67
Lembaga Sosial
4. Lembaga Pendidikan
Usaha pendidikan sering ditafsirkan sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok
orang lain agar mencapai kedewasaan atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Pada masyarakat primitif hampir tidak memiliki sistem pendidikan dalam artian formal. Anak-anak mempelajari segala sesuatu yang perlu
mereka ketahui dengan cara menyaksikan apa saja yang sedang berlangsung dan membantu suatu pekerjaan apabila dianggap praktis.
Cara pengajaran semacam itu merupakan bentuk yang paling mirip dengan lembaga pendidikan, yang bisa ditemukan pada masyarakat
sederhana. Pengajaran semacam itu, bukanlah sebuah lembaga pendidikan, melainkan hanya merupakan sebagian dari tugas keluarga.
Sekolah mulai lahir ketika kebudayaan telah menjadi sangat kompleks, sehingga pengetahuan yang dianggap perlu tidak mungkin lagi ditangani
dalam lingkungan keluarga, sehingga lahirlah guru dan kelas dalam artian formal. Pada tahap itulah, yakni ketika telah terdapat orang-orang
yang berspesialisasi sebagai guru dan terdapat anak-anak didik dalam kelas-kelas formal yang berlangsung di luar lingkungan keluarga, dan
ketika telah ditemukan cara yang pantas untuk mendidik anak-anak tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa lembaga pendidikan pada waktu
itu telah lahir.
Pendidikan yang berlangsung di sekolah dan kelas-kelas formal tersebut merupakan pendidikan yang bersifat formal. Sedangkan
pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga dinamakan pendidikan informal. Namun ketika sekolah dan kelas-kelas formal serta
lingkungan keluarga tersebut masih belum cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan sebagian anak didik dalam mengembangkan mental dan
ketrampilannya, maka lahirlah bentuk lembaga pendidikan yang ketiga, yakni yang disebut lembaga pendidikan non formal. Pendidikan non formal
adalah suatu sistem pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat, di luar keluarga dan sekolah. Berbeda dengan pendidikan keluarga maupun
sekolah, pendidikan non formal ini memberikan pelayanan berupa pendidikan ketrampilan praktis dan sikap mental yang fungsional serta
relevan agar mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidup serta mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembaruan dan pembangunan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
68
Sosiologi Kontekstual XII SMAMA
Karakteristik ciri-ciri pendidikan informal, formal, dan non formal:
Pendidikan informal adalah sebagai berikut: a.
Proses pendidikannya tanpa terikat oleh ruang dan waktu. b.
Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid, namun antara anggota keluarga.
c. Tidak menggunakan metode tertentu sebagaimana dikenal dalam
dunia pendidikan formal. Pendidikan formal sekolah adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar mengajar umumnya dilakukan di dalam kelas.
b. Terdapat semacam persyaratan usia serta pengelompokan usia ke
dalam kelas-kelas tertentu. c.
Untuk mengendalikan jalannya pelajaran, diatur dengan jadwal yang telah dirancang sebelumnya.
d. Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum, dan dijabarkan
dalam sejumlah silabus. e.
Proses belajar diatur secara tertib, terstruktur serta terkendalikan. f.
Materi pelajaran bersifat akademis intelektualitas, berkelanjutan, serta penyampaiannya menggunakan metode yang sistematis.
g. Ada sistem evaluasi, ada laporan hasil belajar raport, dan ada
semacam penghargaan yang diberikan dalam bentuk sertifikat, ijazah atau surat tanda tamat belajar.
h. Terdapat anggaran pendidikan yang dirancang untuk kurun waktu
tertentu serta masa studi siswa dibatasi dalam kurun waktu tertentu Pendidikan non formal adalah sebagai berikut:
a. Program pendidikannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan
kebutuhan belajar yang sifatnya mendesak. b.
Waktu belajarnya lebih singkat serta tidak terlalu banyak biaya. c.
Materi pelajarannya bersifat praktis-pragmatis dengan maksud dapat segera dimanfaatkan.
d. Masalah usia tidak begitu dipersoalkan, dan tidak mengenal kelas atau
jenjang secara ketat. e.
Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi para peserta didik serta lingkungannya.
f. Tujuan pendidikan mengarah kepada diperolehnya lapangan kerja
bagi para peserta didik atau untuk meningkatkan pendapatannya. Anak didik belajar mengikuti pendidikan, baik di lingkungan
pendidikan informal keluarga, formal sekolah, maupun non formal masyarakat, adalah bagian dari proses sosialisasinya. Sebagaimana
Di unduh dari : Bukupaket.com
69
Lembaga Sosial
pernah disinggung sebelumnya, sosialisasi adalah proses pengenalan dan pentransferan nilai-nilai kebudayaan dari generasi tua kepada generasi
muda, atau dari mereka yang sudah dewasa atau matang mentalnya kepada mereka yang belum dewasa atau belum matang mentalnya.
Sesuai norma-norma dalam pendidikan, maka nilai-nilai budaya itu diajarkan atau disosialisasikan kepada anak didik atau seseorang yang
belum matang mentalnya, untuk selanjutnya diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya, nilai
tentang kesusilaan, nilai tentang kejujuran, nilai tentang kesopanan, nilai tentang kebersihan, nilai tentang kerjasama, dan lain-lain. Di samping itu,
melalui pendidikan anak-anak didik juga diajari beberapa nilai yang berkaitan dengan pengetahuan seperti penguasaan ilmu dan teknologi,
serta beberapa ketrampilan khusus tertentu. Dengan demikian, atas penyerapan dan penguasaan beberapa nilai serta pengetahuan tersebut
maka anak didik atau seseorang yang belum dewasa belum matang mentalnya, akan tumbuh dan berkembang menuju ke arah kedewasaan
mental. Untuk kepentingan pembangunan, hal tersebut sangat positif, sebab orang-orang semacam itulah yang akan menjadi pribadi-pribadi
tangguh, berkemauan tinggi untuk maju, serta menjadi warga masyarakat yang baik karena jujur dan bertanggung jawab.
Sumber: Dok. Penerbit
Gambar 3.4 Melalui pranata pendidikan yang dikembangkan baik di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun masyarakat, peserta didik diharapkan dapat ditempa digembleng dan diajari bersosialisasi sehingga akan tumbuh dan berkembang menjadi warga-warga
masyarakat yang baik.
Di unduh dari : Bukupaket.com
70
Sosiologi Kontekstual XII SMAMA
5. Lembaga Politik