Tinjauan Atas Prosedur Perhitungan Dan Pencatatan Kargo Udara PT. Garuda Indonesia

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi dewasa ini semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang dan produk bersaing sudah tanpa batas. Selain itu, jarak kini sudah tidak lagi menjadi suatu kendala dalam memasarkan produk karena alat transportasi di negara Indonesia sudah memadai.

Suatu barang atau produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan agar sampai ke tangan penjual, memerlukan alat bantu yaitu jasa angkutan barang. Jasa angkutan barang ini jenisnya bermacam-macam sesuai dengan lokasi pengiriman barang yang akan dituju dalam pemasarannya. Terdapat tiga jenis jasa angkutan barang di Indonesia, diantaranya :

a. Angkutan darat, digunakan untuk pengiriman barang atau produk dengan menggunakan transportasi darat seperti; motor, mobil box dan truk. Biasanya untuk daerah-daerah yang masih dalam satu kepulauan.

b. Angkutan laut, digunakan untuk pengiriman barang atau produk dengan menggunakan transportasi laut seperti kapal. Biasanya untuk daerah-daerah di luar pulaunya.

c. Angkutan udara digunakan untuk pengiriman barang atau produk dengan menggunakan transportasi udara seperti pesawat. Biasanya untuk ke luar


(2)

negeri, tetapi sekarang untuk domestik pun banyak menggunakan angkutan udara dengan alasan keefektifan waktu.

Tahun 2010 merupakan tahunnya bisnis kargo, yaitu dimana para pengusaha lebih memilih jasa angkutan udara untuk mengirimkan barang atau produknya meskipun dengan tujuan domestik. Mengapa demikian, karena angkutan udara lebih cepat pengirimannya. Menurut data kementrian perhubungan, volume kargo udara domestik dan luar negeri sepanjang tahun 2009 mencapai 438.113 ton, naik 15% lebih dibandingkan tahun 2008. Hal itu menunjukkan bahwa angkutan udara kini lebih digemari para pengusaha.

Garuda merupakan perusahaan penerbangan yang memimpin pasar pengiriman barang atau produk (kargo udara) domestik dengan penguasaan pasar sebesar 45%. Menurut Handi Syarif, Vice President Cargo Garuda Indonesia, pada tahun ini Garuda mengonversi dua unit Boeing 737-400 dari pesawat penumpang menjadi pesawat khusus kargo, atau mengkombinasikan penumpang dan kargo. (Kompas, 2010)

Kargo udara merupakan angkutan barang yang memiliki prosedur yang berbeda dengan kargo darat dan kargo laut. Di dalam kargo udara terdapat dokumen SMU (Surat Muatan Udara) untuk domestik dan AWB (Air Way Bill) untuk internasional. Dokumen ini berperan penting dalam perhitungan dan pencatatan untuk laporan keuangan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia. Kesalahan atau kekeliruan dalam membuat laporan keuangan biasanya diakibatkan karena adanya kesalahan pengisian dokumen atau hilangnya dokumen tersebut.


(3)

Selain itu, dalam mengirimkan barang atau produk dapat langsung ke Garuda office atau melalui agen-agen kargo udara yang bekerja sama dengan PT. Garuda Indonesia. Namun, biasanya sekarang banyak melalui agen telebih dahulu karena lebih efektif dan efisien. Dan PT. Garuda Indonesia pun menyarankan melaui agen karena alasan marketing yang lebih kondusif, serta agen pun mendapatkan komisi.

Dari uraian di atas maka penulis melakukan kerja praktek di PT. Garuda Indonesia untuk mengetahui banyak tentang kargo udara yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan laporan dengan judul, “Tinjauan Atas Prosedur Perhitungan dan Pencatatan Kargo Udara PT. Garuda Indonesia”.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perhitungan dan pencatatan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.

2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang terkait dalam kargo udara PT. Garuda Indonesia.

3. Untuk mengetahui ketentuan dan persyaratan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pengiriman kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.


(4)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Selama masa kerja praktek, penulis mengumpulkan data-data yang telah diperoleh sehingga menghasilkan out putberupa informasi yang diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Sebagai tambahan ilmu dan pengetahuan mengenai prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.

b. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak akuntansi perusahaan untuk meninjau kembali dan memperbaiki prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia yang ada di Bandung. c. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan bahan referensi atau untuk pengkajian lebih lanjut, khususnya mengenai prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah metode Block Realease, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan pada waktu tertentu. Agar laporan ini tersusun sistematis tentunya memerlukan teknik-teknik pengumpulan data terhadap objek yang diteliti dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan, menganalisis dan membandingkan dengan


(5)

teori-teori yang diketahui yang pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan atau menghasilkan informasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

1. Penelitian secara langsung (Field Research)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan cara sebagai berikut:

a. Observasi langsung (Observation)

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap PT. Garuda Indonesia yang ada di Jalan Asia Afrika, Bandung. Dimana data-data tersebut harus sesuai atau menunjang judul penelitian, yaitu prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak tertentu (pihak akuntansi) yang dianggap oleh penulis terdapat relevansinya dengan materi yang berkaitan dengan prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis, yaitu dapat melalui dengan cara


(6)

mempelajari text book, buku panduan kerja yang ada di perusahaan, buku referensi lain yang ada kaitannya dengan prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara, atau browsing di internet untuk memanfaatkan teknologi dan informasi yang disajikan secara pesat dan up to date.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis mengambil instansi penerbangan untuk dijadikan tempat penelitian yaitu PT. Garuda Indonesia, yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No. 141-149 Bandung 40112. Penulis melaksanakan kerja praktek dari mulai tanggal 27 September 2010 sampai dengan 03 November 2010. Dimana kerja praktek ini berlangsung sesuai hari dan jam kerja, yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat, mulai dari pukul 07.30 sampai dengan 16.30.


(7)

7

September Oktober November Desember

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

I Tahap persiapan

1.Mengambil surat izin kerja praktek 2.Mencari tempat kerja praktek 3.Menentukan tempat kerja praktek II Tahap Pelaksanaan

1.Mengajukan surat permohonan 2.Meminta surat pengantar 3.Kerja praktek di perusahaan 4.Mengajukan judul

5.Penyusunan laporan kerja praktek III Tahap Pelaporan

1.Menyiapkan laporan kerja praktek 2.Bimbingan kuliah kerja praktek 3.Menyempurnakan laporan 4.Penggandaan laporan


(8)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Garuda Indonesia berkantor pusat di Cengkareng, Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia dan juga kota-kota di luar negeri.

Pada tanggal 26 Januari 1949 pesawat Dakota RI-001 “Seulawah” diterbangkan dari Calcutta menuju Rangoon untuk melaksanakan misi niaganya yang pertama kali. Itulah perusahaan pembawa bendera negara Republik Indonesia pertama yang mengudara di angkasa jagad raya.

Peristiwa tersebut telah dijadikan sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia yang baru dapat beroperasi pada tanggal 1 Maret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan penerbangan KLM.

Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY – Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan armadanya yang tiba antara bulan Oktober 1950 dan Februari 1958 sehingga menjadi : DC 3/C-47 20 pesawat, Convair liner –240 8 pesawat, Convair liner- 340 8 pesawat, Convair liner – 440 8 pesawat, De Haviland Heron 14 pesawat.


(9)

Jaringan penerbangan Garuda Indonesia kemudian diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar negeri menjangkau kota-kota Singapura, Bangkok dan Manila. Disebabkan alasan teknis maka seluruh pesawat De Haviland Heron di hapus dari kekuatan armada Garuda. Selanjutnya antara tahun 1960 dan 1966 Garuda Indonesia mendapatkan tambahan armadanya lagi berupa pesawat-pesawat bermesin jet seperti : Convair liner 990 A 3 pesawat, Lockheed Electra L188C 3 pesawat, Douglas DC-8-55 1 pesawat.

Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut-turut ditambah dengan tipe-tipe pesawat seperti; Douglas DC-10, Boeing B-747, Airbus A-300, dan A-330.

Kegiatan Garuda lainnya adalah mengangkut ribuan jemaah haji setiap tahunnya. Selain itu Garuda Indonesia juga merupakan sarana angkutan bagi kunjungan resmi Kepala Negara ke berbagai negara.

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa nasional, Garuda Indonesia berjuang sekuat tenaga dalam menegakkan citra bangsa dan negara melalui pelayanannya. Kini jaringan penerbangan Garuda Indonesia telah menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia, sedangkan keluar negeri meliputi kota-kota di benua Asia, Australia dan Eropa.


(10)

2.1.1 Asal Nama Garuda Indonesia

Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman dari Presiden Soekarno yaitu Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, yaitu Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden yang berarti Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi d iatas kepulauanmu

Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.


(11)

2.1.2 Logo Perusahaan

Logo perusahaan mengandung arti sebagai berikut :

 Kepala Burung Garuda melambangkan Lambang Negara Republik Indonesia.

 Lima (5) Bulu Sayap melambangkan Pancasila.  Warna Biru melambangkan Langit Angkasa.

2.1.3 Visi dan Misi PT. Garuda Indonesia

Visi

“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional”

Misi

 Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.

 Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.


(12)

 Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.

2.2 Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia

Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh aktivitas perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk dan susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu sama lain.

Struktur organisasi pada PT. Garuda Indonesia adalah sebagai berikut : a. General Manager

b. Secretary c. General Affair d. Sales Manajer e. Sales Rep. Pax f. Sales Rep. Cargo g. Sales Office SPV. h. Finance Manager i. Accounting SPV.


(13)

Untuk mengetahui bagian-bagian yang saling terkait satu sama lain dalam bentuk bagan, struktur organisasi PT. Garuda Indonesia dapat di lihat pada lampiran.

2.3 Deskripsi Jabatan PT. Garuda Indonesia

Tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas jabatan struktural pada PT. Garuda Indonesia berdasarkan susunan struktur organisasi adalah sebagai berikut :

a. General Manager

General manager atau manajer umum adalah manajer yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manajer umum memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional. Fungsi:

1. Mewakili Pimpinan Perusahaan di perwakilan setempat dalam bentuk implementasi interaktif menyangkut hubungan dengan pihak ketiga yaitu antara lain masyarakat pelanggan pemerintah daerah, pihak swasta dan Travel / Cargo Agents termasuk perusahaan penerbangan lainnya.

2. Melaksanakan dan mengendalikan fungsi dan kegiatan perusahaan menyangkut Pemasaran, Akuntansi, Operasi, Teknik dan Kepegawaian.


(14)

Tugas:

1. Membantu Direksi / Pimpinan Perusahaan untuk melaksanakan rencana perusahaan di perwakilan setempat.

2. Menjabarkan serta merumuskan instruksi Direksi / Pimpinan sekaligus membuat implementasi strategi serta pengawasannya guna mencapai hasil yang diinginkan Perusahaan.

3. Menyusun rencana kerja serta Activity Plan melalui koordinasi dengan seluruh unit terkait di perwakilan setempat sesuai dengan acuan dan ketentuan yang ditetapkan Direksi / Pimpinan Perusahaan.

b. Secretary

Secretary atau sekretaris mempunyai tugas pokok mengatur dan membantu general manager dalam melaksanakan aktivitas perusahaan, diantaranya :

1. Mengatur jadwal kerja pimpinan,

2. Mengatur persiapan rapat, seminar dan presentasi pimpinan, 3. Mengelola pemakaian biaya unit kerja,

4. Membuat surat sesuai arahan Pimpinan.

5. Meneliti format pengetikan dan tata bahasa atas draft surat yang diajukan kepada pimpinan,

6. Mengagenda dan mendistribusikan surat masuk/keluar,

7. Melakukan penyimpanan (filling) atas surat masuk/keluar, berdasarkan Buku Induk Persoalan (BIP),


(15)

8. Melayani telepon masuk dan keluar,

9. Melakukan koordinasi dengan pihak intern dan atau ekstern, 10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

sesuai bidang tugasnya.

11. Memonitoring tindak lanjut surat. 12. Menjaga kerahasiaan Unit Kerja (UK).

c. General Affair Fungsi :

Direktorat Niaga/Personalia, Administrasi dan Umum. Tugas :

1. Menerima tugas dan tanggung jawab yang diberikan atasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Me-record dan mengecek keberadaan aset-aset untuk diinformasikan kekantor pusat.

3. Mengurus surat-surat izin, pajak-pajak perusahaan ke Pemerintahan Daerah.

d. Sales Manajer Fungsi :

Membantu kepala perwakilan dalam menjalankan fungsi penjualan dalam upaya pencapaian budget penjualan.


(16)

Tugas :

1. Mengkoordinir pelaksanaan penjualan serta purna jual agar tercapai sasaran / target yang ditetapkan perusahaan.

2. Membuat analisa perencanaan operasional, kegiatan penjualan, work planatau activity planuntuk pax / cargo.

3. Mengusulkan budget penjualan, menerapkan target pencapaian, mempertahankan kinerja dan kualitas pelayanan ( pre, in, post ).

e. Sales Rep. Pax Fungsi :

Menjalankan fungsi-fungsi pemasaran, penjualan, analisa dan sebagai konsultan kepada konsumen dan mitra usaha dengan tujuan untuk mencapai target penjualan yang dibebankan kepada perwakilan Bandung.

Tugas :

1. Merumuskan dan mengusulkan paket-paket perjalanan baru. 2. Merumuskan usulan penambahan dan pengurangan rute-rute serta

usulan schedule (summer & winter) yang sesuai dengan karakter dan permintaan pasar.

3. Mengidentifikasi permintaan atau kebutuhan dari konsumen (mitra usaha atau corporate client).

4. Menangani market Middle East, Umroh dan Haji. 5. Menangani market SWP, South, West Pacific dan Asia


(17)

6. Menangani market domestik.

7. Mendistribusikan info baik internal maupun eksternal 8. Mengelola situs jejaring sosial.

f. Sales Rep. Cargo Fungsi :

Membantu Sales Manager dalam pelaksanaan atau peningkatan Sales Kargo perwakilan dan membina mitra usaha serta pihak ketiga dalam rangka pemasaran produk kargo Garuda Indonesia. Melaksanakan pelaporan penjualan khususnya kargo, analisa dan berbagai konsultan kepada konsumen atau mitra usaha. Menjalankan kebijakan-kebijakan perusahaan dengan tujuan untuk mencapai target penjualan yang dibebankan kepada perwakilan serta membantu pembuatan proposal budgetpenjualan dari Perwakilan.

Tugas :

1. Melakukan kunjungan atau sales visit ke agent atau mitra usaha, menginformasikan setiap produk Garuda secara tepat dan benar, serta membina hubungan baik.

2. Mengevaluasi Cargo Product and Cargo Agency Performance setiap akhir bulan.

3. Mengidentifikasi permintaan atau kebutuhan dari konsumen (mitra usaha atau shipper).


(18)

5. Membuat program marketing plan. 6. Memasarkan produk

7. Mencari mitra usaha/corporatebaru 8. Menangani sponsor ship.

g. Sales Office SPV.

Sales Office SPV.ini di dalamnya terdapat Sales Office SPV. Airport dan Sales office SPV.Cirebon.

