C. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang paling sulit bagi setiap manusia. Banyak ahli berpendapat bahwa tujuan koseling yang paling utama
adalah pengambilan keputusan.Dalam hal memilih persalinan juga harus sesuai dengan pengambilan keputusan yang baik dan benar.Bukan karena hal tanpa
indikasi memilih suatu persalinan.Jadi setiap tenaga kesehatan, baik dokter, bidan dan perawat dalam memberikan konseling harus sesuai dengan indikasi yang
jelas. Dalam akhir pertemuan konseling diharapkan klien dapat membuat dan mengambil keputusan Priyanto,2009.
Setiap individu secara manusiawi dapat dibedakan menjadi beberapa aspek yang masing – masing memiliki perbedaan dalam pengambilan keputusan,
sehingga terdapat perbedaan yang tampak di antara karakter – karakter yang tercantum dalm buku Agus Priyanto yaitu :
1. Mempertimbangkan kemauan atau hasrat – hasrat yang ada.
Hasrat – hasrat pada psikis adalah kecenderungan di dalam alam sadar yang menimbulkan motif – motif, yakni daya – daya penggerak untuk berbuat sesuatu
demi mencapai tujuan. 2.
Pengambilan keputusan. Setelah mempertimbangkn beberapa waktu untuk menentukan motif pilihan
dan hasrat yang akan menjadi aktif, terpilih akan menjadi dasar bagi pengambil tindakan.Beberapa sifat individu dalam pengambilan keputusan yaitu sebagai
berikut : a.
Sifat pengambilan keputusan yang tergesa – gesa. Individu yang mempunyai karakter ini, dalam mengambil keputusan kurang
didukung oleh hasrat dan motif yang kuat. Hal ini disebabkan karena individu
Universitas Sumatera Utara
tersebut kurang memahami pentingnya keputusan dan akibat yang akan didapatkan dari keputusan yang akan diambinya atau individu tersbut orang yang
impulsive sehingga kurang berpikir panjang sebelum mengambil keputusandan ingin secepatnya bertindak, bahkan mungkin selalu dilanda rasa khawatir yang
berlebihan. b.
Sifat individu yang tidak dapat mengambil keputusan. Individu yang mempunyai karakter seperti ini tidak akan kunjung
berkeputusan dan tidak mempunyai kepastian atau merasa ragu – ragu dalam pengambilan keputusan. Individu ini sangat sulit dalam menentukan pilihan dia
ingin kedua – duanya dan tetap berusaha untuk menyatukan alternatife – alternatife yang tidak dapat dipersatukan.
c. Sifat yang hanya mengikuti kehendak sendiri.
Orang ini cenderung tidak mau mengikuti pendapat atau keinginan orang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dia mampu berbuat untuk dirinya sendri.
Demikian pula dalam mengambil keputusan, dia hanya ingin menolak berdasarkan pertimbangan motif dan hasratnya sendiri, dia hanya ingin menolak
pengaruh dari orang lain. d.
Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri. Individu ini cenderung menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang
lain, dia lebih memilih mengikuti pendapat dan keputusan dari orang lain. Hal ini dilakukan karena takut menanggung risiko dan tanggung jawab, sehingga ini
menandakan manifestasi dari kepribadian yang lemah.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti Hidayat, 2011.
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Faktor-Faktor Pemilihan Persalinan dengan Timdakan
Seksio Sesarea
1. Riwayat Persalinan dengan Seksio
Sesarea 2.
Faktor Ibu 3.
Gawat Janin 4.
Kelainan Plasenta 5.
Permintaan Ibu Persalinan dengan
Tindakan Seksio Sesarea
Universitas Sumatera Utara