Tinjauan Atas Kinerja Keuangan Pada Kabupaten Bandung

(1)

(2)

TINJAUAN ATAS KINERJA KEUANGAN PADA

KABUPATEN BANDUNG

Review Of The Financial District Bandung

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang Guna memperoleh gelar AHLI MADYA

Program Studi Akuntansi

Oleh:

BANNY AKBAR RUSMANTO 21309038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

Tinjauan Atas Kinerja Keuangan pada Kabupaten Bandung

Oleh : Bany Akbar Rusmanto

Abstrak

Kinerja Keuangan pemerintah Daerah diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan. Pengukuran kinerja diartikan sebagai suatu sistem keuangan atau non keuangan dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan atau hasil yang dicapai dari suatu aktivitas, suatu proses atau suatu unit organisasi. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan daerah kabupaten bandung dan untuk mengatahui upaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Metode yang digunakan adalah metode deskrtiptif yaitu menggambarkan secara sistematis tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data.dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa kinerja keuangan kabupaten bandung selama 3 tahun dikatakan kurang baik karena masih rendahnya untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dan berdasarkan analisis upaya peningkatan penghasilan asli daerahnya kurang baik karena kurangnya pengawasan dan pelayanan baik dari pihak intern dan ekstern maka penerimaan penghasilan asli daerah mengalami fluktuasi di setiap tahunnya.


(5)

Local Government Financial Performance is defined as the measured activity of an entity during a particular period as part of the size of the work. Performance measurement is defined as a financial or non financial systems of the work performed or results achieved from an activity, a process or an organizational unit. This study has the objective to determine the financial performance of Bandung regency, and to know the efforts to increase revenue. The method used is a method to systematically describe deskrtiptif the facts and the relationships between variables were investigated by collecting data.dapat conclusions drawn from this study that the district's financial performance during the 3-year bandung said to be less good because of the low to meet the needs of their own regions and based on the analysis of regional efforts to increase original income is less good because of the lack of supervision and services from both internal and external parties then have the original receipt of income fluctuations in each year.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sang Maha Kuasa, pemberi rahmat dan karunia karena atas segala ridho-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Tinjauan atas kinerja keuangan pada kabupaten bandung”. Shalawat serta salam terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarganya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman.

Tugas Akhir ini disusun sebagai bukti penulis telah menyelesaikan kegiatan penelitian di instansi tertentu dalam periode yang telah ditentukan. Laporan ini berisi rincian kegiatan apa yang telah dilakukan serta tinjauan khusus mengenai kinerja keuangan kabupaten bandung.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan berbagai bantuan, bimbingan, dukungan serta do‟a dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

2. Ibu Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Eonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

3. Ibu Ely Suhayati SE.M.Si,.Ak selaku Dosen Wali Kelas Ak-6.


(7)

iii

5. Ibu Wati Aris Astuti,SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan serta saran dalam menyelesaikan laporan tugas akhir.

6. Bapak Sudiro, S.Sos., selaku kepala kantor kesatuan bangsa, politik dan perlindungan masyarakat Kabupaten Bandung.

7. Bapak U.Hatta.D. Sip.Msi. selaku mantan bupati yang telah membantu perizinan penelitian di Kabupaten Bandung

8. Seluruh staf di DPPKAD Kabupaten Bandung yang telah membantu pada saat melakukan penelitian.

9. Seluruh dosen dan staff Universitas Komputer Indonesia Jurusan Akuntansi. 10.Mamah, Bapak, Ary Yasin Rusmanto, Cindy, Dita dan Anna Triyana yang

senantiasa mencurahkan do‟a, kasih sayang, serta bantuan dalam bentuk moril maupun materil kepada penulis.

11.Bapak deden saepudin, ibu eulis yang senantiasa mencurahkan do‟a dan memberikan dukungan kepada penulis.

12.Sahabat saya Agan Sofian, Bany Akbar, Lingga Layasresa, Mulki Maolah, Wina Oktaviani, Ariendy Gantina, Riyana Safitri, Windi Sukmawati, Nurul Putri, Ratih, Agria Tri Noviandisti yang selalu memberi masukkan pada saya. 13.Seluruh sahabat dan rekan-rekan 3Ak6 yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.


(8)

iv

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Kabupaten Bandung serta bagi penulis yang menjadi pengalaman berharga di kemudian hari.

