Modul Bina SMA-SMK KK H Prof-Ped

(1)

GURU PEMBELAJAR

MODUL

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah

Kejuruan

(SMA/SMK)

Kelompok Kompetensi H

Profesional : Apresiasi dan Kreasi Sastra Indonesia

Pedagogik : Penilaian Pembelajaran

Penulis: Dra. Farida Ariani, M.Pd. dkk.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(2)

Penulis:

1. Dra. Farida Ariani, M.Pd., HP. 08180694408

e-mail: faridafajar@gmail.com 2. Drs, Sinar Hadi, M.Pd., HP.

e-mail:

3. Rina Sugiartinengsih, M.Pd., HP. 085921174792

e-mail: sugih1974@gmail.com Penelaah:

1. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. HP. 087821486596

e-mail: yetimulya@yahoo.com

2. Drs. Krisanjaya, M.Hum. HP. 0818157653

e-mail: ksanjaya@yahoo.com

3. Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Pd.

HP. 0818803442

e-mail:samkalahari@yahoo.com

Copyright © 2016

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

i


(4)

(5)

iii


(6)

(7)

KOMPETENSI PROFESIONAL

Apresiasi dan Kreasi Sastra

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(8)

(9)

vii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ...

i

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

vii

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ...

2

C. Peta Kompetensi ...

2

D. Ruang Lingkup ...

2

E. Cara Penggunaan Modul ...

3

KEGIATAN PEMBELAJARAN I. MENULIS PROSA INDONESIA ...

4

A. Tujuan ...

4

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...

4

C. Uraian Materi ...

4

D. Aktivitas Pembelajaran ... 24

E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 24

F. Rangkuman ... 27

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 28

H. Pembahasan ... 29

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.

MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA ... 37

A. Tujuan ... 37


(10)

viii

C. Uraian Materi ... 37

D. Aktivitas Pembelajaran ... 55

E. Latihan/ Tugas/ Kasus ... 56

F. Rangkuman ... 58

G. Umpan Balik ... 60

H. Pembahasan Latihan/ Tugas/ Kasus... 61

PENUTUP ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(11)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi, prosa, dan drama merupakan bentuk karya manusia yang dipelajari dalam ilmu sastra, yang selanjutnya disebut sebagai karya sastra. Untuk mengantarkan dan menyampaikan ilmu tersebut digunakan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Karya sastra selain sebagai media pendidikan, kontrol sosial, juga berfungsi sebagai penyampaian pesan kepada masyarakat dalam menghadapi segala polemik persoalan yang ada sehingga kita mempunyai gambaran terhadap apa yang harus kita lakukan saat harus mengatasi persoalan yang sama dengan apa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Karya sastra merupakan hasil rekaan yang diciptakan oleh sastrawan melalui imajinasinya. Walaupun karya sastra yang diciptakan merupakan imajinasi atau khayalan pengarang yang tinggi, karya sastra tetap harus bersumber pada kehidupan. Menurut Aristoteles dalam Nurgiantoro (1998:7), sastra merupakan perpaduan antara mimetik dan kreasi, khayalan, serta realitas. Mimetik memberikan pemaknaan bahwa sastra merupakan peniruan atau pencerminan terhadap realitas kehidupan. Sebagai hasil dari proses kreativitas, karya sastra merupakan hasil perenungan dari objek realitas yang diangkat menjadi karya. Pada intinya, sebuah proses kreasi merupakan hasil imajinasi atau khayalan pengarang.

Apresiasi erat kaitannya dengan sikap dan nilai. Untuk melakukan apresiasi terhadap karya sastra diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai terhadap objek yang akan dibahas, agar apresiasi yang dilakukan lebih baik. Perlu diketahui bahwa karya sastra mengandung beberapa unsur yang membangun dari dalam karya sastra maupun yang membangun dari luar karya sastra itu sendiri—dalam proses penciptaannya lazim dikenal dengan sebutan unsur instrinsik dan ekstrinsik. Dengan kata lain kita dapat menyikapi bahwa sastra merupakan “Refleksi” atau kebiasaan yang dihasilkan pengarang dari fakta yang sebenarnya. Fakta-fakta tersebut


(12)

2 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H berupa nilai-nlai sosial, filsafat, relegius, dan nilai lainnya yang terdapat dalam kehidupan. Puisi, prosa, dan drama adalah hasil karya sastra yang di dalamnya mengungkapkan masalah-masalah yang terdapat dalam kehidupan, baik yang berkaitan dengan nilai sosial, filsafah, moral, dan religius.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar Anda dapat:

1. Menulis dan mengajarkan cara menulisprosa Indonesia

2. Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang akan dicapai dan ditingkatkan melalui modul ini mengacu

pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai

KOMPETENSI INTI (KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL (KG)

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaranyaitu:  Kegiatan Pembelajaran1 membahas materi Menulis Prosa

 Kegiatan Pembelajaran 2 membahas materi Mementaskan Naskah Drama Sederhana


(13)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 3

Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/ tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/tugas/kasus.

Sebagai acuan penilaian modul PKB Kelompok Kompetensi H ini disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Pada bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium

E. Cara Penggunaan Modul

Modul Diklat PKB Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H ini dapat digunakan sebagai berikut.

1. Gunakan modul ini dengan sistematis yaitu dimulai dari pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium.

2. Bacalah pendahuluan modul ini. Cermati setiap tujuan, peta kompetensi, dan ruang lingkupnya.

3. Ikuti langkah-langkah aktivitas pembelajaran dan model/teknik pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini.

