faktor polusi, harga rumah yang mahal, peraturan-peraturan yang membatasi kepadatan penduduk, lalu lintas yang tinggi, dan lain sebagainya. Golongan ini mulai
mengalihkan pikiran tempat tinggal di daerah pinggiran kota yang lebih menjanjikan kenyamanan seperti kondisi lingkungan yang masih alami, kepadatan penduduk masih
rendah, dan kepadatan lalu lintas masih rendah. Berdasarkan hal tersebut ketika pemikiran diarah ke masa yang akan datang
akan terlihat banyaknya problem yang akan dihadapi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi mengingat kawasan sub wilayah pengembangan, dan
hinterland kota batam akan berkembang pesat menjadi kawasan yang padat
penduduknya, sedang pada sisi lain prasarana jalan perkembangannya sangat kecil yang menyebabkan kinerja jalan cepat mengalami penurunan. Banyak faktor-faktor
terkait yang saling mempengaruhi, faktor-faktor tersebut diduga berhubungan dengan dengan perkembangan wilayah yang ditunjukan dengan perubahan tata guna lahan,
perkembangan volume lalu lintas. Faktor yang tidak kalah penting adalah adanya pola pergerakan komuter penduduk yaitu berupa pergerakan pulang pergi yaitu penduduk
yang pergi ketempat kerja dan kembali kerumah atau dari rumah menuju ke sekolah. Oleh karena itu penting usaha-usaha perencanaan transportasi yang matang yang
harus dilakukan sedini mungkin.
1.3 Subtansi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perjalanan transportasi penduduk pingiranHinterland Kota Batam yaitu di Kecamatan Sei Beduk,
Kecamatan Nongsa, Kecamatan Sekupang. Dari hasil karakteristik penduduk
pinggiran kota akan dibandingkan dengan karakteristik yang tinggal didaerah pusat kota yaitu penduduk di Kecamatan Lubuk Baja.
Kecamatan Lubuk Baja Kecamatan Nongsa
Kecamatan Sekupang
Kecamatan Sei Beduk
Gambar 1.1 Wilayah Lokasi Penelitian
Dist rict Of Nongsa Dist rict of Lubuk Baj a
Dist rct Of Sekupang
Gambar 1.2 Peta Batasan Wilayah Studi Kota Batam
Secara administratif wilayah Hinterland Pulau Batam yang berada di kepulauan berada di Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Bulang, dan Kecamatan Galang.
Dimana kondisi setiap wilayah berupa pulau-pulau besar dan kecil yang jangkauan masing- masing antar wilayah di tiap kecamatan atau tiap kelurahan cukup
jauh. Di
daerah hinterland
yang mempunyai karakteristik kepulauan, pola permukiman pada umumnya bersifat desa berupa perkampungan nelayan tradisional
yang berada di tepian pantai dengan aktivitas ekonomi penduduk banyak dilakukan diluar wilayah desa, seperti penangkapan ikan di laut, bekerja di kota dan lain
sebagainya.
Dist rict of Sei Beduk
Dist rict of Galang
Dist rict of Rem pang
Dist rict of Bulang
Dist rict of Belakang
Padang Dist rict of
Bat u Am par
Gambar 1.3 Wilayah Administratif Kota Batam
Penduduk di wilayah hinterland kepulauan pada umumnya berada pada permukiman yang mengelompok dengan jenis rumah yang ada rumah permanen dan
sebagian besar rumah semi permanent. Dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat terbatas, alat transportasi yang di gunakan sehari-hari menggunakan kapal
motor Pancung untuk keperluan bekerja mengantar anak sekolah di pulau lain,maupun pergi ke Pulau Batam ibu kota untuk berbelanja keperluan sehari-hari,
ini dilakukan biasanya seminggu sekali bahkan waktunya tidak menentu. Kondisi ini sangat jauh berbeda yang berada di Pulau Batam sendiri, ada
perbedaan yang sangat mencolok seperti kondisi sosial masyarakatnya,lingkungan permukiman dan lain-lain.
Kecenderungan yang ada di kota Batam saat ini adalah masyarakat yang secara ekonomi mampu, lebih senang
menggunakan kendaraan sendiri mobil sepeda motor dari pada menggunakan angkutan umum. Walaupun angkutan umum yang ada sudah menjangkau berbagai
jurusan namun dengan kondisi yang sangat terbatas. Hal ini tentu akan menambah jumlah kendaraan yang menggunakan jalan
terutama pada rute-rute yang menuju ke pusat kota yang pada akhirnya menyebabkan kinerja pelayanan jalan menjadi turun.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan