Isolator Pendinginan Lanjut Pemanasan Lanjut

2.9 Isolator

Isolator adalah bahan yang dipergunkan untuk mencegah keluarnya kalor dari pipa kapiler menuju evaporator. Isolator yang baik harus memiliki sifat tidak mudah menghantarkan termal atau memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah. Isolator dalam kehidupan sehari-hari ada yang memiliki sifat tahan suhu panas dan ada juga isolator yang tahan terhadap suhu dingin. Pada persoalan mesin pendingin ini dipilih isolator gabus karena gabus tahan terhadap suhu dingin. Sifat-sifat gabus adalah sebagai berikut: a. Memiliki massa jenis = 9 kgm 3 b. Memiliki kalor jenis = 1,45 Jkg o C c. Memiliki nilai konduktivitas termal bahan = 0,033 Wm o C

2.10 Pendinginan Lanjut

Pendinginan lanjut adalah proses untuk mengkondisikan agar freon refrigeran yang keluar dari kondenser benar-benar dalam kondisi cair. Proses pengkondisian ini diperlukan agar ketika freon refrigeran masuk ke dalam pipa kapiler tidak bercampur dengan gas dan menimbulkan masalah pada sistem pendingin. Jika freon dalam kondisi cair, maka akan memudahkan freon mengalir di dalam pipa kapiler. Secara teoritis, proses pendinginan lanjut akan memperbesar nilai COP suatu mesin pendingin.

2.11 Pemanasan Lanjut

Proses pemanasan lanjut adalah proses untuk mengkondisikan agar freon yang keluar dari evaporator dalam kondisi benar-benar berbentuk gas. Dengan adanya proses pemanasan lanjut, maka freon tidak akan dalam kondisi campuran antara gas dan cair sehingga secara teoritis dapat menaikan nilai COP. Pemanasan lanjut dapat terjadi pada dua bagian yaitu evaporator hal ini akan meningkatkan efek pendinginan dan pipa isap diluar evaporator. Pada bagian luar pipa isap evaporator ada dua kemungkinan, yang pertama di dalam ruang yang didinginkan akan membantu penyerapan kalor dan yang kedua di luar ruang yang didinginkan tidak menguntungkan. Jika terjadi pemanasan lanjut maka volume spesifik uap bertambah besar sehingga nilai Q in beban pendinginan bertambah dan RE bertambah. Selain itu, dengan adanya pemanasan lanjut maka akan merubah nilai kerja kompresor atau W in . Gambar 2.9 memperlihatkan diagram P-h untuk sebuah sistem pendingin dengan pemanasan lanjut : Gambar 2.9 Diagram P-h Pendinginan Lanjut dan Pemanasan Lanjut. Skema dari mesin pendingin dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut dapat dilihat pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Skema Mesin Pendingin Dengan Proses Pendinginan Lanjut Pemanasan Lnjut. Dari Gambar 2.10 dapat dilihat bahwa pada bagian yang diberi tanda huruf A adalah pipa kapiler yang keluar dari kondensor kemudian dililitkan ke saluran masuk kompresor. Hal ini berguna untuk memanfaatkan kalor yang ada pada saluran keluar kondensor untuk memanasi saluran masuk kompresor. Dengan demikian pemanasan lanjut pada skema mesin pendingin ini dapat membuat refigeran yang masuk ke dalam kompresor benar-benar dalam wujud gas. BAB III PEMBUATAN ALAT

3.1 Komponen-Komponen Mesin Pendingin