Tata Guna Lahan dan Transportasi . Faktor yang mempengaruhi

Berdasar asal dan akhir perjalanan, terdapat dua macam perjalanan yaitu home base dan non home based, berdasar sebab perjalanan diklasifikasikan sebagai produksi perjalanan dan tarikan perjalanan. Bangkitan perjalanan adalah total perjalanan yang dibangkitkan rumah tangga pada suatu zona baik home based dan non home based. Lebih lanjut perjalanan diklasifikasikan berdasarkan tujuan meliputi tujuan bekerja, sekolah, belanja, sosial dan rekreasi, perjalanan lainnya yang tidak rutin, yang bersifat home based. Dua pejalanan pertama merupakan perjalanan yang mutlak utama sedangkan tujuan pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan. Pergerakan berbasis bukan rumah tidak selalu harus dipisahkan karena jumlahnya kecil sekitar 15 sampai 20 dari total pergerakan yang terjadi.

2.3 Tata Guna Lahan dan Transportasi

Tata guna lahan suatu kota pada hakekatnya berhubungan erat dengan system pergerakan yang ada. Perbaikan akses transportasi akan meningkatkan tarikan kegiatan dan berkembangnya guna lahan kota. Terjadinya pergerakan manusia dan barang di dalam kota, atau dapat disebut aruslalu lintas, merupakan konsekuensi akibat aktifitas tuntutan lahan dan kapabilitas sistem transportasi untuk mengakomodasi arus lalu lintas. Secara alamiah ada interaksi langsung antara jenis dan interaksi tata guna lahan dan pasokan prasarana transportasi. Hubungan tata guna lahan transportasi diilustrasikan sebagai suatu siklus seperti gambar berikut. Gambar 2.3. Siklus Tata Guna Lahan – Sistem Transportasi TATA GUNA LAHAN PERJALANAN KEBUTUHAN PERJALANAN NILAI LAHAN AKSESIBILITAS FASILITAS TRANSPORTASI Sumber: Alvinsyah Soehodho, S 1997 Tata guna lahan merupakan salah satu faktor penentu dari pergerakan dan aktifitas. Aktifitas ini akan menentukan jenis prasarana dan sarana transportasi yang dibutuhkan, misal sistem angkutan umum.Bila disediakan sarana dan prasarana transportasi, secara alamiah akan menambah nilai aksesibilitas. Bila nilai aksesibilitas bertambah akan merubah nilai tanah yang akan berakibat pada pola penggunaan tanah tersebut. Bila perubahan tata guna lahan terjadi, maka tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan akan berubah begitu pula pada siklus keseluruhan. 2.4. Klasifikasi Pergerakan 2.4.1 Berdasarkan tujuan pergerakan Maksud orang melakukan pergerakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut Ofyar Z Tamin 1997 Tujuan pergerakan , pergerakan berbasis rumah ada lima kategori yang sering digunakan adalah: 1. Pergerakan ke tempat kerja 2. Pergerakan ke sekolah atau universitas pergerakan dengan tujuan pendidikan 3. Pergerakan ketempat belanja 4. Pergerakan untuk kepentingan sosial dan rekreasi, dan 5. Lain-lain

2.4.2 Berdasarkan Waktu

Pergerakan dikelompokan menjadi pergerakan pada jam sibuk dan pada jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuatif atau bervariasi sepanjang hari. Kebanyakan pergerakan pada jam sibuk pagi merupakan pergerakan utama yang dilakukan setiap hari untuk bekerja dan pendidikan yang tidak terjadi pada jam sibuk.

2.4.3 Berdasarkan jenis orang

Perilaku pergerakan individu sangat di pengaruhi oleh atribut sosial ekonomi, atribut yang dimaksud adalah : 1. Tingkat pendapatan, biasanya terdapat tiga tingkat pendapatan di Indonesia tinggi,menengah,dan rendah. 2. Tingkat pemilikan kendaraan 3. Ukuran dan struktur rumah tangga

2.5 . Faktor yang mempengaruhi

Menurut Ofyar Z Tamin faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai peubah penentu bangkitan pergerakan dari lingkungan perumahan adalah: 1. Pendapatan 2. Pemilikan kendaraan 3. Struktur rumah tangga 4. Ukuran rumah tangga 5. Nilai lahan 6. Kepadatan daerah pemukiman 7. Aksesibilitas Empat faktor pertama pendapatan,pemilikan kendaraan,struktur,dan ukuran rumah tangga telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan, sedangkan nilai lahan dan kepadatan daerah pemukiman hanya sering dipakai untuk kajian mengenai zona.

2.6 . Fluktuasi Pergerakan