25
Akidah Akhlak - Kelas IX
B. Penasaran ?
Setelah kita memperhatikan dan mengamati gambar di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan sebagai berikut. Daftarlah sejumlah pertanyaan dengan
menggunakan apa, mengapa, bagaimana, dimana, kapan dan mengpa ?
NO
Kata Tanya Pertanyaan
1 Apakah
Apakah yang dilakukan anak-anak dalam gambar?
C. Buka Cakrawalamu
1. BERILMU
a. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa arab yang berarti pengetahuan, kepandaian tentang sesuatu. Lawan kata ilmu ialah jahl yang berarti kebodohan, ketidak tahuan. Seseorang dikatakan berilmu apabila
memiliki kemampuan atau kepandaian tentang sesuatu, misalnya membaca kitab kuning kitab tanpa harakattanda baca. Apabila kemampuan membacanya sangat baik, maka
orang tersebut dikatakan pandai membaca kitab kuning. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mengetahui sesuatu, dikatakan orang yang tidak tahu. Apabila
ketidak tahuanya sangat banyak dalam berbagai hal maka disebut orang bodoh. Dengan berilmu manusia mengetahui mana yang baik dan
buruk, mengetahui mana yang halal dan yang haram serta dapat membedakan kebaikan dan keburukan.
akidah akhlak siswa kls 9__revisi.indd 25 61616 5:38 PM
Di unduh dari : Bukupaket.com
26
Buku Guru Madrasah Tsanawiyah
b. Pentingnya Ilmu
اَذِإ َو ْمِ ِس ُفْنَأ ِب� اَم اوُ ِي�َغُي َت�َح ٍمْوَقِب اَم ُ ِي�َغُي ل َ َلا َنِإ
ْن ِم ِهِنو ُد ْن ِم ْمُ َل ا َمَو ُ َل َد َر َم اَف اًءو ُس ٍم ْوَقِب ُ َلا َدا َر َ
أ ١١ ٍلاَو
Artinya: Sesungguhnya Allah swt tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
QS. Ar- Ra’d ayat 11
Nampaknya ayat di atas menjadi peringatan buat kita, bahwa kehidupan ini harus ada perubahan lebih baik. Perubahan tersebut mustahil akan terjadi jika manusia tidak memiliki ilmu dan
pengetahuan.
Semua manusia mengakui bahwa ilmu sangat penting dalam kehidupan saat ini. Zaman semakin maju dan terbuka, persaingan hidup yang semakin ketat dan terbuka serta semakin
sulit untuk dihindari. Tanpa bekal ilmu yang memadai, kiranya semakin sulit menghadapi masa depan. Itulah sebabnya, kian lama manusia kian memiliki kesadaran untuk terus menuntut
ilmu. Biaya yang dikeluarkannya pun amat besar untuk mencapai tingkatan pendidikan yang lebiih tinggi. Demikian pentingnya ilmu sehingga terdapat hadis:
ىذم ت�لا هاور ِ ْلِعْل ِب� ِهْيَلَعَف اَُهَداَرَا ْنَمَو ِْلِعلِْب� ِهْيَلَعَف ِةَر ِخَألْا َداَرَا ْنَمَو ِْلِعلِْب� ِهْيَلَعَف اَيْن ُدلا َداَرَا ْنَم
Artinya: “Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu.
Barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu
”. HR. Turmudzi Untuk mencapai kebahagiaan akhirat, juga harus
memiliki ilmu. Mengapa demikian? Karena kebahagiaan akhirat hanya dapat dicapai dengan
mengamalkan ajaran agama secara benar. Untuk dapat mengamalkan ajaran agama secara benar
diperlukan ilmu tentang agama. Oleh sebab itu setiap muslim harus menyadari pentingnya berilmu.
Ajaran agama yang benar dan memiliki tingkat keilmuan yang baik serta dapat dipertanggung-
jawabkan bisa kita dapatkan melalui pendidikan keagamaan berupa pendidikan pesantren, madrasah
akidah akhlak siswa kls 9__revisi.indd 26 61616 5:38 PM
Di unduh dari : Bukupaket.com
27
Akidah Akhlak - Kelas IX
atau pendidikan nonformal lainnya seperti madrasah diniyah. Namun nampaknya dunia pesantren, madrasah dan madrasah diniyah dengan santri sebagai simbol utamanya mulai
kurang diminati oleh remaja saat ini bahkan juga sebagian orang tua yang condong mendahulukan ilmu duniawi ilmu umum dan menomor duakan ilmu ukhrawi ilmu agama,
sehingga ilmu keagamaannya sangatlah kurang untuk dibuat bekal meraih kebahagiaan di akhirat.
Dalam hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu: 1. Mereka pandai dan dapat memanfaatkan ilmunya secara baik untuk kepentingan agama dan
kemanusiaan. Manusia kelompok ini adalah manusia yang dapat bermanfaat untuk sesama, sehingga dengan kondisi seperti itu, maka akan membawa keberkahan hidup baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
2. Mereka pandai namun tidak mau atau tidak mampu memanfaatkan ilmunya secara baik. Golongan ini membahayakan orang lain karena mungkin ilmu yang dimiliki digunakan untuk
mencari keuntungan sendiri jika tidak diiringi keimanan yang baik.
3. Mereka yang tidak pandai tetapi menyadari kekurangan dirinya. Golongan ini masih baik karena dapat diarahkan menuju yang baik. Apabila bersalah, dia segera mengakui kesalahannya
dan mau berusaha memperbaiki kesalahannya. 4. Mereka yang tidak pandai namun tidak menyadari kekurangannya. Orang yang demikian ini
sulit diarahkan karena merasa mampu dan benar. Nasehat dan pengarahan dari orang lain tidak diperlukan karena merasa mampu. Golongan ini sering mengikuti hawa nafsunya dan tidak
memperhatikan orang lain. Sehingga berakibat tidak disukai dalam pergaulannya.
c. Perintah mencari Ilmu