Tinjauan atas pengendalian persediaan bahan baku pada McDonald's KIngs Plaza II Bandung
(2)
(3)
65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Nesiani Emansari
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 April 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Komplek Margahayu Kencana C3 Nomor 8 RT 10 RW 14 Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung 40226
Email : nesiani211@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
No. Tahun Jenjang Nama Sekolah Keterangan
1. 1999-2005 SD SDN ANGKASA XII Berijasah
2. 2005-2007 SMP SMPN 1 MARGAHAYU Berijasah
3. 2007-2010 SMA SMAN 1 MARGAHAYU Berijasah
4. 2010-sekarang PT
PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIKOM
(4)
REVIEW OF RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL AT MCDONALD’S KINGS PLAZA II BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: NESIANI EMANSARI
21310011
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(5)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “TINJAUAN
ATAS
PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
BAHAN
BAKU
PADA
MCDONALD’S
KINGS PLAZA II BANDUNG
”
. Tidak lupa shalawat dan salam kepada junjungan nabi besar kita Rasulullah, Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan hidayah selalu dilimpahkan padanya.Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk menempuh program studi Diploma III Jurusan Akuntansi, Univesitas Komputer Indonesia.
Dalam kesempatan ini, penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan laporan kerja praktek ini terlebih kepada Dr. Dedi Sulistiyo S., MT selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan penulis untuk menghasilkan laporan tugas akhir yang baik dan benar . Secara khusus penulis sampaikan terimakasih juga kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr.Surtikanti,SE,M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Wati Aris Astuti, S.E.,M.Si. selaku Sekretaris Progran Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(6)
iii
4. Nani Srimulyani dan Eman Suhatman selaku orang tua yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
5. Adi Rachmanto, S.Kom selaku DosenWali AK-6 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Irsan, Cicilia, Pricilia, Ditha, Ira, Dina, Mirna, Erna, Enjang, Aria, Gunari, Tubagus Afsal dan Denny selaku teman-teman yan sudah memberikan dukungannya.
7. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pembuatan laporan tugas akhir yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan kerja praktek ini, baik dari materi dan teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Bandung, Juli 2013 Penulis,
Nesiani Emansari
(7)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4.1 Maksud Penelitian ... 6
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 6
1.5.2 Waktu Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian ... 8
2.1.1 Pengertian Pengendalian ... 8
(8)
v
2.2.2 Pengertian Persediaan Bahan Baku ... 14
2.2.3 Fungsi Persediaan ... 15
2.2.4 Jenis-Jenis Persediaan ... 16
2.3 Pengendalian Persediaan Bahan Baku ... 17
2.4 Metode Pencatatan Persediaan... 18
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 19
3.2 Metode Penelitian ... 20
3.2.1 Tekhnik Pengumpulan Data ... 21
3.2.2 Sumber Data ... 22
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 24
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 24
4.1.1.1 Sejarah McDonald ... 24
4.1.1.2 Struktur Organisasi... 28
4.1.1.3 Uraian Tugas ... ... 29
4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 33
4.1.2 Analisis Deskriptif ... 36
4.1.2.1 Analisis Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada McDonald’s Kings Plaza II Bandung... 36
(9)
vi
4.1.2.2 Analisis Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada McDonald’s
Kings Plaza II Bandung... 43
4.2 Pembahasan ... 45
4.2.1 Prosedur Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada McDonald’s Kings Plaza II Bandung... 45
4.2.2 Dokumen-Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada McDonald’s Kings Plaza II Bandung ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54
(10)
53
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya “Cost Accounting”. Jakarta : Salemba Empat.
Eddy, Herjanto. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo
Ely, S., & Sri, D.A. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Farah, M. (2007). Teory dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo. Fredy, Rangkuti. ( 2007). Business Plan. Jakarta: Gramedia.
Hall, J.A. (2007). Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat Husein, U. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis . Jakarta :
Rajawali Pers.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditia Media.
Nanang, Fatah. (2007). landasan manajemen pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
(11)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing.
Dilihat dari segi globalisasi persaingan lebih tajam karena untuk masuk ke dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki. Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal. Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan fakta-fakta.
Setiap perusahaan atau organisasi memiliki keterbatasan dalam sumber dayanya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang, tenaga kerja, jam kerja, maupun modal. Dengan keterbatasan ini, perusahaan perlu merencanakan strategi yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan maksimal atau biaya minimal.(Eddy Herjanto,2008:43)
Pengendalian merupakan suatu kontrol untuk mencapai tujuan perusahaan, pengendalian sangat dibutuhkan didalam aktifitas proses produksi perusahaan. Pengendalian tersebut yaitu pengendalian persediaan bahan baku
(12)
dimana persediaan bahan baku adalah komponen dari aktifitas proses produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan khususnya dalam perusahaan industri. Untuk mencapai tujuan dalam perusahaan industri diharuskan adanya suatu pengawasan atau kontrol yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam pengendalian persediaan bahan baku, dimana dengan adanya suatu pengawasan terhadap persediaan bahan baku maka perusahaan akan terhindar dari suatu masalah yaitu terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku yang terdapat diperusahaan tersebut, kelebihan persediaan bahan baku dapat menimbulkan biaya persediaan yang besar dan kualitas bahan baku akan menurun bila disimpan dalam waktu yang lama, sedangkan kekurangan persediaan dapat mengakibatkan proses produksi akan terhenti sehingga tidak dapat menyelesaikan barang tepat pada waktunya. (Eddy Herjanto,2007:238)
Untuk memastikan kegiatan proses produksi berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan maka diperlukan suatu persediaan. Persediaan merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, sehingga persediaan berperan sangat penting dalam kelangsungan proses produksi suatu perusahaan. Setiap perusahaan memiliki persediaan masing-masing sesuai dengan jenis perusahaannya, namun perusahaan jasa tidak memiliki persediaan karena perusahaan jasa hanya menjual jasanya saja, tidak seperti perusahaan dagang dan perusahaan industri. Perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagangannya saja, sedangkan perusahaan industri memiliki tiga macam persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Biasanya dalam perusahaan industri persediaan bahan
(13)
baku menjadi bahan utama untuk memulai suatu produksi yang akan mengikuti serangkaian prosedur formal dimana bahan baku utama dikumpulkan, diproses menjadi barang jadi dan didistribusikan ke para konsumen. Dalam hal ini persediaan bahan baku yang baik memiliki peranan yang penting dalam menjaga kualitas produk sebuah perusahaan. (Ely Suhayati, 2009:114)
McDonald’s adalah perusahaan yang bergerak pada industri fast food restaurant terbesar di dunia. Produk yang ditawarkan berupa makanan dan minuman siap saji, yang sebelumnya sudah diolah terlebih dahulu. Hidangan utama di restaurant-restaurant McDonald’s adalah Hamburger, namun
McDonald’s juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng, ayam dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restaurant itu berada.
Perusahaan McDonald’s didirikan untuk hidup terus berkembang dan
seolah-olah tidak akan berhenti. Besar kecilnya persediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh besarnya pembelian bahan baku setiap kali pembelian untuk mendapatkan pembelian yang minimal. Pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi laba
perusahaan McDonald’s.
