ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM LEARNING CYCLE 7E BERDASARKAN GAYA BELAJAR

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DALAM

LEARNING CYCLE 7E

BERDASARKAN GAYA BELAJAR

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh ROSMAIYADI NIM. 0401513069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam Learning Cycle 7Eberdasarkan Gaya Belajar” karya,

nama : Rosmaiyadi NIM : 0401513069

Program Studi : Pendidikan Matematika, S2

telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 15 Oktober 2015

Semarang, Oktober 2015

Panitia Ujian

Ketua,

Prof. Dr. H. Achmad Selamet, M.Si NIP. 196105241986011001

Sekretaris,

Prof. Dr. Kartono, M.Si NIP. 195602221980031002

Penguji I,

Dr. Isnarto, M.Si

NIP. 196902251994031001

Penguji II,

Dr. Khumaedi, M.Si

NIP. 196306101989011002 Penguji III,

Dr. Masrukan, M.Si


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri Semarang maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim Penelaah.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan

Rosmaiyadi NIM. 0401513069


(4)

iv MOTTO

Seringkali orang tidak menemukan solusi karena pikirannya tertutup terhadap solusi baru. Maka berusahalah untuk selalu berpikir terbuka, berpikir kritis, dan berpikir positif

PERSEMBAHAN Untuk:


(5)

v ABSTRAK

Rosmaiyadi. 2015.“Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam Learning Cycle 7E Berdasarkan Gaya Belajar”. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Masrukan, M.Si., Pembimbing II Dr. Khumaedi, M.Si.

Kata Kunci:, berpikir kritis,Learning Cycle 7E, gaya belajar

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu perwujudan HOT dalam pembelajaran matematika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Dalam mempelajari materi pelajaran, siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran Learning Cycle 7E, pengaruh gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa, gaya belajar yang paling baik kemampuan berpikir kritisnya dan deksripsi kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada masing-masing gaya belajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Method model Sequential Explanatory Design. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII. Setelah dilakukan pengambilan sampel selanjutnya dilakukan pengambilan data gaya belajar menggunakan kuesioner. Selanjutnya dilakukan pembelajaran model Learning Cycle 7E pada materi kubus dan balok. Kemudian dilakukan pengambilan data kemampuan berpikir kritis matematis dengan tes. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menguji keefektifan pembelajaran model Learning Cycle 7E, menguji pengaruh gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan mengetahui gaya belajar yang paling baik kemampuan berpikir kritis matematisnya. Sedangkan analisis kualiatif dilakukan untuk memperdalam hasil penelitian mengenai deskripsi kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada masing-masing gaya belajar melalui wawancara.

Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa model Learning Cycle 7Eefektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis hal ini dapat dilihat dari aspek ketuntasan klasikal, diperoleh hasil bahwa proporsi siswa yang mendapat nilai KBKM lebih dari atau sama dengan KKM=70 telah melampaui 75%, sedangkan pada uji beda rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah thitung=6,497>ttabel=1,671 hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan

berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran model Learning Cycle 7Elebih dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Gaya belajar mempengaruhi Kemampuan berpikir kritis matematis siswa hal ini diperoleh berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis nilai Asym sig. adalah 0,046 < 0,05. Gaya belajar visual memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang paling baik. Masing-masing gaya belajar memiliki kelebihan dan kekurangan pada aspek-aspek kemampuan berpikir kritis matematis, sehingga menyebabkan masing-masing gaya belajar memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang berbeda pula.


(6)

vi

ABSTRACK

Rosmaiyadi. 2015. "An Analysis of The Student's Ability Of Mathematical Critical Thinking In Learning Cycle 7E Based On Learning Styles". Thesis. Mathematics Education. Graduate Program. State University Of Semarang. Advisor I Dr. Masrukan, M.Si., Advisor II Dr. Khumaedi, M.Si.

Keywords: Critical Thinking,Learning Cycle 7E, Learning Style.