Bandung, Juli 2012


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO

ABSTRACT ...i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Maksud Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Praktis... Error! Bookmark not defined. 1.4.1 Kegunaan Akademis ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.5.1 Lokasi ... Error! Bookmark not defined. 1.5.2 Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANError! Bookmark not defined.

2.1 KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Kinerja ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1.1 Pengertian Kinerja .. Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KinerjaError! Bookmark not defined.

2.1.2 Rasio Keuangan ... 9 2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 9 2.1.3 Keuangan Daerah ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3.1 Pengertian keuangan daerahError! Bookmark not defined. 2.1.4 Kinerja Keuangan Pemerintah DaerahError! Bookmark not defined.

2.1.4.1 Pengertian Kinerja KeuanganError! Bookmark not defined. 2.1.4.2 Pengertian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah . 14

2.1.5 Otonomi Daerah ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Pendapatan Asli Daerah ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIANError! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.


(11)

3.2.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan DataError! Bookmark not defined.

3.2.5 Metode Analisis ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Gambaran Umum Dinas ... 30

4.1.1 Sejarah Dinas ... 30

4.1.2 Struktur Organisai Dinas ... 33

4.1.3 Job Descrption ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Aktifitas Dinas ... 43

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 44

4.2.1 Perkembangan rasiokinerjakemandirian keuangan pemerintahan kabupaten bandung. ... 44

4.2.2 Upaya peningkatan PAD pada kabupaten bandung. ... 49

4.3 Hasil Implementasi Model. ... 50

4.3.1 Analisis rasio kinerja kemandirian keuangan pemerintahan kabupaten bandung. ... 50

4.3.2 Analisis Upaya peningkatan PAD pada kabupaten bandung. . 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Simpulan... 52

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persoalan keuangan daerah merupakan salah satu unsur utama dalam penyelengaraan otonomi daerah, meskipun diakui bahwa berbagai variabel lain juga mempengaruhi kemampuan keuangan daerah, seperti sumber daya manusia, organisasi, manajemen, sarana dan prasarana serta penunjang lainnya. Pentingnya keuangan daerah berkaitan dengan kenyataan bahwa mobilisasi terhadap sumber-sumber daya keuangan daerah dipandang sebagai bagian yang paling krusial dalam penyelengaraan keuangan daerah.

Pemerintah daerah diberi keleluasan untuk mengelola keuangan daerah sampai sejauh mana daerah itu dapat menggali sumber-sumber keuangan sendiri guna membiayai kebutuhan keuangan daerah tanpa harus mengantungkan diri pada bantuan dan subsidi dari pemerintahan pusat. Pemerintahan pusat masih berperan dalam memberikan bantuan dana kepada pemerintahan daerah melalui dana perimbangan. Pemerintah pusat tidak bisa ikut serta dalam pengelolaan keuangan daerah dikarenakan adanya otonomi daerah.

Otonomi daerah adalah hak,wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepenting masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. (Deddi Noordiawan : 2010)

Otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan kinerja pemerintahan dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemeratanaan, keadilan, keistimewaan, dan keanekaragaman


(13)

2 daerah. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah maka otonomi daerah dititik beratkan pada daerah kabupaten atau kota karena daerah kabupaten atau kota berhubungan langsung dengan masyarakat.

Dalam menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien, mampu mendorong peran serta mesyarakat dalam membangun, serta meningkatkan kemampuan pemerintah daerah. Kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai kegiatan pelaksanaan tugas pembangunan serta pemerataan dan keadilan dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. (Sopian : 2007)

Guna mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambunagan, pemerintah daerah memerlukan sumber pendanaan sebagai salah satu penyokong utama terciptanya pembangunan daerah yang direncanakan. Pendanaan tersebut terwujud nyata dalam PAD menjadi salah satu sumber daya daerah guna mewujudkan pembangunan daerah.

PAD adalah penghasilan asli daerah tahunan pemerintah daerah yang dikelola oleh pemerintah sendiri untuk membiayai kepentingan daerahnya sendiri. (Deddi Noordiawan : 2010) PAD yaitu fungsi pendapatan yang berarti bahwa daerah harus di bisa untuk mengelola keuangan sendiri dan harus bisa mengoptimalkan pendapatan disetiap tahun agar bisa mendanai kebutuhan denagn mandiri tanpa meminta bantuan dari pemerintah pusat/provinsi. Maka dari itu pemerintah daerah harus bisa mengoptimalkan PAD dengan cara mengoptimalkan kinerja keuangan daerah.