Dalam Perusahaan McDonald’s, persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor yang perlu dan penting untuk dikelola dengan baik di samping faktor lainnya. Persediaan bahan baku tidak dapat begitu saja dipesan, disimpan dan digunakan, tetapi harus dikelola dan diperhatikan dengan cermat dan tepat. Selain itu persediaan bahan baku dapat memunculkan masalah lain bagi perusahaan
(14)
dapat mengakibatkan biaya produksi yang harus dikeluarkan menjadi lebih besar, sebaliknya jika kekurangan persediaan bahan baku akan mengganggu kelancaran proses produksi.
Kelebihan atau kekurangan bahan baku pada akhirnya akan menyebabkan
hilangnya kesempatan McDonald’s untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan
McDonald’s mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan persediaan bahan baku, bagaimana perusahaan McDonald’s dapat menyediakan persediaan tepat
pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Adapun fenomena yang terjadi di perusahaan McDonlad’s Kings Plaza menurut restaurant manager yaitu adanya komplain dari customer mengenai kurang lengkapnya produk yang harusnya tersedia untuk dijual karena persediaan bahan baku habis, sedangkan permintaan customer lebih banyak. Juga terkadang terjadi kesalahan pencatatan saat melakukan pengecekan persediaan bahan baku yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya kekurangan bahan baku ini. Hal itulah yang menjadi salah satu masalah yang harus dicermati mengingat persaingan saat ini semakin kuat.
Berdasarkan fenomena dan penelitian sebelumnya di atas, maka penulis tertarik meneliti tentang pengendalian persediaan bahan baku dalam tugas akhir
dengan judul “TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN MCDONALD’S
(15)
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, permasalahan yang terjadi diantaranya:
1. Adanya kekurangan persediaan bahan baku.
2. Adanya kesalahan pencatatan saat melakukan pengecekan persediaan bahan baku.
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti dan akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pengendalian bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung?
2. Dokumen apa saja yang digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung?
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis yaitu untuk mengetahui
(16)
pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengendalian bahan baku pada
perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang restoran fastfood yaitu McDonald’s Kings Plaza II Bandung, yang berada di Jl. Kepatihan No. 4-6 Bandung, telp. (022)4219792.
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013.
(17)
Tabel 1.1
Tabel Waktu Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan
Maret April Mei Juni Juli I Tahap Persiapan
1. Membuat outline dan proposal TA 2. Mengambil formulir penyusunan TA 3. Menentukan tempat penelitian
II Tahap Pelaksanaan :
1. Mengajukan outline dan proposal TA 2. Bimbingan proposal
3. Penelitian dan Pengumpulan data 4. Penyusunan Tugas Akhir
III Tahap Pelaporan :
1. Menyiapkan draft Tugas Akhir 2. Sidang akhir Tugas Akhir
3. Penyempurnaan laporan Tugas Akhir 4. Penggandaan Tugas Akhir
(18)
8
2.1 Pengendalian
2.1.1 Pengertian Pengendalian
Pengertian pengendalian menurut Nanang Fattah yang mengutip dari
Harold Koonts and cyrill O’denell(2007:175) pengendalian adalah :
“Pengendalian adalah berhubungan dengan pembandingan kejadian-kejadian dengan rencana-rencana dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang perlu terhadap kejadian-kejadian yang menyimpang dari rencana-rencana.”
Sedangkan menurut William K. Carter (2009:6) yang dialih bahasakan oleh Krista pengendalian adalah :
“Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai
tujuan”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu usaha sistematis untuk mencapai tujuan dalam suatu perusahaan dengan rencana dan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Pengendalian
Fungsi dan tujuan pengendalian terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan tersebut menurut James A. Hall (2007:181) yang dialih bahasakan oleh Dewi fitriasari dan Deny Arnos Kwary adalah sebagai berikut :
(19)
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efesiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Menurut fungsi dan tujuan pengendalian diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menjaga aktiva perusahaan
Aktiva (kekayaan) perusahaan dapat berupa aktiva yang berwujud maupun aktiva yang tidak berwujud. Kekayaan sangat diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Jika aktiva itu hilang maka perusahaan akan mengalami kerugian besar sebab harta adalah bagian penting selain modal yang membuat perusahaan tetap eksis dan berdiri.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan, apabila informasi salah maka keputusan yang diambil, baik oleh manajemen maupun pihak lain akan menjadi salah juga. Perusahaan harus mengawasi atau mengontrol serta memastikan pembuat catatan-catatan mengenai transaksi-transaksi yang terjadi, dimana catatan tersebut harus benar, tepat dan andal sebab dari catatan-catatan tersebut akan menjadi informasi akuntansi yang akan disampaikan kepada pihak menejemen.
3. Mendorong efesiensi dalam operasional perusahaan
Adalah perusahaan harus mengendalikan jalannya operasional perusahaan untuk mendorong efisiensinya kegiatan operasional perusahaan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kerugian. Efisiensi
(20)
merupakan suatu perbandingan antara besarnya pengorbanan dan hasil yang diperoleh.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen
Secara berkala manajemen telah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan bekerja sama dengan baik dengan cara mematuhi kebijakan-kebijakan serta prosedur yang sudah ditetapkan oleh pihak manajemen
Dari uraian yang dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa didalam pengendalian intern ada berbagai macam konsep agar pengendalian intern berjalan dengan baik yaitu dengan menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi, mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
2.1.3 Unsur-Unsur Pengendalian
Pengendalian memiliki 5 unsur-unsur pengendalian yang menunjang jalannya pengendalian dengan baik, adapun unsur-unsur pengendalian menurut
James A. Hall (2007:195) yang dialih bahasakan oleh Dewi fitriasari dan Deny Arnos Kwary adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko
3. Informasi dan komunikasi 4. Pengawasan
(21)
Dari unsur-unsur pengendalian diatas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Lingkungan pengendalian
Adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya. Lingkungan pengendalian membentuk arah perusahaan dan mempengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah intergritas dan nilai etika manajemen, struktur organisasi, keterlibatan dewan komisaris dan komite audit (jika ada), filosofi manajemen dan siklus operasionalnya, prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas, metode manajemen untuk menilai kinerja, pengaruh eksternal seperti pemeriksaan oleh badan pemerintah, kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya. Adapun penjelasan dari elemen-elemen penting dari lingkungan pengendalian adalah sebagai berikut :
a. Integritas dan nilai etika manajemen
Efektifitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan memantaunya. Integritas dan nilai etika merupakan unsur pokok lingkungan pengendalian, yang mempengaruhi pendesainan pengurusunan, dan pemantauan komponen yang lain. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan prilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik.
b. Struktur organisasi
Struktur organisasi suatu entitas memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Suatu struktur
(22)
organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan unit-unit organisasi entitas, termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan.
c. Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit
Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite audit ini mencangkup independensi dewan komisaris atau komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dewan atau komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern.
d. Filosofimanajemen dan siklus operasionalnya
Falsafah dan siklus organisasi menjangkau tentang karakteristik yang luas. Karakteristik ini dapat meliputi pendekatan manajemen dalam mengambil dan memantau resiko usaha, sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan upaya manajemen terhadap pelaporan keungan dan upaya manajemen untuk mencapa anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi.
e. Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas
Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan tanggungjawab yang ditetapkan dalam entitas. Metode tersebut meliputi
(23)
kebijakan entitas mengenai masakah seperti praktik usaha yang dapat diterima, konflik kepetingan dan aturan prilaku.
f. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pemekerja, orientasi, pelayihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian kompensasi, dan tindakan perbaikan.