Critical thinking ability is one manifestation of the learning of mathematics in HOT (High Order Thinking). Based on data in the field that the critical thinking ability of the students is still low. Based on initial studies obtained the results that the critical thinking ability of Junior High School students mathematically is still low. In studying the subject matter, students have different learning styles. This research aims to test the effectiveness of learning model learning Cycle 7E”, the influence of learning style against the students ability of critical thinking, the best learning style of the student is critical thinking ability and descriptionof students’ mathematicalcritical thinking ability in each learning style.

The methods used in this research was Mixed Design Model; the Sequential Explanatory Method. The subject of this research is grade VIII. After being taken the sample, then data collection of learning style using questionnaire. And also using Learning Cycle 7E model on the material of the cube and the beams. Then conducted data retrieval ability of mathematical critical thinking with tests. Quantitative analysis was conducted to test the effectiveness of learning “Learning Cycle 7E” model, and to test the influence of learning style against the ability of mathematical critical thingking and to know the learning style that best critical thinking ability strings. While the analysis of the qualitative done to deepen the results of research on mathematical description of the critical thinking ability of students in each learning style through interviews.

Based on the data analysis, so the conclusion is that Learning Cycle 7E model was effective in improving the ability of mathematical critical thinking, it can be seen from the aspect of classical completeness, obtained the result that the proportion of students who got a value KBKM greater than or equal with KKM = 70 have exceeded 75%, while the average difference test of class experiments and classroom control were t-count=6,497>t-tabel=1,671. this shows that the average students’ mathematical critical thinking ability taught by “Learning Cycle 7E model” more than average than students’ mathematical critical thinking ability taught with conventional learning. Learning styles affect the students’ mathematical critical thinking ability, this is retrieved based on the test results of the Kruskal Wallis with Asym value sig is 0.046 < 0.05. The visual learning style has the best ability of mathematical critical thinking. Each learning style has advantages and disadvantages on aspects of ability of critical thinking mathematically, thus causing each learning style has differences the ability of critical thinking mathematically too.


(7)

vii PRAKATA

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dalam Learning Cycle 7E berdasarkan Gaya Belajar”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Dr. Masrukan, M.Si. (Pembimbing I) dan Dr. Khumaedi, M.Si. (Pembimbing II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.

2. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana UNNES yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

4. Mursidi, S.Pd. selaku kepala SMP Negeri 19 Singkawang Provinsi Kalimantan Barat atas izin penelitian yang diberikan kepada peneliti.


(8)

viii

5. Dewan Guru dan Staf Tata Usaha SMP Negeri 19 Singkawang atas dukungan dan pastisipasinya.

6. Kedua orang tua serta saudara-saudara kandung atas dorongan, do’a, pengertian, dan kesabarannya dalam mendampingi dan menunggu sejak mulai studi hingga selesainya tesis ini.

7. Istri dan anak terkasih yang selalu menjadi penyemangat dan motivator dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

8. Teman-teman mahasiswa Program Studi pendidikan Matematika Pascasarjana UNNES angkatan 2013, sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan kerja samanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Oktober 2015


(9)

ix DAFTAR ISI

halaman

PERSETUJUAN PENGUJI DRAF TESIS... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

PRAKATA... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Cakupan Masalah ... 9

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Penegasan Istilah Manfaat Penelitian ... 11

1.7. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN………... 14

2.1. Kajian Pustaka ... 14

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika... 14

2.1.2. Teori Belajar... 17

2.1.3. Model PembelajaranLearning Cycle 7E ... 25

2.1.4. Kemampuan Berpikir Kritis ... 28

2.1.5. Gaya Belajar ... 35

2.1.6. Materi Geometri ... 44

2.2. Kerangka Teoretis ... 44

2.3. Kerangka Berpikir... 48

2.4. Hipotesis Penelitian ... 50


(10)