Kinerja keuangan adalah Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusanskema strategis suatu organisasi.


(14)

3 Kinerja keuangan pemerintah wajib untuk mempertanggungjawabkan dengan sendirinya dipenuhi dengan menyampaikan informasi yang relevan sehubungan dengan hasil program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan juga kelompok-kelompok masyarakat yang memang ingin menilai kinerja pemerintah.

Kinerja keuangan harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah daerah. Jadi kinerja keuangan daerah harus benar-benar dilakukan sebaik mungkin seperti memtransparansi keuangan pemerintah dan selalu mengaudit kinerja pemerintah setiap tahun. Boediono menegaskan, dengan ada audit dari BPK setiap tahun pemerintah harus selalu melihat kembali hasil audit BPK untuk kemudian diikuti dengan pembenahan. Hal itu sangat penting mengingat kinerja keuangan dari pusat ke daerah sudah sangat besar dan harus diikuti kinerja pemerintah yang bersih dan akuntabel. (Boediono : 2008)

Sementara itu, menurut Bambang selaku Kepala Bidang Pendapatan mengatakan bahwa daerah Kabupaten Bandung kinerja keuangan kurang baik, dan kurang bisa mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2006-2010. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Atas Kinerja Keuangan Daerah

Kabupaten Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Kinerja keuangan Kabupaten Bandung belum memenuhi kriteria kinerja keuangan yang baik


(15)

4 1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kinerja keuangan di Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung berdasarkan rasio kemandirian.

2. Bagaimana upaya Kabupaten Bandung dalam meningkatkan potensi PAD.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas dapat diketahui bahwa Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan berkaitan dengan masalah yang sudah diuraikan diatas. Selain itu, hasil penelitian ini akan penulis gunakan sebagai bahan untuk penulisan Laporan Tugas Akhir yang akan diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Laporan Tugas Akhir.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Daerah Kabupaten Bandung.

2. Untuk mengetahui upaya Kabupaten Bandung dalam meningkatkan PAD.

1.4 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dinas


(16)

5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran berupa bahan masukan dan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengelola Dinas di masa yang datang supaya hasil yang dicapai bisa lebih baik dari sebelumnya.

1.4.1 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna bagi penulis untuk menambah wawasan dan dapat membandingkan antara realita yang ada di perusahaan dengan ilmu yang telah ditekuni selama mengikuti perkuliahan di UNIKOM.

2. Bagi Pihak Lain

Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan peneliti selanjutnya dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian intern pemberian kredit yang dapat dijadikan referensi.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Kabupaten Bandung yang beralamat komplek


(17)

6

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.1

Waktu pelaksanaan Penelitian

No Kegitan Maret Bulan

2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012 I Tahap Persiapan :

1. Membuat proposl tugas akhir. 2. Menentukan tempat penelitian II Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan outline dan proposal tugas akhir 2. Meminta surat pengantar

ke Perusahaan

3. Penelitian di Perusahaan Bimbingan tugas akhir III Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan draft tugas akhir 2. Sidang tugas akhir

3. Revisi tugas akhir 4. Penyerahan tugas akhir


(18)

7

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

1.1 KAJIAN PUSTAKA 1.1.1 Kinerja

1.1.1.1 Pengertian Kinerja

Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilaipertanggungjawaban kinerja manajer. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kinerja manajer atau pimpinan perusahaan.

Menurut Mahmudin (2007:25)definisi kinerja adalah sebagai berikut : “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi, organisasi yang teruang dalam strategi suatu organisasi.”

Menurut Hayadi dan Kristiani (2007:103) definisi kinerja adalah sebagai berikut :

“Kinerja merupakan gambaran tingkat suatu pelaksanaan kegiatan atau program

dalam usaha mencapai tujuan, misi, dan visi organisasi”.

Dari definisi diatas disimpulkan bahwa istilah kinerja sering dipakai untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang mempuyai tujuan strategis organisasi. Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja sebagai dasar bagi pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja periode berikutnya.


