Kincir Angin Poros Horisontal Kincir Angin Poros Vertikal

2.3.1. Energi dan Daya Angin

Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik yang dirumuskan berikut ini : E k = 0,5.m.v 2 ………………………………………………………..1 dengan : E k = energi kinetik joule. m = massa kg. v = kecepatan angin ms. Dari Persamaan 1, dapat diketahui daya adalah energi per satuan waktu Js maka persamaan tersebut dapat ditulis menjadi : P a = 0,5. .v 2 ……………………………………………………….2 dengan : P a = daya yang dihasilkan angin Js = watt. = massa udara yang mengalir per satuan waktu kgs. v = kecepatan angin ms. dimana : = ρ .A.v …………….……………………………………………..3 dengan : ρ = massa jenis udara kgm 3 . A = luasan angin yang ditangkap kincir m 2 . Dengan substitusi, Persamaan 2 dan Persamaan 3, daya angin P a dapat dirumuskan menjadi : P a = 0,5. ρ .A.v.v 2 disederhanakan menjadi : P a = 0,5. ρ .A.v 3 ………………………………………………………4 Dalam penggunaan secara sederhana dengan mengasumsikan ρ udara : 1,2 kgm 3 maka diperoleh persamaan : P a = 0,6.A.v 3 ………………………………………………………..5

2.3.2. Torsi Kincir Angin

Torsi sebuah kincir angin dapat dihitung menggunakan persamaan Yunus A. Cengel, 2006, Thermodynamics An Engineering Approach, hal. 66 : T = r lengan .F …………………………………………………………6 dengan : T = torsi Nm. r lengan = jarak lengan torsi m. F = gaya pengimbang N.

2.3.3. Daya Kincir Angin

Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat energi angin yang melintasi sudu-sudu kincir. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Betz, didapatkan efisiensi maksimum kincir angin, yaitu sebesar 59,3 sumber : www.wikipedia.orgwikiBet’z_law angka ini disebut Betz Limit. Dalam Gambar 2.4 grafik koefisien daya beberapa kincir angin. Gambar 2.4 Grafik hubungan C p dan tip speed ratio tsr beberapa jenis kincir Sumber : Johnson, 2006, hal. 18 Rumusan teori daya kincir yang dihasilkan oleh gerak melingkar pada poros kincir angin adalah : P k = T. ω …………………………………………………………….7 dengan : P k = daya yang dihasilkan kincir angin watt. T = torsi Nm. ω = kecepatan sudut rads. Satuan kecepatan sudut adalah radian per second rads, satuan lain yang digunakan adalah putaran per menit rpm. Konversi satuan yang menghubungkan rpm dan rads adalah 1 rpm = rads, maka Persamaan 7 dapat diubah menjadi : P k = T. .... ……………………………………………………...8 dengan : n = putaran poros rpm.

2.3.4. Tip Speed Ratio tsr

Tip speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir angin yang berputar melingkar dengan kecepatan angin yang melewatinya, tsr dapat dirumuskan : tsr = disederhanakan menjadi : tsr = …………….……………………………………………...9 dengan : r = jari-jari kincir m. n = putaran poros rpm. v = kecepatan angin ms.

2.3.5. Koefisien Daya C

p Koefisien daya atau power coefficient C p adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh kincir angin P k dengan daya yang dihasilkan oleh angin P a . Rumusnya adalah : C p = x 100 …………………………………………………...10