2. Penilaian Resiko
Perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi dan mencatat berbagai transaksi perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dan kewajiban yang terkait didalamnya.
4. Pengawasan
Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian intern serta operasinya berjalan. Pengawasan yang pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui integritasi berbagai modul komputer yang terpisah kedalam sistem informasi yang menangkap berbagai data penting dan/atau memungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin. Jadi, modul melekat memungkinkan pihak menejemen dan auditor untuk mempertahankan inspeksi konstan atas fungsi pengendalian.
(24)
5. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
2.2 Persediaan Bahan Baku 2.2.1 Pengertian Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan-bahan yang secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap untuk diserahkan kepada pemesan.
Pengertian bahan baku menurut Mulyadi (2005:275) dalam bukunya
“Akuntansi Biaya” mengemukakan pengertian bahan baku sebagai berikut :
“Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi”.
Dari pengertian bahan baku di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk dan membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi.
2.2.2 Pengertian Persediaan Bahan Baku
Adapun pengertian persediaan bahan baku menurut Farah Margaret (2007:147) adalah:
“Persediaan Bahan Baku merupakan bahan baku atau bahan
tambahaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas proses produksi persediaan material menjadi komponen
(25)
Dan menurut Fredy Rangkuti (2007:425) persediaan bahan baku adalah:
“Persediaan bahan baku mempunyai kedudukan yang penting
dalam perusahaan karena persediaan bahan baku sangat besar
pengaruhnya terhadap kelancaran proses produksi.”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku adalah bahan baku yang digunakan untuk aktifitas proses produksi, karena persediaan bahan baku sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran proses produsi.
2.2.3 Fungsi Persediaan
Persediaan memiliki berbagai fungsi yang berguna untuk mempertahankan kualitas perusahaan dan mempertahankan kepercayaan dari konsumen. Menurut Eddy Herjanto (2007:238) fungsi persediaan adalah sebagai berikut:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan
3. Menaikan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan baku itu tidak tersedia di pasaran
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang diperlukan.
(26)
Maka dari fungsi persediaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi persediaan untuk menghilangkan resiko keterlambatan bahan baku, resiko kenaikan harga bahan baku dan untuk menyimpan bahan baku yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi.
2.2.4 Jenis-jenis Persediaan
Jenis – jenis persediaan yang dikemukakan menurut Farah Margaret (2007:147) adalah :
1. Persediaan material
2. Persediaan barang setengah jadi 3. Persediaan barang jadi
4. Persediaan barang dagangan 5. Persediaan suku cadang 6. Persediaan bahan bakar
7. Persediaan barang cetakan dan alat tulis
Menurut jenis-jenis persediaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Persediaan material atau persediaan bahan baku merupakan bahan baku atau bahan tambahaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas proses produksi persediaan material menjadi komponen utama dari suatu produk.
2. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses adalah barang- barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang- barang tersebut belum selesai dikerjakan, untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
(27)
3. Persediaan barang jadi atau produk selesai yaitu barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.
4. Persediaan barang dagangan merupakan persediaan yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dagang.
5. Persediaan suku cadang merupakan persediaan barang yang akan digunakan untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak dari peralatan maupun mesin.
6. Persediaan bahan bakar merupakan persediaan yang harus ada dalam perusahaan terutama bagi perusahaan industri yang menggunakan mesin disel sebagai pembangkit listrik.
7. Persediaan barang cetakan dan alat tulis merupakan persediaan untuk kebutuhan kantor untuk memperlancar kegiatan tata usaha.
2.3 Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Pengendalian menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat agar tidak ada kelebihan maupun kekurangan bahan baku dan dalam kuantitas dan waktu yang tepat.
Adapun pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku menurut
Wiliam K. Carter yang dialih bahasakan oleh Krista (2007:322) adalah
“Pengendalian persediaan bahan baku harus memenuhi dua
kebutuhan yang saling berlawanan yaitu menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai guna beroprasi secara efisien dan
(28)
Maka dari definisi diatas pengendalian persediaan bahan baku adalah suatu sistem persediaan dengan serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku.
Menurut William K. Carter (2009:322) pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya:
1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas gangguan.
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana pasokan kecil (musiman, siklus, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu pengananan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan dalam pengananan.
4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, berlebih, atau usang dengan cara melaporkan perubahan produk yang mepengaruhi persediaan bahan baku
5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera kepelanggan
6. Menjaga agar jumlah modal yang diinfestasikan dalam persediaan berada ditingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana menejemen.
2.3 Metode Pencatatan Persediaan
Menurut Mulyadi (2007:556) ada dua macam metode pencatatan persediaan yaitu sebagai berikut :
“ metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembeli saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian
(29)
19
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang bersifat inti dari problematika penelitian. Sesuatu hal yang menjadi intisari dari permasalahan dalam sebuah penelitian. Setiap peneliti harus mempelajari objek yang akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan penulis lakukan.
Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (2008:303) menyatakan bahwa objek penelitian adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi
objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”
Sedangkan menurut Supriati (2012:38)adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan .”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengendalian persediaan bahan baku.
(30)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan suatu secara benar, maka dalam riset pun perlu adanya metode-metode bagaimana untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Metode penelitian ini akan memandu penelitian tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa :
“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisifikasi masalah. ”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh dari perusahaan untuk digunakan dalam menyusun laporan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian, untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dan judul yang diambil dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu cara penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008:147) menyatakan bahwa:
“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”. Dan menurut Travers dalam buku Husien Umar(2010:22) menyatakan bahwa
“ Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan
(31)
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan situasi atau kejadian yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab terjadinya dengan cara mengumpulkan data-data. Penulis mengumpulkan data dengan cara melihat secara langsung pada objek penelitian yang penulis ambil dalam hal ini pada Mc Donlad Kings Plaza II Bandung mengenai pengendalian persediaan bahan baku yang ada diperusahaan tersebut yang hasilnya ditarik kesimpulan oleh penulis kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan seperti apa adanya.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan, sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah, membaca, dan mempelajari buku-buku untuk memperoleh data-data yang berkaitan.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung ke perusahaan yang dituju yaitu di McDonald’s Kings Plaza II Bandung. Adapun cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
(32)
a. Observasi (pengamatan)
Penulis mengamati langsung di McDonald’s Kings Plaza II Bandung untuk mengetahui kegiatan yang ada di perusahaan.
b. Interview (wawancara)
Penulis melakukan wawancara dengan store manager/ restaurant manager mengenai kegiatan tentang pengendalian persediaan bahan baku di
McDonald’s Kings Plaza II Bandung. c. Dokumentasi (mengumpulkan data)
Yaitu mengumpulkan data-data yang diperoleh di McDonald’s Kings Plaza II Bandung yang dapat mendukung pembahasan penelitian.