4. Pada setiap kegiatan pembelajaran modul mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/ tugas /kasus

5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diperlukan. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan produk seperti berikut ini.

a. Portofolio hasil belajar.

b. Rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru. c. Evaluasi akhir setiap modul.


(14)

4 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

MENULIS PROSA INDONESIA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda memiliki keterampilan menulis prosa.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI

(KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL

(KG)

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

20.7.4 Menulis prosa Indonesia

C. Uraian Materi

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et

utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan

dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra.

Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut harus: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra.


(15)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 5

Modul ini berisi tentang menulis prosa Indonesia. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menulis prosa secara reseptif dan produktif agar memeroleh pengetahuan dan keterampilan tentang menulis prosa. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya apresiasi prosa, bagaimana menikmati prosa, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak atau karakter yang baik.

Menulis Prosa Indonesia 1. Apa Itu Prosa ?

Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak terikat oleh aturan-aturan apa pun.

2.

Jenis

Prosa

Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa

ataukejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan dalam karangan.

b. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek

secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang digambarkan dalam karangan.

c. Prosa Eksposisi yaitu karangan yang memaparkan sejumlah

pengetahuan atau informasi sejelas-jelasnya agar pembaca memahami isi pengetahuan atau informasi dengan benar.


(16)

6 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

d. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang

dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan. 3. Unsur-Unsur Prosa

Layaknya seperti karya sastra yang lain prosa juga memiliki unsur-unsur pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini akan dibahas mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam prosa.

Unsur intrinsik prosa terdiri atas :

1) Tema yaitu pokok masalah atau persoalan sebagai dasar karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel terdiri atas tema utama dan beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja.

2) Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu alur umum dengan tahapan sebagai berikut :

1) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses pemaparan dan pengenalan informasi penting kepada pembaca. Melalui eksposisi seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut serta informasi-informasi yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.

2) Komplikasi (Pemunculan Masalah)

Komplikasi adalah permasalahan yang muncul dan terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.

3) Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai puncaknya (meruncing) dalam pengembangan peristiwa/cerita.


(17)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 7

4) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu hal yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh dalam pengembangan peristiwa/cerita.

5) Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan atara tokoh dalam pengembangan cerita.

Berdasarkan tahapan alur dalam sebuah karangan/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur lurus, arus sorot balik, dan alur campuran.

6) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif) merupakan rangkaian cerita yang dikisahkan dari awal hingga akhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau.

7) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back) merupakan rangkaian cerita yang mengisahkan kembali tokoh di masa lampau.

Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.

Berdasarkan hubungan tahapan-tahapan dalam pengembangan peristiwa/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang.

Alur Rapat adalah alur yang terbentuk bila alur pembantu mendukung

alur pokoknya, sedangkan alur renggang adalah alur yang terbentuk bila alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.

Berdasarkan kuantitasnya alur juga dapat dibedakan menjadi Alur Tunggal dan alur ganda.

Alur tunggal yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita dan

memiliki satu jalan cerita saja. Alur ini umumnya terdapat di dalam cerpen. Alur Ganda yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita dan memiliki jalan cerita lebih dari satu. Alur ini umumnya terdapat pada novel.


(18)

8 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 3) Tokoh yaitu pelaku di dalam cerita yang berperan dalam setiap insiden

permasalahan. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Tokoh Protagonis (tokoh utama/tokoh sentral)

yaitu tokoh dalam cerita yang umumnya bersifat baik dan pembawa amanat cerita yang ditulis pengarang.

2) Tokoh Antagonis (tokoh kontra)

yaitu tokoh lawan/tokoh penentang tokoh utama/protagonis, umumnya memiliki sifat jahat.

3) Tokoh Tritagonis (tokoh komplementer/ tokoh pelerai)

yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai tokoh pelerai antara tokoh protagonis dan antagonis.

4) Penokohan yaitu perwatakan atau karakteristik tokoh cerita. Untuk melihat atau mengamati penggambaran watak atau karakteristik tokoh cerita dapat dilakukan dengan metode analitik, dramatik, dan kontekstual.

1) Metode analitik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita secara langsung (eksplisit) misalnya penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan sebagainya.

2) Metode dramatik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita melalui percakapan tokoh dan perbuatan/tindakan yang dilakukan tokoh, misalnya dialog tokoh, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, gambaran fisik, dan sebagainya.

3) Metode kontekstual adalah cara penggambaran watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Lebih jelasnya, karakter tokoh dapat dilihat dan dipahami dengan memberikan suatu lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamar tokoh, rumah tokoh, tempat kerja atau tempat tokoh berada.

Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, dan kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi fisik, psikis, dan sosial.


(19)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 9

e. Latar (Setting) yaitu gambaran lingkungan yang ditentukan oleh tempat/ lokasiperistiwa, misalnya di rumah sakit, daerah wisata, daerah transmigran dan sebagainya. waktu kejadian seperti tahun kejadian, musim hujan, masa perang, saat upacara, masa panen, periode sejarah, dan sebagainya, dan suasana kejadian di dalam cerita. Misalnya rasa aman, suasana damai, kondisi gawat, suasana gembira, berduka atau berkabung, kacau, galau, dan sebagainya

f. Sudut Pandang (Point of View) yaitu status atau kedudukan si pengarang

dalam cerita.