x

3.1. Desain Penelitian ... 51

3.2. Prosedur Penelitian ... 51

3.2.1. Tahap Pra Lapangan ... 52

3.2.2. Tahap Pekerjaan Lapangan... 53

3.3. Subjek Penelitian ... 56

3.4. Sumber Data Penelitian... 56

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 56

3.5.1. Tes ... 57

3.5.2. Angket/ Kuesioner ... 57

3.5.3. Wawancara ... 57

3.6. Instrumen Penelitian ... 58

3.6.1. Lembar Kuesioner Gaya Belajar ... 58

3.6.2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 58

3.6.3. Pedoman Wawancara ... 59

3.7. Teknik Analisis Data... 60

3.7.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 60

3.7.2. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 62

3.7.3. Analisis Data Kuantitatif ... 66

3.7.4. Analisis Data Kualitatif ... 70

BAB IV GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ... 75

4.1.Lokasi Penelitian... 75

4.2.Identitas Sekolah ... 76

4.3. Visi dan Misi SMP Negeri 19 Singkawang ... 76

4.4. Kurikulum dan Sistem Pembelajaran... 77

4.5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan... 78

4.6. Peserta Didik ... 79

4.7. Sarana Prasarana Sekolah ... 80

4.8. Gambaran Umum Siswa Kelas VIII A ... 81

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

5.1.Hasil Penelitian ... 82

5.1.1. Data Gaya Belajar Siswa ... 82

5.1.2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ... 83

5.1.3. Keefektifan Pembelajaran ModelLearning Cycle 7Edalam meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 85

5.1.4. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 91

5.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan Gaya Belajar... 93

5.1.5.1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dengan Gaya Belajar Visual ... 95

5.1.5.2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dengan Gaya Belajar Auditorial ... 120


(11)

xi

5.1.5.3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Dengan Gaya

Belajar Kinestetik ... 145

5.2. Pembahasan... 168

5.2.1. Keefektifan Model PembelajaranLearning Cycle 7E... 168

5.2.2. Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 170

5.2.3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan Gaya Belajar... 171

BAB VI PENUTUP ... 175

6.1. Simpulan ... 175

6.2. Implikasi ... 176

6.3. Saran ... 177


(12)

xii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1. Sumber Data... 56

Tabel 3.2. Hasil Validasi Instrumen Penelitian ... 60

Tabel 3.3. Output Hasil Perhitungan Reliabilitas Butir Soal TKBKM... 63

Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Daya Pembeda... 64

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Tingkat Kesukaran ... 65

Tabel 3.6. Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Teknik Analisis Data……….. 72

Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 19 Singkawang……….. 80

Tabel 5.1. Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Berdasarkan Gaya Belajar Siswa ... 84

Tabel 5.2. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Kelas Eksperimen .... 86

Tabel 5.3. Output Hasil Uji Normalitas Dua Sampel ... 89

Tabel 5.4. Output Hasil Uji Homogenitas Dua Sampel ... 90

Tabel 5.5. Output Hasil UjiKruskal Wallis... 92


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1. Alur PengembanganLearning Cycledari 5E ke 7E ... 25

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir ... 50

Gambar 3.1. Alur Penelitian... 55

Gambar 3.2. Alur Teknik Analisis data Kualitatif ... 71

Gambar 4.1. Peta Kota Singkawang ... 75

Gambar 5.1. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa berdasarkan Gaya Belajar……….. 84

Gambar 5.2. Uji Homogenitas dengan Box Plot... 86

Gambar 5.3. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa berdasarkan Gaya Belajar………... 94

Gambar 5.4. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penarikan Masing-Masing Gaya Belajar………... 95

Gambar 5.5. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 96

Gambar 5.6. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 98

Gambar 5.7. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Asumsi Masing-Masing Gaya Belajar………... 100

Gambar 5.8. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 101

Gambar 5.9. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 102

Gambar 5.10. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Deduksi Masing-Masing Gaya Belajar………... 104

Gambar 5.11. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 106

Gambar 5.12. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 107

Gambar 5.13. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Menafsirkan Informasi Masing-Masing Gaya Belajar……… 110


(14)

xiv

Gambar 5.14. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 111 Gambar 5.15. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 113 Gambar 5.16. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penilaian Argumen Masing-Masing Gaya Belajar……… 115 Gambar 5.17. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 116 Gambar 5.18. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Visual………... 118 Gambar 5.19. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penarikan Masing-Masing Gaya Belajar………... 121 Gambar 5.20. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Auditorial…..………... 122 Gambar 5.21. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 123 Gambar 5.22. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Asumsi Masing-Masing Gaya Belajar………... 126 Gambar 5.23. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 127 Gambar 5.24. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 128 Gambar 5.25. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Deduksi Masing-Masing Gaya Belajar………... 130 Gambar 5.26. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 131 Gambar 5.27. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 132 Gambar 5.28. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Menafsirkan Informasi Masing-Masing Gaya Belajar……… 135 Gambar 5.29. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 136 Gambar 5.30. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 138