3.2.2 Sumber Data
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :
“ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh.”
(2010:172) Sumber data dapat berasal dari data primer dan data sekunder, Sumber data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengenai pengendalian persediaan bahan baku adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung didapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat
(33)
penulis melakukan penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain.
(34)
1 REVIEW OF RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL AT MCDONALD’S KINGS PLAZA II
BANDUNG Abstrak
Penulis menemukan fenomena pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung
yaitu adanya komplain dari customer mengenai kurang lengkapnya produk yang harusnya tersedia untuk dijual karena persediaan bahan baku habis, sedangkan permintaan customer
lebih banyak. Juga terkadang terjadi kesalahan pencatatan saat melakukan pengecekan persediaan bahan baku yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya kekurangan bahan baku ini. Hal itulah yang menjadi salah satu masalah yang harus dicermati mengingat persaingan saat ini semakin kuat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pengendalian persediaan bahan baku dan dokumen-dokumen yang digunakan pada pengendalian persediaan bahan baku di McDonald. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Dalam hasilnya terdapat prosedur pengendalian yang tidak dijalankan dengan baik yaitu dalam prosedur penyimpanan dan penggunaan bahan baku juga ditemukan kesalahan-kesalahan pencatatan pada dokumen yang dapat menunjang proses pengendalian. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk perbaikan management inventory control yang terdapat di perusahaan McDonald agar masalah serupa tidak terjadi dan untuk membuktikan kesinambungan dari teori yang sudah ada dengan yang terjadi di lapangan.
Kata Kunci : Pengendalian persediaan bahan baku, persediaan bahan baku Abstract
The authors found a phenomenon on the company McDonald's Kings Plaza II Bandung is the complaints from customers regarding the products of incomplete should be available for sale as raw material inventory runs out, while the customer demand for more. Recording errors also occur when checking inventory of raw materials that might be the cause of the shortage of raw materials. That's the one issue that must be addressed when considering the competition is getting stronger. The purpose of this study was to determine the raw materials inventory control procedures and documents used in inventory control of raw materials in McDonald. The method used is descriptive analysis method. In the result there is a control procedure that does not run well, namely the storage procedures and the use of raw materials are also found errors in the recording of documents that can support the process control. The results of this study can be a reference for inventory control management improvements contained in the company so that similar problems are not McDonald occur and to prove the continuity of existing theories to what happens on the field.
Keywords: Inventory control of raw materials, raw materials inventory I.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan
demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing.
Pengendalian merupakan suatu
kontrol untuk mencapai tujuan perusahaan, pengendalian sangat dibutuhkan didalam aktifitas proses produksi perusahaan. Pengendalian tersebut yaitu pengendalian persediaan bahan baku dimana persediaan
(35)
2
proses produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan khususnya dalam perusahaan industri. Untuk mencapai tujuan dalam perusahaan industri diharuskan adanya suatu pengawasan atau kontrol yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam pengendalian persediaan bahan baku, dimana dengan
adanya suatu pengawasan terhadap
persediaan bahan baku maka perusahaan akan terhindar dari suatu masalah yaitu terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku yang terdapat diperusahaan tersebut, kelebihan persediaan bahan baku dapat menimbulkan biaya persediaan yang besar dan kualitas bahan baku akan menurun bila disimpan dalam waktu yang lama, sedangkan kekurangan persediaan dapat mengakibatkan proses produksi akan terhenti sehingga tidak dapat menyelesaikan barang tepat pada waktunya.
Adapun fenomena yang terjadi di
perusahaan McDonlad’s Kings Plaza menurut restaurant manager yaitu adanya komplain dari customer mengenai kurang lengkapnya produk yang harusnya tersedia untuk dijual karena persediaan bahan baku habis,
sedangkan permintaan customer lebih
banyak. Juga terkadang terjadi kesalahan pencatatan saat melakukan pengecekan persediaan bahan baku yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya kekurangan bahan baku ini. Hal itulah yang menjadi salah satu masalah yang harus dicermati mengingat persaingan saat ini semakin kuat.
1.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan uraian yang
dikemukakan dalam latar belakang,
permasalahan yang terjadi diantaranya: 1. Adanya kekurangan persediaan bahan
baku.
2. Adanya kesalahan pencatatan saat melakukan pengecekan persediaan bahan baku.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diteliti dan akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
bahan baku pada perusahaan
McDonald’s Kings Plaza II Bandung? 2. Dokumen apa saja yang digunakan
dalam pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta
informasi yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas oleh penulis yaitu untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan
McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur
pengendalian bahan baku pada
perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengendalian
persediaan bahan baku pada
perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung.
1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang restoran
fastfood yaitu McDonald’s Kings Plaza II Bandung, yang berada di Jl. Kepatihan No. 4-6 Bandung, telp. (022)4219792.
1.4.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013.
II.Tinjauan Pustaka 2.1 Pengendalian
Pengertian pengendalian menurut Nanang Fattah yang mengutip dari Harold
Koonts and cyrill O’denell (2007:175) pengendalian adalah :
“Pengendalian adalah berhubungan
dengan pembandingan kejadian-kejadian dengan rencana-rencana dan melakukan
(36)
3 “Pengendalian adalah usaha sistematis
manajemen untuk mencapai tujuan”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu usaha sistematis untuk mencapai tujuan dalam suatu perusahaan dengan rencana dan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.2 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan-bahan yang secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap untuk diserahkan kepada pemesan.
Pengertian bahan baku menurut
Mulyadi (2005:275) dalam bukunya
“Akuntansi Biaya” mengemukakan pengertian
bahan baku sebagai berikut :
“Bahan baku adalah bahan yang
membentuk bagian menyeluruh dari produk
jadi”.
Dari pengertian bahan baku di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk dan membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi.
2.3 Persediaan Bahan Baku
Adapun pengertian persediaan bahan baku menurut Farah Margaret (2007:147) adalah:
“Persediaan Bahan Baku merupakan
bahan baku atau bahan tambahaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam aktivitas proses produksi persediaan material menjadi komponen utama dari suatu
produk.”
Dan menurut Fredy Rangkuti
(2007:425) persediaan bahan baku adalah:
“Persediaan bahan baku mempunyai
kedudukan yang penting dalam perusahaan karena persediaan bahan baku sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran proses
produksi.”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku adalah bahan baku yang digunakan untuk
Objek penelitian merupakan sesuatu yang bersifat inti dari problematika penelitian. Sesuatu hal yang menjadi intisari dari permasalahan dalam sebuah penelitian. Setiap peneliti harus mempelajari objek yang akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan penulis lakukan.
Pengertian objek penelitian menurut Husein Umar (2008:303) menyatakan bahwa objek penelitian adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa
atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap
perlu”
Sedangkan menurut Supriati (2012:38)adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan .”
Dari pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana penelitian tersebut dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengendalian persediaan bahan baku.
3.2 Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dan judul yang diambil dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif.
Penulis mengumpulkan data dengan cara melihat secara langsung pada objek penelitian yang penulis ambil dalam hal ini pada Mc Donlad Kings Plaza II Bandung mengenai pengendalian persediaan bahan baku yang ada diperusahaan tersebut yang hasilnya ditarik kesimpulan oleh penulis kemudian dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan seperti apa adanya.