Ada empat macam sudut pandang, antara lain :

1) Pengarang sebagai orang pertama. Pengarang dalam hal ini adalah pelaku utama (tokoh akuan);

2) Pengarang sebagai orang pertama pelaku sampingan; 3) Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga;

4) Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.

g. Gaya Bahasa yaitu cara yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan maksud dan tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Gaya bahasa atau majas ibarat kendaraan bagi seorang pengarang yang akan membawanya ke mana arah tujuan yang ingin dicapainya. Gaya bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.

h. Amanat yaitu pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulisnya. Pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit Amanat eksplisit adalah amanat pengarang yang disampaikan tertulis dalam karangan/cerita sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan amanat, sedangkan amanat implisit adalah amanat yang disampaikan pengarang secara tersirat (tersembunyi) dalam cerita. pembaca agak sulit menemukan amanat implisit dalam cerita. pembaca harus membaca keseluruhan isi cerita tersebut.


(20)

10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Unsur ekstrinsik prosa yakni unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi: nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi); latar belakang kehidupan pengarang; dansituasi sosial ketika cerita itu diciptakan.

4. Jenis Prosa

Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena pada masa itu belum ditemukan alat tulis-menulis. Namun, sekarang prosa lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan seperti hikayat, sejarah, kisah, dan dongeng. Adapun pengertian bentuk-bentuk prosa lama tersebut adalah:

a. Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain.

Sejarah (Tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakan sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik, sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.

c. Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekah.


(21)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 11

d. Dongeng Salah satu bentuk prosa lama yang sangat populer. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain:

1) Myth (Mitos)

Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang kepercayan terhadap alam gaib atau benda-benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, asal-usul kuntilanak, dan lain-lain.

2) Legenda

Bentuk dongeng ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain.

3) Fabel

Fabel merupakah bagian dari jenis cerita rakyat. Cerita rakyat dikenal sebagai cerita yang mengandung unsur fantasi dan berkembang secaraleluhur di masyarakat. Fabel sering disebut sebagai cerita binatang karena pelaku utamanya terdiri atas para binatang. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan memberi pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh cerita. Dalam fabel tidak tertutup kemungkinan adanya tokoh manusia serta benda-benda lain yang dapat berlaku seperti manusia. Fabel bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Di Indonesia binatang yang sering menjadi tokohutama fabel terutama kancil.

Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan sarana untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau teladan pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4) asal mula suatu tempat, (5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda pusaka (Pusat Bahasa, 2003:26). Pada umumnya para pengarang cerita rakyat tidak diketahui namanya atau bersifat anonim. Menurut jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi: mite, legenda, dan fabel.


(22)

12 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 4) Sage

Bentuk dongeng ini menceritakan tentang kisah-kisah kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan lain-lain.

5) Jenaka atau Pandir

Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor dan menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan lain-lain.

6) Mite

Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewa-dewi dan kejadian gaib atau misteri. Contoh mite yang terkenal yaitu cerita tentang Nyai Loro Kidul.

7) Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan seorang tokoh, peristiwa sejarah, tempat, atau kejadian alam. Legenda berisi perpaduan antara kenyataan faktual dengan mitos atau khayalan. Contoh legenda antara lain yaitu kisah Tangkuban Perahu.

Prosa Baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat

pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain:

1. Roman

Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh serta memiliki banyak alur yang bercabang-cabang.


(23)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 13

Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

2. Novel

Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konflik-konflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain.

3. Cerpen

Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-lain.

Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe, dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy (1991:46) ciri utama sebuah cerpen meliputi: (1) hanya mengungkap satu masalah tunggal atau satu ide pusat, (2) menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta (3) memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu situasi tertentu.

Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif, hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja dapat terjadi, karena cerpen dibuat berdasarkan kenyataan


(24)

14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan bahasanya yang sederhana namun sugestif.

Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan dibandingkan dengan unsur cerita.

4. Riwayat

Riwayat menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain, sedangkan otobiografi kisah yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.

5. Kritik

Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi.

6. Resensi

Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

7. Esai

Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.


(25)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 15

Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek (cerpen) dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.

1. Mengarang Prosa Indonesia

Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana, misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.

Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri, serta pengalaman orang lain.

Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu, meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini. a. Pilih judul yang singkat dan menarik

b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak dipakai orang

c. Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap santun


(26)

16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

Mengapresiasi Prosa

Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap

suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu, sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra itu.

Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap tersebut adalah.

1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra


(27)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 17

(puisi atau novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.

2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.

3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya.

4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.

5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.

Teknik Menulis Prosa

Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah

bacaan yang menarik bagi pembacanya.

Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup (life skill). Walaupun tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi penunjang tambahan bagi kehidupan mereka. Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis. Pengalaman merupakan salah satu alternatif selain imajinasi untuk


(28)

18 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya sebagai berikut:

1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun peristiwa pengalaman. Objek tempat dan konflik menjadi dasar untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan prosa.

2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan ditulis. Langkah pertama memunculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.

3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut merupakan satu modal besar bagi siswa.

4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan.


(29)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 19

Demikian empat teknik yang sangat mudah dilaksanakan sebagai dasar sebelum menulis. Jadi menulis prosa itu mudah. Selamat mencoba.

Selain teknik di atas, menulis prosa juga dapat dilakukan berdasarkan jenisnya, yaitu:

1. Prosa Deskripsi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut.

a. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;

b. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut;

c. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan;

d. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa atau suatu benda.

Deskripsi sering kita jumpai sebagai bagian dari suatu narasi, bila pengarang melukiskan wajah seorang pelaku, sosok seorang tokoh, bila pengarang menggambarkan kamar atau rumah tinggal para pelaku cerita, melukiskan keindahan pantai senja hari dan lainnya. Tetapi dapat saja deskripsi berupa karangan yang utuh yang membahas suatu tema.

