Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Fee Audit Terhadap Kualitras Audit (studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung)

(1)

1

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung)

Oleh :

Tubagus Afsal Chandra K UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Auditor Professionalism is one of the things that need to be considered for any public accountant in producing optimum quality audits, as well as the Audit Fee is not allowed by way of a bargain by members of the public accountant to get the client in order to produce optimum quality audits. This study aims to provide empirical evidence about the influence of Auditor Professionalism and Audit Fee on Audit Quality of the Public Accounting Firm in Bandung.

The population in this study was 26 auditors from 13 Public Accounting Firm in Bandung. The sample selection is done by using a saturated sample is to use the entire population of 26 auditors from 13 Public Accounting Firm in Bandung. The analysis used is descriptive analysis and verification with quantitative approach. The analysis model is multiple regression analysis.

The results of testing the hypothesis in this study showed that (1) Auditor Professionalism has a significant positive effect on Audit Quality, (2) Audit Fee has a significant positive effect on Audit Quality, (3) Auditor Professionalism and Fee Audit has a significant positive effect on Audit Quality.

Keywords: Auditor Professionalism, Fee Audit, Audit Quality

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia bidang akuntansi baru dikenal tahun 1950an sejalan dengan mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010:17). Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis maka perekonomian mendorong berdirinya organisasi profesi akuntansi yang dikenal dengan sebutan “Ikatan Akuntansi Indonesia” (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957 (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010:17).

Dalam persaingan dunia usaha yang semakin meningkat ini setiap perusahaan akan saling berkompetensi agar terlihat baik dari pesaingnya, salah satunya dilakukan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan, laporan keuangan haruslah menyajikan informasi yang wajar, dapat dipercaya agar kebutuhan masing-masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi, untuk meyakinkan pihak luar akan kehandalan laporan keuangan tersebut maka perusahaan


(2)

2

akan mempercayakan pemeriksaan laporan keuangannya kepada pihak ketiga yaitu Akuntan Publik (A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih dan P. Dyan Yaniartha, 2013).

Profesi Akuntan Publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan, kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh Akuntan Publik yang akhirnya mengharuskan Akuntan Publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya (Mulyadi 2008).

Kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya, pemeriksaan oleh eksternal auditor yang akan memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui apakah laporan telah disusun dengan wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (Kane, 2005). Sedangkan dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), dinyatakan bahwa kriteria atau ukuran mutu mencakup mutu profesional auditor (Boynton dan Kell, 2003).

Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan (Lekatompessy, 2003).

Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak, seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berprilaku semestinya (Lekatompessy, 2003).

Salah satu yang diatur dalam standar umum audit adalah besaran fee audit yang akan diterima oleh auditor tersebut dalam melakukan tugasnya, fee audit merupakan salah satu tanggung jawab auditor kepada kliennya, besaran fee inilah yang kadang membuat auditor berada di dalam posisi dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberi opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun disisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya, agar klien puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya diwaktu yang akan datang (Fitriani Kartika Purba, 2013).

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah di dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Adanya Akuntan Publik yang tidak profesional melanggar ketentuan Undang-undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik sehingga AP mendapatkan sanksi pembekuan izin bekerja.

2. Adanya Akuntan Publik yang memberikan penawaran harga di bawah standar fee audit demi meraih tujuan tertentu yang sehingga AP tidak berharga di mata klien.

3. Adanya Akuntan Publik yang masih lemah dalam menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sehingga menurunkan kualitas auditnya.


(3)

3

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit. 2. Seberapa besar pengaruh Fee Audit terhadap kualitas audit.

3. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data mengenai pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit serta untuk lebih memahami dan mengerti pelaksanaan kualitas audit dan untuk memperoleh gambaran perbandingan antara teori dengan pelaksanaannya di lapangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui pengaruh Fee Audit terhadap kualitas audit.

3. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang berhubungan dalam pelaksanaan penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu kegunaan praktis (Applied Research) dan kegunaan akademis (Basic Research).

1.4.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi Penulis mengenai Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung. Dengan penelitian ini juga penulis berharap dapat menambah pemahaman lebih terhadap dunia perusahaan terutama yang berkaitan dengan sesuai judul yang penulis ambil.


(4)

4

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Profesionalisme Auditor

2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme Auditor

Alvin A.Arens (2008:105) mendefinisikan profesionalisme auditor adalah sebagai berikut: “Professionalism is the responsibility of the auditor to do more than just meet the responsibilities themselves as well as laws and regulations of the community , the public as a professional accountant acknowledges the responsibility to the community , clients and fellow practitioners, including respectful behavior even if it means self-sacrifice”. Alvin et.all dalam Amir Abadi Jusuf (2008:68) mendefinisikan profesionalisme auditor adalah sebagai berikut :

“Profesional berarti bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat”.

2.1.2 Fee Audit

2.1.2.1 Pengertian Fee Audit

Mulyadi (2002:67) mendefinisikan fee audit adalah sebagai berikut :

Fee audit merupakan biaya yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan”.

Sukrisno Agoes (2012:18) mendefinisikan fee audit adalah sebagai berikut:

“Besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya”.

2.1.3 Kualitas Audit

2.1.3.1 Pengertian Kualitas audit

Ely Suhayati, Siti Kurnia Rahayu (2009 : 2) mendefiniskan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Suatu Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang di tetapkan,serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan,dimana auditing harus di lakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.