(37)
4 IV.Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Prosedur Pengendalian Persediaan
Bahan Baku McDonald’s Kings Plaza II
Bandung
Perusahaan Mcdonald’s memiliki
perusahan supplier bahan baku tersendiri yang bergerak dalam bidang distribusi yang
menjamin kesinambungan ketersediaan
produk-produk salah satunya pada
perusahaan McDonald’s. Supplier produk
mentah McDonald’s Indonesia adalah dari
departemen lokal yang berada di Jakarta. Perusahaan supplier ini bekerjasama dengan perusahan-perusahan lainnya yang tentu saja memiliki sertifikat halal seperti perusahaan supplier sayuran, ayam, daging, kemasan-kemasan produk dan lain lain.
Sistem persediaan yang diterapkan di McDonald terdiri dari daily inventory, weekly inventory, mid month inventory dan end of month inventory. Untuk sistem daily inventory
diterapkan pada produk-produk penting saja. Sistem weekly inventory diterapkan pada produk food, misal beef patties dan ayam. Sedangkan untuk sistem mid month dan end of month diterapkan pada semua produk. Sistem pemesanan yang diterapkan pada
McDonald’s antara lain untuk produk kering dan beku adalah dengan sistem weekly
dimana pemesanannya adalah 3 kali dalam seminggu. Untuk daily product, yaitu fresh milk dan ayam sistem pemesanannya adalah 2 hari sekali, sedangkan untuk sayur-sayuran sistem pemesanannya adalah 2 kali dalam satu minggu.
Pemesanan dilakukan oleh store manager dan dibantu oleh assistant manager
dan dilakukan ketika dianggap stock bahan baku di tempat penyimpanan atau gudang sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan berlangsungnya semua kegiatan restoran.
Berdasarkan sistemasi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan McDonald mengenai pengendalian persediaan bahan baku adalah sebagai berikut :
1. Pemesanan bahan baku kepada
perusahaan supplier
Dibawah ini merupakan langkah-langkah dalam pemesanan bahan baku pada perusahaan McDonald:
a. Setiap restaurant manager
melakukan perhitungan terlebih
(pemesanan). Perhitungan tersebut menjadi salah satu prosedur tetap dalam pemesanan bahan baku. Perhitungan dilakukan dengan tujuan tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan bahan baku. Untuk itu setiap restaurant manager
dibekali ilmu tentang perhitungan ini, hanya saja keberhasilan terpenuhinya kebutuhan bahan baku tidak sepenuhnya berasal dari perhitungan, seorang restaurant manager juga harus memiliki perkiraan-perkiraan tersendiri akan apa yang akan terjadi di selanjutnya agar kebutuhan bahan baku dapat terpenuhi sepenuhnya. Dibawah ini merupakan salah satu rumus utama
menentukan berapa banyak
pesanan:
b. Restaurant manager selanjutnya mengisi ordering report . Sistem pemesanan pada perusahaan ini bersifat online , jadi setelah pengisian ordering report selesai data tersebut akan langsung
dikirim kepada perusahaan
supplier secara online. Ordering report berisi tentang tabel pemesanan semua bahan baku disertai dengan jumlah dan perhitungannya. Setalah itu dilakukan print out order diary form. Sehingga tidak terdapat
transaksi manual dalam
pemesanan pada perusahaan ini. c. Assistant manager menjadwalkan
karyawan untuk menerima
delivery.
2. Penerimaan Bahan Baku
Pada saat menerima kedatangan persediaa bahan baku restaurant manager tidak begitu saja menerima semua bahan baku yang datang. Terdapat prosedur dalam mengontrol tingkat kemanan food safety saat terima delivery.
a. Mengecek temperatur produk, jika terdapat produk yang bersuhu dibawah atau diatas suhu normal maka produk tidak dapat diterima dan dikembalikan lagi.
(38)
5
jika terdapat bahan baku yang sudah kadarluarsa maka produk ditolak untuk diterima.
d. Menghitung jumlah semua bahan baku yang dapat diterima dan lulus dari pengujian food safety dan hitung jumlah kekurangan pengiriman.
e. Laporan perhitungan jumlah bahan baku yang diterima dan ditolak diterima dilaporkan ke
perusahaan supplier untuk
diproses kembali bahan baku yang rusak dengan mencatat setiap produk, jumlah yang ditolak beserta penjelasan penolakan. f. Bahan baku yang telah diterima
dimasukkan pada setiap ruang penyimpanan.
3. Pengaturan dan Penyimpanan
Memasukan bahan baku pada tempat penyimpanan yang sesuai dengan jenis
bahan baku tersebut dan diatur
peletakannya agar bahan baku dapat berputar dengan lancar saat penyimpanan dan pengambilannya dan metode FIFO (First In First Out) dapat berjalan dengan baik juga mengurangi resiko persediaan rusak dan mudah dicuri.
Terdapat beberapa ruang tempat penyimpanan persediaan bahan baku
pada perusahaan McDonald ini,
diantaranya: a. Freezer
Tempat ini mempunyai suhu dibawah 0o Celcius. Bahan baku yang disimpan dalam freezer seperti ayam,
beef patty, hash brown, margarine,
chicken burger patty, chicken
nuggets, filet o fish, chicken sausage
dan lain-lain. b. Chiller
Tempat penyimpanan ini
mempunyai suhu 0o - 4.4o Celcius. Bahan baku yang , cheese slice, cheese chedar, chicken wrap saus
dan lain-lain. c. Dry Storage
dikategorikan kedalam Dry Food ini seperti beras, mineral water, cake cones, ketchup sachet, berbagai macam topping ice cream, salt, black paper dan lain-lain. Sedangkan bahan baku yang dikategorikan sebahan Dry Paper ini seperti berbagai bentuk dan ukuran kemasan minuman (gelas dan tutupnya), sendok, garpu, berbagai ukuran kemasan kentang, berbagai macam traymate dan lain-lain. 4. Penggunaan Bahan Baku
a. Menggunakan metode FIFO
(First In First Out). Setiap barang yang datang terlebih dahulu untuk digunakan terlebih dahulu juga karena produk memiliki tanggal kadaluarsanya.
b. Menggunakan bahan baku
sesuai aturan pemakaian. Tidak diperbolehkan mengurangi atau melebihkan penggunaan bahan baku dalam pembuatan sebuah produk penjualan.
c. Setiap seminggu sekali dilakukan pengecekkan terhadap jumlah bahan baku yang tersisa, dan jika
terjadi kekurangan stock
dilakukan pelaporan.
4.1.2 Dokumen - Dokumen Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku
McDonald’s Kings Plaza II Bandung
Dalam pelaksanaan pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald ini, terdapat beberapa dokumen yang diperlukan, diantaranya:
1. Ordering report
Ordering report merupakan laporan pemesanan yang dibutuhkan pada saat prosedur pemesanan bahan baku pada perusahaan supplier. Ordering report ini berisi tabel berbagai keterangan bahan baku lengkap dengan jumlah yang dibutuhkan dan perhitungannya.
