Pokok Kajian Metafisika Post Metafisika

setelah karangan-karangan fisikanya. Meta bahasa Italia berarti setelah atau dibelakang. Jadi dalam susunan filosof Roma itu, karangan filsafat pertama prote philosophia terletak setelah meta fisika. Disebutlah karangan filsafat itu metafisika. Metafisika bagi Aristoteles ialah dasar mendalam dari yang ada, bagi Plato ialah teori tentang ide, bagi Hegel pengetahuan tentang yang mutlak, bagi Heidegger, filosof eksistensialisme, metafisika ialah filsafat tentang hakikat kehidupan. Metafisika membicarakan tentang segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada. Dipersoalkannya hakikat segala yang ada itu, sebab dan tujuan gejala. Kalau fisika membicarakan segala sesuatu yang dapat disentuh oleh pancaindera, adalah metafisika memperkatakan sesuatu yang tak terjangkau olehnya. Tidak terjangkau ialah hakikat atau esensi dari yang ada, apakah yang ada itu berbentuk benda atau peristiwa. 1 Pada umumnya yang di maksud Metafisika ialah cabang filsafat yang mencoba menjelajahi dunia rohani atau alam gaib yang—menurut Islam—harus diyakini kebenarannya oleh setiap Muslim, seperti, Tuhan, akhirat, roh, alam barzah, malaikat, surga, neraka dan sebagainya. Namun tentu saja, kepercayaan pada yang gaib tersebut tidak bisa diajarkan secara dogmatis belaka, melainkan harus disampaikan melalui argumen-argumen rasional yang rupanya telah menjadi tuntutan zaman, melalui analisis logis dan sistematis.

B. Pokok Kajian Metafisika

Pada bidang metafisika dibagi menjadi empat pokok kajian, antara lain : 1. Filsafat Hakikat Ontologi Ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir daripada kenyataan. Karena itu ia disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Ilmu alam atau fisika memikirkan yang nyata, tanpa mempersoalkan hakikatnya. Ilmu hakikat justru mempersoalkan hakikat itu, dengan memisahkan secara tajan subjek dan obyek. Dalam agama, ontologi memikirkan tentang Tuhan. 2. Filsafat Ketuhanan Apakah Tuhan itu ada atau tidak ada? Kaum agama mengatakan: Ada Kaum serba-zat mengingkarinya. Ada atau tidak ada-Nya itu juga difilsafatkan. Siapakah Tuhan itu, dari mana asalnya, bagaimana akhirnya, berapa jumlahnya, bagaimana sifat-Nya, bagaiman hubungan-Nya dengan alam, dengan manusia, betapa kekuasaan-Nya, apa kemauan-Nya, apa maksud tujuan-Nya dengan ciptaan-Nya, apa hukum-Nya, dan sebagainya. Apakah Tuhan itu beranak atau tidak? Apakah ia inkarnasi penjelmaan roh dalam wujud makhluk lain dibumi? Bagaimana Dia mengatur alam? Filsafat ketuhanan langsung mengenai inti agama, karena soal agama adalah soal hubungan manusia dengan Tuhan. 3 Demikian luas bidang metafisika itu. Sepanjang sesuatu itu ada, dan ilmu tidak atau belum mungkin membicarakannya, maka ia dapat didefinisikan. Yang ada itu bukan saja berbentuk benda, tapi juga berbentuk hal atau kejadian. Maka pertanyaan tentang yang ada itu dijawab dengan menyebut jumlah dan sifatnya. 3. Filsafat Manusia Siapa manusia itu, dari mana asalnya? Ke mana akhirnya? Manusia itu makhluk hidup. Apa itu hidup? Tanaman dan hewan juga hidup, apakah sama kehidupan makhluk-makhluk hidup ini dengan kehidupan manusia? Kehidupan tanaman dan hewan adalah kehidupan biologi dan naluri saja, sedangkan kehidupan manusia adalah kehidupan budaya. Apa itu kebudayaan? Ia meliputi sosial, politik, ilmu dan teknik, seni dan agama. Apa itu sosial, dijawab oleh filsafat sosial, ekonomi dijawab oleh filsafat ekonomi, politik dijawab oleh filsafat politik, ilmu dijawab oleh filsafat ilmu dan seterusnya. Bagaimana semestinya sosial, ekonomi, politik, kesenian itu? Filsafat yang menggariskan. 4. Filsafat Alam Kosmologi Filsafat alam mempersoalkan tentang jagad raya universum, alam dan termasuk di dalamnya bagian-bagian alam itu. Alam itu adalah materi. Maka inti masalah filsafat ini ialah materi. Dari mana asal bumi kita? J.H. Jeans menjawabnya dengan teori pasang- nya. Sekian milyar tahun yang lalu sebuah bintang beredar mendekati matahari. Daya tarik bintang ini membentuk lidah gas pada matahari, seperti pula pasang naik terjadi di permukaan bumi, karena daya tarik bulan. Lidah gas itu karena menjauh dari inti panas matahari menjadi berkurang panasnya, menjadi berkeping- keping, lepas dari induknya matahari, mendingin, terbentuklah planet-planet matahari, diantaranya bumi kita ini. Demikian teori Jeans ini biasanya disebut orang teori ilmu, tapi sesungguhnya tidak lain teori filsafat alam.

C. Sejarah Filsafat Yunani