(19)

8

8

1.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Darma (2008:66) faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai berikut :

“faktor-faktor tingkat kinerja staf meliputi:mutu pekerjaan, jumlah pekerjaan, efektifitas biaya dan inisiatif. Sementarakarakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin,pendidikan, lama kerja, penempatan kerja dan lingkungan kerja (rekan kerja, atasan,organisasi, penghargaan dan imbalan).”

Dari faktor-faktor diatas disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja muncul dalam karakteristik perorangan, yaitu dimulai dengan fakor lingkungan dan kemapuannya yang sangat berpengaruh karena dari sana akan ditemukan semangat dan motivasi, sehingga dalam pekerjaannya tumbuh rasa tanggung jawab agar targetnya dapat tercapai.

1.1.2 Rasio Keuangan

1.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan diperlukan untuk membandingkan resiko pada pemerintahan yang berbeda disamping membantu pemerintah dalam membuat keputusan-keputusan lalu permerintah dalam beberapa periode membandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

Pengertian analisis rasio keuangan menurut Sofyan Safitri Harahap (2007:291) sebagai berikut :

“Angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan pos lainnya

yang mempunyai hubungan yang revelan dan signifikan (berarti)”

Menurut Ihyaul Ulum M.D (2009:30), menyebutkan beberapa rasio yang

dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari laporan keuangan daerah antara lain yaitu :

1. “Rasio Kemandirian Daerah 2. Rasio Efektivitas


(20)

9

9

Selain ketiga jenis rasio tersebut, analisis laporan keuangan pemerintah daerah dapat dilakukan dengan menggunakan data dari laporan arus kas dan neraca. Adapun mengenai penjelasan jenis-jenis rasio diatas adalah sebagai berikut :

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian keuangan daerah menunjukan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan pemerintah pusat dalam konteks otonomi daerah bias dalam bentu Dana Alokasi

Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Rasio kemandirian dapat

diformulasikan sebagai berikut :

Rasio Kemandirian = Pendapatan Asli Daerah

Bantuan Pemerintah Pusat / Provinsi & Pinjaman

Rasio kemandirian menggambarkan tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian berarti tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah, demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi

Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi


(21)

10

10

riil daerah. Semakin tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah daerah.

Rasio Efektifitas = Realisasi Penerimaan PAD

Target Penerimaan PAD Ditetapkan

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dihasilkan mencapai minimal sebesar 1 atau 100%. Semakin tinggi rasio efektifitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran lebih baik lagi, rasio efektivitas tersebut dibandingkan engan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah daerah. Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 atau dibawah 100%. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik.

Rasio Efisiensi = Biaya yang Dikeluarkan untuk Memungut PAD Realisasi Penerimaan Daerah

Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah ini berhubungan dengan penggunaan anggaran daerah. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat.

Menurut lampiran Rasio Keuangan Kabupaten Bandung rumus yang di gunakan untuk menentukan angka rasio kemandirian adalah sebagai berikut :

Rasio Kemandirian = Pendapatan Asli Daerah


(22)

11

11

Analisis perkembangan rasio kinerja kemandirian keuangan adalah bahwa semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah dan begitu pulasebaliknya

1.1.3 Keuangan Daerah

1.1.3.1 Pengertian keuangan daerah

Menurut Abdul Halim (2007:19) definisi keuangan daerah adalah sebagai berikut :

„‟keuangan daerah sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,

demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang itu belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak- pihak lain sesuai ketentuan/peraturan undangundang yang berlaku‟‟.

Menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 pengertian keuangan daerah sebagai berikut :

“keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang didapat dinilai dengan uang dan

segala sesuatu berupa uang dan barang dapat dijadikan miliki daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”

Dari pengertian-pengertian diatas disimpulkan keuangan daerah seuatu barang atau uang adalah suatu kekayaan yang dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah.

1.1.4 Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah 1.1.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan.


(23)

12

12

Pengertian kinerja keuangan Menurut Mulyadi (2007:415) adalah sebagai berikut :

“Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodic efektivitas oprasional suatu

organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard an kriteria yang telah diterapkan sebelumnya”.

Menurut Mulyadi dan Kristiani (2007:103) menjelaskan pengertian kinerja keuangan adalah sebagai berikut :

“kinerja keuangan merupakan gambaran tingkat suatu pelaksanaan kegiatan atau program

dalam usaha mencapai tujuan, misi, visi dan organisasi”.