2. Order diary form
Order diary form merupakan formulir yang dihasilkan setelah mengisi ordering
(39)
6
baku apa saja yang akan dipesan beserta jumlah keseluruhannya juga tanggal permintaan pengirimannya. 3. Quality Assurance report
Quality Assurance report merupakan laporan tentang pengujian bahan baku yang baru diterima dari pihak store.
Setelah dilakukan pengujian
jumlah,kualitas dan suhu bahan baku
yang datang dilanjutkan dengan
pembuatan quality assurance report ini. 4. Ecosima Review Questionnare
Ecosima Review Questionnare adalah formulir pertanyaan tentang status bahan baku di tempat penyimpanan. Restaurant manager memberikan ecosima review questionner ini kepada staf yang
biasanya membantu melakukan
pengecekkan persediaan bahan baku dalam gudang. Questionner ini berisikan tentang informasi kelebihan baku atau kekurangan bahan baku dalam gudang, kondisi bahan baku selama penyimpanan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan bahan baku.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengendalian Persediaan
Bahan Baku McDonald’s Kings Plaza II
Bandung
Prosedur pengendalian persediaan
bahan baku pada McDonlad’s Kings Plaza ini
sebagian sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu teori yang dinyatakan oleh William K. Carter (2009:322) tentang pengendalian persediaan yang efektif yang bisa dilihat pada bab II. Hanya saja dalam penyimpanan dan penggunaan bahan baku belum terlaksana dengan baik.
Pada saat prosedur penyimpanan bahan baku yang baru terima di gudang kadang kala terjadi kesalahan penyimpanan atau penyimpanan bahan baku tidak rapi yang menyebabkan bahan baku cepat rusak dan sistem FIFO (First In First Out) terkadang tidak terlaksanakan dengan baik. Bahan baku yang sudah lama berada dalam gudang tergeser dengan bahan baku yang baru datang sehingga dalam penggunaan bahan baku, para crew mengambil bahan yang baru datang sedangkan bahan baku yang sudah lama menjadi tidak terpakai dan melalui masa
masa expired akan langsung dibuang dan dicatat untuk kembali dipesan kepada pihak
supplier.
Pengikutsertaan berbagai pihak dalam pengendalian persediaan bahan baku ini sudah cukup baik seperti koordinasi
restaurant manger dengan para assistent manager juga shift manager dengan para crew karena dalam mengendalikan suatu sistem diperlukan kontribusi beberapa pihak yang melakukan tugas sesuai dengan koridor nya.
Dalam langkah melakukan
perhitungan pemesanan bahan baku,
restaurant manager harus benar-benar teliti dan mempunyai perkiraan yang tepat akan bahan baku yang akan dipesan untuk memenuhi kebutuhan restoran di waktu kedepan. Perkiraan yang tidak tepat ini lah yang dapat menjadi salah satu kendala atau penyebab terjadinya kekurangan atau pun kelebihan bahan baku yang dipesan yang mengakibatkan terjadinya kekurangan produk yang dapat dijual perusahaan karena secara tidak langsung ini akan berpengaruh pada laba restoran.
Karena perusahaan ini berkaitan dengan proses produksi produk makanan sehingga
terdapat prosedur-prosedur dalam
pembuatannya termasuk takaran dalam penggunaan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk makanan. Kelebihan dalam penggunaan bahan baku saat memproduksi
sebuah produk makanan juga dapat
mengakibatkan cepat berkurangnya
persediaan bahan baku yang terdapat di gudang . Keadaan ini lah yang mengakibatkan terjadinya kekurangan bahan baku.
4.2.2 Dokumen - Dokumen Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku
McDonald’s Kings Plaza II Bandung
Metode pencatatan pada perusahaan McDonald belum sepenuhnya mengikuti teori yang ada yaitu teori yang dikemukakan oleh Mulyadi (2007:556) dalam hal kartu persediaan. Perusahaan tidak menggunakan kartu persediaan dalam pengendalian persediaan bahan baku ini tetapi mereka lebih membuat laporan yang dibuat dalam kurun waktu tertentu sehingga tidak dapat terpantau jumlah persediaan bahan baku digudang.
(40)
7
Setelah dokumen ordering report
dikirimkan kepada perusahaan supplier
secara online maka secara tidak langsung semua permintaan pengiriman persediaan bahan baku sudah dinyatakan berhasil.
Sebagian besar cabang McDonald melakukan penerimaan kedatangan pasokan bahan baku di hari Selasa dan Jumat. Pada saat kedatangan pasokan bahan baku diperlukan lah sebuah dokumen Quality Assurance Report untuk menguji kualitas dari setiap bahan baku yang datang. Dari pihak
supplier pun akan memberikan lembar
keterangan yang berisi informasi tingkat suhu
storage mereka.
Jika terdapat bahan baku yang ditolak maka dibutuhkan juga pengisian lembar terakhir pada Quality Assurance Report yang berisi tentang keterangan nama produk yang ditolak, tangga kadaluarsanya, batch number
(No.Produk), jumlah yang ditolak dan penjelasan penolakkan produk. Informasi ini akan dikirmkan kepada pihak supplier untuk diproses pemesanan kembali.
Setelah penerimaan kedatangan
pasokan bahan baku, restaurant manager
mengkoordinasikan para crew nya untuk memasukkan seluruh persediaan kedalam
ruang tempat penyimpanannya
masing-masing sesuai dengan jenis dan kriteria bahan baku tersebut.
Setiap seminggu atau beberapa waktu sekali restaurant manager akan memberikan
ecosima review questionner kepada manager
yang biasa ditugaskan untuk membantu dalam pengorderan persediaan barang. Dalam ecosima report ini akan terlihat oleh seorang restaurant manager bagaimana
pengendalian persediaan bahan baku
khususnya dalam tahap penyimpanan terlihat baik atau tidaknya. Terkadang sering terjadi kesalahan pencatatan yang mengakibatkan
terjadinya perbedaan antara jumlah
persediaan bahan baku yang terdapat digudang dengan laporannya. Hasil dari
ecosima report yang tidak baik ini yang tentu saja menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya kekurangan atau kelebihan
1. Prosedur pengendalian persediaan bahan
baku pada perusahaan McDonald’s Kings
Plaza II Bandung dilakukan berdasarkan
Inventory Management System Map yang telah ditentukan pada seluruh cabang McDonald di Indonesia. Terdiri 4 tahapan dalam prosedur pengendalian persediaan bahan baku yaitu tahap pemesanan bahan baku kepada supplier, tahap penerimaan bahan baku, tahap pengaturan dan penyimpanan dan tahap penggunaan bahan baku. Dalam tahap pemesanan bahan baku kepada supplier, seorang manager melakukan perhitungan dan perkiraan terlebih dahulu kebutuhan persediaan bahan baku perusahaan di waktu yang akan mendatang. Perkiraan yang tidak tepat ini lah yang dapat menjadi salah satu kendala atau penyebab terjadinya kekurangan bahan baku yang dipesan yang mengakibatkan terjadinya kekurangan produk yang dapat dijual perusahaan. Selain itu, perusahaan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dalam pengendalian persediaan bahan baku. Tetapi terkadang sistem tersebut tidak berjalan semestinya karena ditemukan pengambilan bahan baku yang tidak teratur sehingga pasokan persediaan lama melewati masa expired dan hal ini
juga yang menyebabkan terjadinya
kekurangan persediaan bahan baku. 2. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam
pengendalian persediaan bahan baku
pada McDonald’s Kings Plaza II Bandung
diantaranya adalah ordering report, order diary form, Quality Assurance report dan
Ecosima Review Questionnare. Kesalahan
pencatatan dalam dokumen-dokumen
tersebut yang terkadang terjadi pada perusahaan McDonald dan hal ini lah yang dapat menjadi salah satu faktor kurangnya persediaan bahan baku pada perusahaan.