Untuk menyusun karangan deskripsi sebenarnya langkah-langkah yang kita tempuh sama saja dengan corak karangan yang lain seperti argumentasi, eksposisi dan persuasi.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

A. Merumuskan tujuan

Tujuan penting sekali untuk kita rumuskan lebih dahulu, karena tujuan penulisan karangan merupakan pedoman dalam menyusun


(30)

20 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H karangan selanjutnya. Tujuan juga menjadi pedoman dalam mencari data-data yang diperlukan untuk melukiskan masalah yang akan kita bahas dan kembangkan.

Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar akan perlunya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekitarnya.

B. Mengumpulkan data

Bila topik telah kita ketahui, tujuan telah kita rumuskan, selanjutnya kita mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam deskripsi kita dapat mengumpulkan data melalui

a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita. b) pendengaran : apa yang kita dengar

c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami

Pengalaman pun akan membantu menambah data. Data yang terkumpul kita inventarisasi, kita seleksi dan kita susun dalam kerangka karangan.

C. Kerangka karangan

Langkah selanjutnya ialah membuat kerangka karangan. Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terinci dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya. Dengan kerangka yang baik kita dapat menyusun kerangka secara teratur, sistematis, tidak meloncat-loncat, terhindar dari pengolahan pokok pikiran sampai dua kali atau lebih dalam satu karangan.

2. Prosa Eksposisi

Langkah-langkah dalam menulis prosa eksposisi: a. Menentukan topik yang akan disajikan;

b. Menentukan tujuan eksposisi;

c. Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh penulis;


(31)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 21

d. Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam mengembangkan eksposisi dapat memaknai pola sebagai berikut: a. Definisikan, apa itu?

b. Klasifikasikanlah, ceritakan apa itu?

c. Ilustrasikanlah dengan contoh, gambar, grafik dan sebagainya. d. Bandingkanlah atau pertentangkanlah dengan hal lain, apakah

kesamaan atau perbedaannya?

e. Analisislah, apa sebab dan akibatnya secara fungsional?

3. Prosa Argumentasi

Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan prosa argumentasi sebagai berikut.

a. Menetapkan tujuan yang akan dicapai

b. Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian

c. Menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan cara menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus bekerja dengan penalaran yang sehat. Penalaran dalam mengambil kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau deduksi. Penalaran secara induksi maksudnya penalaran itu dimulai dengan mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian diakhiri dengan suatu kesimpulan, sedangkan kalau secara deduksi, penalaran, baru kemudian diikuti dengan bukti-bukti nyata.

d. Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis.

4. Prosa Narasi

Adapun langkah-langkah sebagai berikut:


(32)

22 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H b. Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau

pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan.

c. Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.

d. Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik pembaca ke dalam narasi; pada bagian tengah penulis menuturkan informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu terjadi. Pada bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi bagi pembaca untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian akhir adalah sebagai pembayangan yang akan terjadi atau sebagai bagian penjelasa konflik tersebut.

5. Prosa Persuasi

a. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa persuasi, adalah sebagai berikut:

b. Menentukan tujuan karangan. c. Menentukan tema karangan.

d. Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan.

e. Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika objek dalam tema karangan.

f. Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan pokok-pokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti gagasan penulis

Teknik Pembelajaran Apresiasi Prosa

Pembelajaran apresiasi prosa dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Guru memilih sebuah novel atau cerita pendek yang sesuai dengan usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Mengingat waktu yang terbatas barangkali cukup dipilih sebuah cerpen yang cukup pendek, Guru harus membacanya dulu, mempelajari semua


(33)

unsui-Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 23

unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dijalin dalam cerpen tersebut sebaik-baiknya. Juga mencoba mencari informasi yang seluas-luasnya yang berhubungan dengan pengarang dan karya-karya pengarang tersebut.

2. Guru menyuruh murid membaca cerita pendek tersebut dengan serius (Andaikata cerita pendek tersebut cukup panjang, barangkali bisa juga siswa disuruh membaca dulu di rumah schari sebelumnya) sctclah selesai guru mengajukan pertanyaan, misalnya:

Bagaimana kesan Anda terhadap cerpen tersebut? hal-hal apa saja yang anda peroleh setelah membaca prosa tersebut?.

Kalau tidak ada yang menjawab, guru mcmberi pertanyaan penegasan: Menarikkah cerita tersebut? Jawaban siswa mungkin bermacam-macam (menarik, tidak menarik, membosankan, tidak tahu, dsb). Dari jawaban ini guru mengajak siswa untuk menelaahnya lebih jauh lagi.

3. Guru membimbing siswa untuk menganalisis lebih jauh lagi mengenai unsur-unsur cerita tersebut, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal, dengan rnemanfaatkan interaksi guru-siswa, guru,dan siswa-siswa secara maksimal. Urutan penganalisisan dan jenis pertanyaan, pembimbingan dapat dilakukan sebagai berikut:

a. plot (alur) certia tersebut

b. tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing c. sudut pandang atau pusat cerita teresebut d. tema dan amanat dari cerita tersebut

e. penggunaan bahasa dan gaya bahasa yang dilakukan f. unsur-unsur ektrinsik yang menunjang cerita tersebut

4. Setelah analisis selesai dilakukan, setiap siswa diminta menyusun pendapatnya mengenai cerita tersebut lengkap dengan alasannya. Satu dua siswa diminta membacakan pendapatnya di muka kelas.


(34)

24 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.