(15)

xv

Gambar 5.31. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penilaian Argumen Masing-Masing Gaya Belajar……… 140 Gambar 5.32. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 141 Gambar 5.33. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Auditorial………... 142 Gambar 5.34. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penarikan Kesimpulan Masing-Masing Gaya Belajar………... 145 Gambar 5.35. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik…..………... 146 Gambar 5.36. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penarikan Kesimpulan yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 147 Gambar 5.37. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Asumsi Masing-Masing Gaya Belajar………... 150 Gambar 5.38. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 151 Gambar 5.39. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Asumsi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 152 Gambar 5.40. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Deduksi Masing-Masing Gaya Belajar………... 154 Gambar 5.41. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 155 Gambar 5.42. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Deduksi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 156 Gambar 5.43. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Menafsirkan Informasi Masing-Masing Gaya Belajar……… 159 Gambar 5.44. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 160 Gambar 5.45. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Menafsirkan Informasi yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 161 Gambar 5.46. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek Penilaian Argumen Masing-Masing Gaya Belajar……… 163 Gambar 5.47. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 164


(16)

xvi

Gambar 5.48. Hasil Pekerjaan Siswa Aspek Penilaian Argumen yang memiliki Gaya Belajar Kinestetik………... 165


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penenlitian Dinas Pendidikan ... 185

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Pascasarjana UNNES... 186

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 187

Lampiran 4. Silabus Mata Pelajaran Matematika ... 188

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 193

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 233

Lampiran 7. Kisi-Kisi Kuesioner Gaya Belajar Siswa ... 267

Lampiran 8. Kuesioner Gaya Belajar siswa ... 268

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Uji Coba TKBKM ... 272

Lampiran 10. Soal Uji Coba TKBKM ... 273

Lampiran 11. Pedoman Penskoran Uji Coba TKBKM... 284

Lampiran 12. Pedoman dan Daftar Pertanyaan Wawancara... 295

Lampiran 13. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap Silabus ... 300

Lampiran 14. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap RPP ... 309

Lampiran 15. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap LKS... 317

Lampiran 16. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap TKBKM... 321

Lampiran 17. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap Pedoman Wawancara... 328

Lampiran 18. Contoh Lembar Penilaian Validator terhadap Kuesioner Gaya Belajar ... 331

Lampiran 19. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap Silabus... 336

Lampiran 20. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap RPP ... 337

Lampiran 21. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap LKS ... 338

Lampiran 22. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap TKBKM ... 339

Lampiran 23. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap Pedoman Wawancara.... 340

Lampiran 24. Rekapitulasi Penilaian Validator terhadap Kuesioner Gaya Belajar……... 341

Lampiran 25. Hasil Validasi Perangkat dan Instrumen Penelitian ... 342


(18)

xviii

Lampiran 27. Reliabilitas dan Validitas TKBKM ... 344

Lampiran 28. Daya Pembeda Butir TKBKM... 346

Lampiran 29. Taraf Kesukaran Butir TKBKM ... 348

Lampiran 30. Kisi-Kisi Soal Penelitian TKBKM ... 350

Lampiran 31. Soal Penelitian TKBKM... 351

Lampiran 32. Pedoman Penskoran TKBKM ... 361

Lampiran 33. Data Kuesioner Gaya Belajar... 369

Lampiran 34. Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen. 372 Lampiran 35. Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol ... 373

Lampiran 36. Tabel r-Product Moment ... 374


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini (Permendikbud No.58 Tahun 2014).

Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas. Kekhasan itu berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis. Usodo (2012) mengutip pendapat Ervynck yang menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki struktur bangunan yang ketat, terdiri atas aksioma, definisi dan teorema.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif.


