Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis
Time Horizon T-1
Descriptive Verificative
Auditor Eksternal Cross Sectional
T-2 Descriptive
Verificative
Auditor Eksternal Cross Sectional
T-3 Descriptive
Verificative Auditor Eksternal
Cross Sectional
Sumber : Umi Narimawati 2010:31
Keterangan:
T-1 :  Untuk  mengetahui  seberapa  besar  pengaruh  profesionalisme  auditor
terhadap  kualitas  audit  pada  Kantor  Akuntan  Publik  KAP  di  Kota Bandung.
T-2 :  Untuk  mengetahui  seberapa  besar  pengaruh  fee  audit  terhadap  kualitas
audit pada Kantor Akuntan Publik KAP di Kota Bandung. T-3
: Untuk mengetagui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor dan fee  audit  terhadap  kualitas  audit  pada  Kantor  Akuntan  Publik  KAP  di
Kota Bandung.
3.2.2 Operasional Variabel
Menurut  Sugiyono  2012:38  mendefinisikan  operasional  variabel  adalah sebagai berikut :
“Suatu  atribut  atau  sifat  atau  nilai  dari  orang,  obyek  atau  kegiatan  yang mempunyai  variasi  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari
dan ditarik kesimpulannya”. Operasional  variabel  diperlukan  untuk  menentukan  jenis,  indikator,  serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
1.  Variabel Bebas  Independent X Dalam  penelitian  ini  variabel  bebas  akan  berkaitan  dengan  masalah  yang
akan  diteliti  adalah  variabel  X
1
adalah  Profesionalisme  Auditor  dan  X
2
adalah Fee Audit. 2.  Variabel Tidak Bebas  Dependent variabel Y
Dalam  penelitian  ini  variabel  yang  berkaitan  dengan  masalah  yang  akan diteliti  adalah  Kualitas  Audit.  Operasional  variabel  penelitian  ini  dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Skala
No
X
1
Profesionalisme Auditor
Profesionalisme auditor merupakan
tanggung jawab untuk bertindak
lebih dari sekedar memenuhi
tanggung jawab diri sendiri maupun
ketentuan hukum dan peraturan
masyarakat, akuntan publik
sebagai profesional mengakui adanya
tanggung jawab kepada masyarakat,
klien serta rekan praktisi termasuk
perilaku yang terhormat meskipun
itu berarti pengorbanan diri
Alvin A.Arens 2008:105
1.  Tanggung Jawab
profesi
1-2 2.  Objektivitas
3-4 3.  Perilaku
Profesional 5-6
4.  Kompetensi 7-8
Sukrisno Agus 2012:43
Ordinal
X
2
“Fee Audit adalah besarnya biaya
1.  Resiko penugasan 9
Fee Audit tergantung antara
lain resiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melaksakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan
dan pertimbangan profesional
lainnya” Sukrisno Agus
2012:18 2.  Kompleksitas jasa
yang diberikan 10-11
3.  Struktur biaya kantor akuntan
publik yang bersangkutan dan
pertimbangan profesi lainnya
12
4.  Ketentuan fee audit 13
Sukrisno Agus 2012:18
Ordinal
Y Kualitas Audit
“Suatu Proses yang sistematis untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai informasi
tingkat kesesuaian antara tindakan atau
peristiwa ekonomi dengan kriteria yang
di tetapkan,serta melaporkan hasilnya
kepada pihak yang membutuhkan,dima
na auditing harus di lakukan oleh orang
yang kompeten dan independen
” Ely Suhayati dan
Siti Kurnia Rahayu 2009:2
1.  Proses Sistematis 14
2.  Memperoleh dan
mengevaluasi bukti 15
3.  Informasi 16
4.  Pelaporan 17
5.  Pihak-pihak  yang berkepentingan
18
Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu
2009:2 Ordinal
Dalam operasional variabel ini semua variabel menggunakan skala ordinal. Menurut Umi Narimawati 2010:53 mendefinisikan skala ordinal adalah sebagai
berikut : “Skala pengukuran yang memberikan informasi tentang jumlah relatif”.
Berdasarkan  pengertian  diatas,  maka  skala  yang  digunakan  dalam penelitian  ini  adalah  skala  ordinal  dengan  tujuan  untuk  memberikan  informasi
berupa  nilai  pada  jawaban.  Variabel-variabel  tersebut  diukur  oleh  instrumen pengukur  dalam  bentuk  kuesioner  berskala  ordinal  yang  memenuhi  pernyataan-
pernyataan tipe skala likert. Menurut Sugiyono 2012:93 skala Likert :
“Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Dalam  menjawab  skala  likert  ini,  responden  hanya  memberi  tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan.
Kuesioner  yang  telah  diisi  responden  perlu  dilakukan  penyekoran.  Berikut  ini bobot penilaian pada skala Likert.
Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner
Pernyataan Skor Positif
Skor Negatif
Selalu 5
1 Sering
4 2
Kadang-kadang 3
3 Pernah
2 4
Tidak Pernah 1
5
Sumber: Sugiyono 2012:94
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data