Pendahuluan

1. Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

2. Peserta bertanya jawab tentang apresiasi sastra secara reseptif. 3. Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang. Inti

1. Peserta berdiskusi tentang konsep apresiasi secara reseptif dan produktif, yang terkait dengan materi puisi, prosa, dan drama.

2. Melakukan apresiasi secara reseptif dan produktif.

3. Peserta melakukan penilaian terhadap hasil karya individu dan pementasan kelompok lain.

4. Peserta mendiskusikan hasil penilaian yang dilakukan.

5. Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi.

Penutup

1. Peserta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami bahan ajar.

2. Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur mengenai apresiasi dan kreasi sastra.

3. Peserta menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

E. Latihan /Tugas/Kasus

Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran Teori dan Genre Sastra! LK-01 s.d LK-10


(35)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 25

LK–01 Menulis Prosa Indonesia

Cuplikan Cerpen Uraian

Kura-kura yang Sombong

... Kedua bangau itu secara bersamaan menyampaikan rencana mereka untuk untuk membawa kura-kura itu pergi. “Tapi ada satu hal

yang harus kauingat betul, sahabatku,” kata sang bangau, “Jangan

sampai engkau membuka mulutmu selama dalam perjalanan.”

Kura-kurang menggigit erat dengan mulutnya bagian tengah tongkat. Kedua bangau terbang bersamaan.

Orang-orang di tengah ladang berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya kura-kura itu! Anak gembala berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya bangau-bangau itu! Mereka membawa kura-kura itu terbang ke

angkasa.”

Mendengar teriakan anak-anak gembala itu, perasaannya tiba-tiba berontak, dan dengan kesal ia menggerutu.

Maka dengan sepenuh tenaga, kura-kura itu pun berteriak, “Hai....” Begitu kura-kura membuka mulutnya,ia pun terjatuh meluncur ke bumi. Tamatlah riwayat sang kura-kura.

Lanjutkan cuplikan cerpen ini dengan deskripsi suasana hati serta dialog kedua burung bangau, melihat sahabatnya terhempas ke bumi.

LK-02 Jenis-jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!

LK-03 Unsur intrinsik prosa terdiri dari ….


(36)

26 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-04 Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu ….

LK-05 Jelaskan empat sudut pandang (Point of View) dalam prosa!

LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah ….

LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah ….

LK-08 Apresiasi sastra dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Jelaskan!


(37)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 27

LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi adalah ….

LK-10 Jelaskan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa!

F. Rangkuman

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Jenis prosa terbagi empat yaitu: naratif, deskriptif, eksposisi, dan argumentasi.

Unsur intrinsik dalam prosa adalah: tema, alur/plot, tokoh, penokohan, latar (setting), sudut pandang (Point of View), gaya bahasa, dan amanat.

Tahapan alur dalam prosa adalah; alur lurus, alur sorot balik, dan alur campuran.

Jenis prosa ada dua yaitu prosa lama dan baru. Prosa lama terdiri dari: hikayat, sejarah (tambo), kisah, dan dongeng. Prosa baru terdiri dari; roman, novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, dan esai.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut.


(38)

28 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan

tersebut;

3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan;

4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

Adapun teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa yaitu teknik reportase, evita, kenangan lama, dan teknik dia.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran menulis prosa?

2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?

3. Apa masalah atau kendala yang Anda hadapi, selama melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis prosa?


(39)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 29

Anda telah menguasai materi Diklat PKB kelompok kompetensi H dengan baik. Selanjutnya, gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di kelas sehari-hari.

H. Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus

LK-01

Kegiatan kreatif mencipta cerpen diantaranya melanjutkan penceritaan. Setiap orang akan mengarang sesuai dengan kekuatan imajinasinya. Akan tampak variasi cerita karena setiap orang dibebaskan berkreasi menutup cerita.

LK-02

Jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!: 1. Prosa Naratif

2. Yaitu karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.

3. Prosa Deskriptif

4. Yaitu karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.

5. Prosa Eksposisi

6. Yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas-jelasnya.

7. Prosa Argumentasi

8. Yaitu karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.


(40)

30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-03

1. Unsur intrinsik prosa terdiri dari:

2. Tema

Yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja.

3. Alur/Plot

Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut :

4. Eksposisi (Perkenalan/Pengantar)

Eksposisi adalah proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para pembaca. Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut.

5. Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan.

6. Klimaks (Puncak Ketegangan)

Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing).

7. Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian)

Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh.


(41)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 31

8. Resolusi (Penyelesaian)

Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para tokoh cerita.

LK-04

Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:

1. Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak atau tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan lain sebagainya.

2. Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan pencerita dengan membiarkan para tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka sendiri, misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya.

3. Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak tokoh dengan jalan memberikan lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau tempat di mana tokoh berada. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.

LK-05

Ada empat macam sudut pandang, antara lain :

1. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (pengarang = aku);

2. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan; 3. Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan

4. Kombinasi atau campuran, kadang di dalam dan kadang-kadang di luar cerita.


(42)

32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H LK-06

Bentuk-bentuk prosa lama adalah:

1. Hikayat

2. Sejarah (Tambo)

3. Kisah

4. Dongeng

LK-07

Bentuk-bentuk prosa baru adalah:

1. Roman 2. Novel 3. Cerpen 4. Riwayat 5. Kritik 6. Resensi 7. Esai

LK-08

Tahap-tahap apresiasi sastra dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan:

1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya.

2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya.

3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsurintrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.

4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu


(43)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 33

karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.

5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya

LK-09

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut:

1. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;

2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut;

3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan;

4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.

LK-10

Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa!

1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun peristiwa pengalaman.

Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa atau suatu benda.

a. Merumuskan tujuan

Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya : Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar


(44)

34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H akan perlunya menjaga akeamanan dn ketertiban lingkungan sekitarnya.

b. Mengumpulkan data

Data dapat dikumpulkan melalui:

a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita. b) pendengaran : apa yang kita dengar

c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami

Data yang terkumpul diinventarisasi, seleksi dan disusun ke dalam kerangka karangan.

c. Kerangka karangan

Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terperinci dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya.

2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan ditulis. Langkah pertama munculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan.

3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut merupakan satu modal besar bagi siswa.

4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk


(45)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 35

ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan.


(46)

(47)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 37

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan bermain drama.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI

(KI)

KOMPETENSI GURU MAPEL

(KG)

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

20.7 Mengapresiasi karya sastra secara reseptif dan produktif.

20.7.6 Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia

C. Uraian Materi

Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et

utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra.

Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut minimal dapat: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra.


(48)

38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama sederhana. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat memantaskan naskah drama sederhana secara reseptif dan produktif agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang drama. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya mementaskan naskah drama, bagaimana menikmati drama, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak yang baik.

Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a. Mengenal Drama

Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang dapat berbentuk puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita berbicara mengenai drama berarti terdapat 2 pengertian, yaitu: (1) drama sebagai seni sastra dan (2) drama sebagai seni pertunjukan.

Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain, naskah drama sering disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun

closet-drama. Naskah drama berupa bacaan atau karya sastra yang memerlukan pembaca, serta merupakan milik pribadi pengarangnya. Sebuah naskah drama membutuhkan penggarapan dengan baik, agar tercipta sebuah pertunjukan yang baik pula.

Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini.

(Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam tidurnya. Ayah datang membangunkan Sari. Lampu dan musik pembukaan pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari.)

1. AYAH : “Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah! Ayahmu datang, Sari.” 2. SARI : (Bangun. Duduk. Heran.)

“Ayah? Benarkah kau ayahku? Bukankah ayah sudah meninggal?”

3. AYAH : “ Benar katamu, Sari. Aku ayahmu yang telah meninggal. Aku datang padamu karena aku lihat kau bersedih dalam


(49)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 39

tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan, Sari?”

4. SARI : “Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?”

5. AYAH : “Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu.” (Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib.)

“Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa memenuhi segala keinginanmu. Kalau kau menginginkan sesuatu,

mintalah pada Kalung Ajaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau inginkan.” (Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang.)

6. SARI : “Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang.”

7. AYAH : “Sari, dengarlah baik-baikpesan ayah. Kalung Ajaib itu tak boleh perlihatkan kepada siapa pun juga. Kau tak boleh menceritakan hal Kalung Ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. Itu adalah pantangan!”

8. SARI : “Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.”

9. AYAH : “Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi.” (Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut Sari,lalu membelai kepala Sari.)“Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik-baik.”

Pada bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda kurung (...). Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian dari naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog, melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua. Perhatikan dialog ketika Sari terbangun. Kata (Bangun. Duduk. Heran.) yang terletak di dalam tanda kurung merupakan notasi. Dengan demikian tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun penulisannya sejajar dengan nama-nama tokoh.

Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat dialog antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal. Dialog dan notasi merupakan unsur intrinsik sekaligus ciri dari sebuah naskah drama.


(50)

40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu:

1) Dimensi fisiologis

Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya, antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas yang menonjol, cacat jasmani, ras.

2) Dimensi psikologis

Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi: temperamen, moral,ambisi, kegemaran.

3) Dimensi sosiologis

Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas ssoial.

Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan konflik yang pada akhirnya akan menimbulkan klimaks. Konflik terjadi karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga terjadi karena adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para tokoh. Tahapan plot di dalam drama meliputi:

1) Eksposisi

Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter masing-masing kepadapembaca.

2) Konflik

Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian awal yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari masing-masing tokoh. Konflik pun mulai terjadi. Konflik ialah ketegangan yang


(51)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 41

terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh lakon. Konflik terdiri atas: (a) konflik internal atau konflik batin, serta (b) konflik eksternal atau konflik sosial. Konflik internal adalah konflik yang terjadi pada batin seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal merupakan konflik yang terjadi antara: (1) tokoh dengan tokoh lain, (2) tokoh dengan masyarakat, dan (3) tokoh dengan alam.

3) Komplikasi

Pada tahap ini konflik semakin banyak dan saling terkait sehingga terjadilah kerumitan.

4) Klimaks

Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab timbulnya klimakskarena adanya peningkatan konflik yang semakin lama semakin memuncak takterkendali.

5) Resolusi

Tahap ini ditandai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah mulai dapat menemukan penyelesaian bagi pertikaian mereka

sebelumnya.

6) Denoument

Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri pertikaianyang sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat berupa pengakhiran yang baik (happy ending), pengakhiran yang buruk (sad ending), atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada penafsiran pembaca sehingga bersifat terbuka (open ending).

b. Jenis Drama

Ada tiga unsur yang dapat dibicarakan dalam drama, yaitu bentuk, unsur, serta macam drama. Berdasarkan bentuknya drama terdiri atas: (1) drama tradisional yang meliputi drama klasik serta drama rakyat, dan (2) drama modern yang meliputi drama konvensional dan drama eksperimental.


(52)

42 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Unsur drama mencakup vokal dan gerak. Unsur vokal dalam naskah drama terdiri dari: prolog, dialog, epilog, serta monolog. Adapun unsur gerak yang lebih banyak muncul dalam pementasan drama, meliputi: mimik, gesture, dan pantomimik. Prolog merupakan bagian permulaan dalam naskah drama, yang bersifat pengantar dan memberikan gambaran umum secara keseluruhan. Percakapan antartokoh dinamakan dialog.