Fungsi :

Direktorat Niaga/Fungsi penjualan. Tugas :

1. Menerima Tugas dari atasan untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.

2. Mengawasi dan melakukan kegiatan reservasi dan ticketing penumpang.

3. Memonitor laporan penjualan angkutan berharga.

4. Mengadakan dan memelihara hubungan baik dengan customer dan mitra usaha / relasi.

h. Finance Manager Fungsi :

Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan dan mengendalikan kegiatan akuntansi Perwakilan Setempat Medan guna menyajikan laporan keuangan yang memenuhi azas relevan yang dapat dipahami,


(19)

dapat diuji kebenarannya, netral,tepat waktu, dapat diperbandingkan dan lengkap.

Tugas :

1. Membantu General Manager dalam penjabaran perencanaan perusahaan di Perwakilan Setempat.

2. Membantu General Manager melalui koordinasi dengan Unit Manager lainnya untuk menyusun rencana kerja tahunan melalui penyusunan Budget ( Anggaran ) Perwakilan Setempat menyangkut Turn Over Budget (TOB), Sales Budget, Invesment, Personnel and Cost Budget.

3. Menjabarkan serta merumuskan kebijakan General Manager sekaligus membuat strategi pengawasaanya agar tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

i. Accounting SPV.

Accounting Supervisor ini di dalamnya terbagi menjadi dua bagian di bawah piminan Accounting SPV. yaitu Account Receivable dan Account Payable.

Fungsi :

Membantu Finance Manager dalam pelaksanaan pengendalian akuntansi Perwakilan Setempat khusus menyangkut akuntansi penjualan guna laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.


(20)

Tugas :

1. Membantu Finance Manager dalam pelaksanaan fungsi pengendalian khusus menyangkut akuntansi penjualan baik dari kantor penjualan sendiri maupun dari kantor penjualan Agen. 2. Membantu Finance Manager melalui koordinasi dengan unit

Supervisor lainnya untuk melaksanakan penjabaran kebijakan General Manager didalam penyusunan rencana kerja tahunan melalui penyiapan Budget (Anggaran) Perwakilan Setempat menyangkut TOB ( Turn Over Budget ), Sales Budget, Cash Flow Budget.

3. Menjabarkan serta merumuskan kebijakan Finance Manager sekaligus membuat strategi pengawasannya agar tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2.4 Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah suatu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang terkait. Sebagai BUMN, Garuda juga mempunyai tanggung jawab lain, yaitu sebagai agen pembangunan dengan tujuan membantu Indonesia untuk tinggal landas, dan sebagai wakil/duta rakyat Indonesia, dimanapun Garuda berada.

Sehubungan dengan itu ada beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda Indonesia yaitu :


(21)

b. Menciptakan lapangan kerja,

c. Melestarikan kebudayaan Indonesia, dan d. Membantu pembangunan nasional.

Secara umum kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Mengelola penerimaan kas atas penjualan tiket pesawat dan pengiriman kargo.

b. Melayani pelanggan yang membeli tiket pesawat dan memberikan informasi mengenai penerbangan, termasuk pengaduan.

c. Menyiapkan, memeriksa dan menyerahkan kelengkapan dokumen kargo, seperti Surat Muatan Udara (SMU) atau Air Way Bill (AWB) yang akan diserahkan kepada customer/agen.

d. Menerima arsip dokumen SMU dan AWB dari pusat atas barang yang sudah terkirim untuk dicocokan dengan catatan yang ada di perusahaan dan dibuat laporan penjualannya.

e. Membuat laporan keuangan atas penjualan tiket dan kargo setiap bulan serta langsung di kirim ke pusat.


(22)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis di tempatkan dibagian keuangan sub bagian akuntansi yang berada di bawah tanggung jawab finance manager di PT. Garuda Indonesia yang berlokasi di Bandung. Pelaksanaan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara pada PT. Garuda Indonesia.

Bagian akuntansi itu sendiri di PT. Garuda Indonesia terbagi dalam dua pembagian kerja, yaitu bagian Account Recevaible dan Account Payable. Keduanya menangani laporan keuangan dua produk dari perusahaan itu sendiri, yaitu penumpang dan kargo. PT. Garuda Indonesia memberikan kesempatan kepada penulis untuk di tempatkan dikedua bagian tersebut, agar penulis dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman kerja.

3.1.1 Pengertian Kargo

Menurut K. Martono (2007 : 424) dalam Kamus Hukum dan Regulasi Penerbanganmenjelaskan bahwa, ”kargo adalah barang muatan pesawat udara yang dilengkapi surat muatan udara (airwaybill) atau surat muatan udara termasuk bagasi yang dikirim melalui prosedur pengiriman kargo.


(23)

”Air adalah udara, angkasa, langit. Cargo adalah muatan, beban”. I. Markus Willy et.al. (2005 : 22 dan 106).

Kargo berasal dari bahasa Spanyol, yaitu cargo yang artinya mrngacu kepada barang yang diangkut untuk kepentingan komersial yang umunya oleh kapal, kereta api, truk atau pesawat. http://id.wikipedia.org/wiki/Kargo

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama kerja praktek di PT. Garuda Indonesia, penulis lebih banyak mendapatkan pengetahuan mengenai kargo. Selain itu, penulis juga mendapatkan pengarahan atau bimbingan dari staf yang menangani kargo. Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis dalam menempuh kerja praktek di PT. Garuda Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Mendengarkan pengarahan dari pembimbing perusahaan mengenai tata cara pelaksanaan kerja praktek, gambaran umum, dan tugas jabatan struktural pada PT. Garuda Indonesia.

2. Mengambil data-data yang diperlukan untuk membuat laporan kerja praktek di PT. Garuda Indonesia, yaitu mengenai prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara.

3. Mengarsip dokumen-dokumen SMU (Surat Muatan Udara) dan AWB (Air Way Bill) yang biasanya dilakukan tiap bulan dan kemudian mencocokkannya dengan laporan penjualan kargo yang sudah dibuat untuk mengetahui keakuratan data penjualan kargo secara real.


(24)

4. Menginput data SMU dan AWB ke dalam komputer yang sudah memiliki Cargo Revenue Accounting System.

5. Melayani agen kargo yang akan mengambil SMU dan AWB, yang sebelumnya sudah mengadakan transaksi dengan pihak Garuda.

3.3 Pembahasan hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Gambaran Umum Kargo Udara

Kargo udara adalah segala jenis barang yang akan dikirim atau diangkut dengan menggunakan pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan dokumen pengiriman barang seperti SMU (Surat Muatan Udara) atau AWB (Airwaybill) serta dokumen pelengkap lainnya.

Dalam IATA (International Air Transport Association) Cargo Reguations (1998) dijelaskan: Air Cargo adalah suatu jenis barang selain barang pos dan barang lain, yang termasuk dalam barang pos seperti yang tercantum dalam Konferensi Post Internasional adalah barang tanpa didampingi penumpang dan orang lain dari perusahaan penerbangan yang bersangkutan.

Kargo juga merupakan salah satu produk dari suatu airlines dan sekaligus sumber pendapatan dari airlines tersebut. Kargo sangat penting bagi suatu airlines, karena dapat menambahkan pendapatannya selain dari sektor penumpang, hal itu mengingat pangsa pasar yang cukup banyak dari setiap rute penerbangan. Oleh karena itu kargo dapat menjadi alternatif pendapatan bagi suatu airlines.


(25)

3.3.2 Layanan Produk Kargo Udara PT. Garuda Indonesia

Berikut ini adalah berbagai macam produk GO Cargo PT. Garuda Indonesia yang diantaranya sebagai berikut :

1. GO Priority HEAVY (Realiable express port to port service for medium heavy shipment)

 Tariff : 200% N Rate ISP, M : 200% M Rate ISP

 Dimension : based on Loading Chart Aircraft Type (See TACT Rules 8.2)  Actual Weight per coli : (a) For all destinations : 70 kg up to 100 kg, (b) For

destinations MES/SUB/DPS/ BPN/ UPG/ MDC/CGK : 70kg up to 250kg, (c) For destinations KDI, MLG, TKG, DJB, KOE: not available.