(5)

5

“Suatu hasil yang telah dicapai oleh auditor untuk memperoleh tingkat kepuasan, sehingga akan menimbulkan hasrat auditor untuk menilai suatu kegiatan tersebut”. 2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan dan mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Berdasarkan telah pustaka serta penelitian terdahulu, maka penelitian ini menjelaskan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit.

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di uraikan di atas, dan menurut teori yang mendukung maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

H2 : Fee Audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

H3 : Profesionalisme Auditor dan Fee Audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Umi Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek dalam penelitian ini adalah Profesionalisme Auditor, Fee Audit dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut : “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut:

“Desain digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian, sehingga desain penelitian merupakan rancangan yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian”.


(6)

6

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan; 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data; 8. Melakukan analisis data;

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas/Independent (X)

Dalam penelitian variabel bebas akan berkaitan dengan masalah yang akanditeliti adalah variabel X1 adalah Profesionalisme Auditor dan X2 adalah Fee Audit

2. Variabel Tidak Bebas / Dependent (variabel Y)

Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Kualitas Audit.

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit sumber data primer.

Menurut Sugiyono (2012:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu melalui cara menyebarkan kuisioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang variabel yang akan diteliti.


(7)

7

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokandata yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu:

1. Populasi

Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 13 Kantor Akuntan Publik (KAP).

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81), mendefiniskan sampel sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik pengamblian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X1) Profesionalisme Auditor (X2) Fee Audit (Y) Kualitas Audit,

dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan Hipotesis

a. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1) Hipotesis secara keseluruhan

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

Ha : Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

2) Hipotesis parsial

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit. Ha : Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit.


(8)

8

3) Hipotesis parsial

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Fee Audit terhadap kualitas audit. Ha : Terdapat pengaruh antara Fee Audit terhadap kualitas audit. b. Hipotesis Statistik

1) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).

Ho : β = 0: Tidak terdapat pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

Ha : β ≠0: Terdapat pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.

2) Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test) dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol : β = 0 dan hipotesis alternatifnya (Ha) : β ≠ 0

Ho : β =0: Tidak terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit.

Ha : β ≠0: Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor terhadap kualitas audit. Ho : β=0: Tidak terdapat pengaruh antara Fee Audit terhadap kualitas audit.

Ha : β≠0: Terdapat pengaruh antara Fee Audit terhadap kualitas audit. 2. Menentukan Tingkat Signifikan

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

a. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

b. Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut : Dimana :

R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : 1) Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%


(9)

9

2) Tolak Ho jika nilai F-sign < ɑ ),05.b.

b. Hasil t hitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

1) Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

2) Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

3) t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung,

4) t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = (n-k-1)

4. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan 5. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung

dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha

diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Profesionalisme Auditor dan Fee Audit berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Kualitas Audit. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit

Dari hasil dari pengujian menyatakan bahwa Profesionalisme Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil dari nilai korelasi parsial yang diperoleh antara profesionalisme dengan kualitas audit adalah sebesar 0,655 dan termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat” dan menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik sikap profesionalisme yang dimiliki oleh auditor akan diikuti oleh semakin meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan oleh audit itu sendiri.

Hasil dari pengujian hipotesis nilai thitung untuk profesionalisme auditor terdapat pengaruh

yang signifikan antara profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Alvin et.all dalam Amir Abadi Jusuf (2008 : 68) Profesional berarti tanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat.

Jika kompetensi, independensi dan profesionalisme dimiliki dalam diri auditor maka laporan audit yang dihasilkan akan lebih berkualitas (Faisal dkk, 2012). Hal tersebut menunjukan bahwa dengan semakin baik sikap profesionalisme yang dimiliki oleh auditor akan diikuti oleh semakin meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irwansyah (2010) terdapat pengaruh antara ketaatan regulasi, kompetensi, independensi dan profesionalisme baik secara parsial maupun simultan terhadap kualitas audit. 4.2.2 Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit

Hasil dari hasil pengujian statistik menyatakan bahwa Fee Audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil dari nilai korelasi parsial yang diperoleh antara fee audit


(10)

10

dengan kualitas audit adalah sebesar 0,608 dan termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat”. Berdasarkan nilai korelasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat hubungan yang kuat antara fee audit dengan kualitas audit, artinya semakin tinggi nilai fee audit dalam proses audit, akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.

Hasil dari pengujian hipotesis nilai thitung untuk fee audit terdapat pengaruh yang

signifikan antara fee audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Sukrisno Agoes (2012:46) menyatakan bahwa anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat berakibat pada kualitas audit yang akan dihasilkan.

Berdasarkan hasil analisis verifikatif dapat disimpulkan bahwa anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat berakibat pada kualitas audit yang akan dihasilkan (Sukrisno Agoes 2012:46). fee audit mempengaruhi kualitas audit, sesuai dengan penelitian Bambang Hartadi (2009) yang menunjukan bahwa fee audit memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit , demikian juga pada penelitian K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani (2014) yang menunjukan bahwa fee audit memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit.

4.2.3 Pengaruh Integritas Auditor dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit Hasil dari nilai koefisien regresi untuk Profesionalisme Auditor dan Fee Audit yang menujukan nilai kualitas audit dipengaruhi oleh profesionalisme auditor dan fee audit.