Dialog merupakan hakikat utama dalam drama, yang membedakannya dari genre sastra lain. Dialog yakni cakapan yang terjadi antartokoh yang menjalankan arus cerita menuju ke konflik, klimaks, serta berakhir pada penyelesaian cerita. Dalam drama terjadi dialog antartokoh, dialog tokoh dengan Tuhan, tokoh dengan penonton, bahkan tokoh dengan dirinya sendiri. Dengan demikian di dalam drama dapat terjadi cakapan (dialog) serta cakapan tunggal (monolog).

Apabila seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri atau mengungkapkan pikiran dan perasaannya tanpa membutuhkan tanggapan tokoh lain, hal tersebut dinamakan monolog. Epilog ada pada bagian akhir atau penutup yang menceritakan kembali inti lakon atau komentar singkat tentang lakon.

Macam drama dapat dilihat berdasarkan isi dan pementasannya. Isi drama berdasarkan sifatnya terdiri dari drama tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. Isi drama berdasarkan jenis terdiri atas: drama historis, drama didaktis, drama ide, dan drama problema. Adapun berdasarkan pementasannya terdiri atas: (1) drama atau teater, (2) drama mini kata, (3) drama radio, (4) drama bersajak, (5) pantomim, (6) opera atau operet, (7) sendratari, (8) tablo atau tableau, dan (9) lawak.

2. Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia

a. Pengertian Drama

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah


(53)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 43

sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak dan konflik merupakan sumber pokok dari drama.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.

Dalam pementasan drama, juga dikenal istilah unsur intrinsik.Unsur-unsur intrinsik drama adalah intrinsik.Unsur-unsur-intrinsik.Unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Akhmad Saliman (1996 : 23) ada 7 yaitu: (1) alur, (2) amanat, (3) bahasa, (4) dialog, (5) latar, (6) tema, dan (7) tokoh.

b. Bentuk-Bentuk Drama

1. Drama menurut masanya

Drama menurut masanya, dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama:

a. Drama Baru / Drama Modern

Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2) Drama Lama / Drama Klasik

Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.


(54)

44 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

2. Berdasarkan Bentuk Sastra Cakapnya

Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua:

a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.

b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalambentuk prosa.

3. Berdasarkan sajian isinya

a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.

b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifatmenyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.

c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur duka cita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.

4. Berdasarkan kuantitas cakapannya

a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata

b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.

c. Dialog monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.

5. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya

a. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suaraatau musik. b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.

c. Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.

6. Bentuk-bentuk lain

a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.


(55)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 45

b. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca,bukan dipentaskan.

c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kembangsawanan (muncul abad ke-18).

d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupanrakyat biasa. e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau

keruntuhan tokoh utama

f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).

g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemerangaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.

h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama dipedesaan).

c. Pembagian Tugas Dalam Pementasan Drama

Sebelum sampai pada penggarapan naskah untuk pementasan,terlebih dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran dalam pementasan. Pada dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau tim. Tim terbagi menjadi dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan.

1. Tim pementasan

Yang dimaksud tim pementasan adalah sekelompok orang yang bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton. Tim pementasan terdiri dari sutradara, penulis naskah, tim artistik, tim tata rias, tim kostum, tim lighting, dan aktor. Sebenarnya tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim on stage (di atas panggung) atau aktor, dan tim

behind stage (belakang panggung). Kedua tim ini memiliki peran yang sama dalam mensukseskan pertunjukan/pementasan.


(56)

46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H a. Sutradara.

Seperti kita ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor, danmengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak atas pementasan.

b. Penulis Naskah.

Sebenarnya ketika sebuah naskah dipilih untuk dipentaskan, penulis naskah sudah "mati". Artinya, ia tidak memiliki hak lagi untuk mengatur visualisasi atas naskahnya. Tanggung jawab visualisasi ada pada sutradara. Biasanya, dalam perencanaan akting, seorang penulis naskah hanya diminta sebagai komentator.

c. Penata Panggung.

Tugas utama penata panggung adalah mewujudkan latar (setting panggung) seperti yang diinginkan oleh sutradara. Biasanya sutradara akan berdiskusi dengan penata panggung untuk mewujudkan setting panggung yang mendukungcerita.

d. Penata Cahaya.

Tugas utama penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan sehingga pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana panggung. Jelas bahwa penata caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung. Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal


(57)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 47

e. Penata Rias dan Busana.

Tugas utama penata rias dan busana adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara. Biasanya, penata riasdan busana berkoordinasi erat dengan sutradara.

f. Penata Suara.

Tugas utama penata suara adalah mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata busana, penata panggung, dan penata cahaya, penatasuara menciptakan latar yang mendukung pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah memiliki kemampuan mengelola sound sistem dan sound effect.

g. Aktor.

Tugas utama aktor adalah memerankan tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara.