 Restricted items : Live animals, valuables, human remains, charges collect shipments, perishables, dangerous goods

 Document : Agent and GA (own sales)  Reservation required

 Guaranteed Space

 Loading of shipments on flights as promised to customers.  Cut-off time : 3 hours before ETD , ready for carriage  First priority for delivery to consignee at destinations  Special label/sticker/handling

 Special Handling Code : refer to IATA  Special Product Code : GPH


(26)

 Remarks Booking : R*BKG/GO PRIORITY HEAVY

2. GO Priority SPEED (Convenience and reliable port to port service for small shipment and documents)

 Commodity : Small shipment, document  Tariff : 200% N rate ISP, M : 150% M rate ISP  Individual shipper, Freight Forwarder

 Max load : 50kg/doc; 30kg/colly

 Max dimension : 70cm L x 40cm W x 40cm H

 Restricted Items : Live animals, valuables, human remains, perishables, shipments charged collect, dangerous goods

 Sectors : All domestics (direct flight/single flight number)  Document : GA (own sales), not valid for Agent's doc  For go-show shipment

 No reservations required (FIFO)  Guaranteed space

 Cut off time 90' before ETD, ready for carriage  First priority for delivery to consignee at destinations  Special label/sticker/handling

 Special Product Code : GPS


(27)

 Remark Booking : R*BKG/GO PRIORITY SPEED

3. GO BAGGAGE(Excess baggage delivery for domestic sectors)  Commodity : excess baggage for personal effects

 Shipper : passenger holding boarding pass

 Restricted items ( Valuables, perishables, live animal, DG)  Weight : excess baggage more than 15kg

 Max load : 30kg/colly; 100kg/pax

 Max dimension : 80cm L x 80cm W x 80cm H  No reservations required (FIFO)

 Guaranteed space

 Cut off time 45' before ETD, ready for carriage  Using Cargo document

 Document : GA (SMU/own sales), not valid for Agent's doc  Shipment acceptance : at check-in counter area

 Shipment delivery : at baggage collection area  Shipment on-board : same with pax flight (Not valid for combine flight )

4. GO EXPRESS (Door to Door service for small shipment, personal effects, documents, promotional material, sample)


(28)

 GA product

 Cooperation with Third Party

 Door to Port and Port to Door operated by Third Party  Port to Port operated by GA

 Document (Door to Door : Invoice, Door to Port and Port to Door : House bill, Port to Port : SMU/AWB )

 Max load : 30kg/ coli

 Max dimension : 42cm L x 23cm W x 33cm H

 Restricted Items : Live animals, valuables, human remains, perishables, shipments charged collect, Dangerous Goods

Peraturan dan Syarat-Syarat Pengiriman “GO EXPRESS”

a. GO EXPRESS adalah produk layanan pengiriman paket/dokumen milik PT. Garuda (Persero), yang dioperasikan bekerja sama dengan PT. Pandu Siwi Sentosa. PT. Garuda (Persero) dan PT. Pandu Siwi Sentosa selanjutnya disebut sebagai pengangkut.

b. Pengirim dalam mengirimkan paket/dokumen berhak menentukan jenis layanan yang diinginkan, yaitu: platinum, gold atau silver, dengan jangka waktu pengiriman dan fasilitas layanan yang berlaku.

c. Paket/dokumen yang dikirim akan menjadi tanggung jawab pengangkut apabila pengirim telah memiliki bukti asli tanda terima paket/dokumen


(29)

(housebill) dari pengangkut yang telah ditandatangani pengirim dan petugas pengangkut.

d. Jenis barang yang dilarang untuk dikirim melalui layanan GO EXPRESS adalah sebagai berikut:

 Uang tunai;

 Barang-barang kategori berharga seperti emas, platina, berlian, perhiasan, arloji, cek, bilyet giro, surat berharga, saham, atau barang-barang lain yang nilainya mencapai atau lebih dari USD 1000,- (seribu dolar Amerika) per-kilogramnya;

 Barang-barang berbahaya (barang yang dapat meledak, mudah terbakar, beracun, beradioaktif, bersifat korosif, dan lain-lain) sebagaimana diatur dalam IATA Dangerous Goods Regulation;

 Binatang hidup;  Tumbuh-tumbuhan;

 Barang-barang yang mudah busuk (perishable);  Barang pecah belah;

 Barang elektronik yang tidak dikirim dalam kemasan standar orisinil pabrikan;

 Jenazah, kerangka, atau abu jenazah;  Organ tubuh termasuk plasma darah;  Obat-obatan dalam bentuk cairan;


(30)

 Barang-barang kategori narkotika dan obat-obatan terlarang seperti ganja, morfin, opium, shabu-shabu, putauw, ekstasi, dan sejenisnya;

 Barang-barang kategori pornografi baik berupa cetakan, foto, rekaman, film, dan sejenisnya;

 Barang-barang lainnya yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan selama pengangkutan.

e. Paket/dokumen yang isinya tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh pengirim adalah pelanggaran yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan pengangkutan dan pengirim dapat dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

f. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud dalam butir 5 atau dalam hal terjadi keadaan yang membahayakan keamanan dan keselamatan pengangkutan yang disebabkan oleh paket/dokumen yang dikirim oleh pengirim, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pengirim dan pengangkut dibebaskan dari segala dampak dan akibat yang ditimbulkan. g. Pengangkut berhak melakukan pemeriksaan dan/atau penolakan atas

paket/dokumen yang dicurigai, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

h. Pengangkut tidak bertanggung jawab atas hal-hal sebagai berikut :

 Semua risiko teknis yang terjadi selama dalam pengangkutan yang menyebabkan barang yang dikirim tidak berfungsi atau berubah fungsinya,


(31)

baik yang menyangkut mesin atau barang sejenis maupun barang elektronik seperti TV, kulkas, komputer, ponsel, disket, AC, pemutar video, mesin cuci, dan barang-barang elektronik sejenis lainnya;

 Penahanan/penyitaan serta pemusnahan terhadap paket/dokumen oleh instansi pemerintah (bea cukai, karantina, kepolisian, kejaksaan, dan lain lain) sebagai akibat hukum dari keadaan atau jenis paket/dokumen yang dikirim;

 Kerusakan atau kehilangan paket/dokumen yang disebabkan oleh keadaan kahar (force majeure) yaitu keadaan yang berada di luar kemampuan pihak pengangkut antara lain bencana alam, huru-hara, perang, pencurian, perampokan, dan pembajakan;

 Kebocoran atau kerusakan untuk jenis barang cair dan barang pecah-belah;  Kerusakan atau kehilangan paket/dokumen yang disebabkan karena

pembungkusan (packing) yang tidak sempurna;

 Keterlambatan pengiriman paket/dokumen yang disebabkan oleh keadaan kahar (force majeure) yaitu keadaan yang berada di luar kemampuan pihak pengangkut antara lain bencana alam, huru-hara, perang, pencurian, perampokan, dan pembajakan;

 Tuntutan/klaim dalam bentuk apapun atas paket/dokumen kiriman setelah lewat 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal diterimanya barang kiriman.


