Bahaya Anestesi Komplikasi Anestesi dan Bahaya Anestesi

2.4.6.2 Bahaya Anestesi

Bahaya utama anestesi dapat disebabkan banyak penyebab. Sebagian penyebab pada mulanya tidak berarti, tetapi jika bahaya tersebut tidak diperhatikan sama sekali, atau tidak diatasi dengan baik, maka bencana dapat terjadi Bulto Blogg, 1994. Bahaya lain mungkin tidak berbahaya tetapi merupakan sumber utama ketidaknyamanan, nyeri, atau iritasi terhadap penderita. Bahaya anestesi yang mungkin dapat terjadi antara lain: 1. Kematian “dalam keadaan” atau “akibat anestesi” Kematian dalam keadaan “teranestesi” mungkin tidak sepenting kematian akibat anestesi, atau komplikasinya. Jika perdarahan masif yang terjadi selama pembedahan tidak dapat dikontrol, hal ini tentu saja termasuk kematian dalam keadaan teranestesi tetapi bukan akibat anestesi walaupun ahli anestesi telah mempunyai peran yang penting untuk berusaha mempertahankan hidup penderita dengan secepatnya melakukan transfusi darah Bulto Blogg, 1994. 2. Bahaya anestesi yang dapat mematikan Kematian akibat anestesi mungkin disebabkan oleh hipoksia dan henti jantung yang saling terkait, pada kedua kasus kematian dapat disebabkan oleh gangguan penyediaan oksigen otak dan atau jantung baik primer yang disebabkan oleh hipoksia respiratorik maupun sekunder sebagai akibat terhentinya sirkulasi setelah henti jantung Bulto Blogg, 1994.Bahaya lain akibat anestesi yang dapat mematikan karena anestesi adalah anafilaksis akut karena obat yang digunakan pada anestesi, dan hipertermia yang ganas. 3. Hipoksia atau anoksia respiratorik selama anestesi Hipoksia atau anoksia terjadi selama anestesi akibat kegagalan sebagian atau total maupun hambatan terhadap penyediaan oksigen ke otak Bulto Blogg, 1994. Keadaan seperti ini dapat terjadi pada semua titik mulai dari sumber UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penyediaan oksigen, mesin anestesi, saluran pernapasan atas dan bawah, paru– paru, pembuluh darah utama sampai kapiler, dan akhirnya sampai kepada pemindahan oksigen ke dan dalam sel. Sebagian sel akan pulih dari hipoksia atau bahkan anoksia yang berlangsung dalam beberapa menit, tetapi pada otak akan terjadi kerusakan yang irreversibel setelah 4–6 menit kekurangan oksigen, demikian juga yang terjadi jika jantung berhenti dengan efektif henti jantung Bulto Blogg, 1994. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian.

Berdasarkan tujuan dari penelitian di atas,maka kerangka konsep dalam penelitian adalah: Variabel independen Variabel dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu minggu ke-13 hingga ke-27, dan trimester ketiga 13 minggu minggu ke-28 hingga ke-40 Prawirohardjo,2009.p.213. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Pemilihan Jenis Anestesi Untuk Tindakan Seksio Sesarea UNIVERSITAS SUMATERA UTARA