Mobile Ad-hoc Network MANET

BAB II Landasan Teori

2.1 Mobile Ad-hoc Network MANET

MANET adalah sebuah jaringan wireless yang memiliki sifat dinamis dan juga spontan. Setiap mobile host dalam MANET bebas untuk bergerak ke segala arah. Di dalam jaringan MANET terdapat dua node mobile host atau lebih yang dapat berkomunikasi dengan node lainnya namun masih berada dalam jangkauan node tersebut. Selain itu, node juga dapat berfungsi sebagai penghubung antara node yang satu dengan node yang lainnya. [1] Jaringan MANET melakukan komunikasi secara peer to peer menggunakan routing dengan cara multihop. Informasi yang akan dikirimkan disimpan terlebih dahulu dan diteruskan ke node tujuan melalui perantara. 2 karakteristik dari jaringan ini adalah: 1. Topologi yang dinamis Artinya setiap node dapat bergerak bebas dan tidak dapat diprediksi, 2. Scalability MANET bersifat tidak tetap atau jumlah node berbeda di tiap daerah dan juga memiliki tingkat keamanan fisik yang terbatas jika dibandingkan dengan jaringan kabel. Jaringan Mobile ad hoc adalah kumpulan dua atau lebih perangkat yang didalamnya terdapat kemampuan untuk berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan. Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain selama masih berada dalam jangkauan perangkat tersebut. Node yang bersifat sebagai penghubung relay node digunakan untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Sebuah jaringan MANET akan mengorganisir dirinya sendiri dan beradaptasi dengan sekitarnya. Ini berarti jaringan tersebut dapat terbentuk tanpa sistem administrasi self-configured. Perangkat pada jaringan ini harus mampu mendeteksi keberadaan perangkat lain untuk melakukan komunikasi dan berbagi informasi. Protokol Routing pada jaringan ad hoc setidaknya harus memiliki kemampuan yang sifatnya dasar pada jaringan tersebut yaitu protokol tersebut harus mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topologi jaringan. Hal ini diimplementasikan dengan teknik perencanaan untuk menelusuri perubahan topologi jaringan dan menemukan rute yang baru ketika rute yang lama telah expired atau hilang. Berdasarkan konsep routing dan beberapa pertimbangan untuk kondisi jaringan ad hoc maka protokol routing pada jaringan ad hoc dibagi menjadi tiga kategori yaitu :[3] 1. Table Driven Routing Protocol Proactive Routing Protocol 2. On Demand Routing Protocol Reactive Routing Protocol 3. Hybrid Routing Protocol Gambar 2.1 Kategori Ad Hoc Routing Protocol Pada table driven routing protocol proactive Routing protocol, masing-masing node akan memiliki routing table yang lengkap dalam artian sebuah node akan mengetahui semua rute ke node lain yang berada dalam jaringan tersebut. Setiap node akan meng-update routing table yang dimilikinya secara periodik sehingga perubahan topologi jaringan dapat diketahui setiap interval waktu tersebut. Pada on demand routing protocol reactive routing protocol, proses pencarian rute hanya akan dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node sumber dengan node tujuan. Jadi Routing table yang dimiliki oleh sebuah node berisi informasi rute ke node tujuan saja. Dalam proactive routing protocol, node terus menerus mencari informasi routing dalam jaringan, sehingga ketika dibutuhkan route tersebut sudah tersedia. Sementara di reactive routing protocol jalur routing di cari ketika dibutuhkan. Dalam proactive routing protocol diperlukan setiap mobile node untuk mempertahankan route untuk setiap target yang mungkin dalam MANET, yang kemungkinan besar melampaui kebutuhan setiap node dan dengan demikian routing overhead yang digunakan untuk membentuk jaringan seperti unrequired route akan terbuang percuma. Karena bandwidth adalah sumber daya yang langka dalam MANET, maka keterbatasan yang disebabkan oleh proactive routing protocol ini menyebabkan protokol kategori ini kurang menarik jika dibandingkan dengan reactive routing protocol jika melihat keterbatasan bandwidth di lingkungan MANET.[4] Pada on demand routing protocol seperti DSR, AODV, TORA, ABR, dll, pada dasarnya protokol tersebut memanfaatkan metode broadcast untuk route discovery. Protokol tersebut berbeda dalam format paket routing, struktur data yang dipelihara oleh setiap node, berbagai optimasi yang diterapkan dalam route discovery dan juga pendekatan dalam maintaining route. Dalam metode berbasis broadcast, ketika sebuah node pengirim ingin mengirim paket data ke node tujuan, dan tidak memiliki route yang valid ke node tujuan maka node tersebut akan melakukan broadcast paket route request ke tetangganya. Kemudian akan diteruskan ke tetangga yang lain sampai menemukan node tujuan. Setiap node menerima broadcast paket route request hanya sekali dan membuang route request yang sama untuk meminimalkan routing overhead. Metode ini akan membanjiri route discovery di dalam jaringan dengan paket route request yang biasa disebut Flooding Method.

2.2 Optimized Link State Routing OLSR