(32)

i. Pada saat paket/dokumen diterima, penerima paket/dokumen (selanjutnya disebut penerima) harus memeriksa kondisi paket/dokumen tersebut di hadapan petugas pengangkut, dengan ketentuan:

 Bilamana terdapat kerusakan atau kehilangan atas paket/dokumen kiriman, maka dibuatkan Berita Acara tentang hal tersebut yang ditandatangani oleh petugas pengangkut dan penerima;

 Bilamana tidak ada keluhan dari pihak penerima pada saat paket/dokumen diterima, maka paket/dokumen tersebut dianggap telah diterima dengan baik dan benar sehingga tuntutan atau keluhan setelahnya tidak akan dilayani.

 Bukti bahwa paket/dokumen telah diterima dengan baik dan benar adalah ditandatanganinya housebill oleh penerima tanpa ada catatan mengenai keluhan atas paket/dokumen yang diterima.

j. Bilamana terjadi kerusakan atau kehilangan atas paket/dokumen yang disebabkan oleh kelalaian pengangkut, karyawan, cabang, atau agennya maka pengangkut akan memberikan penggantian 10 (sepuluh) kali dari biaya pengiriman paket/dokumen yang rusak atau hilang sampai dengan maksimum Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

k. Untuk paket/dokumen yang bernilai tinggi (alat kedokteran, komputer, kamera, dan lain-lain) agar diasuransikan oleh pengirim dengan biaya asuransi


(33)

menjadi beban pengirim dalam hal pengirim menginginkan tambahan perlindungan atas paket/dokumen miliknya.

l. Khusus untuk paket GO EXPRESS PLATINUM berlaku jaminan uang kembali 100% (money back guarantee) atas biaya pengiriman (tidak termasuk biaya asuransi) jika kiriman diterima di alamat penerima bukan pada hari yang sama*.

m. Dalam hal terdapat tuntutan/klaim, pengirim agar menghubungi Cargo Service Center atau kantor cabang PT Garuda Indonesia (Persero).

n. Semua tuntutan/klaim hanya dapat diajukan oleh pengirim atau kuasanya dengan melampirkan:

1. Berita Acara kerusakan atau kehilangan yang ditandatangani oleh pihak penerima dan petugas pengangkut di tempat tujuan;

2. Dokumen pendukung adalah: shipper copy housebill, copy KTP pengirim, Surat Kuasa yang ditandatangani pengirim jika tuntutan tidak dilakukan secara langsung oleh pengirim beserta copy KTP Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa.

3. Untuk pengirim berupa perusahaan, harus melampirkan surat klaim dengan menggunakan kop surat resmi dari perusahaan.

o. Jumlah tuntutan/klaim yang diajukan pengirim tidak dapat dipotong langsung dari jumlah tagihan dari pengangkut.

p. Dengan menandatangani Dokumen housebill ini pengirim menyatakan menyetujui isi Peraturan dan Syarat-Syarat Pengiriman ”GO EXPRESS”.


(34)

3.3.3 Perhitungan dan Pencatatan Kargo Udara

Dalam ketentuan dalam tarif kargo udara terdapat pembulatan tarif, setiap hasil perhitungan total tarif dihitung sesuai tarif yang berlaku dan ditambah dengan PPN dan biaya administrasi, hasil penjualan tidak dibulatkan.

a. Tarif minimum (M) :

Biaya pengiriman minimum yang diberlakukan untuk kiriman barang dengan chargeable weight kurang dari atau sama dengan 10 kg.

b. Tarif normal (N) :

Biaya pengiriman untuk barang dengan chargeable weight lebih dari 10 kg tetapi kurang dari 45 kg.

c. Tarif skala berat

Tarif yang diberlakukan berdasarkan skala berat dari kiriman/barang :  Skala berat 45 : chargeable weight 45 kg atau lebih tetapi kurang dari

100 kg.

 Skala berat 100 : chargeable weight 100 kg atau lebih tetapi kurang dari 300 kg.

 Skala berat 300 : chargeable weight 300 kg atau lebih.

Contoh penerapan tarif skala berat 45, 100, 300 :

Kiriman dari SUB-JKT dengan chargeable weight 40 kg pada penerbangan GA307 adalah sebagai berikut :


(35)

Tarif SUB-JKT M IDR 17.000,00

Tarif per kg N IDR 1.700,00

Tarif skala berat 45 IDR 1000,00

Tarif skala berat 100 IDR 800,00

Tarif skala berat 300 IDR 700,00

Perhitungan tarif :

40 kg x IDR 1.700,00 = IDR 68.000,00 (mempergunakan tarif normal (N) per kg)

45 kg x IDR 1.000,00 = IDR 45.000,00 (mempergunakan tarif skala berat 45)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka total tarif yang dikenakan atas kiriman dengan chargeable weight 40 kg adalah IDR 45.000,00.

d. Tarif berdasarkan skala berat berlaku untuk pengiriman barang-barang umum (general cargo).

e. Tarif berdasarkan skala berat tidak berlaku untuk pengiriman barang-barang khusus :

 Barang berbahaya (dangerous goods).  Barang berharga (valuable goods).  Plasma darah.


(36)

Heavy cargo  Organ tubuh

 Spesial komoditi/special handling (live animal, perishable)

f. Tarif yang berlaku untuk pengiriman dangerous goods sektor domestik ke domestik adalah :

 Tarif minimum : 10 kg x 200% tarif N per kilo yang berlaku.

 Tarif sesuai berat : chargeable weight x 200% tarif N per kg yang berlaku.

g. Tarif barang berharga (valuable goods)

 Tarif minimum : 10 kg x 200% tarif N per kilo yang berlaku.

 Tarif sesuai berat : chargeable weight x 200% tarif N per kg yang berlaku.

Jika nilai pertanggungan barang (claim) yang diinginkan sesuai dengan nilai harga barang, maka pengiriman wajib melaporkan (declared value) dan mencantum nilai kiriman barang tersebut ke dalam SMU pada kolom declared value for carrier, untuk itu setiap kiriman barang berharga (valuable goods)dikenakan valuation chargedengan rumus :


(37)

Keterangan:

 DVC adalah Declarated Value for Carrier/nilai yang dipertanggungkan  Rp 100.000,00 adalah maximum liability (PP No. 40/tahun 1995)

Contoh perhitungan :

Untuk pengiriman barang berharga (valuable goods) senilai Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dengan berat 2 kg.

Valuation charge= {20.000.000 - (2 x 100.000)} x 0,75% = (20.000.000 – 200.000) x 0,75% = 19.800.000 x 0,0075

= 148.500 (Rp 148.500,00)

h. Tarif plasma darah

 Tarif minimum : 10 kg x 50% tarif N per kilo yang berlaku.

 Tarif sesuai berat : chargeable weight x 50% tarif N per kg yang berlaku.

i. Tafir jenazah (uncremated) :

Tarif sesuai berat : chargeable weight x 200% tarif N per kg yang berlaku, jika tidak ditimbang maka dihitung/ditetapkan : 200 kg x 200% tarif N per kilo yang berlaku.


(38)

j. Tarif abu jenazah (cremated) :

 Tarif minimum : 10 kg x 200% tarif N per kilo yang berlaku.  Tarif berat : chargeable weight x 200% tarif N per kg yang berlaku.

k. Tarif heavy cargo

Adalah barang kiriman khusus general cargo yang per kilonya berskala berat 150 kg ke atas, dihitung berdasarkan gross weight yang dikenakan tarif N ditambah surcharge.

 Tarif berat : chargeable weight x 150% tarif N per kg yang berlaku. Tarif heavy cargo berlaku untuk seluruh penerbangan regular baik yang diterbangi dengan Narrow Body Aircraft maupun dengan Wide Body Aircraft. Khusus untuk penerbangan sektor domestik yang diterbangi dengan Narrow Body Aircraft, maksimum berat per koli adalah 250 kg.

l. Tarif overweight shipment

Adalah barang kiriman khusus general cargo yang per kolinya berskala berat tertentu dan dihitung berdasarkan gross weight yang dikenakan tarif N ditambah surcharge. Biaya tambahan/surcharge tersebut dihitung sebagai berikut :

Groaa Weight (GW) / Kg Tarif

70 kg s/d 99 kg 125% x tarif N (Normal) 100 kg s/d 149 kg 135% x tarif N (Normal)


(39)

 Berlaku untuk seluruh penerbangan domestik yang diterbangkan dengan Norrow Body Aircraft.

