Subtansi Penelitian KESIMPULAN DAN SARAN 141

faktor polusi, harga rumah yang mahal, peraturan-peraturan yang membatasi kepadatan penduduk, lalu lintas yang tinggi, dan lain sebagainya. Golongan ini mulai mengalihkan pikiran tempat tinggal di daerah pinggiran kota yang lebih menjanjikan kenyamanan seperti kondisi lingkungan yang masih alami, kepadatan penduduk masih rendah, dan kepadatan lalu lintas masih rendah. Berdasarkan hal tersebut ketika pemikiran diarah ke masa yang akan datang akan terlihat banyaknya problem yang akan dihadapi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi mengingat kawasan sub wilayah pengembangan, dan hinterland kota batam akan berkembang pesat menjadi kawasan yang padat penduduknya, sedang pada sisi lain prasarana jalan perkembangannya sangat kecil yang menyebabkan kinerja jalan cepat mengalami penurunan. Banyak faktor-faktor terkait yang saling mempengaruhi, faktor-faktor tersebut diduga berhubungan dengan dengan perkembangan wilayah yang ditunjukan dengan perubahan tata guna lahan, perkembangan volume lalu lintas. Faktor yang tidak kalah penting adalah adanya pola pergerakan komuter penduduk yaitu berupa pergerakan pulang pergi yaitu penduduk yang pergi ketempat kerja dan kembali kerumah atau dari rumah menuju ke sekolah. Oleh karena itu penting usaha-usaha perencanaan transportasi yang matang yang harus dilakukan sedini mungkin.

1.3 Subtansi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perjalanan transportasi penduduk pingiranHinterland Kota Batam yaitu di Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Nongsa, Kecamatan Sekupang. Dari hasil karakteristik penduduk pinggiran kota akan dibandingkan dengan karakteristik yang tinggal didaerah pusat kota yaitu penduduk di Kecamatan Lubuk Baja. Kecamatan Lubuk Baja Kecamatan Nongsa Kecamatan Sekupang Kecamatan Sei Beduk Gambar 1.1 Wilayah Lokasi Penelitian Dist rict Of Nongsa Dist rict of Lubuk Baj a Dist rct Of Sekupang Gambar 1.2 Peta Batasan Wilayah Studi Kota Batam Secara administratif wilayah Hinterland Pulau Batam yang berada di kepulauan berada di Kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Bulang, dan Kecamatan Galang. Dimana kondisi setiap wilayah berupa pulau-pulau besar dan kecil yang jangkauan masing- masing antar wilayah di tiap kecamatan atau tiap kelurahan cukup jauh. Di daerah hinterland yang mempunyai karakteristik kepulauan, pola permukiman pada umumnya bersifat desa berupa perkampungan nelayan tradisional yang berada di tepian pantai dengan aktivitas ekonomi penduduk banyak dilakukan diluar wilayah desa, seperti penangkapan ikan di laut, bekerja di kota dan lain sebagainya. Dist rict of Sei Beduk Dist rict of Galang Dist rict of Rem pang Dist rict of Bulang Dist rict of Belakang Padang Dist rict of Bat u Am par Gambar 1.3 Wilayah Administratif Kota Batam Penduduk di wilayah hinterland kepulauan pada umumnya berada pada permukiman yang mengelompok dengan jenis rumah yang ada rumah permanen dan sebagian besar rumah semi permanent. Dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat terbatas, alat transportasi yang di gunakan sehari-hari menggunakan kapal motor Pancung untuk keperluan bekerja mengantar anak sekolah di pulau lain,maupun pergi ke Pulau Batam ibu kota untuk berbelanja keperluan sehari-hari, ini dilakukan biasanya seminggu sekali bahkan waktunya tidak menentu. Kondisi ini sangat jauh berbeda yang berada di Pulau Batam sendiri, ada perbedaan yang sangat mencolok seperti kondisi sosial masyarakatnya,lingkungan permukiman dan lain-lain. Kecenderungan yang ada di kota Batam saat ini adalah masyarakat yang secara ekonomi mampu, lebih senang menggunakan kendaraan sendiri mobil sepeda motor dari pada menggunakan angkutan umum. Walaupun angkutan umum yang ada sudah menjangkau berbagai jurusan namun dengan kondisi yang sangat terbatas. Hal ini tentu akan menambah jumlah kendaraan yang menggunakan jalan terutama pada rute-rute yang menuju ke pusat kota yang pada akhirnya menyebabkan kinerja pelayanan jalan menjadi turun. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan