PRAKTEK 1 PENYETELAN PLATINA PADA MOTOR BENSIN

BAB III HASIL DAN ANALISA

3.1 PRAKTEK 1 PENYETELAN PLATINA PADA MOTOR BENSIN

KONVENSIONAL  Langkah-langkah :

A. Lepas distributor, dengan cara :

1 Lepas distributor captutup distributor. 2 Lepas kabel negatif coil yang ke distributor 3 Lepaskan baut pengikat distributor 4 Angkat distributor secara perlahan. 5 Usaplah oli yang ada pada poros distributor dengan kain.

B. Penyetelan platina, dengan cara :

1 Top kan mesin silinder 1. Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca di Cara Mengetahui Top mesin TDC=Top Dead Center. 2 Posisikan platina pada nok puncak Nok Delko. Biasanya saat top posisi ebonitkaki platina belum mencapai puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai posisi puncak nok delko. 3 Kendorkan Baut pengikat platina. Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup setengah putaran atau sperempat putaran saja. 4 Stel platina sesuai spesifikasi mobil. Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina berupa nokcoakan, stel dengan celah 0.45mm. 5 Finishing. 30 Kencangkan baut platina dan pasang kembali cop delco

C. Pemasangan Distributor

1 Jangan lupa menyetel celah platina sebelum memasang distributor. 2 Setelah platina telah distel, putarlah pully poros engkol menunjukan saat pengapian silinder 1 atau 4, untuk saat pengapian silinder 1 cek pada push rod, jika semua push rod silinder 1 semuanya dapat berputar maka itu menunjukan kalau saat pengapian silinder 1, kalau tidak dapat berputar maka itu saat pengapian silinder 4, misal kita pilih saat pengapian silinder 15 derajat engkol, lihat coakan pada pully tepat di angka 5 3 Tepatkan coakan pada pompa oli kearah vertikal 4 Sebelum memasang arahkan rotor ke silinder 2 atau angka 1 pada tutup distributor, lalu putar berlawanan arah jarum jam satu gigi, agar pemasangan dapat sempurna menunjukan ke silinder 2. 5 Pasang distributor perlahan sampai pemasangannya benar benar sempurna dan rotor menunjukan ke silinder 2ke angka 1 pada tutup distributor.Bila pemasangan belum tepat ulang sampai tepat. 6 Setelah terpasang sempurna, putarlah oktan selektor ke netral segaris dengan tanda pada distributor , lalu pasang baut distributor tapi tidak sampai kencang. 31 7 Pasang kembali kabel negatif coil kedistributor, Ingat, pasang selalu isolator yang berwarna putih. 8 On kan kunci kontak 9 Ambil kabel tegangan tinggi dari ignition coil lalu DEKATKAN tidak ditempelkan dengan massa. 10 Geser geser bodi distributor sampai pada kabel tegangan tinggi tadi keluar percikan bunga api. 11 kencangkan baut pengikat distributor tetapi jangan sampai bodi distributor bergeser sedikitpun. 12 OFF kan kunci kontak 13 Pasang kembali distributor cap dan jangan lupa rotor telah terpasang.