(20)

2

Dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan kegunaan belajar matematika.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thingking (HOT) sejak dini. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Proses pembelajaran yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 menuntut untuk berpendekatan saintifik dan kontekstual. Hal ini diharapkan guna menghasilkan HOT sejak dini. Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan perwujudan dari HOT. Berbagai definisi mengenai kemampuan berpikir kritis telah banyak dicetuskan oleh para ahli. Sukmadinata (2004) menyatakan berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberikan keyakinan, menganalisis asumsi, dan pencarian ilmiah. Desmita (2012) mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Beyer yaitu berpikir kritis adalah kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi atau urutan dan setiap operasi berpikir kritis tersebut memuat analisis dan evaluasi. Santrock menjelaskan bahwa berpikir kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif serta melibatkan evaluasi bukti. Glazer (2001) mendefinisikan bahwa berpikir kritis


(21)

3

dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk menggabungkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis asing secara reflektif.

Hasil penelitian Rochmad (2013) diketahui bahwa keterampilan guru dan siswa dalam berpikir kreatif dalam kategori rendah. Keterampilan berpikir kreatif siswa tergolong rendah diindikasikan dari kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Sebagaimana pendapat Noddings yang telah dikutip oleh Saurino (2008) menyatakan banyak siswa yang kurang kritis, ketika para siswa diberikan soal-soal yang memuat berpikir kritis atau memecahkan masalah siswa sering melewatkan dan bahkan tidak mengerjakannya. Hal ini sesuai dengan hasil studi awal pada SMP Negeri 19 Singkawang. Pada proses pembelajaran ketika siswa diberikan latihan soal-soal non rutin, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dan tidak mengerjakan soal ketika dihadapkan pada pemecahan masalah matematika. Kesulitan tersebut dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan soal-soal non rutin dan juga karena kemampuan berpikir kritis siwa masih rendah. Hal ini diketahui dari pekerjaan siswa pada ulangan harian materi geometri yaitu materi Bangun Ruang Sisi Datar. Pada soal yang berbentuk pemecahan masalah siswa hanya dapat menuliskan hal-hal yang diketahui pada soal, tanpa menyertakan rencana penyelesaian dan penyelesaiannya. Mereka cenderung mengerjakan soal tersebut hanya dengan konsep yang diajarkan guru saja tanpa menggunakan atau menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari


(22)

4

sebelumnya. Jadi ketika menjawab soal mereka selalu menggunakan rumus-rumus bangun datar yang dipelajari saja.

Usaha meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis memerlukan adanya pembenahan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu diupayakan suatu pembelajaran dengan model atau metode tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik sehingga belajar peserta didik dapat menjadi bermakna. Model pembelajaran yang mempunyai karakteristik tersebut diantaranya adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E yang terdiri dari 7 tahapan (Eisenkraft, 2003) yaitu: Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, dan Extend.

Secara singkat alur proses pembelajaran dalam model Learning Cycle 7E dimulai dengan menumbuhkan pengetahuan awal siswa, melibatkan siswa dalam kegiatan pengalaman langsung, siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari, memberi siswa kesempatan untuk menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya, memberi siswa kesempatan untuk menerapkan pengetahuannya pada situasi baru, guru membimbing siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru (Eisenkraft, 2003).

Guru dapat menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dan membuat sebuah rangkaian aktivitas pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan dapat memberikan siswa peluang untuk melatih meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Bevevino et al. 1999). Hasil penelitian Mecit (2006)


(23)

5

mengemukakan bahwa pembelajaran Learning Cycle 7E menyebabkan terjadinya kemajuan yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Dalam mempelajari materi di dalam kelas, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda antara siswa yang satu dan yang lainnya. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan pada saat proses belajar mengajar adalah gaya belajar. Nasution (2003) mendefinisikan gaya belajar atau learning style adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal. DePorter dan Hernacki (2013) menyatakan gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Dunn dan Griggs (2000) menjelaskan bahwa gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain. Ilmiyah dan Masriyah (2013) mengemukakan bahwa gaya belajar merupakan cara berbeda yang dimiliki setiap individu untuk memproses, mendalami, dan mempelajari informasi dengan mudah.

DePotter dan Hernacki (2013), menyatakan ada tiga jenis gaya belajar yaitu:

1) Visual, belajar dengan cara melihat; 2) Auditorial, belajar dengan cara mendengarkan; dan 3) Kinestetik, belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Setiap siswa pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Sehingga dalam mengikuti pembelajaran mereka menggunakan cara yang berbeda-beda untuk memahami materi yang mereka pelajari.

Siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), mereka cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat. Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus mengamati bahasa


(24)

6

tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.

Siswa yang bertipe auditorial mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Mereka dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya belajar auditorial. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh.

Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar dapat memahami konsep yang dipelajari. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika seseorang dapat mengenali gaya


(25)

7

belajar sendiri, maka orang tersebut dapat mengelola pada kondisi apa, di mana, kapan dan bagaimana seseorang dapat memaksimalkan belajar.

Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sebaiknya guru memperhatikan aspek gaya belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Karza (2013) bahwa guru harus mengajar sesuai dengan bentuk dan gaya belajar yang dimiliki oleh siswanya. Jika guru melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan aspek gaya belajar, maka pembelajaran di kelas akan lebih menyenangkan dan siswa akan lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari. Seperti yang dikutip oleh Mubarik (2013), hasil penelitian Akyun menyatakan bahwa guru sebagai pihak yang terkait langsung dengan masalah pendidikan dan langsung berinteraksi dengan siswa berkewajiban untuk mengkaji dan menyelidiki gaya belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Guru harus mengetahui gaya belajar siswanya, sebaliknya siswa juga harus mengetahui gaya belajar yang dimilikinya. Dengan mengetahui gaya belajarnya, ia akan dapat belajar dengan mudah. Menurut DePotter dan Hernacki (2013) jika anda akrab dengan gaya belajar anda sendiri, anda dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri anda belajar lebih cepat dan lebih mudah. Hal senada diungkapkan oleh Indarto (2012) bahwa siswa yang mengenali gaya belajarnya sendiri akan membantu memahami materi yang diberikan guru sehingga mudah memproses materi.

Armanto (2002) yang menyatakan bahwa pembelajaran konvensional merupakan karakteristik umum bagaimana guru melaksanakan pembelajaran matematika di Indonesia. Pada pembelajaran konvensional, diawali dengan


(26)

8

menjelasakan konsep secara informatif, memberi contoh soal, dan diakhiri dengan memberikan soal-soal latihan. Pembelajaran matematika konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, berorientasi pada satu jawaban yang benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat atau menyalin. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 19 Singkawang guru memaparkan bahwa ketika melaksanakan pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar masih menggunakan langkah-langkah seperti pada pembelajaran konvensional. Selain itu dalam proses pembelajaran, guru jarang menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis.

Melalui pembelajaran Learning Cycle 7E diharapkan siswa terbiasa dengan cara berpikir kritis, sehingga nantinya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematisnya untuk semua siswa walaupun masing-masing siswa memiliki gaya belajarnya sendiri.

Hasil penelitian Bhattti dan Bart (2013) menyatakan bahwa gaya belajar dan gender mempengaruhi prestasi akademik. Mappeasse (2009) mengutip pendapat Gie bahwa cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasilnya atau gagalnya belajar. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Indarto dalam Mubarik (2013) penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar. Hasil penelitian Gappi (2013) memiliki kesimpulan yang berbeda yaitu menyatakan


(27)

9

bahwa tidak ada korelasi signifikan antara prestasi akademik dan gaya belajar siswa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Adnan (2013) hasil penelitiannya menyatakan bahwa hubungan antara gaya belajar dengan kemampuan matematika lemah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara gaya belajar dengan dengan prestasi akademik dalam matematika dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis serta mendekripsikan bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa untuk masing-masing siswa dengan gaya belajar yang berbeda.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang disebutkan sebelumnya, dapat diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 19 Singkawang masih rendah, hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, bahwa siswa mengalami kesulitan dan bahkan tidak dapat menyelesaikan menyelesaikan soal non rutin.

2) Dalam pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 19 Singkawang, proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran konvensional

3) Belum diketahuinya gambaran kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik


(28)

10

4) Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi akademik atau hasil belajar.

5) Belum diketahuinya apakah gaya belajar siswa mempengaruhi kemampuan berpikir kritis.

