21
dengan total aktiva perusahaan yang mengalami kenaikan dan lebih besar dibandingkan dengan jumlah hutang perusahaan.
2.1.3 Leverage
Leverage adalah gambaran dari pemakaian utang oleh suatu perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Pengelolaan leverage sangatlah penting
karena tingginya penggunaan leverage dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dikarenakan adanya perlindungan pajak. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal sendiri. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan
dengan hutangnya. Beberapa konsep teori struktur modal leverage yang dikemukakan para ahli, antara lain pendekatan tradisional, trade off theory, dan
pecking order theory. 1 Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Struktur modal bisa diubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal, tergantung dari seberapa besar penggunaan
hutang tersebut. Bila penggunaan hutang itu terlalu tinggi maka nilai perusahaan akan turun karena hutang menjadi semakin tinggi, biaya modal
meningkat sehingga risiko penggunaan hutang semakin tinggi dan membuat biaya modal saham juga meningkat.
22
2 Teori Trade-Off Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan hutang sebayak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan
probabilitas kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi hutang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan, kemungkinan tidak
membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutang.
Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Penelitian diluar negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai 20 dari nilai
perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal: 1 Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya
administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan dan biaya lainnya yang sejenis.
2 Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan
dengan perusahaan secara normal. Misal, supplier barangkali tidak akan mau memasok barang karena mengkhawatirkan kemungkinan tidak
terbayar. 3 Pecking Order Theory
Teori trade-off mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan
23
dalam penentuan struktur modal. Dalam kenyataan empiris, nampaknya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Seorang akademisi,
Donaldson 1961 melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Pengamatannya menunjukkan
bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi ternyata cenderung menggunakan hutang yang lebih rendah. Secara spesifik,
perusahaan mempunyai urutan preferensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam Pecking Order Theory adalah sebagai berikut ini.
a Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan
peruahaan. b Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada
perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran
dividen diusahakan konstan atau kalau berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan.
c Karena kebijakan dividen yang konstan sticky, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran
investasi pada saat-saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar
hutang atau membeli surat berharga. Jika kas tersebut lebih kecil,
24
perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga.
d Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu.
Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran hybrid seperti obligasi konvertibel dan
kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir. Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. Tingkat hutang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan
mempunyai target tingkat hutang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana
internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi Hanafi, 2011:313. Rasio ini diproksi dengan Debt to equity ratio DER. Debt to equity ratio
DER merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Satuan pengukuran DER
adalah dalam persentase Debt to equity ratio dirumuskan sebagai berikut Sartono, 2009:
.................................................................. 3
Leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang
terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan, maka apabila investor melihat
25
sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun risiko leveragenya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
2.1.4 Profitabilitas