Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai PPN

tujuan barang atau jasa akan di konsumsi. Dengan menerapkan destination principle maka Pajak Pertambahan Nilai menunjukkan di dunia perdagangan internasional. 2.8 Pajak Pertambahan Nilai Yang Diterapkan Di Indonesia Adalah Pajak Pertambahan Nilai Tipe Konsumsi. Pajak Pertambahan Nilai Indonesia termasuk tipe konsumsi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari dasar pengenaan pajak.

3. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai PPN

3.1 Subjek Pajak Pertambahan Nilai Yang menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Pengusaha Kena Pajak Setiap pengusaha, yakni orang atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan, menghasilkan barang, melakukan usaha perdagangan dan usaha jasa. Pengusaha wajib melaporkan usahanya kepada Direktorat Jenderal Pajak di tempat pengusaha itu bertempat tinggal, berkedudukan atau ditempat usaha, dilakukan dalam waktu 30 hari tiga puluh hari sejak usaha dimulai, untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. b. Bukan Pengusaha Kena Pajak Universitas Sumatera Utara Subjek Pajak Pertambahan Nilai tidak harus Pengusaha Kena Pajak PKP, tetapi bukan Pengusaha Kena Pajak pun dapat menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai, yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yaitu: − Siapapun yang memanfaatkan barang kena pajak tidak berwujud dan atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. − Siapapun yang membangun sendiri tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya. 3.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai Objek pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerapan barang dan jasa yang dilakukan dalam daerah pabean dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh Pengusaha Kena Pajak. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, meliputi pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. Penyerahan barang yang dikenakan pajak haris memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: − Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak BKP − Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak tidak berwujud. − Penyerahan dilakukan di dalam daerah pabean Universitas Sumatera Utara − Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya. b. Impor Barang Kena Pajak c. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha. Penyerahan Jasa yang terutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: − Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak − Penyerahan dilakukan di dalam daerah pabean − Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan pengusaha yang bersangkutan. d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean atau terhadap jasa yang bersal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan di dalam daerah pabean dikenakan pajak menurut undang- undang PPN. f. Ekspor Barang kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak. g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak i. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan. j. Penyerahan aktiva oleh Pengusaha Kena Pajak yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan. Universitas Sumatera Utara 3.3 Dasar Pengenaan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Dasar pengenaan pajak adalah nilai berupa uang yang akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak terutang meliputi: a. Harga Jual Harga jual yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak. b. Penggantian Penggantian yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa penyerahan Jasa Kena Pajak. c. Nilai Impor Nilai Impor yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea maasuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak. d. Nilai Ekspor Nilai Ekspor yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. e. Nilai lain Nilai lain yaitu yang ditentukan oleh menteri keuangan yang bertujuan untuk menjamin rasa keadilan. 3.4 Tarif Pajak Pertambahan Nilai Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 10 Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan daftar penggolongan barang atau jasa dengan tariff yang berbeda sebagaimana berlaku pada Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM. b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai Atas Ekspor Barang Kena Pajak 0 Barang Kena Pajak BKP yang diekspor atau dikonsumsi di luar daerah pabean dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 0 nol persen. Pengenaan tarif 0 bukan berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan demikian, pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor tetap dapat dikreditkan. 3.5 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai Cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah dengan mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai 10 atau 0 untuk ekspor Barang Kena Pajak dengan dasar pengenaan pajak. PPN yang terutang = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak 3.6 Kategori Barang Kena Pajak dan Tidak Kena Pajak a. Barang Kena Pajak Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan pajak. Secara filosofi, supaya netralitas PPN dapat direalisasi, maka PPN menghendaki perlakuan yang sama terhadap konsumsi barang, tidak perlu pengecualian. Apabila filosofi ini benar-benar dilaksanakan, dikhawatirkan UU PPN Indonesia Universitas Sumatera Utara menjadi tidak realistis. Dalam kehidupan nyata di dunia ini tidak mungkin tanpa pengecualian. b. Barang Tidak Kena Pajak Kriteria barang tidak kena pajak ditentukan dalam pasal 4A ayat 2 UU PPN 1984 yang kemudian dijabarkan dalam penjelasan pasal 4A ayat 2 UU PPN 1984, sebagai berikut: 1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya meliputi: − minyak mentah crude oil; − gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat; − panas bumi; − asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonik, dolomite, feldspar, garam batu, granit, grafit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesik, mika, marmer, dan lain-lain; − batu bara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan − bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit. 2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak meliputi: − beras; − gabah; Universitas Sumatera Utara − jagung; − sagu; − kedelai; − garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium; − daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses sembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas, atau tidak dikemas, digarami, dikapuri, diasamkan, diawaetkan dengan cara lain, danatau direbus; − telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas; − susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, danatau dikemas atau tidak dikemas; − buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses dicuci, disortasi,dikupas, dipotong, diiris, degrading, danatau dikemas atau tidak dikemas; dan − sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, danatau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah. 3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau ketering. Universitas Sumatera Utara 4. Uang, emas batangan, dan surat berharga. 