 Pengiriman overwight shipment hanya dapat diterbangkan per SMU maksimal 1 koli.

m. Tarif organ tubuh manusia

Organ tubuh diantaranya yaitu; Kornea, Jantung dan Ginjal, yang dikenakan :

 Tarif minimum : 10 kg x 100% tarif N per kg yang berlaku.

 Tarif sesuai berat : chargeable weight x 100% tarif N per kg yang berlaku.

n. Tarif untuk kiriman yang memerlukan penanganan khusus/special handling lainnya :

 Live animal

Pengiriman binatang yang dilakukan dalam keadaan hidup adalah : Tarif : 200% x tarif N (Normal) RSP yang berlaku.

Kecuali : bibit/benih ikan, tanaman/benih tanaman, Live Tropical Fish (LTF), bunga potong, sebagai alat/bahan produksi dan komoditi lainnya yang masuk kategori edible dan non-edible, yang dikirim dalam keadaan hidup.


(40)

Tarif : 200% x tarif N (Normal) RSP yang berlaku.

Perishable (PER/PEM/PES)

Pengiriman barang/binatang/marine produk beserta produk-produk turunannya yang termasuk ke dalam kategori edible dan non-edible, dalam keadaan segar/beku dan mudah rusak/busuk/kadaluarsa.

Tarif : 100% tarif N (Normal) RSP yang berlaku.

Kecuali : sirip hiu, sarang burung wallet, strong smell goods (seperti durian dan sejenisnya).

Tarif : 200% tarif N (Normal) RSP yang berlaku.  Komoditi lain (Miscellaneous)

Komoditi lainnya yang tidak termasuk ke dalam kategori live animal dan perishable akan tetapi tetap memerlukan penanganan khusus, diantaranya adalah sebagai berikut :

1 Alat-alat musik, handphone, alat-alat kedokteran, optic, photographic dan proyektor

8549 100% N rate

2 Kartu pulsa pra bayar yang ada nilai pulsa 7067 200% N rate 3 Kayu (seperti; kayu gaharu, kayu cendana,

kayu ulin, kayu hori dan jenis kayu lainnya) serta semua jenis kayu yang masih dalam bentuk bahan baku (raw material)

7600 100% N rate

4 Furniture 7625 100% N rate


(41)

6 Lukisan (menggunakan kanvas dan cat air/cat minyak)

9500 200% N rate

7 Mutiara, benih kerang mutiara, emas, perak dan produk turunannya

9001 200% N rate

8 obat-obatan (dalam keadaan cair) 6000 100% N rate 9 Pita cukai, perangko, materai, bank note,

passport, tiket dan dokumen berharga lainnya

7026 200% N rate

10 Press bulletin dari LKBN antara dan rekaman liputan media

7101 100% N rate

11 Vaksin (dalam keadaan basah/kering) dan serum (tidak menggunakan tambahan peralatan yang ternasuk DGR)

6099 100% N rate

12 Textile dan semua produk sejenis/turunannya

2199 Skala berat yang berlaku 13 Garment dan semua produk

sejenis/turunannya (kecuali hanging garment)

2201 Skala berat yang berlaku

14 Leather 9703 Skala berat yang

berlaku

15 Compact disc 4416 Skala berat yang

berlaku

16 Compressor 4703 Skala berat yang

berlaku

17 AC Adaptor 4811 Skala berat yang

berlaku 18 Aircraft Engines/part (including accesories) 4112 Skala berat yang

berlaku

19 Personnal Effect 9716 Skala berat yang


(42)

20 Electronic, Remote Control 4329 Skala berat yang berlaku 21 Capacitor, Sparepart 4000 Skala berat yang

berlaku 22 DSC (digital camera) 8411 Skala berat yang

berlaku

o. Dokumen per SMU, fuel surcharge, security charge, komisi penjualan agen, pajak, biaya administarsi dan biaya lain-lain :

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

p. Irregularity :

 Jika terjadi irregularities penerbangan (delay/pembatalan/perubahan kapasitas) sehingga diterbangkan pada nomor penerbangan berikutnya dengan tarif lebih tinggi, maka tidak dibebankan koreksi tarif, kecuali tidak berlaku untuk kiriman yang diterima sebelumnya sebagai walking shipment (go show) akan dibebankan koreksi tarif.

 Jika nomor penerbangan berikutnya tarifnya lebih rendah maka dikeluarkan credit memo kepada shipper/agen.

 Pada kolom Informasi Akuntansi AWB/SMU distamp/dicap oleh petugas airport/station keberangkatan (Ref GF/1178/02, 07 Oktober 2002).


(43)

q. Ketentuan lain :

 Setiap SMU yang diisikan dan dipergunakan untuk diterbangkan baik yang telah di booking atau belum (walking shipment) di warehouse harus dicantumkan nomor penerbangan yang akan dipergunakan, jika tidak dilakukan maka SMU dan kiriman dimaksud tidak diizinkan untuk diterbangkan.

 Ketentuan lain tentang pengiriman barang melalui udara yang tidak terdapat pada persyaratan tarif ini tetap diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada.

r. Masa berlaku tarif

Masa berlaku tarif terhitung 01 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 dan sewaktu-waktu dapat beubah dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada seluruh branch office sebelum tarif tersebut diberlakukan.

3.3.4 Dokumen yang Terkait dengan Kargo Udara

Adapun dokumen dan kelengkapan kargo udara adalah sebagai berikut : 1. Dokumen Induk

Yang dimaksud dengan dokumen induk adalah dokumen inti yang dikeluarkan oleh PT. Garuda indonesia dalam melakukan pengiriman barang ke pelanggan (agen/customer). Dokumen tersebut fungsinya sebagai alat


(44)

pembuktian realisasi suatu transaksi (pengiriman barang), dokumen tersebut antara lain :

a. Surat Muatan Udara/ Airway Bill b. Surat Pengiriman Barang (SPB) c. Polis Asuransi

d. Faktur Pembayaran

2. Dokumen Penunjang

Yang dimaksud dengan dokumen penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci kekurangan yang terdapat dalam dokumen induk, dokumen tersebut antara lain :

a. Packing List(delivery Sheet) b. Manifest Barang

c. Weight note d. Form Kas Bon e. Petty Cash Voucer

3. Dokumen Pembantu

Yang dimaksud dengan dokumen pembantu adalah dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam menjalankan tugas lanjutan, dokumen tersebut antara lain :


(45)

b. Delivery order

3.3.5 Ketentuan dan Persyaratan Kargo udara a. Ketentuan Umum

Tarif angkutan kargo dihitung berdasarkan tarif dari airport keberangkatan ke airport tujuan untuk penerbangan langsung atau penerbangan gabungan melalui airport antara (intermediate point), untuk beberapa sektor ditetapkan berdasarkan time of day. Hal ini berakibat tarif yang diberlakukan untuk penerbangan hari tersebut tidak sama. Tarif dari airport keberangkatan ke airpot tujuan yang belum atau tidak diumumkan dapat diusulkan kepada Unit Cargo Revenue Management SBU Garuda Kargo (JKTFZGA).

b. Ketentuan Berat

Ketentuan berat sebagai dasar penetapan tarif untuk pengangkutan suatu barang atau kiriman ditetapkan berdasarkan jumlah berat tersebut (actual gross weight) atau berat volume (volume weight/berat yang dihitung berdasarkan dimensi dari kiriman tersebut) dengan ketentuan mana yang lebih besar dari penetapan tersebut yang akan digunakan sebagai dasar penetapan perhitungan tarif.

