identifikasi kuinon Ekstrak etanol pekat sebanyak 1 gram dilarutkan dengan 100 mL air panas dan didihkan selama 10 menit. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan NaOH 10 warna merah yang terbentuk menunjukkan terdapatnya senyawa kuinon  Identifikasi alkaloid Ekstrak etanol pekat sampel sebanyak 1 gram ditambahkan 10 mL kloroform dan 3 tetes amoniak dalam tabung reaksi. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan H 2 SO 4 2 M dan dimasukkan ke dalam 2 buah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tabung reaksi, lalu ditambahkan pereaksi Dragendorff pada tabung pertama, dan pereaksi Mayer pada tabung kedua. Terdapatnya akaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih oleh pereaksi Mayer, dan endapan merah oleh pereaksi Dragendorf. c. Kadar total flavonoid Chang, et al., 2002 1 Larutan uji  1 gram ekstrak ditimbang kemudian dihidrolisis dengan HCl 4N selama 30 menit  Ekstrak disari dengan 15 mL etil asetat sebanyak 3 kali, fraksi EA dikumpulkan dan dipekatkan  Hasil ekstrak EA dimasukan dalam labu 25 mL, kemudian dilarutkan dengan metanol hingga tanda batas  Larutan uji dipipet 0,5 mL kemudian dilarutkan dengan metanol 1,5 mL pada tabung reaksi  Ditambahkan pereaksi 0,1 mL AlCl 3 10, 0,1 mL Na asetat 1M dan 2,8 mL aquadest, larutan dicampur homogen dan diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit  Larutan diukur serapannya pada spektro UV pada panjang gelombang 415 nm dengan menggunakan larutan blanko tanpa AlCl 3 tapi diganti aquadest  Kadar flavonoid total dinyatakan dengan kesetaraan pembanding kuersetin 2 Kurva kalibrasi Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan pembanding kuersetin  25 mg kuersetin dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur 100 mL hingga tanda batas  Dibuat 5 konsentrasi berbeda dengan diencerkan menggunakan metanol UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Tiap konsentrasi dipipet 0,5 mL lalu dilarutkan dengan 1,5 mL metanol, dan ditambahkan pereaksi 0,1 mL AlCl 3 10, 0,1 mL Na asetat 1M dan 2,8 mL aquadest  Larutan dicampur homogen dan diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit  Larutan diukur pada panjang gelombang 415 nm dengan larutan blangko tanpa kuersetin.

b. Parameter non spesifik Depkes RI, 2000

Dokumen yang terkait

Angsana (pterocarpus indicus) sebagai bioindikator untuk polusi di sekitar terminal lebak bulus

0 5 5

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

4 21 30

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Populasi Sel-p Pankreas Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

3 10 27

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) DENGAN PROBIOTIK TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR

0 0 75

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus WILLD) TERHADAP MENCIT (Mus musculus)

0 1 103

UJI HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) PADA KELINCI JANTAN TERBEBANI GLUKOSA DENGAN PEMBANDING GLIBENKLAMID SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

0 0 18

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA YANG TERKANDUNG DALAM DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) TERHADAP PPARγ (2XKW)

0 54 14

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 14

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Uji daya inhibisi α-glucosidase ekstrak air daun angsana (pterocarpus indicus willd.) - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10