Hasil dari nilai korelasi simultan (R) yang diperoleh antara profesionalisme auditor dan fee audit dengan kualitas audit adalah sebesar 0,819. Nilai korelasi tersebut memiliki derajat asosiasi yang tergolong “Sangat Kuat”

Hasil dari koefisien determinasi menunjukan bahwa variabel oleh profesionalisme auditor dan fee audit secara simultan memberikan pengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan sisanya merupakan pengaruh atau kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti selain variabel oleh profesionalisme auditor dan fee audit seperti integritas, tingkat pendidikan dan independensi. Hasil dari pengujian hipotesis nilai Fhitung secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan

antara profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukan Profesionalisme Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat” dan menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin baik sikap profesionalisme yang dimiliki oleh auditor akan berakibat pada semakin meningkatnya kualitas audit yang dihasilkan oleh audit itu sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaannya mengenai indikator tentang objektivitas adanya auditor yang masih belum bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 2. Secara parsial fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit

termasuk dalam kategori hubungan yang “kuat” dan dapat disimpulkan terdapat hubungan yang kuat antara fee audit dengan kualitas audit, artinya semakin tinggi nilai fee audit dalam proses audit, akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Namun dalam pelaksanaannya masih ada Akuntan Publik mendapatkan klien dengan cara


(11)

11

menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi dan akan berpengaruh selama proses audit sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang tidak optimal.

3. Secara simultan profesionalisme auditor dan fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dengan kontribusi profesionalisme auditor berpengaruh lebih tinggi di bandingkan dengan fee audit sedangkan sisanya merupakan besar kontribusi pengaruh yang diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti integritas, tingkat pendidikan dan independensi.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan mengenai pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan dapat dijadikan masukan kepada auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung sebagai berikut:

1. Masih ada auditor belum bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi profesionalisme dalam diri agar setiap auditor yang melaksanakan audit bisa lebih profesional dan patuh pada aturan atau Undang-undang akuntan publik sehingga bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya dan dapat menghasilkan kualitas audit yang optimal.

2. Masih ada auditor yang menawarkan fee untuk mendapatkan klien pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, sebaiknya auditor tidak menawarkan fee untuk mendapatkan klien dan patuh pada ketentuan fee yang ada sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang optimal.

3. Agar profesionalisme auditor dan fee audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung dapat menghasilkan kualitas audit yang optimal maka Kementrian Keuangan (Kemenkeu) perlu mengevaluasi Undang-Undang tentang Akuntan Publik agar KAP atau Akuntan Publik dapat bekerja dengan profesional bebas dari benturan pemenuhan kewajiban profesionalnya dan menetapkan ketentuan fee agar selama proses sistematisnya Akuntan Publik lebih fokus untuk memberikan kualitas audit yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih dan P. Dyan Yaniartha S. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit.

Agung Rai, I gusti. 2009. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Grafindo.

Agoes, Sukrisno. 2012 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik”,

Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Alim, M.N., et.ad. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Andi Supangat. 2007. Statistik: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Kencana,


(12)

12

Antara. 2014. Kemenkeu Cabut Izin Akuntan Publik. www.republika.co.id

Arens.A.A., Mark S. Beasley and Randal J. Elder 2008. Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach. Ed.12. Jakarta: Salemba Empat.

Arens,A.A.,Best,P.,Shailer,G.,Fiedler,B.,Elder,R.J., and Beasley, M.S., 2012.”Auditing,Assurance Services and Ethics in Australia-An Integrated Approach.8 thEdition.Pearson Australia,NSW 20p6.

Ashari, Purbayu Budi Santoso. 2005. Analisis statistic dengan Microsoft exel dan SPSS. Yogyakarta.

Bambang Hartadi. 2002 . Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan : BPFE.Yogyakarta.

Bambang Hartadi. 2009. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi No.110/DIKTI/Kep/2009. ISSN 1411-0393.

Barker,Chris.,Pistrang,Nancy.,& Elliot,Robert. (2002). Reasearch Methods In Clinical Psychology (2th ed) . Jhon Wiley & Sons.

Donald R. Deis Jr and Gary Giroux. Journal of Accounting and Public Policy. The Effect Of Auditor Fees, Audit Hours And Audit Quality. Volume 15, Issue 1, Spring 1996, Pages 55-76.

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan Cetaka. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Fitriani Kartika Purba. 2013. Pengaruh Fee Audit Dan Pengalaman Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit.

Flint, D. 1988. Philosophy and Principles of Auditing: An Introduction, Macmillan Education. Florus. 2013. Harus Ada Standarisasi Fee Audit. www.akuntanonline.com

Gujarati N. Damodar. 2005. Basic Econometrics fourth edition. McGraw-Hil.

I Gusti Agung Rai. 2009. Audit Kinerja pada Sektor Publik Konsep Praktik dan Studi Kasus. Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat : Jakarta. Ida Rosnidah Rawi dan Kamarudin. 2011. Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme

Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon). Pebkis Jurnal Vol.3, No.2, Juli 2011:456-466.

K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2014. Pengaruh Indpendensi Auditor dan Besaran Fee Audit Terhadap Kualitas Proses Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):419-428. ISSN: 2302-8556.

Kusnendi. 2005. ANALISIS JALUR Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan LISREL 8. Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI. Bandung.


(13)

13

Li, Ching Chun. 1975. Path Analysus a Primer. California: The Boxwood Press.

Mashuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : Refika Aditama.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Cetakan pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa. 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 444-461. ISSN: 2302-8556.

Ridwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Russell. 2000. The Quality Audit Handbook. Second Edition. American Society for Quality, Milwauke.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian. CV .Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. Tarkosunaryo. 2013. Tingkatkan Mutu Audit AP Terhadap BUMN. www.akuntanonline.com

Umi Narimawati. 2010. Metodelogi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta: Penerbit Genesis.