Perhitungan volume weight dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Panjang (cm) x Lebar (cm) x Tinggi (cm)


(46)

Chargeable weight (tarif yang harus dibayarkan berdasarkan actual gross eight atau volume weight) :

a. Apabila hasil perhitungan actual gross weight lebih besar dari volume weight, maka yang dipergunakan sebagai dasar penetapan perhitungan tarif adalah actual gross weight.

b. Apabila hasil perhitungan volume weight lebih besar dari actual gross weight, maka yang dipergunakan sebagai dasar penetapan perhitungan tarif adalah actual gross weight.

c. Untuk kiriman barang-barang konsolidasi, maka yang dipergunakan sebagai dasar penetapan perhitungan tarif adalah total actual gross weight dari seluruh barang dibandingkan dengan total volume weight dari seluruh barang, maka total perhitungan berat barang dibandingkan dengan total volume weight dari seluruh barang, maka total perhitungan berat barang kiriman yang lebih besar akan dikenakan tarif.

c. Pembulatan Berat

Prosedur pembulatan hasil perhitungan adalah satu desimal di belakang koma, dengan ketentuan pembulatan sebagai berikut (ref: TACT rules 3.9.4):  Diatas atau sama dengan 0,5 dibulatkan ke atas menjadi 1.


(47)

Contoh :

Volume : P x L x T = 162.2 cm x 155.6 cm x 141.4 cm Dibulatkan menjadi : 162 cm x 156 cm x 141 cm

Volume weight : Panjang (cm) x lebar (cm) x tingggi (cm) 6.000

162 cm x 156 cm x 141 cm 6.000

3563,351 cm3 6.000 593,892 kgs

Dibulatkan menjadi 594 kgs

3.3.6 Prosedur Pengiriman Barang Melalui kargo Udara

Dalam pengiriman suatu barang atau produk agar sampai ke tempat tujuan dengan baik diperlukan suatu proses atau tahapan-tahapan yang harus dilalui sebagai berikut :

1. Reservation

Pengirim sebelum melakukan pengiriman barang terelbih dahulu harus melakukan pembukuan/reservasi melalui call centre minimal 8 jam keberangkatan pesawat.


(48)

2. Acceptance

Dalam upaya menjaga keselamatan penerbangan sebelum barang diterima oleh petugas GA akan melalui proses x-tray, setelah dikatahui isi barang aman untuk dikirim, pengirim mengisi form pemberitahuan tentang isi barang (PTI) kemudian dilakukan proses penimbangan barang, pemeriksaan packaging dan dibuatkan Bukti Timbang Barang (BTB), demarking/labeling. Kedua dokumen tersebut akan dijadikan bahan acuan untuk proses penentuan tarif angkut dan dokumen surat muatan udara (SMU) oleh petugas GA. Adapun minimum waktu acceptance adalah :

 6 jam untuk pengiriman genco

 4 jam untuk pengiriman perisable/AVI/HUM 3. Racking

Untuk memudahkan proses pengiriman barang, yang telah dinyatakan siap untuk diangkut akan ditempatkan di dalam gudang penyimpanan sesuai dengan rack-rack tujuan masing-masing rute.

4. Movement

Barang-barang yang ada di rack akan dipindahkan ke adalam gerobak-gerobak 3 jam sebelum keberangkatan kemudian barang-barang tersebut akan ditarik dengan traktor menuju rencana parking stand pesawat dalam 1 jam sebelum keberangkatan.


(49)

Berikut adalah komponen apa saja yang harus dibayar dalam proses pengiriman kargo domestik :

1. Tarif angkut + PPN 2. Cargo Charge+ PPN 3. Bongkar Muat + PPN 4. Fuel Surcharge 5. Administrasi/SMU


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai prosedur perhitungan dan pencatatan kargo udara PT. Garuda Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam menghitung kargo atas barang yang akan dikirim berdasarkan perhitungan, diantaranya :

a. Destiny, lokasi spesifik pengiriman barang yang dituju. Menggunakan kode-kode/singkatan kota yang sudah ditentukan oleh perusahaan. b. Tujuan pengiriman, apakah barang yang akan dikirim untuk tujuan

domestik atau internasional.

c. Weight (berat), menghitung berat barang yang akan dikirim dalam satuan koli (1 koli=45 kg).

d. Komoditi, berdasarkan jenis barang yang akan dikirim seperti; makhluk hidup, benda mati, barang pecah belah atau zat cair.

2. Agar perhitungan dan pencatatan atas kargo sistematis, baik dan benar maka diperlukan dokumen-dokumen untuk membantu hal tersebut. Salah satunya dokumen yang paling penting yaitu, Surat Muatan udara (SMU) untuk kargo dengan tujuan domestik atau (Air Way Bill) untuk kargo dengan tujuan internasional.


(51)

3. Kargo yang akan masuk ke dalam kabin pesawat haruslah sesuai dengan standar pesawat. Artinya baik itu jenis, besar dan berat kargo tidak mengganggu operasional pesawat apalagi sampai terjadi kecelakaaan. Oleh karena itu, diperlukan ketentuan atau persyaratan kargo seperti; ketentuan berat yang dihitung berdasarkan panjang, lebar dan tinggi barang yang akan di kirim dan prosedur pembulatan hasil perhitungan atas kargo udara adalah satu desimal di belakang koma.

4. Setelah kargo dihitung dengan benar dan sudah sah menjadi kargo Garuda maka perusahaan akan melakukan tugasnya yaitu mengirimkan kargo tersebut ke tempat tujuan sesuai yang diinginkan customer. Dalam proses pengiriman kargo melewati beberapa tahap yaitu; reservation, acception, rackingdan movementsebelum kargo masuk ke dalam kabin pesawat. 5. Selain itu, PT. Garuda Indonesia memiliki 4 produk pengiriman kargo (Go

Priority Heavy, GO Priority Speed, GO Baggage dan GO Express) yang mempengaruhi tarif dan lamanya waktu pengiriman. Customer dapat memilih salah satu produk kargo yang sesuai dengan keinginan atas barang yang akan di kirim. Sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan didirikan, PT. Garuda Indonesia ingin memberikan pelayanan yang terbaik dan lebih dekat dengan customer, khususnya para pengusaha dan eksportir untuk ikut serta dalam membangun dan memajukan perekonomian di Indonesia.


(52)

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil kerja praktek di PT. Garuda Indonesia cabang Bandung adalah sebagai berikut :

1. Dalam pencatatan kargo (mengentri data) ke dalam Cargo Revenue Accounting System ke dalam komputer sebaiknya jumlah koli selalu dituliskan dalam dokumen penjualan agen agar pencatatannya akurat dan realiable.

2. Dokumen SMU (Surat Muatan Udara) atau AWB (Air Way Bill) sebaiknya diarsipkan tepat sebelum tanggal neraca agar tidak menghambat proses closing book karena sebelumnya harus mencocokkan SMU atau AWB sesuai dengan data penjualannya.

3. Standar ketentuan kargo yang mengikuti standar pesawat lebih ditingkatkan lagi dan sebaiknya dilakukan pengawasan yang ketat untuk menghindari kasus buruk mengenai kecelakaan pesawat yang sepanjang tahun 2010 ini sering terjadi. Selain itu, untuk menjaga citra PT. Garuda Indonesia yang sudah mendapatkan kepercayaan dari publik.