Dari pengertian-pengertian diatas didefinisikan bahwa istilah kinerja keuangan sering dipakai untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok. Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang mempunyai tujuan strategis organisasi. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja sebagai dasar bagi pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja periode berikutnya.

1.1.4.2 Pengertian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Keuangan daerah mempunyai arti yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dan kegiatan pembangunan oleh pelayanan kemasyarakatan di daerah, oleh karena itu keuangan daerah diupayakan untuk berjalan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Menurut Erlina (2008:27), Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :

“Pengertian kinerja Keuangan pemerintah Daerah diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan. Pengukuran kinerja diartikan sebagai suatu sistem keuangan atau non keuangan dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan atau hasil yang dicapai dari suatu aktivitas, suatu proses atau suatu unit organisasi”.


(24)

13

13

Adapun menurut Sucipto (2007:36) Kinerja keuangan pemerintah daerah didefiniskan sebagai berikut :

“Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja daerah dengan menggunakan sistem keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang- undangan selama satu periode anggaran”.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan daerah adalah mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan.

1.1.5 Otonomi Daerah

Otonomi atau automi berasal dari bahsa yunani yaitu auto yang berarti sendiri dan Nomous yang berarti hokum atau peraturan. Otonomi adalah pengaturan sendiri atau mengatur diri sendiri. Dengan pengertian dasar tersebut maka rumusan otonomi daerah dalam pasal 1 ayat (5)undang-undang no 32 Tahun 2007 tentang pemerintah daerah :

“Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan”.

Dari uraian diatas bahwa otonomi daerah dapat dipandang sebagai cara untuk mewujudkan secara nyata penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien dan berwibawa yang mewujudkan pelayanan kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sitem NKRI.

1.1.6 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Nining Yuningsih (2010;97) pengertian pendapatan asli daerah adalah sebagai berikut :


(25)

14

14

“Pendapatan asli daerah merupakan salah satu sumber penerimaan yang harus selalu terus menerus dipacu pertumbuhannya”.

Sedangkan menurut Djamu Kertabudi (2007 : 2) pengertian pendapatan asli daerah adalah sebagai berikut :

“Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan unang-undang”.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang dipungur berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diperoleh daerah dari wilayahnya sendiri.

Menurut Djamu kertabudi (2007 : 3) upaya-upaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) adalah sebagai berikut :

1. “Pemerintah mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah khususnya dari

pemungutan pajak dan retribusi daerah

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu dan kwalitas dan memberikan pelatihan-pelatihan.

3. Melakukan pengawasan dan pelayanan yang baik.

4. Melakukan upaya untuk menarik swasta agar berinvestasi atau membuka usaha-usaha seperti jasa atau industri agar meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi.

5. Memperbaiki infrastuktur dan tempat-tempat wisata agar menambah pendapatan asli daerah (PAD).”


(26)

15

15 1.2 Kerangka Pemikiran

Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengantugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pekerjaan yang dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2007 : 223) bahwa “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil

kerjanya”

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program dan kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Indikator kinerja merupakan ukuran kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Indikator kinerja harus merupakan suatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja. Evaluasi kinerja merupakan suatu analisis statis dan analisis rasio.

Analisis rasio digunakan untuk melengkapi informasi keuangan yan g dipelukan sehingga. Memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi perkembangan kinerja keuangan. Dengan memperdalam analisis lebih lanjut maka diharapkan dapat memperoleh informasi yang diinginkan untuk mendukung keputusan-keputusan yang diambil.

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis indicator kinerja keuangan pemerintah yang dilihat dari rasio kemandirian kinerja keuangan daerah kabupaten bandung sehingga dalam penelitian ini membandingkan kemandirian kinerja kemandirian di tahun 2007-2009. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut :


(27)

16

16

Gambar kerangka pemikiran

Gambar 2.2 Neraca

daerah

Kepala Daerah

Sekertaris Daerah Pengelolaan keuangan

dearah

Laporan realisasi pendapatan

Penilaian kinerja

Catatan atas laporan Laporan

arus kas

Penyusunan laporan keuangan


(28)