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas yang telah dirangkum dari latar belakang, maka cakupan masalah dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis matematis dalam Learning Cycle 7E pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Singkawang di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat tahun ajaran 2014-2015. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah materi Bagun Ruang Sisi Datar yaitu Kubus dan Balok yang diajarkan pada kelas VIII.

1.4 Rumusan Masalah

1) Apakah model pembelajaran Learning Cycle 7E efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

2) Apakah terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E? 3) Gaya belajar manakah yang paling baik kemampuan berpikir kritisnya pada

pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E?

4) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar visual pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E?


(29)

11

5) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E? 6) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya

belajar kinestetik pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E? 1.5 Tujuan Penelitian

1) Menguji keefektifan model pembelajaran Learning Cycle 7E dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

2) Menguji pengaruh gaya belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

3) Menguji gaya belajar yang paling baik kemampuan berpikir kritisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

4) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar visual pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

5) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

6) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

1.6 Penegasan Istilah

1) Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan dan disposisi untuk menggabungkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis asing secara reflektif.


(30)

12

2) Aspek kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini yaitu: (1) inference (penarikan kesimpulan) berupa kesimpulan yang ditarik dari fakta-fakta yang diamati atau seharusnya; (2) assumptions (asumsi) yang merupakan sesuatu yang diandaikan atau diterima begitu saja; (3) deductions (deduksi); (4) interpreting information (menafsirkan informasi) dan; (5) evaluation of argument (penilaian argumen) yang berguna untuk dapat membedakan antara argumen yang kuat dan argumen yang lemah.

3) Model pembelajaran Learning Cycle 7E, adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri. Tahapan Learning Cycle 7E sebagai Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, dan Extend.

4) Gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi yaitu: (1) Gaya Belajar Visual, belajar dengan cara melihat; (2) Gaya Belajar Auditorial, belajar dengan cara mendengarkan; dan (3) Gaya Belajar Kinestetik, belajar dengan cara bergerak, bekarja dan menyentuh.

5) Pengaruh gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam penelitian ini adalah asumsi adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis berdasarkan gaya belajar siswa.

6) Materi geometri dalam penelitian ini adalah materi yang diajarkan di kelas VIII SMP yaitu Bangun Ruang Sisi Datar.


(31)

13

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdasarkan gaya belajar yang meliputi gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik serta mampu memberikan kontribusi dalam mengembangkan pembelajaran matematika yang berkualitas.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam menentukan strategi belajar yang cocok berdasarkan gaya belajar siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis matematis yang maksimal.

3) Bagi siswa, yaitu diharapkan pembelajaran matematika yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.


(1)

menjelasakan konsep secara informatif, memberi contoh soal, dan diakhiri dengan memberikan soal-soal latihan. Pembelajaran matematika konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan matematika melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, berorientasi pada satu jawaban yang benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat atau menyalin. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 19 Singkawang guru memaparkan bahwa ketika melaksanakan pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar masih menggunakan langkah-langkah seperti pada pembelajaran konvensional. Selain itu dalam proses pembelajaran, guru jarang menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis.

Melalui pembelajaran Learning Cycle 7E diharapkan siswa terbiasa dengan cara berpikir kritis, sehingga nantinya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematisnya untuk semua siswa walaupun masing-masing siswa memiliki gaya belajarnya sendiri.

Hasil penelitian Bhattti dan Bart (2013) menyatakan bahwa gaya belajar dan gender mempengaruhi prestasi akademik. Mappeasse (2009) mengutip pendapat Gie bahwa cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasilnya atau gagalnya belajar. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Indarto dalam Mubarik (2013) penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar. Hasil penelitian Gappi (2013) memiliki kesimpulan yang berbeda yaitu menyatakan


(2)

bahwa tidak ada korelasi signifikan antara prestasi akademik dan gaya belajar siswa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Adnan (2013) hasil penelitiannya menyatakan bahwa hubungan antara gaya belajar dengan kemampuan matematika lemah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara gaya belajar dengan dengan prestasi akademik dalam matematika dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis serta mendekripsikan bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa untuk masing-masing siswa dengan gaya belajar yang berbeda.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang disebutkan sebelumnya, dapat diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 19 Singkawang masih rendah, hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, bahwa siswa mengalami kesulitan dan bahkan tidak dapat menyelesaikan menyelesaikan soal non rutin.