4. Dalam prosedur pengiriman kargo disedikitnya melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang mengirimkan dan pihak pengirim. Agar dalam setiap tahapan proses pengiriman barang berjalan lancar, sebaiknya diadakan pemberitahuan atau penyuluhan melaui media cetak, seperti dibuat katalog tentang bagaimana prosedur pengiriman kargo kepada customer.


(53)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : RIMA RISMAYANTI

21107129

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2010


(54)

DAFTAR PUSTAKA

K. Martono. 2007. Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Markus. I. Willy, et.al. 2005. Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Arkola.

Hamdani. 2003. Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Import. Yayasan Bina Usaha Niaga Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kargo


(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Rima Rismayanti Nomor Induk Mahasiswa : 21107129

Tempat/Tanggal Lahir : Subang, 11 Juli 1987 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 26 A Dipatiukur

DATA PENDIDIKAN

Tahun 1993-1994 : TK. PGRI Cisalak Tahun 1994-2000 : SDN 3 Cisalak Tahun 2000-2003 : SMPN 1 Cisalak Tahun 2003-2006 : SMAN 1 Subang

Tahun 2007-sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

AKTIVITAS LAIN


(56)

Alhamdulillah, segala SWT yang telah memberikan senantiasa tercurah pada sehingga kita menjadi

Akhirnya penulis berjudul ”Tinjauan Atas PT. Garuda Indonesia

syarat kelulusan Mata

Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari

kekurangan baik dalam mengingat keterbatas kritik dan saran yang masukan yang berarti lainnya dapat lebih baik.

Pada kesempatan

pihak yang telah memberikan

laporan ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan teri 1. Dr. Ir. Eddy

Komputer Indonesia

ii

lillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya. Shalawat tercurah pada revolusioner peradaban manusia, Muhamm sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan.

enulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja

”Tinjauan Atas Prosedur Perhitungan dan Pencatatan Indonesia” tepat pada waktunya. Laporan ini merupak

ata Kuliah Kerja Praktek dalam menyelesaikan

Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. menyadari bahwa laporan kuliah kerja Praktek ini

k dalam teknik penulisannya maupun materi serta pembahasanya, keterbatasan pengetahuaan dan pengalaman penulis. Oleh

saran yang membangun akan senantiasa penulis berarti sehingga diharapkan dalam penyusunan kar lebih baik.

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil, laporan ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Komputer Indonesia (UNIKOM).

panjatkan kehadirat Allah Shalawat dan salam manusia, Muhammad SAW

Kuliah Kerja Praktek yang

Pencatatan Kargo Udara

merupakan salah satu menyelesaikan Program Studi Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Praktek ini masih terdapat serta pembahasanya, enulis. Oleh karena itu,

enulis terima sebagai unan karya tulis yang

terima kasih pada semua maupun materil, sehingga

ma kasih kepada:


(57)

iii

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ony Widilestraningtyas, S.E.,M.Si., selaku dosen wali kelas yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing penulis yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. 6. PT. Garuda Indonesia, Bandung yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan kerja praktek.

7. Bapak Armada selaku finance managerPT. Garuda Indonesia.

8. Bapak M. Bayu, Ibu Indri dan Ibu Maya selaku accounting divission yang telah memberikan bimbingan dan data-data yang bersangkutan dengan kargo udara.

9. Kedua orang tua yang selalu memberikan support baik moril dan materil serta kasih sayang yang tiada henti.Gomawo omma, appa..

10. Rika onni, Hilman oppa, dan uri dongsaeng; Riki, Resa dan Iqbal. Sarangahaeyo!

11. Naui chinhan chingu; itassi, hye gun dan hyo sun. Uri hamke hanguk kajajulle?!

12. Rini dongsaeng yang selama ini telah berbagi dan merawat onni-mu ini. HIMNAEYAJI!!


(58)

iv persatu ucapan terima kasih.

Bandung, Desember 2010

Penulis

Rima Rismayanti 21107129


(1)

TINJAUAN ATA

PENCATATA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PERHITUNGAN DA

PENCATATAN KARGO UDARA

PT. GARUDA INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : RIMA RISMAYANTI

21107129

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2010


(2)

DAFTAR PUSTAKA

K. Martono. 2007. Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Markus. I. Willy, et.al. 2005. Kamus Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Arkola.

Hamdani. 2003. Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Import. Yayasan Bina Usaha Niaga Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kargo


(3)

69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Rima Rismayanti Nomor Induk Mahasiswa : 21107129

Tempat/Tanggal Lahir : Subang, 11 Juli 1987 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 26 A Dipatiukur

DATA PENDIDIKAN

Tahun 1993-1994 : TK. PGRI Cisalak Tahun 1994-2000 : SDN 3 Cisalak Tahun 2000-2003 : SMPN 1 Cisalak Tahun 2003-2006 : SMAN 1 Subang

Tahun 2007-sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

AKTIVITAS LAIN


(4)

Alhamdulillah, segala SWT yang telah memberikan senantiasa tercurah pada sehingga kita menjadi

Akhirnya penulis berjudul ”Tinjauan Atas PT. Garuda Indonesia syarat kelulusan Mata

Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari

kekurangan baik dalam mengingat keterbatas kritik dan saran yang masukan yang berarti lainnya dapat lebih baik.

Pada kesempatan

pihak yang telah memberikan

laporan ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan teri

1. Dr. Ir. Eddy

Komputer Indonesia

ii

lillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat telah memberikan rahmat dan anugrah-Nya. Shalawat tercurah pada revolusioner peradaban manusia, Muhamm sehingga kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan.

enulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja ”Tinjauan Atas Prosedur Perhitungan dan Pencatatan

Indonesia” tepat pada waktunya. Laporan ini merupak

ata Kuliah Kerja Praktek dalam menyelesaikan

Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. menyadari bahwa laporan kuliah kerja Praktek ini

k dalam teknik penulisannya maupun materi serta pembahasanya, keterbatasan pengetahuaan dan pengalaman penulis. Oleh

saran yang membangun akan senantiasa penulis berarti sehingga diharapkan dalam penyusunan kar lebih baik.

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil, laporan ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor

Komputer Indonesia (UNIKOM).

panjatkan kehadirat Allah Shalawat dan salam manusia, Muhammad SAW

Kuliah Kerja Praktek yang Pencatatan Kargo Udara merupakan salah satu menyelesaikan Program Studi Akuntansi Jenjang Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Praktek ini masih terdapat serta pembahasanya, enulis. Oleh karena itu,

enulis terima sebagai unan karya tulis yang

terima kasih pada semua maupun materil, sehingga

ma kasih kepada:


(5)

iii

2. Prof. Dr. Ummi Narimawati, Dra.SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Angadini, S.E.M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ony Widilestraningtyas, S.E.,M.Si., selaku dosen wali kelas yang telah

banyak memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing penulis

yang telah sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. PT. Garuda Indonesia, Bandung yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan kerja praktek.

7. Bapak Armada selaku finance managerPT. Garuda Indonesia.

8. Bapak M. Bayu, Ibu Indri dan Ibu Maya selaku accounting divission

yang telah memberikan bimbingan dan data-data yang bersangkutan dengan kargo udara.

9. Kedua orang tua yang selalu memberikan support baik moril dan materil serta kasih sayang yang tiada henti.Gomawo omma, appa..

10. Rika onni, Hilman oppa, dan uri dongsaeng; Riki, Resa dan Iqbal. Sarangahaeyo!

11. Naui chinhan chingu; itassi, hye gun dan hyo sun. Uri hamke hanguk kajajulle?!

12. Rini dongsaeng yang selama ini telah berbagi dan merawat onni-mu ini. HIMNAEYAJI!!


(6)

iv persatu ucapan terima kasih.

Bandung, Desember 2010

Penulis

Rima Rismayanti 21107129