Ruang Lingkup Modul Bina SMA-SMK KK A Prof

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional A Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Adapun menurut Owen dalam Stiawan 2006:1 menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri Kridalaksana: 1983. Ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu: 1 bahasa adalah sebuah sistem, 2 bahasa berwujud lambang, 3 bahasa itu berupa bunyi, 4 bahasa itu bersifat arbitrer, 5 bahasa itu bermakna, 6 bahasa itu bersifat konvensional, 7 bahasa itu bersifat unik, 8 bahasa itu bersifat universal, 9 bahasa itu bersifat produktif, 10 bahasa itu bervariasi, 11 bahasa itu bersifat dinamis, dan 12 bahasa itu manusiawi. a. Bahasa itu adalah Sebuah Sistem Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan dikenal dengan nama tataran linguistik. Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Secara hirarki, bagan subsistem bahasa tersebut sebagai berikut. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional A 7 b. Bahasa itu Berwujud Lambang Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda- tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda sign, lambang simbol, sinyal signal, gejala sympton, gerak isyarat gesture, kode, indeks, dan ikon. Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya. c. Bahasa itu Berupa Bunyi Kridalaksana 1983 mengatakan, bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa. d. Bahasa itu Bersifat Arbitrer Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa yang berwujud bunyi itu dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Ferdinant de Saussure 1966: 67 dalam dikotominya membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant penanda adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie petanda adalah konsep yang dikandung signifiant. Bolinger 1975:22 mengatakan “Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun termasuk bahasa sendiri yang belum