argumen. Subjek ST juga menjelaskan bahwa gambar kubus yang dibuat ukurannya harus sama dengan
kubus ABCD.EFGH agar lebih mudah apabila nanti dilakukan perhitungan. Pada bagian ini subjek
memiliki kriteria berpikir kritis identifikasi argumen dan penilaian argumen.
Menurut subjek ST dari hasil wawancara, cara menentukan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
harus dibuat dua bidang sejajar karena
´ AH
dan
´ EB
merupakan dua garis yang bersilangan. Dan pada tahap ini subjek ST menjelaskan langkah-
langkah untuk membuat dua bidang yang dimaksud tadi dengan benar. Kriteria berpikir kritis yang
muncul pada tahap ini yaitu identifikasi argumen, analisis argumen, justifikasi prosedur dan artikulasi
argumen.
Jadi, pada tahap ini subjek membuat rencana dalam menentukan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
dengan terlebih dahulu menganalisis bahwa
´ AH
dan
´ EB
merupakan dua garis yang bersilangan. Dengan analisis yang demikian itu subjek selanjutnya
menggambar dua kubus yang digunakan sebagai alat bantu dalam membuat dua bidang sejajar yang
memuat
´ AH
dan
´ EB
, karena menurut subjek ST dalam menentukan dua garis yang
bersilangan caranya harus dibuat dua bidang yang saling sejajar yang memuat dua garis bersilangan
tersebut. Dengan begitu, jarak antara dua garis bersilangan tadi sama dengan jarak antara dua bidang
yang sejajar. Berdasarkan uraian tersebut, subjek ST mampu membuat rencana penyelesaian masalah
dengan baik.
c. Melaksanakan Rencana Subjek ST menentukan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
dengan cara membuat segitiga BQC, dan membuat
´ BO
sebagai garis tinggi segitiga. Subjek ST menjelaskan bahwa panjang
´ BO
ini sama dengan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
. Langkah yang digunakan oleh subjek dalam menentukan jarak
antara
´ AH
dan
´ EB
tersebut sudah benar. Pada tahap ini kriteria berpikir kritis yang muncul
yaitu pemecahan masalah, penyajian masalah dan penarikan kesimpulan. Tetapi pada tahap ini subjek
ST belum menentukan BO karena subjek lupa rumus cara menentukan BO.
Jadi pada tahap ini dapat dilihat bahwa subjek ST menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai dengan
rencana yang telah dibuatnya. Pada saat wawancara dengan subjek, subjek ST tidak mampu menemukan
alternatif cara yang lain selain yang dia gunakan ini, sehingga pada tahap ini tidak muncul kriteria berpikir
kritis pemikiran alternatif. d. Memeriksa Kembali
Subjek ST dua kali melakukan pengecekan pada langkah-langkah nya dalam menyelesaikan masalah,
dan tidak ada langkah yang diubah oleh subjek ST setelah dilakukan pengecekan kembali.
2. Pembahasan Profil Berpikir Kritis Subjek dengan Kecerdasan Spasial Sedang SS dalam
Menyelesaikan Masalah Dimensi Tiga. a. Memahami Masalah
Subjek SS dalam memahami masalah membuat sketsa gambar kubus ABCD.EFGH terlebih dahulu,
tetapi subjek SS tidak memberikan keterangan yang lengkap pada gambar berdasarkan soal yang
diberikan. Subjek SS menjelaskan kembali informasi pada soal dengan benar. Pada tahap ini muncul
kriteria berpikir kritis kategorisasi dan klarifikasi makna.
Subjek SS tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Tetapi pada tahap ini subjek
mengungkapkan argumennya bahwa subjek SS tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan karena menurut subjek SS, apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan sudah jelas
tercantum pada soal. Pada tahap ini muncul kriteria berpikir kritis analisis argumen dan penilaian
argumen.
b. Membuat Rencana Subjek SS membuat rencana penyelesaian dengan
cara membuat bidang EBGX dan bidang AHCY terlebih dulu. Subjek menjelaskan bahwa bidang
EBGX dan bidang AHCY saling sejajar sehingga dapat dihitung jaraknya. Menurut subjek, bidang EBGX dan
bidang AHCY inilah yang akan digunakan untuk menentukan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
, karena
´ AH
dan
´ EB
bersilangan. Pada tahap ini muncul kriteria berpikir kritis identifikasi
argumen, analisis argumen, penilaian argumen dan klarifikasi makna.
Kriteria berpikir kritis artikulasi argumen muncul pada saat subjek memberikan argumen bahwa jarak
antara
´ AH
dan
´ EB
sama dengan jarak antara bidang EBGX dan bidang AHCY karena
´ AH
terletak pada bidang EBGX dan
´ EB
terletak pada bidang AHCY Jadi, pada tahap ini subjek membuat rencana
penyelesaian. Subjek menentukan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
dengan terlebih dahulu menganalisis bahwa
´ AH
dan
´ EB
236
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume 2 No.6 Tahun 2017
ISSN :2301-9085
merupakan dua garis yang bersilangan. Dengan analisis yang demikian itu, subjek selanjutnya
menggambar dua bidang karena dalam menentukan dua garis yang bersilangan caranya harus dibuat dua
bidang yang saling sejajar yang memuat dua garis bersilangan tersebut. Dengan begitu, jarak antara dua
garis bersilangan tadi sama dengan jarak antara dua bidang yang sejajar.
c. Melaksanakan Rencana Subjek SS menyelesaikan masalah berdasarkan
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Subjek menentukan jarak antara bidang EBGX dan bidang
AHCY dengan cara menarik garis antara bidang EBGX dan bidang AHCY. Subjek SS memberikan
argumen bahwa bidang EBGX dan bidang AHCY yang digambarnya saling sejajar, dan jarak antara
kedua bidang tersebut sama dengan jarak antara
´ AH
dan
´ EB
. Kriteria berpikir kritis yang muncul pada tahap ini yaitu pemecahan masalah,
penyajian masalah, justifikasi prosedur, dan artikulasi argumen. Tetapi subjek melakukan kesalahan daam
menentukan jarak antara dua bidang tadi. Subjek SS mengalami kesulitan dalam membayangkan jarak
antara dua bidang yang sejajar.
Jadi pada tahap ini dapat dilihat bahwa subjek SS menyelesaikan masalah yang diberikan sesuai dengan
rencana yang telah dibuatnya, tetapi melakukan kesalahan pada saat perhitungan jarak antara
´ AH
dan
´ EB.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan
masalah, subjek SS melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan kurang baik.
d. Memeriksa Kembali Subjek SS tidak melakukan pemeriksaan kembali
terhadap langkah-langkah yang dia tuliskan dalam menyelesaikan masalah, tetapi berdasarkan hasil
wawancara, subjek SS hanya melihat kembali jawaban yang dia tuliskan dan hanya sebentar.
3. Pembahasan Profil Berpikir Kritis Subjek dengan Kecerdasan Spasial Rendah SR dalam