3.7 Kategori Jasa kena Pajak dan Jasa tidak Kena Pajak a. Jasa kena Pajak Seperti halnya barang, pada hakikatnya semua jasa dikenakan PPN, kecuali UU PPN 1984 menentukan sebaliknya. b. Jasa Tidak Kena Pajak Kriteria jasa tidak kena pajak ditentukan dalam pasal 4A ayat 3 UU PPN 1984 yang kemudian dijabarkan dalam penjelasan pasal 4A ayat 3 UU PPN 1984, sebagai berikut: 1. jasa pelayanan kesehatan medis meliputi: − jasa dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter hewan; − jasa ahli kesehatan seperti ahli akupuntur, ahli gizi, ahli fisioterapi; − jasa kebidanan dan dukun bayi; − jasa paramedic dan perawat; − jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium; − jasa psikologi dan psikiater; dan − jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan paranormal. 2. jasa pelayanan sosial meliputi: − jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo; − jasa pemadam kebakaran; − jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan; Universitas Sumatera Utara − jasa lembaga rehabilitasi; − jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk krematorium; dan − jasa di bidang olahraga kecuali bersifat komersil. 3. jasa pengiriman surat dengan perangko, meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko temple. 4. jasa keuangan meliputi: − jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lain yang diperamakan dengan itu; − jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana komunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya; − jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa sewa guna usaha dengan hak opsi, anjak piutang, usaha kartu kredit, danatau pembiayaan konsumen; − jasa penyaluranpinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia; dan − jasa pinjaman. 5. jasa asuransi, yaitu jasa pertanggungan yang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi, yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, dan konsultan asuransi. 6. jasa keagamaan meliputi: − jasa pelayanan rumah ibadah; − jasa pemberian khotbah dan dakwah; − jasa penyelengaraan kegiatan keagamaan; dan − jasa lainnya di bidang keagamaan. 7. jasa pendidikan meliputi: − jasa penyelengaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelengaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional; dan − jasa penyelengaraan pendidikan luar sekolah. 8. jasa kesenian dan hiburan meliputi, semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan. 9. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan, meliputi jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersil. 10. jasa angkutan umum di darat dan air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri. Universitas Sumatera Utara 11. jasa tenaga kerja, meliputi: − jasa tenaga kerja; − jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan − jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja. 12. jasa perhotelan meliputi: − jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan − jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel. 13. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan oleh instansi pemerintah, antara lain pemberian izin mendirikan bangunan, pemberian izin usaha perdagangan, pemberian nomor pokok wajib pajak npwp, dan pembuatan kartu tanda penduduk ktp. 14. jasa penyediaan tempat parkir; 15. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; 16. jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan 17. jasa boga atau katering. 3.8 Mekanisme Pemungutan PPN Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan namanya, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah added value yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang di konsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan. Yang dimaksud dengan ‘nilai tambah’ adalah suatu nilai yang merupakan hasil penjumlahan biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan, bunga modal, gajiupah yang dibayarkan, sewa telepon, listrik, serta pengeluaran lainnya, dan laba yang diharapkan oleh pengusaha. Secara sederhana, nilai tambah di bidang perdagangan dapat juga diartikan sebagai selisih antara harga jual dengan harga beli barang dagangan. Dalam menghitung pajak yang terutang atas nilai tambah tersebut, dikenal ada tiga metode yaitu: a. Addition Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari penjumlahan seluruh unsure nilai tambah dikalikan tarif PPN yang berlaku. b. Subtraction Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari selisih antara harga jual dengan harga beli dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. c. Credit Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari selisih antara pajak yang dibayar pada saat pembelian dengan pajak yang dipungut pada saat penjualan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

C. Subjek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara Dalam hal ini yang menjadi Subjek Pajak Pertambahan Nilai dalam prosedur pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyediaan Barang Kena Pajak atas pengadaan Alat Tulis Kantor dan Alat Rumah Tangga ATKART untuk kebutuhan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SBMPTN Tahun 2013 ialah CV.PRATAMA yang bertindak sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP.

D. Objek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara Dalam hal ini yang menjadi objek pemungut Pajak Pertambahan Nilai PPN adalah Alat Tulis Kantor yang digunakan untuk kebutuhan Seleksi