D. Pengecekan celah platina menggunakan Dwell Tester Langkah-langkah :

1 Sebelumnya pastikan celah platina sudah tepat menurut anda, jika belum silahkan setel terlebih dahulu. Kira-kira celahnya 0,40 mm. 2 Hidupkan mesin, kemudian pasang dwell tester. Biasanya ada 3 macam warna kabel : Kabel merah : dihubungkan ke terminal positif baterai Kabel hitam : massa 32 Kabel kuninghijau : dihubungkan ke minus koil 3 Setelah itu putar selector pemilih jumlah silinder, sesuaikan dengan jumlah silinder mesin mobil yang anda periksa. 4 Baca besar sudut dwell pada dwell tester. Dan cocokkan dengan spesifikasi yang ada. Pada kendaraan 4 silinder khusunya toyota seri k spesifikasinya adalah 46 - 58 derajat. Untuk motor 6 silinder adalah 36 - 38 derajat. 5 Jika sudah sesuai, lepaskan kembali kabel yang dihubungkan tadi. Dan lakukan pemeriksaan yang selanjutnya. 6 Jika belum sesuai dengan spesifikasi, lepaskan kabel dwell tester dari baterai, massa, dan minus koil, kemudian matikan mesin dan stel sudut dwell dengan cara merubah celah platina. Untuk memperbesar sudut dwell caranya adalah dengan memperkecil celah platina, dan untuk memperkecil sudut dwell caranya adalah memperbesar celah platina. HASIL SUDUT DWELL : 50˚, Berarti sudah memenuhi spesifikasi. E. Penyetelan Timing Pengapian 1 Pastikan octane selector pada distributor tepat pada posisi tengah 2 Kendorkan baut distributor dengan kunci T 12 3 Hidupkan mesin dan pastikan putaran idle sudah tepat. 4 Arahkan cahaya timing light kea rah coakan pada pulley 5 Putar distributor hingga tanda timing di pulley tepat pada tanda timing di mesin. 6 Apabila tanda timing sudah tepat, kencangkan baut distributor. Hal yang harus diperhatikan dengan saat pengencangan baut distributor tidak boleh menyentuh bodi. 33 Hasil Timing Pengapian : 5˚ sebelum TMA 3.2 PRAKTEK 2 CARA MENDETEKSI KERUSAKAN EFI SECARA MANUALJEMPER Langkah-langkah : 1 Diagnostic Normal Mode DNM Pada Diagnostic Normal Mode, yang dibutuhkan hanyalah menjumper diagnostic box dengan melihat sticker yang ditempel terbalik di DLC. Pasanglah kabel tersebut pada kode TE1 dan E1 Kondisi mesin saat mendeteksi bisa dalam kodisi kunci kontak ON, bisa pada kondisi mesin mobil hidup. Diagnostic akan mendeteksi kerusakan melalui kedipan lampu pada indikator check engine pada spedometer. Diagnostic Normal Mode ini akan memonitor 15 items dimobil. 2 Diagnosis Test Code : Biasanya dalam Diagnosis Normal Mode banyak item penyebab mobil mogok total tidak terdeteksi, sehingga kita beralih untuk mengecek mobil dengan cara Diagnosis Test Code, karena dalam keadaan kondisi 34 mesin Mati. Diagnosis Test Code ini mencangkup 3 kode penting yang akan dicek secara langsung :  Kode 22 : Temperatur Engine Coolant tetap pada suhu 80 derajat celcius apakah mobil overheating atau tidak?  Kode 31 : Waktu pengapian tetap pada 5 derajat sebelum TMA dan tekanan absolut manifold tetap pada 46,7 Kpa. Apakah pengapian mobil normal?  Kode 41 : Throttle position tetap pada 0 derajat apakah sensor-sensor yang ada dithrottle Body dalam keadaan normal yang biasanya berguna untuk mengatur udara masuk Jika salah satu dari kode ini terdeteksi ketika kita melakukan Diagnosis On Board maka secara otomatis ECU akan mengubah mobil ke mode Fail Safe. Dan sama seperti komputer yang dapat dijalankan melalui Safe Mode. Mobil tetap dapat dijalankan melaui Safe Mode untuk melihat lebih dalam lagi kerusakan apa yang terjadi dalam mobil. Pastikan sebelum Diagnostic Test Code dimualai, Throttle Valve tertutup, seluruh switch aksesories mobil dalam kondisi OFF, dan transmisi pada posisi ParkNetral. Kode yang harus dijumper untuk Diagnostic Test Code ini adalah TE1, TE2, dan E1 kemudian kunci kontak diputar ke posisi ON Mesin mobil jangan dinyalakan dulu. Setelah menjumpai Troubel Code pada saat Diagnosis, kemudian nyalakan mesin dan coba test jalan sebentar. Pada saati ini, ECU telah mengoperasikan Fail Safe Mode, jika kecepatan mobil sekitar 5 KmJam 3 mph atau kurang. kode troubel diagnosisi 42 Sinyal Kecepatan Kendaraan akan dimunculkan dan ini normal.  CARA MENDELETE DTC : 35 Untuk kembali ke Normal Mode setelah pengetesan, silahkan matikan mesin dan cabut kabel jumper. Setelah memperbaiki bagian yang bermasalah dari trouble code tersebut, ECU akan tetap menyimpan DTC tersebut pada memorinya, dan untuk menghapus DTC pada memori dengan cara mencabut sekering EFI pada Fuse Box atau mencabut kabel negative baterai selama kurang lebih 10 detik. ECU akan kembali ke Normal Mode.

3.3 PRAKTEK 3 MENDETEKSI KERUSAKAN EFI DENGAN SCANNER