2. Tim penyelenggara

Yang dimaksud tim penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk melaksanakaan "acara" pementasan.Tim penyelenggara meliputi:

a. Ketua Panitia b. Sekretaris c. Bendahara d. Sie Acara e. Sie Dana

f. Sie Dokumentasi g. Sie Perlengkapan h. Sie Konsumsi i. Sie Tempat


(58)

48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H Tim ini berperandalam "menjual" karya seni (drama). Sukses tidaknya acara pementasan (dengan indikasi jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial minimal balik modal, apresiasi penonton, sound sistem, lighting yang bagus) bergantung pada tim ini.

d. Teknik Pementasan Drama

Dalam mementaskan atau bermain drama perlu memahami berbagai teknik. Menurut Rendra (1978) ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam mementaskan drama Teknik tersebut yaitu:

1. Teknik Muncul

Cara pemain memunculkan diri pada saat tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu drama babak, atau adegan. Pemunculan tersebut memberi kesan pada para penonton sesuai peran yang dimainkan. Jika memerankan seorang ustadz, dia harus memperlihat diri sebagaimana layaknya ustadz, berpakaian muslim dengan tutur kata yang lemah lembut sesuai dan prilaku kelihatan sopan dan santun kepada siapa pun.

2. Teknik memberi Isi

Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan makna tertentu melalui tempo, nada, dinamik, misalnya :

DIA sangat baik padaku (bukan saya atau mereka) Dia SANGAT baik padaku (bukan kurang atau cukup) Dia sagat BAIK padaku ( bukan tidak baik )

Dia sangat baik PADAKU (bukan orang lain tapi padaku)

Teknik ini harus terpadu dengan teknik jasmaniah seperti mimik, sikap, gerak anggota badan lainnya (gestur)


(59)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H 49

3. Teknik Pengembangan

Teknik membuat drama bergerak dinamis menuju klimaks atau drama tidak datar. Teknik terbagi atas beberapa teknik yang intinya menyangkut penggunan pengucapan dan jasmaniah,

(a) Teknik pengembangan pengucapan: seperti menaikkan volume suara atau sebaliknya, menaikkan tinggi nada suara atau sebaliknya, menaikkan kecepatan tempo suara atau sebaliknya

(b) Teknik pengembangan jasmaniah, yakni:

 Menaikkan posisi jasmaniah, dari duduk menjadi berdiri lalu berjongkok dan seterusnya

 Dengan cara memalingkan kepala, tubuh atau seluruh tubuh

 Dengan cara berpindah tempat dari kiri ke kanan , dari belakang ke depan, dan sebagainya.

 Dengan cara menggerakan anggota badan tanpa berubah tempat seperti menggerakkan kaki atau jari  Dengan ekspresi wajah (mimik) untuk mencerminkan

emosi tertentu, misalnya mata sendu, muram untuk mengekspresikan kesedihan dan sebagainya.

4. Teknik Timing

Teknik ini merupakan ketepatan hubungan antara gerakan jasmaniah dengan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dalam waktu yang singkat atau sekejap, misalnya:

a. Bergerak sebelum mengucapkan kata-kata tertentu, seperti menepuk kepala “aku lupa, maaf!’

b. Bergerak sambil mengucapkan sesuatu seperti menepuk kepala sambil mengucapkan “Aku lupa, maaf!”

c. Bergerak setelah mengucapkan sesuatu seperti “Aku lupa, maaf!” lalu menepuk kepala.


(1)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 73

PENUTUP

Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia sudah seharusnya dipahami oleh guru baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam menilai, guru harus memahami konsep dan instrumen penilaian agar dalam melakukan penilaian dapat melakukannya sesuai dengan prosedur penilaian.

Dengan memahami konsep penilaian ini, Anda diharapkan dapat menerapkannya di sekolah dan dapat menindaklanjuti sesuai dengan hasil yang dicapai siswa.


(2)

(3)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bloom, Benyamin S, et. al. 1966. Taxonomy of Educational Objective: Cognitive

Domain. New York: David Mckay Company, Inc.

Briggs, Leslie J. (1970).Instructional Design Principle and Aplication. New Jersey: Prentice Hall inc.

Creswell, John W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and

Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Pearson.

Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test

Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian di Kelas (Classroom Based Assessment). Jakarta: Puspendik, Balitbang, Depdiknas.

Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana, UNJ.

Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.

E. Owens, Robert. Jr. (2012). Language Development An Introduction. New Jersey : Pearson Education,Inc.

Fromkin Victoria dan Robert Rodman. 1993. An Introduction to Language.

Florida: Harcourt Brace Jovanovich Collage.


(4)

76 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: McMilan Publishing Company.

Hidayat, Kosasi.1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapan dalam Pengajaran

Bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara.

Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: PT Remaja Rosa Karya


(5)

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H 77

GLOSARIUM

bentuk alat evaluasi : golongan alat evaluasi menurut penggolongan

menjadi tes tertulis, unjuk kerja, skala bertingkat, pengamatan, portofolio, dsb.

evaluasi : kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu

program, yang didalamnya ada unsur “pembuatan

keputusan” sehingga mengandung unsur

subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program.

indikator soal : pernyataan yang menjadi acuan penulisan butir

soal

indikator : karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau

respon, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu

integrasi : upaya mengaitkan data-data yang ada. validasi

merupakan kegiatan menguji keotentikan gagasan

interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan

teoretis terhadap sesuatu; tafsiran

keandalan tes (reliabilitas)

: kemampuan alat ukur memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur; kemampuan alat ukur memberikan hasil yang ajeg atau konsisten

kompetensi : seperangkat sikap, pengetahuan, dan


(6)

78 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H

dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu

kognitif : kemampuan yang berkenaan dengan

pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran

pengayaan : proses, cara, perbuatan mengayakan,

memperkaya, memperbanyak tentang pengetahuan

pengujian : pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian

pengukuran : proses penetapan angka bagi suatu gejala

menurut aturan tertentu

penilaian : proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik

tes diagnostik : tes yang dilakukan untuk menemukan