5.2 Saran
. 1. Perusahaan perlu meningkatkan Inventory
Management System yang ada pada
(41)
8
lebih baik terlebih dalam prosedur penyimpanan dan penggunaan bahan baku. Diharapkan perusahaan membuat peta penempatan barang dan lebih mengatur penyimpanan barang sesuai tanggal pengiriman agar tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan baku dan sistem FIFO daapt berjalan dengan baik juga dalam memperkirakan persediaan bahan baku yang dibutuhkan di waktu yang akan datang, restaurant manager
benar-benar dapat memperhitungkan
dengan baik dan benar terlebih dalam menghitung keadaan-keadaan yang tidak terduga seperti terjadinya big order yang bisa datang sewaktu-waktu.
2. Dalam tahap pembuatan ordering report, order diary form, Quality Assurance report
lebih diperhatikan, diperlukan melibatkan beberapa pihak dalam pengecekan untuk mengurangi resiko kesalahan pencatatan
atau perhitungan dan diharapkan
koordinasi antara beberapa pihak dapat terjaga dengan baik agar pencatatan dokumen-dokumen dalam pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan Mcdonald.
(42)
9
Mulai
Menentukan stok dan produk yg diperlukan
Order produk kepada supplier
Ordering Report
Menjadwalkan karyawan untuk menerima order
Mengkonfirmasi jadwal delivery Ordering Report
Selesai
Gambar 4.3
Flowchart Pemesanan Bahan Baku Pada Perusahaan McDonald
1
(43)
10 Restaurant Manager Mulai Prepare Staffing Merotasi Organisasi Produk Membersihkan
Walk In Chiller & Curtain
Mengecek Temperatur
Walk In Chiller
(<40o F)
Siap Terima Delivery Mengecek Temperatur Produk Memeriksa Kondisi Kardus Memeriksa Tanggal Kadaluarsa Memeriksa Kondisi Produk Terima Delivery Menghitung Jumlah Memasukkan kedalam Freezer
atau Chiller
Menolak Produk Mencatat keterangan produk QAR Selesai Ya Tidak Ya Tidak Dikirim ke Perusahaan supplier Gambar 4.4
(44)
11
Eddy, Herjanto. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo
Ely, S., & Sri, D.A. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Farah, M. (2007). Teory dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo. Fredy, Rangkuti. ( 2007). Business Plan. Jakarta: Gramedia.
Hall, J.A. (2007). Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat
Husein, U. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis . Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Supriati. (2012). Metode Penelitian. Bandung : Labkat Press UNIKOM
(1)
6
report. Order diary form ini berisi bahanbaku apa saja yang akan dipesan beserta jumlah keseluruhannya juga tanggal permintaan pengirimannya. 3. Quality Assurance report
Quality Assurance report merupakan laporan tentang pengujian bahan baku yang baru diterima dari pihak store. Setelah dilakukan pengujian jumlah,kualitas dan suhu bahan baku yang datang dilanjutkan dengan pembuatan quality assurance report ini. 4. Ecosima Review Questionnare
Ecosima Review Questionnare adalah formulir pertanyaan tentang status bahan baku di tempat penyimpanan. Restaurant manager memberikan ecosima review questionner ini kepada staf yang biasanya membantu melakukan pengecekkan persediaan bahan baku dalam gudang. Questionner ini berisikan tentang informasi kelebihan baku atau kekurangan bahan baku dalam gudang, kondisi bahan baku selama penyimpanan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan bahan baku.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengendalian Persediaan
Bahan Baku McDonald’s Kings Plaza II
Bandung
Prosedur pengendalian persediaan bahan baku pada McDonlad’s Kings Plaza ini sebagian sudah sesuai dengan teori yang ada yaitu teori yang dinyatakan oleh William K. Carter (2009:322) tentang pengendalian persediaan yang efektif yang bisa dilihat pada bab II. Hanya saja dalam penyimpanan dan penggunaan bahan baku belum terlaksana dengan baik.
Pada saat prosedur penyimpanan bahan baku yang baru terima di gudang kadang kala terjadi kesalahan penyimpanan atau penyimpanan bahan baku tidak rapi yang menyebabkan bahan baku cepat rusak dan sistem FIFO (First In First Out) terkadang tidak terlaksanakan dengan baik. Bahan baku yang sudah lama berada dalam gudang tergeser dengan bahan baku yang baru datang sehingga dalam penggunaan bahan baku, para crew mengambil bahan yang baru datang sedangkan bahan baku yang sudah lama menjadi tidak terpakai dan melalui masa
expired. Bahan baku yang sudah melalui masa expired akan langsung dibuang dan dicatat untuk kembali dipesan kepada pihak supplier.
Pengikutsertaan berbagai pihak dalam pengendalian persediaan bahan baku ini sudah cukup baik seperti koordinasi restaurant manger dengan para assistent manager juga shift manager dengan para crew karena dalam mengendalikan suatu sistem diperlukan kontribusi beberapa pihak yang melakukan tugas sesuai dengan koridor nya.
Dalam langkah melakukan perhitungan pemesanan bahan baku, restaurant manager harus benar-benar teliti dan mempunyai perkiraan yang tepat akan bahan baku yang akan dipesan untuk memenuhi kebutuhan restoran di waktu kedepan. Perkiraan yang tidak tepat ini lah yang dapat menjadi salah satu kendala atau penyebab terjadinya kekurangan atau pun kelebihan bahan baku yang dipesan yang mengakibatkan terjadinya kekurangan produk yang dapat dijual perusahaan karena secara tidak langsung ini akan berpengaruh pada laba restoran.
Karena perusahaan ini berkaitan dengan proses produksi produk makanan sehingga terdapat prosedur-prosedur dalam pembuatannya termasuk takaran dalam penggunaan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk makanan. Kelebihan dalam penggunaan bahan baku saat memproduksi sebuah produk makanan juga dapat mengakibatkan cepat berkurangnya persediaan bahan baku yang terdapat di gudang . Keadaan ini lah yang mengakibatkan terjadinya kekurangan bahan baku.
4.2.2 Dokumen - Dokumen Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku
McDonald’s Kings Plaza II Bandung
Metode pencatatan pada perusahaan McDonald belum sepenuhnya mengikuti teori yang ada yaitu teori yang dikemukakan oleh Mulyadi (2007:556) dalam hal kartu persediaan. Perusahaan tidak menggunakan kartu persediaan dalam pengendalian persediaan bahan baku ini tetapi mereka lebih membuat laporan yang dibuat dalam kurun waktu tertentu sehingga tidak dapat terpantau jumlah persediaan bahan baku digudang.
