Pada saat proses uji coba, diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada rangkaian sistem pendingin, sehingga saat proses pengambilan data
tidak mengalami kendala.
3.4 Cara Pengambilan Data
Dalam proses pengambilan data, ada beberapa hal yang perlu dicatat yaitu:
T
ruangan
= suhu ruangan saat pengambilan data,
o
C. V
air
= volume air yang didinginkan, m
3
. T
air
= suhu refrigeran air,
o
C. T
1
= suhu refrigeran saat keluar dari evaporator,
o
C. T
2
= suhu refrigeran saat keluar kompresor,
o
C. T
3
= suhu refrigeran saat keluar kondensor,
o
C. T
4
= suhu refrigeran saat keluar pipa kapiler,
o
C. P
1
= tekanan refrigeran saat masuk kompresor, Psi. P
2
= tekanan refrigeran saat keluar kompresor, Psi. Gambar 3.19 Memperlihatkan titik-titik yang harus diukur.
Gambar 3.19 Posisi Pengukuran. Proses pengambilan data diukur setiap 30 menit. Data tekanan diperoleh
dari angka yang tertera pada manifold gauge yang telah dipasang pada mesin pendingin. Untuk mengetahui suhu di titik-titik yang ditentukan menggunakan
termokopel sebagai input dan thermometer digital sebagai outputnya. Gambar 3.20 memperlihatkan posisi termokopel dan thermometer digital pada saat proses
pengambilan data.
Gambar 3.20 Termometer Digital
Proses Pengambilan data dilakukan di dalam ruangan dengan suhu ruangan 28,5 °C. Aliran angin dan perubahan suhu akibat cuaca diabaikan dalam
proses pengambilan data. Gambar 3.21 memperlihatkan saat proses pengambilan data.
Gambar 3.21 Proses Pengambilan Data.
3.5 Cara Pengolahan Data
Dari data yang diperoleh dibuat tabel dan grafik agar mempermudah pemahaman tentang siklus mesin pendingin dengan pendinginan lanjut dan
pemanasan lanjut. Data yang diperoleh juga digunakan untuk mendapatkan nilai entalpi dengan cara melihat grafik P-h diagram. Setelah nilai entalpi diketahui
maka dapat digunakan untuk mengetahui karakterisitik mesin pendingin dengan cara menghitung besarnya kerja kondensor, kerja evaporator, kerja kompresor dan
COP dari mesin pendingin yang telah dibuat. Rumus-rumus yang digunakan
dalam perhitungan karakteristik mesin pendingin menggunakan rumus persamaan
yang sudah dituliskan pada dasar teori. 3.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan
Setelah mesin pendingin berhasil dibuat, data pecobaan telah diambil dan perhitungan pengolahan data karakterisitik mesin telah didapat. Nilai COP mesin
pendingin dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut dapat dibandingkan dengan mesin pendingin standar dan dapat diperoleh mana yang memberikan nilai
COP terbaik.
BAB IV
HASIL PENGAMBILAN DATA DAN PERHITUNGAN
4. 1 Data Hasil Percobaan
Data hasil percobaan untuk mesin pendingin sistem kompresi uap yang disertai proses pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut ditampilkan pada Tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Untuk Tekanan dan Suhu dari Waktu ke Waktu. NO
Waktu menit
P
1
psi P
2
psi T
1
°C T
2
°C T
3
°C T
4
°C T
air
°C 1
30 30
210 26,1
80,7 49,3
14,5 12,2
2 60
27 208
20,7 79,5
47,5 12,6
6,5 3
90 25
198 18,6
78,8 46,7
11,6 5,3
4 120
23 197
17,9 78,1
44,6 11,4
4,4 5
150 23
193 17,3
75,4 42,3
10,7 4,1
6 180
20 193
16,9 74,3
40,7 9,8
3,4 7
210 18
188 16,3
72,2 40,1
8,3 3,1
8 220
16 187
15,2 71,5
39,5 7,1
2,0
Keterangan : Data yang diambil pada suhu ruangan 28,8 °C T
ruangan
. Media yang didinginkan air dengan volume 3 liter V
air
, dan suhu awal 25,1
o
C T
air
= suhu refrigeran air,
o
C.
T
1
= suhu refrigeran saat keluar dari evaporator,
o
C. T
2
= suhu refrigeran saat keluar kompresor,
o
C. T
3
= suhu refrigeran saat keluar kondensor,
o
C. T
4
= suhu refrigeran saat keluar pipa kapiler,
o
C. P
1
= tekanan refrigeran saat masuk kompresor, Psi. P
2
= tekanan refrigeran saat keluar kompresor, Psi. Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik atau posisi alat ukur pada saat proses
pengambilan data :
Gambar 4.1 Posisi Pengukuran.
4.2 Pengolahan data dan perhitungan