Paparan radiasi ke lokasi kantor yang berdekatan harus dipantau.
6-7
2.3 Jenis-jenis Foto Roentgen Gigi
Secara garis besar foto roentgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan dan penempatan film, dibagi menjadi dua: foto Roentgen Intra oral dan foto Roentgen
Ekstra oral.
2.3.1 Teknik Roentgen Intra oral
Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan
gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu: pemeriksaan proyeksi
periapikal, interproksimal, dan oklusal.
6,12
a Radiografi Periapikal
Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk
memperoleh foto periapikal, yaitu teknik paralel dan bisektris.
6,12
Gambar 5. Penggunaan teknik pemotretan bisektris pada gigi anterior mandibula
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Penggunaan teknik pemotretan paralel pada daerah gigi bikuspid maksila
b Radiografi Bite Wing
Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat
permukaan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut.
6,12
Gambar 7. Teknik Bite Wing pada gigi posterior
Universitas Sumatera Utara
c Radiografi Oklusal
Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal.
Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut.
6,12
a b
Gambar 8. a Teknik radiografi oklusal pada gigi anterior maksila rahang atas;
b Hasil radiografi oklusal
2.3.2 Teknik Roentgen Ekstra Oral
Foto roentgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto roentgen ekstra
oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto roentgen panoramik, sedangkan contoh foto roentgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto
Posteroanterior, proyeksi Standard Occipitomental, foto sefalometri, proyeksi Waters, proyeksi Bregma Menton, proyeksi Reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.
a Foto Panoramik
Foto panoramik merupakan foto roentgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur fasial termasuk mandibula dan maksila
beserta struktur pendukungnya. Foto roentgen ini digunakan untuk mengevaluasi gigi
Universitas Sumatera Utara
impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.
6,12
a b
Gambar 9. a Posisi proyeksi foto panoramik; b Hasil gambaran panoramik yang normal
b Foto Posteroanterior
Foto roentgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto roentgen ini juga dapat
memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita.
6,12
a b
Gambar 11. a Posisi proyeksi foto Posteroanterior; b
Hasil foto Posteroanterior
Universitas Sumatera Utara
c Proyeksi Standard Occipitomental
0° OM Proyeksi ini menunjukkan kerangka wajah dan kavitas anatomis tulang maksila,
serta menghindari superimposisi tulang padat basis kranii. Ini sangat berguna untuk mendeteksi fraktur tulang Le Fort I, II, III, kompleks zygomatikus, kompleks
nasoethmoidal, tulang orbital dan fraktur tulang koronoideus.
6,12
a b
Gambar 12. a Posisi proyeksi radiografi Standard Occipitomental 0° OM
; b Hasil foto Standard Occipitomental
0° OM d
Proyeksi Modified Occipitomental 30° OM
Proyeksi ini menunjukkan kerangka wajah, dari sudut yang berbeda dan ini memungkinkan pemindahan tulang tertentu dapat dideteksi. Ini sangat berguna untuk
mendeteksi fraktur tulang Le Fort I, II, III dan fraktur prosessus koronoideus.
6,12
a b
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. a Posisi proyeksi radiografi Standard Occipitomental 30° OM
; b Hasil foto Standard Occipitomental
30° OM
e Foto Sefalometri
Foto roentgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan
untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras.
6,12
a b
Gambar 14. a Posisi proyeksi sefalometri; b
Hasil foto sefalometri f
Proyeksi Water’s Foto roentgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis,
sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatikus frontalis, dan rongga nasal.
6,12
a b
Gambar 15. a Posisi proyeksi Water’s;
b Hasil foto proyeksi Water’s
Universitas Sumatera Utara
g Proyeksi Bregma Menton
Proyeksi ini digunakan terutama untuk menunjukkan dinding dari sinus maksilaris terutama di daerah posterior, orbit, lengkungan zygomatikus dan septum
hidungnasal. Selain itu, proyeksi ini juga digunakan untuk menunjukkan deviasi medial atau lateral dari setiap bagian dari mandibula.
6,12
a b
Gambar 16. a Posisi proyeksi Bregma Menton; b Hasil foto Bregma Menton
h Proyeksi Reverse-Towne
Foto roentgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero-lateral
pada maksila.
6,12
a b
Gambar 17. a Posisi proyeksi Reverse-Towne; b Hasil foto proyeksi Reverse-Towne
Universitas Sumatera Utara
i Foto Lateral
Foto roentgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.
6,12
a b
Gambar 10. a Posisi proyeksi foto Lateral; b Hasil foto Lateral
j Proyeksi Submentovertex
Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibular, dinding lateral sinus maksila, dan arcus
zigomatikus.
6,12
a b
Gambar 18. a Posisi proyeksi Submentovertex; b Hasil foto proyeksi Submentovertex
Universitas Sumatera Utara
2.4 Penyebab Terjadinya Kesalahan Radiografi