Umi Narimawati, Dewi Anggadini, Linna Ismawati, 2010, Penulisan karya Ilmiah: Panduan awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM, Genesis,Bekasi.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.

Ussahawanitchakit, Phapruke.2008. Relationship quality, professionalism, and audit quality: an empirical study of auditors in Thailand. Volume: 8 Source Issue: 4, September 2008. ISSN: 1555-1296.


(14)

14

LAMPIRAN Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

No Peneliti dan Tahun

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ida Rosnidah Rawi dan Kamarudin

Pekbis Jurnal

Vol.3, No.2, Juli 2011: 456-466 Analisis Dampak Motivasi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon)

Hasil penelitian menunjukan terdapat dampak motivasi dan profesionalisme secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa profesionalisme yang tinggi dan ditunjang dengan motivasi yang tinggi dari aparat inspektorat akan meningkatkan kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat

inspektorat. 2 Putu Septiani Futri dan

Gede Juliarsa E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 444-461 ISSN: 2302-8556 Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk teknik analisis datanya, dimana hasil penelitian menunjukan variabel indepensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya tingkat pendidikan dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

3 Ussahawanitchakit, Phapruke

Lim-U-Sanno. Kulwadee International Journal of Business Researce, Source

Volume: 8 Source Issue: 4, September 2008 ISSN: 1555-1296

Relationship quality,

professionalism, and

audit quality: an empirical study of auditors in Thailand

Professionalism has a significant positive impact on audit quality

and the interaction has a significant negative effect when we set competitive environments as a moderator

4 K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):419-428

ISSN: 2302-8556

Pengaruh Independensi Auditor dan Besaran

Fee Audit Terhadap Kualitas Proses Audit

Hasil olah data memperlihatkan bahwa independensi auditor dan besaran fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas proses audit baik secara simultan maupun parsial

5 Bambang Hartadi Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan

Dari hasil uji statistik terbukti bahwa: Fee audit berpengaruh


(15)

15

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009 ISSN 1411-0393 Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia

signifikan terhadap kualitas audit, sementara rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit

6 Donald R. Deis Jr and Gary Giroux

Journal of Accounting and Public Policy Volume 15, Issue 1, Spring 1996, Pages 55-76

The Effect Of Auditor Changes On Audit Fees, Audit Hours, And

Audit Quality

empirical results indicated specific low balling relationships. First year independent audits had statistically lower audit fees. Despite the lower fees, quality was higher and more audit hours were utilized

Tabel 3.4

Daftar Nama KAP di wilayah Kota Bandung yang terdaftar di BAPEPAM-LK

No Nama Responden

1 KAP AF Rachman & Soethipto WS 2

2 KAP Djoemarna, Wahyudin & Rekan 2

3 KAP Sabar & Rekan 2

4 KAP H.E.R Sudarjadinata & Rekan 2

5 KAP Roebiandini & Rekan 2

6 KAP Prof. Dr. H.T.B Hasanuddin & Rekan 2 7 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali 2

8 KAP Drs.Karel Widyarta 2

9 KAP Abu Bakar Usman & Rekan 2

10 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 2

11 KAP Jojo Sunarjo & Rekan 2

12 KAP Drs. Joseph Munthe 2

13 KAP Ronald Haryanto AK.CPA 2

Gambar 4.3

Kurva Uji Hipotesis Simultan

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penerimaan Ho

0

Ftabel 3,592


(16)

16

Gambar 4.4

Kurva Uji Hipotesis Parsial antara Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit

Gambar 4.5

Kurva Uji Hipotesis Parsial antara Fee Audit Terhadap Kualitas Audit

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penerimaan Ho

0

Ftabel 3,522

Fhitung 19,402

Daerah penolakan Ho

thitung 4,176

Daerah Penerimaan Ho

0

Daerah penolakan Ho


(17)

17

HASIL PERHITUNGAN SPSS 17.0 FOR WINDOWS


(18)

(19)

19 Uji Reliabilitas


(20)

20 Uji Normalitas


(21)

21 Uji Multikolinearitas


(22)

22 Estimasi Regresi Linier Berganda


(23)

23 Koefisien Determinasi


(24)

24 Uji t (Parsial)


(25)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berisikan mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dasar teori dan analisis bagi topik penelitian ini yang membahas tentang profesionalisme dan fee audit serta kualitas audit.

2.1.1 Profesionalisme Auditor

2.1.1.1 Pengertian Profesionalisme Auditor

Alvin A.Arens (2008:105) mendefinisikan profesionalisme auditor adalah sebagai berikut :

Professionalism is the responsibility of the auditor to do more than just meet the responsibilities themselves as well as laws and regulations of the community , the public as a professional accountant acknowledges the responsibility to the community , clients and fellow practitioners, including respectful behavior even if it means self-sacrifice”.

Alvin et.all dalam Amir Abadi Jusuf (2008:68) mendefinisikan profesionalisme auditor adalah sebagai berikut :

“Profesional berarti bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat”.

Messier, et.all (2005:375) mendefinisikan profesionalisme auditor adalah sebagai berikut :

“Profesionalisme didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orang-orang profesional seluruh profesi menyusun aturan atau kode


(26)

10

perilaku yang mendefinisikan perilaku etika (profesional) bagi anggota profesi tersebut”.

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa profesionalisme diartikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan atau kualitas yang membentuk karakter suatu profesi atau orang-orang profesional yang bertanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab secara individual dan ketentuan dalam peraturan dan hukum di masyarakat.