52

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan rasio kemandirian kinerja keuangan kabupaten bandung selama tiga tahun (tahun anggaran 2007-2009) rata-rata sebesar 8,56% sehinggan kabupaten bandung dikatakan kurang baik karena masih rendahnya untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Rendah tingkat kemandirian kabupaten bandung dikarenakan kontribusi penghasilan asli daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah relatif masih rendah dibandingkan dengan bantuan yang diperoleh pemerintah pusat/provinsi. Selain karena kurang optimalnya tingkat penyerapan pajak daerah dan retribusi daerah, rendahnya penghasilan asli daerah (PAD) kabupaten bandung juga disebabkan oleh kurangnya optimal kinerja SDM kabupaten bandung dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2. Berdasarkan analisis upaya peningkatan penghasilan asli daerah (PAD) pada kabupaten bandung kurang baik karena tidak stabilnya penghasilan asli daerah (PAD) pada tahun anggaran 2007-2009 karna kurangnya pengawasan dan pelayanan baik dari pihak intern dan ekstern maka penerimaan penghasilan asli daerah (PAD) mengalami naik turun disetiap tahunnya.


(29)

53

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian, sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kinerja kemandirian keuangan daerah kabupaten bandung hendaknya melakukan upaua-upaya sebagai berikut:

a. meningkatkan kinerja dengan cara meningkatkan penghasilan asli daerah (PAD) jangan tergantung dengan dana bantuan pemerintah pusat/provinsi agar rasio kinerja kemandirian kabupaten bandung dapat meningkat.

b. Mengoptimalkan Pengahasilan asli daerah (PAD) agar setiap tahunnya bisa terjadi peningkatan.

2. Upaya-upaya untuk peningkatan penghasilan asli daerah (PAD)

a. Kabupaten bandung juga bisa melakukan upaya untuk menarik minat swasta (masyarakat) atau pihak asing untuk berinvestasi di kabupaten bandung dengan membentuk suatu unti-unti usaha seperti jasa atau industri baik kecil ataupun besar untuk meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi.

Memperbaiki infrastruktur dan menoptimalkan tempat-tempat wisata yang bisa menambah penerimaan penghasilan asli daerah (PAD)


(30)

54

Daftar Pustaka

Abdul Halim. 2007, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta :Saleba Empat.

Abdul Halim. 2007, Pengelolaan Keuangan Daerah Yogyakarta :UPP STIM TKPN Ambar teguh sulistiyani. 2009, manajemen sember daya manusia, Yogyakarta

Dharma. 2008, Manajemen Kinerja, Edisi ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Djamu Kertabudi. 2007, Selayang Pandang Dinas Pendapatan Daerah. Soreang Kab. Bandung.: graham ilmu

Erlina, 2008, Metodologi Peneltian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen,Edisi kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ely & Jonatan. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta Hayadi.F.Kristiani. 2006, Analisis Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan, KMPK, WPS N0 11 April 2007. Yogyakarta Ihyaul Ulum M.D. 2009, Audit Sektor Publik. Bumi Aksara, Jakarta

Mahmudin. 2007, Manajemen Kinerja Sector Public Yogyakarta : unit penerbitan dan percetakan sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN

Mulyadi. 2007, System Akuntansi. Jakarta. Selamba Empat

Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.

Nining, maryadi dkk. 2010, Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta Setia

Nur Indrianto dan Bambang Supono. 2007, Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga, Yogyakarta; Penerbit BFEE UGM

Sugiyono. 2009, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.


(31)

55

Sofyian Safitri Harahap. 2009, Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada


(32)

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Banny Akbar Rusmanto

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 juni 1991

Alamat : Jalan cihanjuang Rw.01 Rw.08 Desa Cihanjuang

Kecapatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon/HP : 085721150540

Email : bany_akbar@yahoo.com

Data Pendidikan Pendidikan Formal

NO. JENJANG PENDIDIKAN PERIODE

1. SD Negeri Panorama 1 1997 – 2003

2. SMP Negeri 1 Parompong 2003 – 2006

3. SMA Negeri 1 Parongpong 2006 – 2009


(1)

16

Gambar kerangka pemikiran Gambar 2.2

Neraca daerah

Kepala Daerah

Sekertaris Daerah

Pengelolaan keuangan dearah

Laporan realisasi pendapatan

Penilaian kinerja

Catatan atas laporan Laporan

arus kas

Penyusunan laporan keuangan


(2)

