Lokasi dan Waktu Penelitian Data Penelitian

15

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan penelitian mengambil lokasi di perairan Samudera Hindia Timur pada koordinat 10 o LU - 15 o LS dan 90 o BT - 125 o BT. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan Agustus 2010 sampai April 2011 di Laboratorium Data Processing Oseanografi dan Workshop Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Gambar 3. Lokasi Penelitian

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Data Angin Data angin diperoleh dari program ERA-interm dari situs European Center For Medium Range Forecast ECMWF yang dapat diunduh dari www.ecmwf.int. ECMWF adalah pusat penelitian parameter cuaca dunia yang berpusat di Inggris dan bekerja sama dengan 34 negara-negara di Eropa, agensi satelit EUMETSAT, ESA, NOAA, NASA, dan JAXA, komisi Eropa GMES, EEA, dan EFAS dan World Meteorological Organization WMO. Data angin ECMWF merupakan data hasil analisis ulang dan interpolasi dari data meteorologi berbagai pusat penelitian parameter cuaca di dunia yang dimulai dari tahun 1989 dan berlanjut secara terus-menerus. Data angin pada ERA-interm merupakan data kecepatan angin 10 meter diatas permukaanlaut yang terdiri dari komponen barat-timur atau zonal u dan utara-selatan atau meridional v. Data angin ini telah mengalami pengolahan sebelumnya sehingga menghasilkan data tiap 6 jam, dan ada juga data rata-rata harian juga bulanan yang memiliki resolusi spasial 2,5 o x 2,5 o . Data angin yang digunakan pada penelitian ini adalah data kecepatan angin yang telah dirata-ratakan menjadi data kecepatan angin bulanan dari tahun 1994- 1998, 1997-1998 dan 2006-2007. Data yang diperoleh merupakan data kecepatan angin pada posisi koordinat 10 o LU – 15 o LS dan 90 – 125 o BT. 3.2.2 Data Arus Permukaan Data arus permukaan yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs Geophyssical Fluid Dynamic Laboratory GFDL NOAA http:gfdl.noaa.gov . Data ini merupakan program observasi kelautan dari tahun 1976 hingga tahun 2006 ARGO, MRB, OSD, dan MBT dan data atmosferik reanalisis NCEPNCAR yang diasimilasikan ke dalam sistem coupled ensemble. Sistem asimilasi yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut terdiri atas sebuah ensemble filter yang diaplikasikan ke dalam climate coupled model GFDL generasi kedua CM2.1 Delworth et al., 2006. Langkah-langkah bagaimana data asimilasi bekerja dalam memperbaharui perkiraan dari data sebelumnya ditampilkan pada Gambar 4. Langkah 1 adalah memperbarui fungsi densitas probabilitas PDF di lokasi pengamatan sebagai pengamatan yang baru dilambangkan dengan panah berlabel langkah 1. Panah 1 menunjukan bahwa PDF sebelum di lokasi pengamatan diganti dengan pengamatan baru, dan panah 2 mempresentasikan pergeseran dari rata-rata ensemble sebelumnya pada pengamatan yang baru di lokasi pengamatan. Langkah kedua yaitu menggunakan distribusi korelasi untuk mendistribusikan kenaikan pengamatan ke titik grid yang berpengaruh. Panah 3 merupakan proses memperbaharui PDF pada titik grid. Gambar 4. Langkah Dalam Asimilasi Data Zhang et al., 2007 Data arus tersedia dalam rata-rata bulanan, dengan memiliki 50 tingkat kedalaman dimana pada 22 tingkat kedalaman paling atas memiliki perbedaan kedalaman sebesar 10 meter. Data ini memiliki resolusi spasial 1 o x 1 o . Pada daerah lintang sedang hingga rendah resolusi spasial pada lintang akan menjadi lebih tinggi hingga akhirnya mencapai 13 o pada daerah dekat ekuator, sedangkan resolusi spasial untuk bujur tetap 1 o . Data arus yang digunakan berada pada posisi koordinat 10 o LU – 15 o LS dan 90 o BT – 125 o BT. 3.2.3 Data Suhu Data suhu yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil mooring dari Buoy pada program Global Tropical Moored Buoy Array yang dilakukan oleh NOAA, bekerjasama dengan berbagai negara menyediakan data secara terus- menerus untuk meneliti iklim dan pendugaannya. Komponen buoy utama meliputi TAOTRITON di Samudera Pasifik, PIRATA di Samudera Atlantik dan RAMA di Samudera Hindia. Fokus utama fenomenologi dari susunan buoy ini yaitu ENSO di Samudera Pasifik, perbedaan antara kutub di belahan bumi, kejadian hangatnya ekuator, aktifitas badai di Samudera Atlantik, monsoons, Indian Ocean Dipole, dan variabilitas antar musiman di Samudera Hindia. Data suhu yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu air laut dengan periode tahun 1994-1995, 1997-1998 dan 2006-2007 pada wilayah koordinat 10 o LU-15 o LS dan 90 o BT- 125 o BT dengan titik kedalaman 5 m, 15 m, 155 m, 300 m dan 525 m. Data ini diperoleh dari situs NOAA http:pmel.noaa.gov yang diunduh pada tanggal 15 Agustus 2010 dengan resolusi spasial 1 o x 1 o . Pada daerah lintang sedang hingga rendah resolusi spasial pada lintang akan menjadi lebih tinggi hingga akhirnya mencapai 13 o pada daerah dekat ekuator, sedangkan resolusi spasial untuk bujur tetap 1 o . Data yang digunakan adalah data suhu air laut yang telah dirata-ratakan perbulan.

3.3 Pengolahan dan Analisis Data