Bidang Usaha Profil PT. BPRS Fajar Sejahtera Bali 1. Sejarah Singkat PT. BPRS Fajar Sejahtera Bali

46 Melakukan seluruh proses transaksi pembukaan maupun penutupan rekening tabungan atau deposito, mencatat smua transaksi tabungan ke dalam buku tabungan, menerbitkan bilyet deposito, dan menghitung nilai bagi hasil tabungan dan deposito setiap bulan, serta memeriksa deposito yang akan jatuh tempo.

3. Bidang Usaha

Bank syariah yang terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, Maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank konvensional, yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya, namun pada PT. BPRS Fajar Sejahtera Bali hanya melakukan kegiatan inti sebagai bank dengan produk yang masih terbatas, beberapa produk jasa yang dilakukan PT. BPRS Fajar Sejahtera adalah sebagai berikut : a. Penghimpunan Dana Dalam penghimpunan dana Bank syariah melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil. Sumber dana berasal dari modal yang disetor dan hasil mobilisasi kegiatan penghimpunan dana melalui simpanan dalam bentuk, Tabungan harian, Deposito, serta rekening dengan bentuk investasi khusus ataupun umum. 1 Tabungan Tabungan adalah simpanan dengan akad wadi’ah atau mudharabah dengan proses transaksi ataupun penarikan dapat dilakukan menurut 47 syarat dan ketentuan tertentu yang telah disepakati, prinsip syariah tabungan diatur dalam fatwa DSN No.02DSN-MUIIV2000 tentang Tabungan. 2 Deposito Deposito adalah tabungan berjangka, atau bisa diartikan sebagai produk investasi dana dimana akadnya berdasar akad mudharabah yang pencairannya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan akad yang telah disepakati bersama antara bank dan nasabahnya, prinsip syariah dari deposito tertuang pada fatwa DSN No. 03DSN- MUIIV2000 tentang Deposito. b. Penyaluran Dana Dalam penyaluran dana pada masyarakat, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam beberapa kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya dan beberapa akad penyaluran dana yang dilakukan oleh PT. BPRS Fajar Sejahtera Bali pada saat ini yaitu : 1 Pembiayaan berdasarkan pola jual beli dengan akad Murabahah, Salam atau Istisna’ Akad murabahah adalah pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan kemudian pembeli atau dalam hal ini nasabah sepakat membayar dengan harga yang lebih besar sebagai keuntungan. Bank menyebut jumlah keuntungan yang diambil dengan sebutan margin, dalam perbankan transaksi murabahah lazimnya dilakukan dengan cara dicicil bit tsaman ajil. Akad salam adalah akad 48 pembiayaan dimana suatu barang dipesan dan pembayarannnya dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang telah disepakati bersama. Dalam praktek perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank kemudian menjualnya kepada nasabah dengan cara dicicil. Sedangkan akad istisna’ adalah akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan dengan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu pula yang telah disepakati antara pemesan atau pembeli mustashni’ dan penjual atau pembuat shani’. Produk pembiayaan ini hampir sama dengan salam, namun, dalam istisna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa tahap pembayaran. Skim istisna’ dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. 2 Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah Akad mudharabah dalam pembiayaan adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama, yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua, yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pihak bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Akad musyarakah adalah akad di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memeberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung 49 sesuai dengan porsi dana masing-masing.

B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Paparan Hasil Penelitian