2) Dalam pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar di SMP Negeri 19 Singkawang, proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan langkah-langkah pembelajaran konvensional

3) Belum diketahuinya gambaran kemampuan berpikir kritis siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik


(3)

4) Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi akademik atau hasil belajar.

5) Belum diketahuinya apakah gaya belajar siswa mempengaruhi kemampuan berpikir kritis.

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas yang telah dirangkum dari latar belakang, maka cakupan masalah dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis matematis dalam Learning Cycle 7E pada siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Singkawang di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat tahun ajaran 2014-2015. Materi pembelajaran dalam penelitian ini adalah materi Bagun Ruang Sisi Datar yaitu Kubus dan Balok yang diajarkan pada kelas VIII.

1.4 Rumusan Masalah

1) Apakah model pembelajaran Learning Cycle 7E efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

2) Apakah terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E? 3) Gaya belajar manakah yang paling baik kemampuan berpikir kritisnya pada

pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E?

4) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar visual pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E?


(4)

5) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E? 6) Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya

belajar kinestetik pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E?

1.5 Tujuan Penelitian

1) Menguji keefektifan model pembelajaran Learning Cycle 7E dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

2) Menguji pengaruh gaya belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

3) Menguji gaya belajar yang paling baik kemampuan berpikir kritisnya pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

4) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar visual pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

5) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar auditorial pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

6) Menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan gaya belajar kinestetik pada pembelajaran dengan model Learning Cycle 7E.

1.6 Penegasan Istilah

1) Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematis. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan dan disposisi untuk menggabungkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi situasi matematis asing secara reflektif.


(5)

2) Aspek kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini yaitu: (1) inference (penarikan kesimpulan) berupa kesimpulan yang ditarik dari fakta-fakta yang diamati atau seharusnya; (2) assumptions (asumsi) yang merupakan sesuatu yang diandaikan atau diterima begitu saja; (3) deductions (deduksi); (4) interpreting information (menafsirkan informasi) dan; (5) evaluation of argument (penilaian argumen) yang berguna untuk dapat membedakan antara argumen yang kuat dan argumen yang lemah.

3) Model pembelajaran Learning Cycle 7E, adalah suatu model pembelajaran yang menerapkan konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun dari pengetahuan siswa itu sendiri. Tahapan Learning Cycle 7E sebagai Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate, dan Extend.

4) Gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi yaitu: (1) Gaya Belajar Visual, belajar dengan cara melihat; (2) Gaya Belajar Auditorial, belajar dengan cara mendengarkan; dan (3) Gaya Belajar Kinestetik, belajar dengan cara bergerak, bekarja dan menyentuh.

5) Pengaruh gaya belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam penelitian ini adalah asumsi adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis berdasarkan gaya belajar siswa.

6) Materi geometri dalam penelitian ini adalah materi yang diajarkan di kelas VIII SMP yaitu Bangun Ruang Sisi Datar.


(6)

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan berpikir kritis matematis siswa berdasarkan gaya belajar yang meliputi gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik serta mampu memberikan kontribusi dalam mengembangkan pembelajaran matematika yang berkualitas.

2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam menentukan strategi belajar yang cocok berdasarkan gaya belajar siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis matematis yang maksimal.

3) Bagi siswa, yaitu diharapkan pembelajaran matematika yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Kemampuan Koneksi Matematik Siswa

7 19 177

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh penggunaan LKS berbasis learning Cycle 7E pada pembelajaran konstruktivisme konsep sistem peredaran darah

0 4 12

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD

1 23 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 12 52

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN LEARNING CYCLE 7E - repository UPI S MAT 1100181 Title

0 0 6

PENGARUH LEARNING CYCLE 7E BERBASIS KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN -

0 1 36

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM LEARNING CYCLE 7E BERDASARKAN GAYA BELAJAR Rosmaiyadi STKIP Singkawang Email: rosmaiyadialonggmail.com Abstract - ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DALAM LEARNING CYCLE 7E BERDASARK

1 3 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DALAM KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MAHASISWA

0 1 11