52

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan rasio kemandirian kinerja keuangan kabupaten bandung selama tiga tahun (tahun anggaran 2007-2009) rata-rata sebesar 8,56% sehinggan kabupaten bandung dikatakan kurang baik karena masih rendahnya untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri dalam rangka melaksanakan otonomi daerah. Rendah tingkat kemandirian kabupaten bandung dikarenakan kontribusi penghasilan asli daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah relatif masih rendah dibandingkan dengan bantuan yang diperoleh pemerintah pusat/provinsi. Selain karena kurang optimalnya tingkat penyerapan pajak daerah dan retribusi daerah, rendahnya penghasilan asli daerah (PAD) kabupaten bandung juga disebabkan oleh kurangnya optimal kinerja SDM kabupaten bandung dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2. Berdasarkan analisis upaya peningkatan penghasilan asli daerah (PAD) pada kabupaten bandung kurang baik karena tidak stabilnya penghasilan asli daerah (PAD) pada tahun anggaran 2007-2009 karna kurangnya pengawasan dan pelayanan baik dari pihak intern dan ekstern maka penerimaan penghasilan asli daerah (PAD) mengalami naik turun disetiap tahunnya.


(3)

53

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian, sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kinerja kemandirian keuangan daerah kabupaten bandung hendaknya melakukan upaua-upaya sebagai berikut:

a. meningkatkan kinerja dengan cara meningkatkan penghasilan asli daerah (PAD) jangan tergantung dengan dana bantuan pemerintah pusat/provinsi agar rasio kinerja kemandirian kabupaten bandung dapat meningkat.

b. Mengoptimalkan Pengahasilan asli daerah (PAD) agar setiap tahunnya bisa terjadi peningkatan.

2. Upaya-upaya untuk peningkatan penghasilan asli daerah (PAD)

a. Kabupaten bandung juga bisa melakukan upaya untuk menarik minat swasta (masyarakat) atau pihak asing untuk berinvestasi di kabupaten bandung dengan membentuk suatu unti-unti usaha seperti jasa atau industri baik kecil ataupun besar untuk meningkatkan pendapatan pajak dan retribusi.

Memperbaiki infrastruktur dan menoptimalkan tempat-tempat wisata yang bisa menambah penerimaan penghasilan asli daerah (PAD)


(4)

54

Abdul Halim. 2007, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta :Saleba Empat.

Abdul Halim. 2007, Pengelolaan Keuangan Daerah Yogyakarta :UPP STIM TKPN Ambar teguh sulistiyani. 2009, manajemen sember daya manusia, Yogyakarta

Dharma. 2008, Manajemen Kinerja, Edisi ketiga, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Djamu Kertabudi. 2007, Selayang Pandang Dinas Pendapatan Daerah. Soreang Kab. Bandung.: graham ilmu

Erlina, 2008, Metodologi Peneltian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen,Edisi kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ely & Jonatan. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta Hayadi.F.Kristiani. 2006, Analisis Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Pelayanan Antenatal di Bengkulu Selatan, KMPK, WPS N0 11 April 2007. Yogyakarta Ihyaul Ulum M.D. 2009, Audit Sektor Publik. Bumi Aksara, Jakarta

Mahmudin. 2007, Manajemen Kinerja Sector Public Yogyakarta : unit penerbitan dan percetakan sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN

Mulyadi. 2007, System Akuntansi. Jakarta. Selamba Empat

Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.

Nining, maryadi dkk. 2010, Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta Setia

Nur Indrianto dan Bambang Supono. 2007, Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga, Yogyakarta; Penerbit BFEE UGM

Sugiyono. 2009, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.


(5)

55

Sofyian Safitri Harahap. 2009, Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada


(6)

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Banny Akbar Rusmanto

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 juni 1991

Alamat : Jalan cihanjuang Rw.01 Rw.08 Desa Cihanjuang Kecapatan Parompong, Kabupaten Bandung Barat Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon/HP : 085721150540

Email : bany_akbar@yahoo.com

Data Pendidikan Pendidikan Formal

NO. JENJANG PENDIDIKAN PERIODE

1. SD Negeri Panorama 1 1997 – 2003

2. SMP Negeri 1 Parompong 2003 – 2006

3. SMA Negeri 1 Parongpong 2006 – 2009