Gambar 20. Pemeriksaan ignition timming
2.6 MESIN DIESEL A. Definisi Mesin Diesel
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses fisi bahan
bakar nuklir atau proses – proses yang lain. Ditinjau dari cara memperoleh
24
energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.
Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja
mesin melalui beberapa dinding pemisah. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar, proses pembakaran
terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor diesel disebut juga
motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu
sendiri. Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak –
balik translasi. Di dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas yang dihasilkan
oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi
pada torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak naik dan turun torak.
Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi
karena udara dikompresi pada ruangan dengan perbandingan kompresi jauh lebih besar dari pada motor bensin 7–12, yaitu antara 14–22. Akibatnya
udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan penyalaan bahan bakar.
Hal ini berbeda dengan mesin bensin yang menggunakan percikan pengapian busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan
siklus termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892.
B. Prinsip Kerja Mesin Diesel
25
Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan dua kali putaran engkol menghasilkan satu kali kerja. Secara
skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat ditunjukan Gambar 21 :
Gambar 21.Siklus Motor Diesel 4 langkah 1.
Langkah hisap Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang
tertutup. Udara mengalir ke dalam silinder. 2.
Langkah kompresi Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari
titik TBM ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5 setelah ᵒ
mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan. 3.
Langkah ekspansi Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang
bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua
katup tertutup pada langkah ini. 4.
Langkah buang Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka,
katub masuk tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa
26
pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi.
C. Bagian-bagian mesin diesel
Gambar 22. Bagian-bagian Mesin Diesel
Keterangan gambar bagian - bagian mesin diesel.
1. Rocker arm, adalah salah satu bagian penting dari komponen mesin diesel yang posisinya berada di atas cilinder head, fungsi dari rocker
arm ini adalah mengatur gerakan valve, kapan waktunya menutup dan kapan waktunya terbuka. Semuanya diatur oleh rocker arm ini.
2. Valve spring, ini juga salah salah satu komponen penting dari sebuah mesin diesel, ia bertugas sebagai penghubung antara rocker arm
dengan valve.
27
3. Cilinder head, ini merupakan bagian kepala dari sebuah cilinder, makanya itulah ia disebuat sebagai cilinder head. pada cilinder head
inilah tempat valve berada, baik itu valve hisap maupun juga valve buang.
4. Valve, mesin diesel tidak akan menyala jika tidak ada valve, fungsi dari valve ini adalah mengatur udara masuk dan keluar serta sebagai
penutup lubang saat terjadi kompresi. 5. Cylinder, didalam ruang cylinder inilah sebuah udara yang
dimampatkan hingga tercapai sebuah suhu udara sampai 500 derajat celsius. dan di dalam cylinder itu pula sebuah ledakan terjadi. dan
ledakan tersebut berasal dari udara yang dimampatkan dan diberi bahan bakar yang berbentuk kabut, kedua bahan tersebut akan terbakar
di dalam ruang cylinder tersebut. 6. Engine block, terbuat dari logam campuran yang tahan panas, ia
sebagai dinding dari sebuah cylinder. 7. Piston, gerakannya naik turun dari TMA ke TMB atau sebaliknya.
gerakan naik turun dari piston tersebut dihubungkan dengan connecting rod yang segera dirubah menjadi gerakan berputar oleh
crankshaft. 8. Crankshaft ini fungsinya sebagai penghubung antara connecting rod
yang satu dengan lainnya. selain itu cranksaft juga yang mengubah gerakan naik turun piston diubah menjadi gerakan berputar dan
gerakan putar ini dihubungkan ke gearbox. 9. Charkshaft timing gear, camshaft timing gear, camshaft, cam, cam
follower serta pushroad, semuannya adalah satu kesatuan dari
28
komponen mesin diesel yang berfungsi untuk mengontrol gerakan rocker arm dalam bertugas mengatur gerakan valve.
29
BAB III HASIL DAN ANALISA
3.1 PRAKTEK 1 PENYETELAN PLATINA PADA MOTOR BENSIN
KONVENSIONAL
Langkah-langkah :
A. Lepas distributor, dengan cara :
1 Lepas distributor captutup distributor. 2 Lepas kabel negatif coil yang ke distributor
3 Lepaskan baut pengikat distributor 4 Angkat distributor secara perlahan.
5 Usaplah oli yang ada pada poros distributor dengan kain.
B. Penyetelan platina, dengan cara :
1 Top kan mesin silinder 1. Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca
di Cara Mengetahui Top mesin TDC=Top Dead Center. 2 Posisikan platina pada nok puncak Nok Delko.
Biasanya saat top posisi ebonitkaki platina belum mencapai puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai
posisi puncak nok delko. 3 Kendorkan Baut pengikat platina.
Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau sperempat putaran saja.
4 Stel platina sesuai spesifikasi mobil. Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko
sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina berupa nokcoakan, stel dengan celah 0.45mm.
5 Finishing.
30