2.1.1.2 Indikator Profesionalisme Auditor

Menurut Sukrisno Agoes (2012:43) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik dalam kode etik profesi yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, komptensi, kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis.

Dari 8 prinsip yang di kemukakan oleh Sukrisno Agus (2012:43), penulis hanya akan menggunakan 4 prinsip dalam penelitian ini yaitu:

1. Tanggung jawab profesi 2. Integritas

3. Perilaku Profesional 4. Kompetensi

Dari pernyataan di atas maka dapat diuraikan penjelasan dari indikator profesionalisme audit yaitu:

1. Tanggung jawab profesi

Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.


(27)

11

3. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 4. Kompetensi

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional.

2.1.2 Fee Audit

2.1.2.1 Pengertian Fee Audit

Mulyadi (2002:67) mendefinisikan fee audit adalah sebagai berikut :

Fee audit merupakan biaya yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan”.

Sukrisno Agoes (2012:18) mendefinisikan fee audit adalah sebagai berikut:

“Besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya”.

Hendry Simamora (2002:121) mendefinisikan fee audit adalah sebagai berikut: “Sebelum disetujuinya suatu perikatan antara KAP dan klien, biasanya KAP dimintai keterangan perihal estimasi biaya audit, jam kerja staf audit merupakan satuan pengukuran dasar untuk imbalan jasa audit (audit fee). Karena banyaknya jam kerja yang persis tidak dapat ditentukan dimuka, auditor independen biasanya memberikan estimasi dasar mengenai besarnya imbalan jasa yang mereka minta”.

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fee audit merupakan biaya yang diterima oleh akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya yang diukur dari keterangan perihal estimasi biaya audit dan jam kerja staf audit.


(28)

12

2.1.2.2 Indikator Fee Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012:18) besarnya biaya (fee audit) dapat diukur dari:

1. Resiko penugasan

2. Kompleksitas jasa yang diberikan

3. Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesi lainnya

4. Ukuran biaya KAP

Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendaptakan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Ketentuan ini untuk membantu para akuntan mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit atau memberikan jasa perpajakan dan manajemen.

Dari pernyataan di atas maka dapat di uraikan penjelasan dari Sukrisno Agoes (2012:18) yaitu :

1. Resiko penugasan

Sebagai sebuah fungsi profesi yang beresiko terhadap pertanggung jawaban kerjaannya, maka resiko penugasan menjadi pertimbangan besar kecilnya biaya yang akan ditentukan untuk tugas yang diberikan.

2. Kompleksitas jasa yang diberikan

Semakin sulit tugas audit yang diberikan, maka akan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan oleh sebuah auditee.

3. Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesi lainnya.

Sebagai sebuah bidang ahli yang sejajar dengan profesi khusus lainnya, pertimbangan nilai seorang auditor akan disesuaikan dengan profesi khusus lainnya.


(29)

13

4. Ukuran KAP

Diukur berdasarkan besar kecilnya sebuah KAP, KAP yang berdomisili di kota besar akan memiliki standar gaji yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang ada di kota-kota kecil.

Jika ketetapan mengenai fee audit minimal diberlakukan, maka organisasi yang memiliki sumber daya keuangan terbatas sulit untuk mendapatkan jasa audit. Begitu pula KAP yang menyumbangkan jasa yang dimiliki untuk kemajuan organisasi nirlaba akan terhambat dengan ketentuan besar fee audit tersebut.

2.1.3 Kualitas Audit

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit

Ely Suhayati, Siti Kurnia Rahayu (2009 : 2) mendefiniskan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Suatu Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang di tetapkan,serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan,dimana auditing harus di lakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

Russel (2000:276) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Quality audit is systematic and independent examination to determine whether quality activities and related result comply with planned arrangements and whether these arrangements are implemented effectively and are suitable to achieve objectives”.

Arens et.,al (2012:105) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut : “Audit quality means how tell an audit detects an report material misstementsin financial statements. The detection aspect is a reflection of auditor competence, while reporting is a reflection of ethics or auditor integrity, particulary independence”.

Mulyadi (2008:9) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut :

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan –pernyataan tentang kegiatan dan kejadian –kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan –pernyataan tersebut dengan kriteria yang


(30)

14

telah di tetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Abdul Halim (2008: 65) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut : “Suatu hasil yang telah dicapai oleh auditor untuk memperoleh tingkat kepuasan, sehingga akan menimbulkan hasrat auditor untuk menilai suatu kegiatan tersebut”.

Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kualitas audit merupakan proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan oleh auditor untuk dapat memberikan hasil yang berkualitas.

2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit

Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2009:2) menyatakan bahwa faktor-faktor dari kualitas audit itu sebagai berikut :

1. Proses Sistematis

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif 3. Informasi

4. Kriteria yang di tetapkan 5. Pelaporan

Dari pernyataan di atas maka dapat di uraikan penjelasan dari indikator kualitas audit yaitu :

1. Proses sistematis

Merupakan serangkaian tahap dan prosedur yang logis, tersturktur dan terorganisir. Rangkaian tahap dan prosedur ini memerlukan suatu perencanaan yang baik, terstruktur dan terorganisir untuk mendapatkan tujuan dari pemeriksaan yang di harapkan.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

Bahan bukti merupakan segala sesuatu yang merupakan informasi bagi auditor dalam menentukan apakah informasi yang di audit di sajikan sesuai dengan kriteria yang di tetapkan atau tidak. Memperoleh dan mengevaluasi bahan bukti dalam audit merupakan aktivitas utama


(31)

15

auditor dalam pelaksanaan audit. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif di maksudkan sebagai suatu kegiatan memeriksa dasar bukti dan menilai hasilnya secara tidak memihak . Bahan bukti terdiri dari pernyataan lisan dari klien, informasi dari pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor.