(2)
7
Seperti halnya saat restaurantmanager ingin melakukan pemesanan persediaan bahan baku kepada perusahaan supplier, restaurant manager terlebih dahulu menggunakan dokumen ordering report yang nantinya akan menghasilkan order diary form.
Setelah dokumen ordering report dikirimkan kepada perusahaan supplier secara online maka secara tidak langsung semua permintaan pengiriman persediaan bahan baku sudah dinyatakan berhasil.
Sebagian besar cabang McDonald melakukan penerimaan kedatangan pasokan bahan baku di hari Selasa dan Jumat. Pada saat kedatangan pasokan bahan baku diperlukan lah sebuah dokumen Quality Assurance Report untuk menguji kualitas dari setiap bahan baku yang datang. Dari pihak supplier pun akan memberikan lembar keterangan yang berisi informasi tingkat suhu storage mereka.
Jika terdapat bahan baku yang ditolak maka dibutuhkan juga pengisian lembar terakhir pada Quality Assurance Report yang berisi tentang keterangan nama produk yang ditolak, tangga kadaluarsanya, batch number (No.Produk), jumlah yang ditolak dan penjelasan penolakkan produk. Informasi ini akan dikirmkan kepada pihak supplier untuk diproses pemesanan kembali.
Setelah penerimaan kedatangan pasokan bahan baku, restaurant manager mengkoordinasikan para crew nya untuk memasukkan seluruh persediaan kedalam ruang tempat penyimpanannya masing-masing sesuai dengan jenis dan kriteria bahan baku tersebut.
Setiap seminggu atau beberapa waktu sekali restaurant manager akan memberikan ecosima review questionner kepada manager yang biasa ditugaskan untuk membantu dalam pengorderan persediaan barang. Dalam ecosima report ini akan terlihat oleh seorang restaurant manager bagaimana pengendalian persediaan bahan baku khususnya dalam tahap penyimpanan terlihat baik atau tidaknya. Terkadang sering terjadi kesalahan pencatatan yang mengakibatkan terjadinya perbedaan antara jumlah persediaan bahan baku yang terdapat digudang dengan laporannya. Hasil dari ecosima report yang tidak baik ini yang tentu saja menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya kekurangan atau kelebihan
pasokan persediaan bahan baku karena dari laporan ini lah awal dari pemesanan dilakukan.
V.Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
1. Prosedur pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan McDonald’s Kings Plaza II Bandung dilakukan berdasarkan Inventory Management System Map yang telah ditentukan pada seluruh cabang McDonald di Indonesia. Terdiri 4 tahapan dalam prosedur pengendalian persediaan bahan baku yaitu tahap pemesanan bahan baku kepada supplier, tahap penerimaan bahan baku, tahap pengaturan dan penyimpanan dan tahap penggunaan bahan baku. Dalam tahap pemesanan bahan baku kepada supplier, seorang manager melakukan perhitungan dan perkiraan terlebih dahulu kebutuhan persediaan bahan baku perusahaan di waktu yang akan mendatang. Perkiraan yang tidak tepat ini lah yang dapat menjadi salah satu kendala atau penyebab terjadinya kekurangan bahan baku yang dipesan yang mengakibatkan terjadinya kekurangan produk yang dapat dijual perusahaan. Selain itu, perusahaan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dalam pengendalian persediaan bahan baku. Tetapi terkadang sistem tersebut tidak berjalan semestinya karena ditemukan pengambilan bahan baku yang tidak teratur sehingga pasokan persediaan lama melewati masa expired dan hal ini juga yang menyebabkan terjadinya kekurangan persediaan bahan baku. 2. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam
pengendalian persediaan bahan baku pada McDonald’s Kings Plaza II Bandung diantaranya adalah ordering report, order diary form, Quality Assurance report dan Ecosima Review Questionnare. Kesalahan pencatatan dalam dokumen-dokumen tersebut yang terkadang terjadi pada perusahaan McDonald dan hal ini lah yang dapat menjadi salah satu faktor kurangnya persediaan bahan baku pada perusahaan. 5.2 Saran
. 1. Perusahaan perlu meningkatkan Inventory Management System yang ada pada McDonald agar pengendalian persediaan
(3)
8
bahan baku dapat terkendalikan denganlebih baik terlebih dalam prosedur penyimpanan dan penggunaan bahan baku. Diharapkan perusahaan membuat peta penempatan barang dan lebih mengatur penyimpanan barang sesuai tanggal pengiriman agar tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan baku dan sistem FIFO daapt berjalan dengan baik juga dalam memperkirakan persediaan bahan baku yang dibutuhkan di waktu yang akan datang, restaurant manager benar-benar dapat memperhitungkan dengan baik dan benar terlebih dalam menghitung keadaan-keadaan yang tidak terduga seperti terjadinya big order yang bisa datang sewaktu-waktu.
2. Dalam tahap pembuatan ordering report, order diary form, Quality Assurance report
dan Ecosima Review Questionnare harus lebih diperhatikan, diperlukan melibatkan beberapa pihak dalam pengecekan untuk mengurangi resiko kesalahan pencatatan atau perhitungan dan diharapkan koordinasi antara beberapa pihak dapat terjaga dengan baik agar pencatatan dokumen-dokumen dalam pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan Mcdonald.
(4)
9
Flowchart Pemesanan Bahan Baku Pada Perusahaan McDonald
Restaurant Manager
Assistant Manager
Mulai
Menentukan
stok dan
produk yg
diperlukan
Order produk
kepada supplier
Ordering Report
Menjadwalkan
karyawan untuk
menerima order
Mengkonfirmasi
jadwal delivery
Ordering Report
Selesai
Gambar 4.3
Flowchart Pemesanan Bahan Baku Pada Perusahaan McDonald
1
(5)
10
Flowchart Penerimaan Bahan Baku Pada Perusahaan Mcdonald
Restaurant Manager
Mulai
Prepare
Staffing
Merotasi
Organisasi
Produk
Membersihkan
Walk In Chiller
& Curtain
Mengecek
Temperatur
Walk In Chiller
(<40
oF)
Siap Terima
Delivery
Mengecek
Temperatur
Produk
Memeriksa
Kondisi
Kardus
Memeriksa
Tanggal
Kadaluarsa
Memeriksa
Kondisi Produk
Terima
Delivery
Menghitung
Jumlah
Memasukkan
kedalam
Freezer
atau
Chiller
Menolak
Produk
Mencatat
keterangan
produk
QAR
Selesai
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Dikirim ke
Perusahaan
s
upplier
Gambar 4.4
(6)
11
VI.Daftar PustakaSumber Buku
Carter, W.K. (2009). Akuntansi Biaya “Cost
Accounting”. Jakarta : Salemba Empat.
Eddy, Herjanto. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo
Ely, S., & Sri, D.A. (2009). Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Farah, M. (2007). Teory dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo. Fredy, Rangkuti. ( 2007). Business Plan. Jakarta: Gramedia.
Hall, J.A. (2007). Accounting Information System. Jakarta : Salemba Empat
Husein, U. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis . Jakarta : Rajawali Pers.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditia Media.
Nanang, Fatah. (2007). landasan manajemen pendidikan . Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.
Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Supriati. (2012). Metode Penelitian. Bandung : Labkat Press UNIKOM