12
yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator.
F. Latihan
1. Mengapa ikan lele dapat hidup hidup pada lingkungan perairan dengan kadar oksigen rendah dan kadar CO
2
tinggi? 2. Ikan lele jenis apakah yang sering kita jumpai di pasaran? Dan mengapa?
3. Sebutkan beberapa manfaat ikan lele.
4.
Apakah keunggulan dari ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya. 5. Selain peranan yang menguntungkan ikan lele juga memiliki peranan yang
merugikan bagi manusia, sebutkan.
G. Kunci Jawaban
1. Ikan lele dapat hidup hidup pada lingkungan perairan dengan kadar oksigen rendah dan kadar CO
2
tinggi karena lele dilengkapi dengan alat pernapasan tambahan pada lembar insang kedua dan keempat berupa modifikasi insang
berbentuk bunga yang disebut arborescent organ yang memungkinkan lele untuk mengambil oksigen langsung dari udara.
2. Jenis ikan lele yang sering kita jumpai di pasaran adalah jenis Clarias batrachus L. Hal ini disebabkan karena rasa dagingnya yang sangat lezat.
3. Beberapa manfaat dari ikan lele antara lain: a. Sebagai bahan makanan.
b. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan
lele. c. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untu mengobati
penyakit asma, menstruasi datang bulan tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
13 4.
Keunggulan dari ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin.
5. Selain peranan yang menguntungkan ikan lele juga memiliki peranan yang merugikan bagi manusia, antara lain pada ikan lele yang masih muda patilnya
mengandung racun, sedangkan pada ikan lele yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator.
14
Materi Pokok 2 A. Penanganan Pasca Panen
Seperti ikan air tawar lainnya ,biasanya ikan lele konsumsi dijual dalam keadaan hidup. Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual
dalam keadaan hidup. Oleh karena itu penanganan pasca panen termasuk cara pengangkutan sangat perlu diperhatikan.
Sistem pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secara terbuka dan secara tertutup. Pengangkutan secara terbuka umumnya untuk ikan lele
berukuran besar yang siap di konsumsi. Alat yang digunakan adalah tong plastik atau bak yang terbuat dari fiber glass.
Tong plastik yang digunakan harus disesuaikan dengan jumlah lele yang akan diangkut dan sarana pengangkutan yang tersedia. Sebelum diangkut, lele diberok
atau dipuasakan selama 1 hari dengan cara disimpan pada air yang mengalir agar tubuhnya bersih. Tong plastik yang digunakan harus bersih dari kotoran, kemudian
diisi air sebanyak 13 dari volume tong. Jika menggunakan tong plastik berukuran 200 liter, lele yang dapat diangkut
sebanyak 40-50 kgtong. Jika menggunakan tong plastik berukuran 20 liter, lele yang dapat diangkut sebanyak 5-10 kgtong. Pengangkutan secara tertutup untuk
mengangkut benih lele yang masih kecil. Keberhasilan pengangkutan sangat ditentukan oleh beberapa faktorseperti teknik pengangkutan, alat angkut, lama
pengangkutan atau jarak tempuh, jumlah dan ukura lele, serta waktu pengangkutan. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain: a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari. c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
15
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan penurunan mutu ikan segar antara lain :
a. Jenis dan Ukuran Ikan Menurut Murniyati dan Sunarman 2000, kecepatan pembusukan berbeda
pada tiap jenis karena perbedaan komposisi kimianya. Ikan – ikan yang kecil lebih
cepat membusuknya daripada ikan yang lebih besar. b. Suhu Ikan
Menurut Ilyas 1983, suhu air saat ikan ditangkap mempengaruhi kemunduran mutu ikan terutama pada air yang bersuhu tinggi dan ikan berada lebih lama didalam
air sebelum diangkat, hal ini yang dapat mempercepat proses kemunduran mutu ikan. Suhu ikan adalah faktor yang paling besar peranannya adalam menentukan
waktu yang diperlukan ikan memasuki, memulai, dan melewati rigor. Semakin rendah suhu penanganan ikan segera setelah ditangkap semakin lambat ikan
memasuki tahap rigor dan semakin panjang waktu rigor itu berakhir Ilyas, 1983. c. Cara Kematian dan Penangkapan
Menurut Moelyanto 1992, ikan yang tidak banyak berontak ketika ditangkap atau sebelum mati, kesegarannya akan lebih tahan lama daripada ikan yang lama
berontak. Ikan yang ditangkap dengan payang, trawl, pole and line dan sebagainya, akan lebih baik keadaannya apabila dibandingkan dengan yang ditangkap melalui giil
net, long line dan sebagainya. Ikan yang tertangkap dan mati dibiarkan agak lam terendam di dalam air
sehingga keadaannya sudah kurang baik sewaktu dinaikkan keatas dek Adawyah, 2007.
d. Kondisi Biologis Ikan Ikan yang sangat kenyang akan makanan saat ditangkap disebut “feedy fish”,
perut dan dinding perutnya segera diurai oleh enzim isi perut yang mengakibatkan perubahan warna “perut gosong” belly burn yang mengarah perut terbusai torn
16
bellies atau belly burst. Ikan pelagik, sardin, dan kembung yang perutnya kenyang, dapat mengalami pembusaan perut jauh sebelum tanda
– tanda pembusukan mulai terlihat Ilyas, 1983.
e. Cara Penanganan dan Penyimpanan Menurut Adawyah 2007, jika ikan yang dalam keadaan rigor diperlakukan
dengan kasar, misalnya ditumpuk terlalu banyak, terlempar, terkena benturan, terinjak, terlipat, dibengkokkan atau diluruskan dan sebagainya, maka pembusukan
akan berlangsung lebih cepat. Pembusukan dapat diperlambat jika ikan disiangi dan disimpan pada suhu yang rendah.
B. Preparasi Ikan lele