3. Assersi

Informasi merupakan subyek audit. Pelaksanaan audit memerlukan pendapat yang dapat di verifikasi dan juga memerlukan kriteria sebagai pedoman untuk mengevaluasi informasi tersebut.

4. Pelaporan

Penyusunan laporan audit merupakan tahapan yang terakhir, dan merupakan alat yang di gunakan auditor untuk menyampaikan temuan-temuan kepada para users. Laporan audit merupakan laporan tertulis yang menyatakan tingkat kesesuaian antara informasi yang di periksa dengan kriteria yang telah di tetapkan.

5. Pihak-pihak yang berkepentingan

Pihak yang berkepentingan atas laporan audit adalah individu-individu yang menggunakan temuan-temuan auditor, manajemen, investor dan lain lain.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan intisari dari teori yang telah dikembangkan dan mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

2.2.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit

Menurut Alim et al, (2007 : 2) terdapat pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit :


(32)

16

Menurut Irwansyah (2010:35) terdapat pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit:

“Terdapat pengaruh antara ketaatan regulasi, kompetensi, independensi akuntan publik dan profesionalisme akuntan publik baik secara parsial maupun simultan terhadap kualitas audit akuntan publik”.

Menurut Faisal dkk, (2012) terdapat pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit :

“Jika kompetensi, independensi dan profesionalisme dimiliki dalam diri auditor maka laporan audit yang dihasilkan akan lebih berkualitas”.

2.2.2 Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012:46) menyatakan bahwa Fee Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit yaitu sebagai berikut :

“Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat berakibat pada kualitas audit yang akan dihasilkan”.

Menurut Bambang Hartadi (2009) Fee Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit yaitu sebagai berikut :

Fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas, sementara rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit”.


(33)

17

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Tahun

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ida Rosnidah Rawi dan Kamarudin Pekbis Jurnal Vol.3, No.2, Juli 2011: 456-466

Analisis Dampak Motivasi Dan

Profesionalisme

Terhadap Kualitas

Audit Aparat

Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Cirebon)

Hasil penelitian menunjukan terdapat dampak motivasi dan

profesionalisme secara parsial

dan simultan terhadap kualitas

audit. Hal ini menunjukan

bahwa profesionalisme yang tinggi dan ditunjang dengan motivasi yang tinggi dari aparat inspektorat akan meningkatkan kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat inspektorat.

2 Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 444-461 ISSN: 2302-8556 Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, Dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk teknik analisis datanya, dimana hasil penelitian

menunjukan variabel indepensi,

profesionalisme, tingkat

pendidikan, etika profesi,

pengalaman, dan kepuasan kerja auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas

audit. Secara parsial hanya

tingkat pendidikan dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

3 Ussahawanitchakit, Phapruke

Lim-U-Sanno. Kulwadee

International Journal of Business Researce, Source

Volume: 8 Source Issue: 4, September 2008

ISSN: 1555-1296

Relationship quality,

professionalism, and

audit quality: an empirical study of auditors in Thailand

Professionalism has a

significant positive impact on

audit quality and the interaction has a significant negative effect when we set competitive environments as a moderator

4 K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani

Pengaruh

Independensi Auditor dan Besaran Fee

Audit Terhadap

Hasil olah data memperlihatkan bahwa independensi auditor dan besaran fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(34)

18 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.3 (2014):419-428 ISSN: 2302-8556 Kualitas Proses Audit

kualitas proses audit baik

secara simultan maupun parsial

5 Bambang Hartadi Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009 ISSN 1411-0393

Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas

Audit Di Bursa Efek

Indonesia

Dari hasil uji statistik terbukti bahwa: Fee audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit, sementara rotasi dan

reputasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit

6 Donald R. Deis Jr and Gary Giroux

Journal of Accounting and Public Policy Volume 15, Issue 1, Spring 1996, Pages 55-76

The Effect Of Auditor Changes On Audit Fees, Audit Hours,

And Audit Quality

empirical results indicated specific low balling

relationships. First year independent audits had statistically lower audit fees. Despite the lower fees, quality was higher and more audit hours were utilized

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Profesionalisme (X1) Alvin A.Arens (2008:105) Sukrisno Agoes (2012:43)

Fee Audit (X2) Mulyadi (2002:67) Sukrisno Agoes (2012:8)

Kualitas Audit (Y)

Arens et al (2012:105) Russel (2000:276) Ida Rosnidah Rawi dan Kamarudin (2011)

Alim et al (2007:2)

K. Dwiyani Pratistha dan Ni Luh Sari Widhiyani (2014) Sukrisno Agoes (2012:46)


(35)

19

2.3 Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ke tiga dalam penelitian. Setelah peneliti mengemukakan Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Menurut Sugiyono (2011:64) definisi hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan barudidasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor terhadap kualitas

audit.

H2 : Terdapat pengaruh antara Fee Audit terhadap kualitas audit.

H3 : Terdapat pengaruh antara Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit.


(36)

20

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Umi Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek dalam penelitian ini adalahProfesionalisme Auditor, Fee Audit dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris dan sistematis”.

Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(37)

21

Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam pengaruh Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1. Desain Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010:30) mendefinisikan desain penelitian adalah sebagai berikut :

“Desain digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian,

sehingga desain penelitian merupakan rancangan yang sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan;

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data;


(38)

22

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada kualitas audit dimana masih adanya auditor yang tidak dapat menemukan kesalahan dalam melakukan proses audit. Oleh karena itu penulis mengambil judul yaitu pengaruh pengalaman auditor dan integritas auditor terhadap kualitas audit.

2. Mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan Rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya dengan mengumpulkan data-data yang mendukung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit. 4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini ialah ingin

mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh-pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kualitas audit.


(39)

23

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa kuesioner, teknik penentuan sampelnya terdiri dari populasi dan sampel. Populasi dan sampelnya yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, teknik pengumpulan datanya didapatkan dari kuisioner yang disebar.

8. Melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.

9. Menyusun pelaporan hasil penelitian.

Unit analisis/elemen yang digunakan adalah individu, dalam hal ini adalah Audit Eksternal. Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi one shot atau cross sectional. Menurut Uma Sekaran (2006:177) studi one shoot atau cross sectional didefinisikan sebagai berikut :

“Studi one shot atau cross sectional adalah sebuah studi yang dilakukan

dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,

mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini adalah sebagai berikut.


(40)

24

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Metode yang

digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive & Verificative

Auditor Eksternal Cross Sectional

T-2 Descriptive & Verificative

Auditor Eksternal Cross Sectional

T-3 Descriptive & Verificative

Auditor Eksternal Cross Sectional

Sumber : Umi Narimawati (2010:31)

Keterangan:

T-1 : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

T-2 : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fee audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

T-3 : Untuk mengetagui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

3.2.2 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya”.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :


(41)

25

1. Variabel Bebas / Independent (X)

Dalam penelitian ini variabel bebas akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1 adalah Profesionalisme Auditor dan X2

adalah Fee Audit.

2. Variabel Tidak Bebas / Dependent (variabel Y)

Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Kualitas Audit. Operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No

X1 Profesionalisme Auditor Profesionalisme auditor merupakan tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi

tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat, akuntan publik sebagai profesional mengakui adanya tanggung jawab kepada masyarakat, klien serta rekan praktisi termasuk perilaku yang terhormat meskipun itu berarti pengorbanan diri Alvin A.Arens (2008:105)

1. Tanggung Jawab profesi

1-2

2. Objektivitas 3-4

3. Perilaku Profesional

5-6

4. Kompetensi 7-8

Sukrisno Agus (2012:43)

Ordinal

X2

“Fee Audit adalah besarnya biaya


(42)

26

Fee Audit tergantung antara lain resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya” Sukrisno Agus (2012:18)

2. Kompleksitas jasa yang diberikan

10-11 3. Struktur biaya

kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesi lainnya 12

4. Ketentuan fee audit 13

Sukrisno Agus

(2012:18) Ordinal

Y Kualitas Audit

“Suatu Proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang di tetapkan,serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan,dima na auditing harus di lakukan oleh orang yang kompeten dan independen”

Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu

(2009:2)

1. Proses Sistematis 14

2. Memperoleh dan

mengevaluasi bukti 15

3. Informasi 16

4. Pelaporan 17

5. Pihak-pihak yang

berkepentingan 18

Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu

(2009:2)


(43)

27

Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Menurut Umi Narimawati (2010:53) mendefinisikan skala ordinal adalah sebagai berikut :

“Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relatif”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

Menurut Sugiyono (2012:93) skala Likert :

“Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan. Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran. Berikut ini bobot penilaian pada skala Likert.

Tabel 3.3

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner

Pernyataan Skor Positif Skor Negatif

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang-kadang 3 3

Pernah 2 4

Tidak Pernah 1 5


(44)

28

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai Profesionalisme Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit sumber data primer.

Menurut Sugiyono (2012:137) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu melalui cara menyebarkan kuisioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan tentang variabel yang akan diteliti.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokandata yang diperlukan kedalam dua golongan, yaitu :

1. Populasi

Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 13 Kantor Akuntan Publik (KAP).


(45)

29

Tabel 3.4

Daftar Nama KAP di Kota Bandung

No Nama Alamat

1 KAP AF Rachman & Soethipto WS

Jl.Pasir Luyu Raya No.36 Bandung 42254 2 KAP Djoemarna, Wahyudin &

Rekan

Jl.Dr.Slamet No.55 Bandung 40161 3 KAP Sabar & Rekan Jl.Kancra No.62 Bandung

4 KAP H.E.R Sudarjadinata & Rekan

Metro Trade Center Blok C No.5 Soekarno Hatta 5 KAP Roebiandini & Rekan Jl.Sidoluhur No.26 Sukaluyu Cibeunying Kaler 6 KAP Prof. Dr. H.T.B

Hasanuddin & Rekan

Metro Trade Center Blok F No.29 Soekarno Hatta 7 KAP Doli, Bambang,

Sulistiyanto, Dadang & Ali

Jl.Jakarta Komp. Kota Baru Permai Kav 10 8 KAP Drs.Karel Widyarta Jl. Hariangbanga No.15

9 KAP Abu Bakar Usman & Rekan

Jl. Abdurahman Saleh No.40 lantai 2 10 KAP Koesbandijah, Beddy

Samsi & Setiasih

Jl.P.H.H Mustofa No.58 Bandung 11 KAP Jojo Sunarjo & Rekan Jl.Ketuk Tilu No.38 Bandung 12 KAP Drs. Joseph Munthe Jl.Terusan Jakarta No.20 Bandung 13 KAP Ronald Haryanto AK.CPA Jl.Sukahaji No.36A Bandung

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81), menjelaskan definisi sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”

Adapun teknik pengamblian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.

Menurut Sugiyono (2006:78), menjelaskan definisi sampel jenuh adalah sebagai berikut:

“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua


(46)

30

Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan untuk menggunakan seluruh populasi sebagai sampel yaitu sebanyak 26 auditor dari 13 Kantor Akuntan Publik (KAP).

3.2.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu Penelitian Lapangan (Field Research) dan Studi Kepustakaan (LibraryResearch). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Metode pengamatan (Observation), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti, diamati atau kegiatan yang sedang berlangsung. b. Wawancara (Interview), yaitu teknik pengumpulan data yang

diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak- pihak yang terkait langsung dan berkompeten dengan permasalahan yang penulis teliti.

c. Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tetutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research). Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelah literatur berupa buku-buku (text book),


(47)

31

peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, artikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur penelitian, sehingga diperoleh pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42) validitas didefinisikan sebagai berikut :

Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan defenisi di atas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing-masing pernyataan dengan


(48)

32

jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Adapun rumus dari korelasi pearson adalah sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:42)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson product moment X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

n = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen

Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (indeks validitas) dinyatakan Barker et al. (2002:70) sebagai berikut :

“Butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi butir pernyataan

≥ 0,30. Kemudian pengujian reliabilitas menggunakan metode

alpha-cronbach dan dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas > 0,70”.

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf signifikasi) adalah 5%.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) realibitas adalah sebagai berikut :

Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.

Uji realibilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split

= −


(49)

33

Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : R = Realibility

r1 = Reliabilitas internal seluruh item

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Adapun kriteria penilaian uji reliabilitas yang dikemukakan oleh Barker et al. (2002:70) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5

Standar Penilaian Reliabilitas

Kategori Nilai

Good 0,80

Acceptable 0,70

Margin 0,60

Poor 0,50

Sumber: Barker et al. (2002:70)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

1) Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk


(50)

34

memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit.

2) Penelitian verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variable dependent (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 (Profesionalisme Auditor) dan X2 (Fee Audit), peneliti

menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari divisi yang terkait. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.


(51)

35

c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:85)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 3.6

Kriteria Presentase Tanggapan Responden

No. % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% – 36.00% Tidak Baik

2 36.01% – 52.00% Kurang Baik

3 52.01% – 68.00% Cukup

4 68.01% – 84.00% Baik

5 84.01% – 100% Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007)


(52)

36

2. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:8) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana data variabel independent (X1) Profesionalisme

Auditor (X2) Fee Audit yang dikumpulkan melalui kuesioner masih

memiliki skala ordinal, maka sebelum di olah dan dipasangkan dengan data variabel dependent (Y) Kualitas Audit, data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).

Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:47) langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval sebagai berikut:


(53)

37

Keterangan:

Means of Interval : Rata-rata interval Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:47)

Dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for Windows.

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5), analisis regresi linear berganda adalah:

“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk

meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

variabel tergantung dengan skala interval.”

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007: 325) yaitu :

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line)

adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh profesionalisme auditor dan fee audit terhadap kualitas audit.


(1)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat, karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Fee Audit Terhadap

Kualitas Audit”. Skripsi ini disajikan untuk memenuhi persyaratan dalam

menempuh jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri peneliti agar dapat dimengerti oleh pembaca. Peneliti menyadari betul bahwa penulisan usulan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti akan selalu menerima dengan tangan terbuka untuk segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan usulan penelitian ini.

Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik merupakan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya terutama kepada dosen pembimbing Dian Dwinita Kurniawaty,SE.,M.Si. yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam menyelesaikan Laporan Skripsi ini. Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara


(2)

vi

langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuannya kepada peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Dr. Surtikanti,SE.,M.Si.,Ak.CA selaku wali dosen

5. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Seluruh pimpinan dan staff Universitas Komputer Indonesia.

7. Papa Tubagus Ridwan Hermawan, Ibunda tercinta Lina Karlina dan Tante Riska Kristianti serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan agar senantiasa sukses yang selalu memberikan semangat selama peneliti menyusun penelitian ini.

8. Raden Rigia yang selalu memberikan dukungan selama pelaksanaan penelitian dan pembuatan Laporan Skripsi sampai dengan selesai.

9. Adik saya Ratu Arliza yang selalu memberikan semangat selama pelaksanaan penelitian dan pembuatan Laporan Skripsi sampai dengan selesai.

10. Untuk Aditia Pratama, Ira Purwa, Ditha Aprilia Fitriani, Denny Tri Sulistyo, Reza Wahyu Pratama, Tubagus Afsal Chandra, Lisda Nurmawiyah terimakasih atas doa dan semangatnya.


(3)

vii

11. Untuk Lilfam Giovani Devis, Tb.Yogie, Tb.Ryan, Wisnu, AlvinDeko, Achmad Saipul, Afdelia, Firly terimakasih atas doa dan semangatnya. 12. Untuk sahabat AK6 2010 Inez, Dina, Pricilia, Chai, Gunari, Aria, Elba,

Astri, dan Enjang terimakasih atas doa dan semangatnya.

13. Untuk Sahabat Kosan 75 Reza Arbi, Ihsan Ibrahim, Erdha, Fajar, Robby, Imam dan Azziaro terimakasih atas doa dan semangatnya.

14. Seluruh rekan-rekan Konversi dan rekan-rekan angkatan 2010 prodi Akuntansi yang selalu semangat dalam menempuh gelar S1 ini.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.

Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Januari 2015


(4)

(5)

(6)